Share

514. Part 11

"Besok, atau lusa, atau malam nanti..., kalau aku tak mampu lagi bertahan dari tuntutan gairah ini, biarkan aku pergi seperti murid-muridku itu, Baraka," Tutur Betari Ayu begitu lirih dan mengharukan.

"Jangan, Nyai," Bisik Baraka yang menempelkan mulutnya di sekitar telinga dan pelipis Betari Ayu.

"Jangan lakukan kebodohan hanya karena nafsu birahi. Kau orang terhormat, kau orang bijak, kau punya sikap dan watak yang dibutuhkan oleh manusia-manusia lain, agar bumi ini tidak dikuasai oleh orang-orang bersifat angkara murka, yang bergolongan hitam, yang sesat dan tidak tahu kehidupan manusiawi."

Betari Ayu bisikkan kata di sela isak tangis.

"Lebih baik aku bertarung dengan tokoh sakti yang berilmu tinggi, daripada harus bertarung melawan nafsu sendiri, Baraka."

"Ya. Memang lawan terberat adalah nafsu diri sendiri. Tetapi seseorang tidak bisa mencapai kesempurnaan dalam pertarungan ini. Setiap orang hanya bisa diwajibkan melawan nafsu pribadinya, kare

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status