Share

552. Part 10

last update Last Updated: 2024-10-14 01:01:27

"Tapi kita tidak punya urusan dengan penguasa Pulau Hantu itu!" Kata Maharani sambil ikuti langkah Putri Alam Baka dan lompati mayat Pujangga Kramat.

"Tak peduli apa urusan mereka mengamuk di sini, tugas kita adalah hancurkan mereka jika perlu tanpa sisa sedikit pun!"

Selendang Maut sedang terpojok di salah satu bangunan seperti barak, ia menghadapi tiga lawannya yang bersenjata tombak semua. Selendangnya berkelebat cepat bagaikan kilat, menyambar ke sana-sini, dan akhirnya tiga lawannya itu pun tumbang tak berkutik lagi. Baru saja ia hendak lentingkan tubuh menuju ke arah Peri Malam yang dikeroyok oleh lima lawan itu, tiba-tiba sesosok tubuh meluncur turun dari atap barak. Jleeg...! Orang itu berdiri di depan Selendang Maut dengan mata memandang tajam.

"Nyai...?!" Sentak Selendang Maut. Ia terkejut sekali memandang orang yang muncul di depan itu. Sekejap ia tak bisa bicara.

Orang yang ada di depannya itu cepat ulurkan tangan dan berkata. "Serahkan pedang

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   553. Part 11

    Ia pun menahan tenaga dalamnya agar tidak mudah terlepas sebelum cincin itu diarahkan pada sasarannya. Nyai Betari Ayu tenangkan diri dan tetap bisu sebelum kedua lawannya bergerak.Mata Betari Ayu tak pernah lepas dari gerak kewaspadaan. Karenanya, ketika Maharani tebarkan kipasnya dalam gerakan kecil, Betari Ayu cepat hadangkan tangan kiri ke depan untuk menahan pukulan jarak jauh yang dilepas kan secara diam-diam itu.Deeb...!Pukulan itu bisa tertahan. Maharani mundur setindak karena tersentak. Tapi dari cincin di tangan kirinya melesat sinar menyilaukan ke arah samping secara tak sengaja. Sinar itu mengenai seorang lawan yang sedang berhadapan dengan Selendang Maut.Melihat kilatan sinar menyilaukan dari cincin itu, maka Maharani dan Putri Alam Baka terbelalak seketika. Karena mereka melihat ada satu orang lagi yang rubuh dalam keadaan tubuh bolong karena terkena tembusan sinar putih menyilaukan itu.Orang yang rubuh dan menjadi korban kedua a

    Last Updated : 2024-10-14
  • Pendekar Kera Sakti   554. Part 12

    Entah mereka bersembunyi atau melarikan diri, yang jelas suasana di situ kembali sepi. Hanya langkah-langkah kaki Selendang Maut dan Peri Malam saja yang tampak melesat ke sana-sini mencari lawan yang perlu ditumbangkan.Peri Malam terluka di lengan sisi kirinya. Darah mengucur dari luka senjata tajam. Tapi ia tidak menghiraukan. Justru semangatnya kian bertambah.Selendang Maut terluka di dada kiri. Biru lebam dada itu. Tapi agaknya ia juga tidak menghiraukan lukanya, ia masih tetap memburu mangsa yang perlu ditumbangkan dengan selendang pusakanya.Suasana lenggang menimbulkan suara langkah jelas dari bangsal pertemuan sebuah pedang disambarnya dan berdenting memecah sepi. Kedua wajah cepat berpaling ke arah suara itu.Peri Malam dan Selendang Maut sama siapnya menghadapi serangan dari arah itu. Tapi ternyata yang muncul adalah Nyai Betari Ayu dengan mata bergerak liar mencari lawannya.Ketika mata itu bertatap pandang dengan mata Peri Malam dan S

    Last Updated : 2024-10-14
  • Pendekar Kera Sakti   555. Part 13

    Cepat-cepat ia lompatkan tubuh dan bersalto dua kali. Tubuh Nyai Lembah Asmara mendahului gerakan Pendekar Kera Sakti yang meluncur ke bawah tebing. Sebatang ranting kering dipakai berpijak kaki Nyai Lembah Asmara. Ranting itu seharusnya patah, tapi karena ilmu peringan tubuh yang digunakan Nyai Lembah Asmara cukup tinggi, sehingga ia bisa berdiri dengan tenang di atas ranting kering yang besarnya dua kali ukuran lidi.Tubuh Pendekar Kera Sakti yang meluncur ke bawah itu ditangkap oleh kedua tangan Nyai Lembah Asmara. Andai tidak, tubuh Pendekar Kera Sakti akan jatuh ke jurang yang cukup dalam. Mungkin juga Baraka akan mati dihujam bambu-bambu runcing yang sengaja dipasang oleh Nyai Lembah Asmara sebagai jebakan para musuh yang hendak menyerangnya dari atas bukit.Sentakan halus kaki Nyai Lembah Asmara segera membuat tubuhnya melesat ke atas sambil menopang tubuh Baraka. Kini, ia berhasil membawa Pendekar Kera Sakti ke tanah sedikit datar dan aman dari bahaya kemiringa

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pendekar Kera Sakti   556. Part 14

    "Lekaslah naik sebelum aku sempat jatuh, Nyai!"Takut Pendekar Kera Sakti jatuh, Nyai Lembah Asmara pun segera melompat menyongsong gerakan tubuh Pendekar Kera Sakti yang mulai limbung ke depan. Tangan Pendekar Kera Sakti bergerak-gerak mencari keseimbangan sambil berseru. "Eee, eh eh eh...!""Awas, Baraka...!"Nyai Lembah Asmara makin berseru cemas. Ketika tubuhnya mendekati Pendekar Kera Sakti, tiba-tiba Baraka jatuh ke depan. Tangannya bergerak-gerak bagai ingin mencari pegangan."Waaaoow...!"Baraka berteriak dalam nada kegirangan. Tubuhnya beradu dengan tubuh Nyai Lembah Asmara di udara. Tangan Baraka cepat bergerak dan mengenai dada Nyai Lembah Asmara.Plak plak plak...!Lalu, Nyai Lembah Asmara tersentak ke belakang dalam keadaan terbang, Baraka jatuh ke bawah dalam keadaan terguling dua kali. Ia jatuh terduduk sambil mengerang kesakitan memegangi pinggangnya."Aduh. sakitnya punggungku...!" Rintihnya pelan.Tetap

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pendekar Kera Sakti   557. Part 15

    Betari Ayu sempat kaget dan punya perasaan tak suka mendengarnya. Ia palingkan wajah dan cemberut. Pendekar Kera Sakti tertawa terkekeh-kekeh. Tapi tawanya menjadi hilang ketika ia melihat jari tengah tangan kanan Betari Ayu mengenakan cincin bermata putih berlian. Pendekar Kera Sakti terbayang penuturan dari gurunya tentang ciri-ciri Cincin Manik Bidari. Dan, saat itulah mata Pendekar Kera Sakti terbelalak melihat Cincin Manik Bidari ada di tangan Nyai Betari Ayu."Haruskah aku bertarung dengannya merebut cincin itu?!" Pikir Pendekar Kera Sakti dengan hati gundah gulana.-o0o-SUARA DERU yang timbul dari hembusan angin itu menandakan di tengah samudera telah terjadi badai lautan yang melemparkan gulungan-gulungan ombak. Ketika sampai di tepi pantai, gulungan ombak itu sudah menjadi anak ombak. Tak begitu besar, namun cukup kuat berdebur menghantam bebatuan ataupun tebing karang. Hembusan angin laut yang masih terasa kencang itu menerpa dua waj

    Last Updated : 2024-10-15
  • Pendekar Kera Sakti   558. Part 16

    Peri Malam melihat pukulannya nyasar ke sebongkah batu dan batu itu menjadi terbelah tiga bagian. Selendang Maut melihat tenaga dalam yang keluar dari ujung selendangnya mengenai bongkahan akar pohon kering, dan akar pohon itu menjadi hangus seketika.Kini keduanya sama-sama di atas pohon beda dahan. Keduanya sama-sama siap lancarkan serangan lagi. Tapi sebelumnya Peri Malam berkata dengan sungging senyum sinisnya. "Kulunakkan pukulanku, karena aku masih memberimu kesempatan untuk berpikir dalam menghadapiku. Sekali lagi kuingatkan, aku bukan lawan tandingmu, Selendang Maut!""Kupikir memang benar, aku bukan lawan tandingmu. Karena kau merasa tak akan bisa mengungguli ilmuku, sehingga kau hanya bisa berkoar-koar seperti itu sejak dulu!"Hinaan balik itu membuat hati Peri Malam makin menggeram. Tapi hatinya berkata. "Memang kuakui dia punya ilmu lumayan tinggi. Kalau pertarungan ini kulakukan sekarang juga, aku atau dia yang kalah, dan hal itu akan menguntungkan

    Last Updated : 2024-10-16
  • Pendekar Kera Sakti   559. Part 17

    Selendang Maut tarik napas panjang, lalu berkata. "Seingatku sudah dua kali kita bentrok gara-gara lelaki dan cinta.""Apakah menurutmu kita ini perempuan-perempuan bodoh? Apakah menurutmu kita ini wanita yang dungu, yang mau diperbudak oleh ketampanan seorang lelaki sehingga mau-maunya bertaruh nyawa untuk mendapatkannya?""Mungkin juga," Jawab Selendang Maut kecil sekali. Tangannya masih memainkan daun-daun pohon yang dicabut-cabut tepiannya."Apakah menurutmu, seorang perempuan mempertaruhkan nyawa untuk seorang lelaki itu adalah tindakan yang keliru?""Tergantung lelakinya," Jawab Selendang Maut."Kalau lelakinya punya cinta dan kesetiaan kepada kita, nyawa yang dipertaruhkan adalah suatu kemuliaan yang tinggi dari seorang wanita.""Tapi jika ternyata Pendekar Kera Sakti tidak mencintai satu di antara kita, apakah kita harus tetap bertaruhkan nyawa, saling bertarung dan saling berusaha membunuh?""Itu yang kupikirkan sejak tadi, P

    Last Updated : 2024-10-16
  • Pendekar Kera Sakti   560. Part 18

    "Tapi di tanganmu mereka mati, Bangsat!" Bentak Selendang Maut. Rupanya ia semakin terpancing dendam kesumatnya hingga bergegas untuk melepas kain selendang pusakanya."Tahan...!"Peri Malam mencoba menengahi perselisihan itu dengan maju satu tindak berada di antara Perawan Sesat dan Selendang Maut. Peri Malam pun ucapkan kata. "Kalau kalian berdua punya perhitungan pribadi, lakukan perhitungan itu setelah kita selesaikan masalah Baraka!"Perawan Sesat tarik napas sesaat, lalu berkata dengan suara serak. "Aku tak keberatan kalau memang kau ngotot ingin nuntut balas padaku, Selendang Maut! Aku siap menghadapimu kapan saja! Tapi jangan salahkan diriku jika kau harus kehilangan kepalamu!"Selendang Maut menggeram. Matanya menyipit benci saat ia ucapkan kata. "Kalau bukan karena tujuan yang sama, sudah kuhancurkan mulut busukmu itu, Perawan Sesat!"Peri Malam menyahut. "Hancurkan nanti saja!"Akhirnya Selendang Maut kendurkan ketegangannya. Mata

    Last Updated : 2024-10-16

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1259. RAJA TUMBAL

    MEREKA baru saja mendarat di pantai dengan gunakan sebuah sampan. Tiga wanita berambut cepak, seperti potongan rambut lelaki itu mempunyai paras ayu yang berbeda nilai kecantikannya. Namun ketiganya sama-sama menggiurkan seorang lelaki yang memandang dari sisi kemesuman. Karena ketiganya mempunyai bentuk tubuh nan elok, bak lambaian perawan menunggu pelukan.“Ingat ciri-cirinya!” kata wanita muda yang berpakaian putih bertepian benang emas. “Tampan, rambut poni, pakaian rompi kulit ular emas tanpa lengan, memiliki rajah naga emas melingkar di punggung lengannya”.Si cantik berpakaian putih yang mempunyai pedang di punggung bergagang balutan kain beludru merah itu menyebutkan ciri-ciri seorang pendekar tampan yang tak lain adalah Pendekar Kera Sakti, Baraka.Si cantik berdada seksi dan berkulit kuning langsung memberi isyarat dengan tangan agar kedua gadis seusianya itu bergerak mengikuti langkahnya jauh ke dalam hutan. Sesekali ia berpali

  • Pendekar Kera Sakti   1258. Part 25

    "Bocah bodoh kau! Gurumu saja tak mampu kalahkan aku, apalagi kau yang hanya muridnya!" geram Tengkorak Liar."Mendiang Guru tidak mempunyai ilmu 'Pedang Bintang', tapi aku punya jurus itu dari seorang guru pedang tersohor: Ki Argapura alias si Penggal Jagat! Tentunya kau kenal, Tengkorak Liar!""Persetan dengan Argapura!" geram Tengkorak Liar."Buktikan kehebatannya di depanku! Hiaaah...!"Tengkorak Liar sentakkan kedua tangannya ke depan. Dua larik sinar merah yang melingkar-lingkar pada ujungnya bagaikan mata bor itu melesat ke arah Angin Betina. Kecepatannya amat tinggi, membahayakan sekali bagi Angin Betina. Dihindari akan terlambat, ditangkis akan telat. Untung Baraka selalu siap siaga. Begitu sinar merah itu terlepas, sinar biru berkelok-kelok bagai lidah petirpun keluar dari sentakan kedua tangan Baraka.Claaap...!Jurus 'Cahaya Kilat Biru' warisan Ki Ageng Buana yang biasanya membuat lawan hangus dan keropos itu menghantam sinar mer

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status