Share

558. Part 16

Peri Malam melihat pukulannya nyasar ke sebongkah batu dan batu itu menjadi terbelah tiga bagian. Selendang Maut melihat tenaga dalam yang keluar dari ujung selendangnya mengenai bongkahan akar pohon kering, dan akar pohon itu menjadi hangus seketika.

Kini keduanya sama-sama di atas pohon beda dahan. Keduanya sama-sama siap lancarkan serangan lagi. Tapi sebelumnya Peri Malam berkata dengan sungging senyum sinisnya. "Kulunakkan pukulanku, karena aku masih memberimu kesempatan untuk berpikir dalam menghadapiku. Sekali lagi kuingatkan, aku bukan lawan tandingmu, Selendang Maut!"

"Kupikir memang benar, aku bukan lawan tandingmu. Karena kau merasa tak akan bisa mengungguli ilmuku, sehingga kau hanya bisa berkoar-koar seperti itu sejak dulu!"

Hinaan balik itu membuat hati Peri Malam makin menggeram. Tapi hatinya berkata. "Memang kuakui dia punya ilmu lumayan tinggi. Kalau pertarungan ini kulakukan sekarang juga, aku atau dia yang kalah, dan hal itu akan menguntungkan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status