Share

514. Part 11

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-01 01:02:17

"Besok, atau lusa, atau malam nanti..., kalau aku tak mampu lagi bertahan dari tuntutan gairah ini, biarkan aku pergi seperti murid-muridku itu, Baraka," Tutur Betari Ayu begitu lirih dan mengharukan.

"Jangan, Nyai," Bisik Baraka yang menempelkan mulutnya di sekitar telinga dan pelipis Betari Ayu.

"Jangan lakukan kebodohan hanya karena nafsu birahi. Kau orang terhormat, kau orang bijak, kau punya sikap dan watak yang dibutuhkan oleh manusia-manusia lain, agar bumi ini tidak dikuasai oleh orang-orang bersifat angkara murka, yang bergolongan hitam, yang sesat dan tidak tahu kehidupan manusiawi."

Betari Ayu bisikkan kata di sela isak tangis.

"Lebih baik aku bertarung dengan tokoh sakti yang berilmu tinggi, daripada harus bertarung melawan nafsu sendiri, Baraka."

"Ya. Memang lawan terberat adalah nafsu diri sendiri. Tetapi seseorang tidak bisa mencapai kesempurnaan dalam pertarungan ini. Setiap orang hanya bisa diwajibkan melawan nafsu pribadinya, kare

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   515. Part 12

    Hatinya membatin. "Nyai Betari Ayu. memang cantik, lembut, dan menggairahkan. Tapi sayang ia bukan Hyun Jelita. Mengapa yang hadir dalam ingatanku hanya wajah Hyun Jelita, bukan wajah Nyai Betari Ayu. Rasa rinduku begitu besar, ingin segera dapat menemukan wanita idaman hatiku yang sering hadir dalam mimpi itu. Tapi di mana aku harus temukan dia? Kalau kutanyakan pada Nyai Betari Ayu apakah pertanyaan itu tidak menyinggung hatinya dan melukai cintanya? Aku tahu, Nyai Betari Ayu cinta sama aku. Tapi Nyai tidak memaksaku untuk membalas. Dia hanya memohon padaku agar aku tidak melarang dirinya untuk tetap mencintaiku sepanjang masa. Ah, perempuan itu sungguh aneh, namun menyenangkan sekali sikapnya."Kala ia duduk di ayunan itu, adalah hari ketujuh ia berada di lingkungan Perguruan Merpati Wingit. Mestinya siang itu ia baringkan tubuh di atas ranjang berlapis kain lembut. Tapi ia lebih suka duduk merenungi perjalanan hidupnya di taman yang berkesan teduh dan damai itu.Ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Pendekar Kera Sakti   516. Part 13

    Wuusss...! Wuusss...!Seekor kelelawar masuk ke dalam gua. Kejap berikutnya, seekor lagi menyusul. Bahkan hampir menyambar kepala Peramal Pikun.Mata tua itu memandang ke langit-langit gua. Tak ada lubang keluar di sana. Yang ada hanya dua kelelawar agak besar menggantung dan mencicit menjelang petang.Peramal Pikun gumamkan kata. "Mati aku kalau begini! Apa mungkin aku harus hidup bersama kampret-kampret ini?!"Lelaki tua berkumis dan alis serba putih itu termenung. Kejap berikutnya ia tersentak, karena tiba-tiba di mulut gua telah berdiri sosok bayangan berambut mekar acak-acakan."Nah, ini dia!" Peramal Pikun ucapkan kata bernada lega.Perempuan berpakaian ketat warna ungu muda itu datang. Pedang bergagang bentuk 'barang keramat' lelaki itu terlihat jelas terselempang di punggungnya. Pedang bergagang dan bersarung dari gading ukuran itu jelas menandakan bukan sembarang pedang.Sisa cahaya sore masih merambah masuk melalui mulut gua

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pendekar Kera Sakti   517. Part 14

    Perawan Sesat tatapkan mata tajam-tajam ke mata cekung Peramal Pikun. Lalu, kejap berikutnya ia ucapkan kata tegas-tegas. "Itu nama guruku!""Ooo... jadi kau muridnya Nyai Lembah Asmara?!""Betul!"Peramal Pikun angguk-anggukkan kepala dalam senyum kemenangan masa lalunya. Tak sadar dia ucapkan kata. "Cantik sekali dia...."Plakkk...!Satu tendangan kaki menampar kena di pipi Peramal Pikun. Cepat ia angkat tongkatnya. Tapi hasrat untuk mengibaskan tongkat ke kepala Perawan Sesat terhenti dan hilang seketika, karena ia ingat, Perawan Sesat murid Nyai Lembah Asmara.Perempuan cantik itu dikenalnya sebagai perempuan berdarah dingin. Musuh tak pernah lolos dari tangannya. Pasti mati sebelum minta ampun.Peramal Pikun ingat, dulu ia pernah terdesak melawan Nyai Lembah Asmara, hampir sepuluh tahun yang lalu. Ilmu Ketua Partai Perempuan Sakti itu cukup tinggi. Menurut ukuran Peramal Pikun, sangat tinggi.Ia dulu hampir mati di tangan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pendekar Kera Sakti   518. Part 15

    Wajah cantik yang sangar sempat bikin gemetar pria muda yang ada di samping kirinya. Pria muda itu pun segera pindah tempat duduk, dan mata Perawan Sesat memperhatikan dengan tajam, berkesan liar dan ganas.Minggirnya pria muda itu, lelaki berikat kepala putih dengan baju merah lusuh menjadi orang terdekat jaraknya dari Perawan Sesat. Kepada lelaki itu Perawan Sesat serukan tanya. "Hei, kau kenal dengan lelaki bernama Baraka?! Kalau kenal, tunjukkan di mana tempatnya. Aku perlu bertemu dengannya!""Hmmm... anu... saya... saya tidak mengenalnya, Nona!""Bodoh!""Iya. Hmmm... memang bodoh saya ini!" Lelaki berbaju merah itu merendahkan diri dengan wajah pucat. Baru disentak dengan kata 'bodoh' saja wajahnya sudah langsung serupa dengan mayat.Arak pesanan disediakan oleh pemilik kedai. Perawan Sesat meneguknya dengan rakus. Dua orang pemuda berseberangan arah dengannya saling berkasak-kusuk."Sayang sekali, cantik-cantik tapi rakus, ya?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Pendekar Kera Sakti   519. Part 16

    "Perempuan ini harus kusingkirkan juga, supaya kelak hubunganku dengan Baraka tak ada yang mengganggu lagi!"Itulah sebabnya dia menguntit Perawan Sesat dan melayani tantangan di atas bukit kapur. Sekalipun kesehatannya belum pulih, Dewi Murka tak pernah merasa gentar beradu tanding dengan Perawan Sesat."Dewi Murka! Tak peduli siapa dirimu, yang jelas kau tahu di mana Baraka! Tunjukkan padaku tempatnya atau kau kutelan habis di bukit ini juga!""Jangan anggap diriku kecil, Perempuan Jabrik! Gunung pun bisa kuhancurkan apalagi kepalamu yang mirip landak itu!""Setan!" Geram Perawan Sesat dengan kedua tangan telah menggenggam kuat-kuat. "Boleh kau berkoar di depan orang lain, tapi jangan sekali-kali berkoar di depan Perawan Sesat!""Berkoar di depanmu sama saja berkoar di depan orang gila! Kenapa harus takut?!" Sambil Dewi Murka tersenyum sinis.Panas hati Perawan Sesat tak bisa dikendalikan lagi. Ia segera menggeram panjang bagaikan seekor m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pendekar Kera Sakti   520. Part 17

    Pemuda yang memiliki senjata kapak Kebo Geni ini tidak lain adalah Manusia Sontoloyo, yang dikenal dengan nama panggilan Dirgo Mukti. Mengapa Dirgo mencari Dewi Murka beberapa hari ini? Itu adalah tugas.Tugas yang turun dan dikeluarkan dari mulut Selendang Maut, Selendang Maut bersedia memberikan kehangatan tubuhnya kepada Dirgo, jika Dirgo Mukti sudah kembali memengal kepala Dewi Murka.Kala itu, pertempuran Selendang Maut dengan Dewi Murka sama-sama mengakibatkan luka dalam di kedua belah pihak. Mereka saling berpisah untuk lakukan pengobatan masing-masing.Selendang Maut bertemu dengan Dirgo, lalu ditolong dari keadaan parahnya, dibawa ke dalam gua tempat tinggal Dirgo, di pesisir pantai Karang Siru.Sebagai lelaki yang normal, Dirgo bisa menilai kecantikan dan kemulusan tubuh Selendang Maut yang tidak jauh berbeda nilainya dengan Peri Malam. Sekalipun hati Dirgo terbakar cinta kepada Peri Malam, namun melihat kemontokan dada Selendang Maut dan daya t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pendekar Kera Sakti   521. Part 18

    "Selagi pingsan kurasa ia tak akan tahu kalau aku telah menikmati tubuhnya," Pikir Dirgo dengan binal. Maka, ia pun bergegas kembali melepas apa saja yang melekat di tubuhnya. Ia kembali bersikap seakan hendak melakukan resapan getar nadi. Tetapi lelaki yang bergelar Manusia Sontoloyo itu mulai dilanda rasa kecewa."Kurang ajar! Dia mengunci kedua pahanya hingga tak bisa dibuka sedikit pun!" Geram Dirgo Mukti.Rupanya ia menjadi penasaran. Dirgo sentakkan tangannya dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam untuk mendorong sesuatu yang berat. Tetapi kedua paha Selendang Maut terkunci rapat, tetap saja tak bisa direnggangkan sedikit pun.Dirgo mencobanya sekali lagi dengan jurus 'Sigar Jambe'. Kedua tangannya merapat pada bagian pergelangan, lalu disentakkan ke depan dengan bergerak membuka tanpa menyentuh paha itu. Tapi ternyata kedua paha tetap merapat kuat. Hanya sedikit terguncang tubuh Selendang Maut, namun tidak membuat terpisah kedua kakinya."Edan!"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Pendekar Kera Sakti   522. Part 19

    "Justru aku yang seharusnya bertanya begitu mau apa kau menghadang langkahku dengan cara begitu?""Mau memastikan dirimu!" Jawab perempuan yang kemudian mengaku bernama Perawan Sesat itu."Apa yang perlu kau pastikan dari diriku, Perawan Sesat?""Apakah benar kau yang bernama Baraka, Pendekar Kera Sakti itu?!""Mengapa kau tanyakan hal itu?""Aku mencarinya.""Untuk apa?""Suatu keperluan penting.""Menyenangkan atau menyusahkan?!""Sangat menyenangkan."Dirgo manggut-manggut dalam senyuman, melangkah ke samping tiga pijak sambil membatin. "Perempuan ini boleh juga. Cantik tapi berkesan liar. Merangsang tapi berkesan angker. Perempuan seperti ini pasti punya gairah besar dalam bercinta. Tubuhnya serba kencang dan itu menunjukkan jaminan kenikmatan yang luar biasa. Perempuan ini jauh lebih menggiurkan dari Selendang Maut atau pun Peri Malam. Hmmm... dia mencari Baraka. Dia punya kepentingan yang menyenangkan. Apaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1257. Part 24

    Blaaar...!Gelombang ledakan menghentak sangat kuat membuat tubuh Pendekar Kera Sakti sebelum sempat mendarat sudah terlempar lagi bagaikan terbuang ke arah belakang.Wuuus...! Brrukk...!Benturan tersebut bukan saja hasilkan gelombang ledakan tinggi, namun juga kerliapan cahaya merah yang lebar dan menyilaukan. Tongkat itu sendiri pecah dan terpotong-potong tidak beraturan. Pandangan mata Baraka menjadi gelap bagaikan menemui kebutaan.Ketika ia jatuh terpuruk dan mencoba untuk bangkit, ia tak melihat apa-apa kecuali kegelapan yang pekat. Tetapi suling mustika masih ada di tangannya, sehingga Baraka buru-buru menyalurkan hawa murni ‘Kristal Bening’-nya!Maka dalam beberapa kejap saja pandangan matanya sudah kembali seperti semula. Kesesakan dadanya mulai lancar, dan rasa sakit pada sekujur tubuh serta tulang-tulangnya yang merasa patah telah pulih segar seperti semuia."Edan! Kekuatannya begitu tinggi. Hampir saja aku celaka!" p

  • Pendekar Kera Sakti   1256. Part 23

    Orang pertama yang menghadapi Baraka adalah Tongkang Lumut yang bersenjata rencong terselip di depan perutnya. Yang lain mundur, memberikan tempat untuk pertarungan maut itu. Tongkang Lumut mulai buka kuda-kudanya, tapi Baraka malahan menggaruk-garuk pantatnya dengan seenaknya saja. Ketenangan itu sengaja dipamerkan Baraka untuk membuat ciut nyali lawannya, sekalipun hanya sedikit saja kedutan nyali itu dialami oleh lawan, tapi punya sisi menguntungkan bagi Baraka.Tongkang Lumut rendahkan kakinya. Kedua tangan terangkat, yang kanan ada di atas kepala dengan bergetar pertanda tenaga dalam mulai disalurkan pada tangan tersebut. Tangan kirinya menghadang di depan dada. Menggenggam keras dan kuat sekali.Slaaap...!Tiba-tiba Tongkang Lumut bagai menghilang dari hadapan Baraka. Tahu-tahu dia sudah berpindah tempat di belakang Baraka dalam jarak satu jangkauan tangan. Tentu saja punggung Pendekar Kera Sakti dijadikan sasaran tangan yang sudah berasap itu. Menyadari h

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status