Share

558. Part 16

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 01:01:04

Peri Malam melihat pukulannya nyasar ke sebongkah batu dan batu itu menjadi terbelah tiga bagian. Selendang Maut melihat tenaga dalam yang keluar dari ujung selendangnya mengenai bongkahan akar pohon kering, dan akar pohon itu menjadi hangus seketika.

Kini keduanya sama-sama di atas pohon beda dahan. Keduanya sama-sama siap lancarkan serangan lagi. Tapi sebelumnya Peri Malam berkata dengan sungging senyum sinisnya. "Kulunakkan pukulanku, karena aku masih memberimu kesempatan untuk berpikir dalam menghadapiku. Sekali lagi kuingatkan, aku bukan lawan tandingmu, Selendang Maut!"

"Kupikir memang benar, aku bukan lawan tandingmu. Karena kau merasa tak akan bisa mengungguli ilmuku, sehingga kau hanya bisa berkoar-koar seperti itu sejak dulu!"

Hinaan balik itu membuat hati Peri Malam makin menggeram. Tapi hatinya berkata. "Memang kuakui dia punya ilmu lumayan tinggi. Kalau pertarungan ini kulakukan sekarang juga, aku atau dia yang kalah, dan hal itu akan menguntungkan

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   559. Part 17

    Selendang Maut tarik napas panjang, lalu berkata. "Seingatku sudah dua kali kita bentrok gara-gara lelaki dan cinta.""Apakah menurutmu kita ini perempuan-perempuan bodoh? Apakah menurutmu kita ini wanita yang dungu, yang mau diperbudak oleh ketampanan seorang lelaki sehingga mau-maunya bertaruh nyawa untuk mendapatkannya?""Mungkin juga," Jawab Selendang Maut kecil sekali. Tangannya masih memainkan daun-daun pohon yang dicabut-cabut tepiannya."Apakah menurutmu, seorang perempuan mempertaruhkan nyawa untuk seorang lelaki itu adalah tindakan yang keliru?""Tergantung lelakinya," Jawab Selendang Maut."Kalau lelakinya punya cinta dan kesetiaan kepada kita, nyawa yang dipertaruhkan adalah suatu kemuliaan yang tinggi dari seorang wanita.""Tapi jika ternyata Pendekar Kera Sakti tidak mencintai satu di antara kita, apakah kita harus tetap bertaruhkan nyawa, saling bertarung dan saling berusaha membunuh?""Itu yang kupikirkan sejak tadi, P

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Pendekar Kera Sakti   560. Part 18

    "Tapi di tanganmu mereka mati, Bangsat!" Bentak Selendang Maut. Rupanya ia semakin terpancing dendam kesumatnya hingga bergegas untuk melepas kain selendang pusakanya."Tahan...!"Peri Malam mencoba menengahi perselisihan itu dengan maju satu tindak berada di antara Perawan Sesat dan Selendang Maut. Peri Malam pun ucapkan kata. "Kalau kalian berdua punya perhitungan pribadi, lakukan perhitungan itu setelah kita selesaikan masalah Baraka!"Perawan Sesat tarik napas sesaat, lalu berkata dengan suara serak. "Aku tak keberatan kalau memang kau ngotot ingin nuntut balas padaku, Selendang Maut! Aku siap menghadapimu kapan saja! Tapi jangan salahkan diriku jika kau harus kehilangan kepalamu!"Selendang Maut menggeram. Matanya menyipit benci saat ia ucapkan kata. "Kalau bukan karena tujuan yang sama, sudah kuhancurkan mulut busukmu itu, Perawan Sesat!"Peri Malam menyahut. "Hancurkan nanti saja!"Akhirnya Selendang Maut kendurkan ketegangannya. Mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-16
  • Pendekar Kera Sakti   561. ASMARA DI UJUNG PEDANG

    GEMERISIK dedaunan bambu dihembus angin siang. Gemerisik itu masuk ke telinga Pendekar Kera Sakti ibarat musik penghantar duka. Gundukan tanah di depannya masih dipandangi dengan wajah duka. Gundukan tanah itu adalah kuburan bagi si pelayan setia gurunya. Baraka memberi nama pada kayu patok kuburan itu dengan tulisan besar. Sugiri. Di bawahnya ada tulisan kecil yang berbunyi. Lahir tak diketahui, mati pun tak diketahui."Kalau saja aku tidak terbujuk oleh anggapan tentang Hyun Jelita di Bukit Garinda, Paman Sugiri tak akan mati di sana. Kasihan Paman Sugiri, ia mati hanya untuk membela diriku yang tak berharga ini. Mudah-mudahan arwahnya diterima di sisi Dewata," Kata hati Pendekar Kera Sakti yang segera bergegas bangkit dari kesedihan. Ia tak berlarut-larut tenggelam dalam perasaan duka atas kematian Pujangga Kramat.Baraka memakamkan jenazah Pujangga Kramat di Bukit Kayangan, tak jauh dari pancuran air yang menjadi pintu masuk menuju persinggahan Setan Bodong. Sayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   562. Part 2

    Betari Ayu tak menjawab. Ia alihkan pembicaraan itu sambil sekali lagi sodorkan cincin tersebut."Terimalah cincin ini. Kau yang berhak memiliki. Bukan aku! Karena kaulah yang punya tugas mengambil dua pusaka di dasar telaga tersebut, yaitu Pusaka Air Mata Malaikat dan Pusaka Cincin Manik Bidari ini.""Mengapa Nyai tidak memilikinya saja, atau membawanya lari?""Bukan sifatku menjadi pencuri, Baraka."Senyum Baraka melebar, bahkan berubah menjadi tawa yang mirip orang menggumam. Tawanya itu pun bagaikan memancarkan daya tarik tersendiri bagi hati yang sudah berbunga indah itu. Ketika Pendekar Kera Sakti menerima cincin itu, tangan Betari Ayu dipegangnya dengan lembut.Betari Ayu menatap dan merasakan aliran hawa hangat di sekujur tubuhnya. Ia segera bertanya dalam nada bisik. "Baraka, apa yang kau salurkan ke dalam tubuhku?""Kasih sayang," Bisik Baraka membalas."Apa maksudnya kasih sayang?""Sampai kapan pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   563. Part 3

    Di balik air terjun itu ada pintu gua.Slaap...!Baraka masuk ke dalam gua dan segera meletakkan Nyai Betari Ayu di atas pembaringan tak berkaki. Pembaringan itu dulu bekas tempat tidur Baraka selama menjadi murid Setan Bodong.Pendekar Kera Sakti segera menggenggam telapak kaki Nyai Betari Ayu, lalu ia menggumam sendiri. "Hmmm... masih sedikit hangat!"Dengan satu sentakan tangan kanannya, jari tengah Baraka mengeras lurus dan dari ujung jari itu melesat sinar putih bening seperti kaca. Sinar itu menghantam pertengahan dada Nyai Betari Ayu.Clapp...! Dess...!Lebih dari lima helaan napas sinar bening mirip kaca itu dibiarkan menghantam punggung Nyai Betari Ayu. Beberapa saat kemudian, tampak kulit tubuh yang terluka itu bergerak-gerak. Dari berubah warnanya sampai gerakannya membentuk kesatuan seperti semula.Baraka merasa lega. Itu pertanda jiwa Betari Ayu bisa tertolong, tinggal menunggu kesembuhan berikutnya. Andaikata Pendekar Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Kera Sakti   564. Part 4

    "O, jadi kaulah murid tersisa dari Iblis Pulau Bangkai?!""Ya. Dan bagaimana jika murid bertemu murid untuk membereskan hutang gurunya, hah?! Setelah kubereskan muridnya, segera akan kubereskan gurunya! Biar sama-sama meratap di dasar neraka!" Geram Nagadipa dengan matanya yang menampakkan kebengisan.Sepertinya ia sangat tak sabar ingin segera merobek-robek tubuh Pendekar Kera Sakti dengan kuku-kukunya yang panjang dan runcing itu.Setan Bodong memang pernah bercerita kepada Baraka tentang pertarungannya dengan Iblis Pulau Bangkai. Juga, cerita tentang murid Iblis Pulau Bangkai yang masih penasaran menuntut balas atas kematian gurunya. Tapi seingat Baraka, Setan Bodong menceritakan tentang murid Iblis Pulau Bangkai yang bernama Nagadipa itu sebagai pemuda yang tampan dan menawan.Hati Pendekar Kera Sakti sempat ragu melihat penampilan pak tua yang mengaku sebagai Nagadipa itu. Mulanya Baraka menganggap orang itu hanya mengaku-ngaku saja sebagai Nagadipa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pendekar Kera Sakti   565. Part 5

    "Aku sudah siap menghadapi kalian berdua!""O, tak perlu berdua. Cukup aku saja yang membereskan dirimu. Biar istriku jadi penonton yang baik!""Majulah, Nagadipa. Tapi aku tak tanggung jika istrimu kecewa melihat polahmu seperti anak kecil!""Bocah tak tahu diuntung!" Geram Nagadipa."Hiaaat...!"Cepat sekali tangan Nagadipa bergerak berkelebat depan seperti orang melemparkan pasir ke atas. Dan pada saat itu, Pendekar Kera Sakti segera bersalto mundur satu kali, karena ia merasakan akan datangnya gelombang panas yang hampir menyambar tubuhnya.Dengan bersalto ke belakang satu kali, semburan gelombang panas itu terhindar darinya. Melesat mengenai sebatang dahan pohon, dan dahan itu tiba-tiba menjadi kering dalam sekejap. Putri Alam Baka kelihatan kagum dan bangga melihat serangan itu walaupun meleset, ia berkata kepada Nagadipa. "Desak terus dia. Jangan kasih kesempatan sedikit pun!"Baru saja diam mulut Putri Alam Baka, tiba-tiba Bar

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pendekar Kera Sakti   566. Part 6

    Beberapa saat kemudian, badai menjadi reda. Sedikit demi sedikit kabut hitam di angkasa itu menyisih, cahaya matahari kembali tampak menyinari bumi.Suara gemuruh gaduh pun mulai reda. Baraka berdiri dengan mata terbelalak tak berkedip. Ia sama sekali tak menyangka kalau kibasan Suling Naga Krishna-nya dengan kekuatan penuh menjadi sedemikian dahsyat dan mengerikan.Bumi seperti habis dilanda kiamat setempat. Bahkan Baraka melihat tanah yang longsor pada sebuah lereng. Ada yang terbongkah dari keadaan aslinya. Batu-batu yang semula terpendam di tanah dan hanya muncul di permukaan sedikit itu juga ada yang terpental keluar dan menggelinding jauh dari tempat awalnya. Entah berapa yang tumbang dan rusak berat akibat badai dahsyat tadi. Bahkan pohon besar pun sampai sekarang masih meliuk dan tak bisa kembali tegak dari posisinya semula."A.. Apa yang terjadi? Oh, mengerikan sekali?! Lantas bagaimana nasib Nagadipa dan Putri Alam Baka...?! Di mana mereka?!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1050. Part 8

    Baraka kerutkan dahi, karena merasa asing dengan nama tersebut. Gadis berkepang dua yang punya tahi lalat kecil di sudut mata kirinya itu hanya mencibir sinis melihat keheranan Baraka."Aku tidak kenal dengan nama itu.""Bohong!""Aku berani bersumpah. Justru kalau kau mau, tolong jelaskan siapa orang berjuluk Iblis Raja Naga itu?""Tentu saja orang yang mempunyai Pedang Raja Naga!""Aku tidak tahu siapa pemilik pedang tersebut, Nona."Gadis itu diam. Tangannya membersihkan tanah yang melekat di pakaian hijau cerahnya itu. Sambil menepiskan tanah-tanah dari pakaiannya, matanya memandang tajam penuh selidik. Dari ujung rambut Baraka diperhatikan sampai ke bagian kakinya. Baraka tetap kalem. Bahkan ia sempat menggaruk kepalanya. Kesannya menganggap ringan kepada gadis yang sedang cemberut itu."Baiklah, Nona," kata Baraka, "Kalau kau tak mau jelaskan apa sebab kau menangis dan apa hubungannya dengan Iblis Raja Naga, aku akan teruskan la

  • Pendekar Kera Sakti   1049. Part 7

    Ternyata harapan Baraka terkabul. Ia berhasil bertemu dengan kakek penyerang Wiratmoko. Mata Baraka memperhatikan dengan seksama. Kakek itu mengenakan jubah putih lusuh dan menggenggam tongkat berkelokkelok seperti seekor ular warnanya hitam. Rambutnya yang panjang sepunggung tidak diikat apa pun, sehingga hembusan angin memainkan rambut itu, menyingkap dan menutup sebagian wajahnya. Kakek kurus itu mempunyai sapasang mata yang cekung dan tubuh yang kurus. Namun sorot pandangan matanya itu bagai mempunyai kekuatan yang membuat lawan atau orang lain menjadi segan kepadanya. Baraka pun merasa demikian, namun ia memaksakan diri untuk tetap berdiri menghadang kakek tersebut."Maaf, Pak Tua...." sapa Baraka dengan sopan, "Aku terpaksa menghentikan langkahmu. Ada sesuatu yang ingin kuketahui darimu dan membuatku sangat ingin tahu."Kakek berambut panjang itu berkata, "Menyingkirlah, Murid Setan Bodong. Jangan campuri urusanku!"Baraka terkejut mendengar kakek itu meng

  • Pendekar Kera Sakti   1048. Part 6

    Setelah keduanya menyalurkan hawa murni dalam tubuh masing-masing, rasa sakit yang mereka alami pun mulai reda. Napas mereka yang terengah-engah menjadi tenang kembali. Tapi kedua mata mereka masih saling beradu pandang dengan sama-sama tajamnya."Aku tak akan membiarkan kau lolos, Tandak Ayu. Sebelum ku peroleh benda itu darimu, akan kusiksa dirimu dengan jurus 'Pembakar Jantung'-ku nanti!""Persetan dengan anggapanmu! Aku bukan Tandak Ayu!""Omong kosong! kau pasti Tandak Ayu yang merubah diri menjadi wujud lain!""O, kurasa kau benar-benar salah anggapan. Perlu kuluruskan. Aku bukan Tandak Ayu. Namaku adalah Kirana, murid Nyai Punding Sunyi dari Perguruan Mawar Seruni!"Citradani diam sebentar, mulai merenungi kemungkinan salah pahamnya. Wajah Kirana diperhatikan baik-baik dengan hati dililit kebimbangan. Sementara itu, Kirana sendiri segera ajukan tanya kepada Citradani."Sebutkan siapa dirimu, supaya kesalahpahaman ini tidak merenggut n

  • Pendekar Kera Sakti   1047. Part 5

    Kelinci putih itu melompat di balik karang. Citradani segera menghantamkan pukulan jarak jauhnya bercahaya merah.Wuuut...!Blaaar...!Karang hancur seketika menjadi serbuk warna merah membara dan panas. Kelinci itu hilang. Entah kemana perginya.Citradani mencari kebingungan. Hatinya kian panas, dadanya ingin meledak karena kehilangan lawannya. Ia hanya bisa menggerutu, "Kurang ajar! Dia pasti berubah menjadi undur-undur!"Sambil mengorek-ngorek tanah berpasir mencari undur-undur jelmaan Tandak Ayu, Citradani bertanya-tanya dalam hatinya, "Bagaimana mungkin kalung itu bisa ada di tangannya? Apakah ia berhasil merebut kalung itu dari si tampan berhati iblis itu? Semudah itu kah Tandak Ayu mampu merebutnya"Padahal aku tahu persis ilmu si Tandak Ayu tidak seberapa tinggi. Sekalipun ia murid Nyai Demang Ronggeng yang kesohor dengan ilmu 'Tarian Mayat'-nya, tapi aku yakin ia belum mewarisi ilmu itu. Nyai Demang Ronggeng tak akan semudah itu men

  • Pendekar Kera Sakti   1046. Part 4

    "Nama yang sederhana, tapi mudah diingat, mudah pula dihilangkan dari ingatan," kata Wiratmoko bernada angkuh."Apakah kau tersesat di hutan ini?""Tidak semata-mata tersesat.""Ha, ha, ha, ha...," Wiratmoko tertawa melecehkan. "Jangan menutupi kebodohanmu. Baraka. Aku tahu kau benar-benar tersesat. Buktinya kau tidak mengetahui bahwa tanah yang kau lalui tadi adalah permukaan sebuah lubang maut yang bernama Sumur Tembus Jagat."Baraka berkerut dahi, matanya memandang ke arah tanaman rambat yang tadi dilaluinya. Ia baru tahu bahwa lubang itu adalah Sumur Tembus Jagat. Tapi ia tak paham apa artinya."Sumur Tembus Jagat ini termasuk sumur tanpa dasar. Jika seseorang masuk ke dalamnya ia tak akan bisa ditemukan lagi. Mungkin mati di pertengahan lorong sumur atau terbuang ke sisi belahan bumi lainnya. Yang jelas tak akan ada orang bisa selamat dari maut yang ada di Sumur Tembus Jagat itu. Beruntung sekali kau mempunyai ilmu peringan tubuh cukup tinggi,

  • Pendekar Kera Sakti   1045. Part 3

    Sebuah senjata rahasia telah terselip di antara jemari Baraka. Citradani terperanjat dan segera menyadari apa sebenarnya yang dilakukan oleh Baraka. Ternyata Pendekar Kera Sakti baru saja menyelamatkan jiwa Citradani dari ancaman senjata rahasia yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat yang tersembunyi. Senjata rahasia itu berupa sepotong bulu landak yang tajam dan beracun ganas. Jika tangan Baraka tidak menutup ujung bukit dada Citradani maka senjata rahasia itu yang akan menancap di sana. Tapi dengan gerakan tangan Baraka menutup ujung bukit dada Citradani, maka senjata rahasia itu hanya terselip di sela jari Baraka dan dijepit kuat agar tak menyentuh kulit dada gadis itu."Kau mengenal siapa pemilik senjata ini?" tanya Baraka."Tidak. Tapi aku melihat sekelebat bayangan lari ke sana. Aku akan mengejarnya!""Tunggu dulu, aku akan...."Wuuusss...!Citradani sudah melesat lebih dulu sebelum Baraka selesai bicara. Kecepatan gerakannya yang menyer

  • Pendekar Kera Sakti   1044. Part 2

    Brrug...!Jaraknya hanya empat langkah dari tempat Pendekar Kera Sakti berdiri. Kalau saja Baraka mau menyerangnya, itu bukan pekerjaan yang sulit. Tapi ternyata Baraka tidak mau memberikan serangan balasan. Ia hanya melangkah satu tindak lagi dan si gadis buru-buru bangkit dari kejatuhannya. Kuda-kuda terpasang lagi, mata semakin tajam, napas kian menderu."Tulangku terasa ngilu semua," pikir gadis itu. "Kekuatan apa yang ada pada senjata itu, sehingga tenaga dalamku menjadi berbalik menyerangku? Rupanya pemuda ini bukan manusia hutan sembarangan. Aku tak boleh menganggap remeh kepadanya. Hmmm... tapi ketampanannya membuat keberanianku sempat susut beberapa kali. Kurang ajar! Persetan dengan ketampanan itu. Aku harus bisa melupakannya kalau tak ingin mati di ujung senjatanya itu!""Tahan seranganmu, Nona," kata Baraka dengan kalem. "Aku bukan musuhmu. Toh aku telah melepaskanmu dan tak jadi menyantapmu," tambah Baraka karena ia yakin gadis itu jelmaan dari keli

  • Pendekar Kera Sakti   1043. IBLIS RAJA NAGA

    SEKELEBAT bayangan melintasi hutan di kaki bukit. Orang mengenal bukit itu dengan nama Bukit Mata Langit. Tak ada orang yang berani melintasi hutan di Bukit Mata Langit itu, karena mereka takut terperosok ke sebuah lubang yang amat dalam. Lubang itu tertutup oleh tanaman rambat sehingga tidak mudah diketahui oleh siapa pun. Tanaman rambat yang menutup rapat lubang tersebut seolah-olah berguna sebagai tanaman penjebak. Kelihatannya tempat itu datar dan bertanaman rambat biasa, tapi sebenarnya di bawah tanaman rambat itu terdapat lubang besar yang mengerikan. Lubang itu dikenal orang dengan nama Sumur Tembus Jagat.Hanya orang-orang yang tersesat saja yang berani masuk dan melintasi hutan Bukit Mata Langit itu. Salah satu orang yang tersesat adalah pemuda berpakaian keemasan. Pemuda itu mempunyai ketampanan menghebohkan kaum wanita. Di kedua pergelangan tangannya, tampak barisan gelang yang juga berwarna keemasan. Sebuah rajah naga emas melingkar juga tampak terlihat jelas dipu

  • Pendekar Kera Sakti   1042. Part 17

    Kini pedang emas sudah ada di tangan Baraka. Dan tubuh Rangka Cula yang terkena jurus 'Yudha' itu menjadi terpotong-potong dengan sendirinya setiap ruasnya, sampai terakhir kepalanya jatuh ke tanah dalam keadaan sudah tidak sempurna lagi.Brukk...!Tubuh Rangka Cula rubuh dalam keadaan paha dan lutut sudah terpisah. Dan itulah kehebatan jurus 'Yudha', yang menjadi satu dengan jurus 'Manggala', pemberian dari seorang ratu di alam gaib, yaitu Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi."Baraka...! Kau berhasil...!" teriak Kirana dengan girangnya, ia segera memeluk Pendekar Kera Sakti yang sudah memegangi pedang emas bersama sarungnya. Yang lain pun tersenyum merasa lega bercampur kagum. Terutama Ratna Prawitasari, tak henti-hentinya ia tersenyum memandangi kehebatan Baraka, tak henti-hentinya ia terkesima memandangi ketampanan Baraka, hingga lupa berkedip sejak tadi.Namun, kegembiraan itu segera susut setelah mereka mendengar suara ringkik kuda. Mata mereka berpaling ke

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status