Share

521. Part 18

last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 01:03:13

"Selagi pingsan kurasa ia tak akan tahu kalau aku telah menikmati tubuhnya," Pikir Dirgo dengan binal. Maka, ia pun bergegas kembali melepas apa saja yang melekat di tubuhnya. Ia kembali bersikap seakan hendak melakukan resapan getar nadi. Tetapi lelaki yang bergelar Manusia Sontoloyo itu mulai dilanda rasa kecewa.

"Kurang ajar! Dia mengunci kedua pahanya hingga tak bisa dibuka sedikit pun!" Geram Dirgo Mukti.

Rupanya ia menjadi penasaran. Dirgo sentakkan tangannya dengan menggunakan kekuatan tenaga dalam untuk mendorong sesuatu yang berat. Tetapi kedua paha Selendang Maut terkunci rapat, tetap saja tak bisa direnggangkan sedikit pun.

Dirgo mencobanya sekali lagi dengan jurus 'Sigar Jambe'. Kedua tangannya merapat pada bagian pergelangan, lalu disentakkan ke depan dengan bergerak membuka tanpa menyentuh paha itu. Tapi ternyata kedua paha tetap merapat kuat. Hanya sedikit terguncang tubuh Selendang Maut, namun tidak membuat terpisah kedua kakinya.

"Edan!"

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pendekar Kera Sakti   522. Part 19

    "Justru aku yang seharusnya bertanya begitu mau apa kau menghadang langkahku dengan cara begitu?""Mau memastikan dirimu!" Jawab perempuan yang kemudian mengaku bernama Perawan Sesat itu."Apa yang perlu kau pastikan dari diriku, Perawan Sesat?""Apakah benar kau yang bernama Baraka, Pendekar Kera Sakti itu?!""Mengapa kau tanyakan hal itu?""Aku mencarinya.""Untuk apa?""Suatu keperluan penting.""Menyenangkan atau menyusahkan?!""Sangat menyenangkan."Dirgo manggut-manggut dalam senyuman, melangkah ke samping tiga pijak sambil membatin. "Perempuan ini boleh juga. Cantik tapi berkesan liar. Merangsang tapi berkesan angker. Perempuan seperti ini pasti punya gairah besar dalam bercinta. Tubuhnya serba kencang dan itu menunjukkan jaminan kenikmatan yang luar biasa. Perempuan ini jauh lebih menggiurkan dari Selendang Maut atau pun Peri Malam. Hmmm... dia mencari Baraka. Dia punya kepentingan yang menyenangkan. Apaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pendekar Kera Sakti   523. Part 20

    "Aku kagum pada sikap ksatriamu, Baraka. Dan...," Ucapan itu terhenti. Menandakan adanya sesuatu yang membuatnya ragu. Dan mendadak tangan perempuan berambut makin awut-awutan itu berkelebat ke belakang sambil balikkan badan.Rupanya lemparkan selembar daun yang tadi sempat dipetiknya sebelum melangkah pergi dari ranjang alamnya. Daun itu kini melesat terbang bagaikan lempengan logam dan menancap tepat di batang sebuah pohon bersemak bawahnya.Jruub...!"Ada apa?!" Tanya Dirgo Mukti kaget.Pertanyaan itu belum terjawab, tiba-tiba dari semak bawah pohon yang tertancap daun itu melesat sesosok bayangan kuning. Kejap berikutnya telah berdiri seorang perempuan berpakaian kuning kunyit dengan dada yang sekal juga, walau kalah montok dengan Perawan Sesat.Perempuan yang baru hadir dan keluar dari persembunyiannya itu berambut lurus sebatas pundak lewat sedikit. Rambutnya itu dililit rantai emas kecil melingkar kepala. Di bagian tengah kening rantai itu m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pendekar Kera Sakti   524. Dendam Asmara Maut

    PERAWAN SESAT bukan hanya tajam mata namun juga tajam ingatannya. Ucapan Peri Malam sempat lekat dalam ingatan, bahwa Baraka ada di Perguruan Merpati Wingit dalam perawatan lukanya. Ini suatu kesempatan baik buat Perawan Sesat untuk membawa Baraka ke Bukit Garinda. Tetapi, ke mana arah Perguruan Merpati Wingit? Perawan Sesat tak pernah tahu arah perguruan itu. Satu-satunya jalan ia harus mencari sebuah desa dan menanyakan kepada beberapa orang di sana. Perawan Sesat kembali berkelebat ke satu arah. Tujuannya adalah kaki bukit yang tampak dari tempatnya singgah di atas pohon.Namun baru beberapa kejap ia bergerak, telinganya menangkap suara deru kaki kuda. Perawan Sesat telengkan kepala untuk menyimak suara kaki kuda itu. Setelah jelas arahnya, Perawan Sesat sentakkan kaki dan melesat pergi menuju arah derap kaki kuda.Tiga orang berkuda melaju melintasi kaki bukit. Dua dari mereka adalah perempuan berparas manis, satu penunggang kuda lainnya seorang pemuda berparas imu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Pendekar Kera Sakti   525. Part 2

    Wusss...!Kedua pisau terbang itu terpental berlainan arah dan melesat ke tempat kosong. Kibasan angin tenaga dalamnya membuat tubuh Widarti berguncang sesaat. Kesempatan itu digunakan oleh perempuan bermata buas untuk melompat dan bersalto dua kali. Gerakannya itu begitu cepat dan tak terlihat, sehingga tahu-tahu ia sudah berada di depan Widarti jarak satu jangkauan.Widarti terkesiap melihat lawannya sudah ada di depannya. Ia tak sempat bergerak karena Perawan Sesat lebih dulu menghentakkan pukulannya memakai pangkal pergelangan tangan ke dada Widarti.Begh... begh... beg...!"Heeghh...!"Widarti tersentak kejang dengan kepala terdongak ke atas dan kaki berjingkat naik. Lalu, pukulan Perawan Sesat yang menggunakan punggung telapak tangannya itu mengakhiri pertarungan tersebut.Kuat sekali pukulan itu, membuat Widarti kembali tersentak ke belakang dan terbang sejauh lima langkah. Tubuhnya rubuh di samping kudanya sendiri dengan mulut memunt

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   526. Part 3

    "Persetan dengan kata-katamu! Aku menuntut kematian kedua teman perguruanku ini?!""Dengan apa kau mau menuntutnya, Sungko? Hmm...?!""Dengan nyawamu, Bodoh!""Dengan nyawaku? O, boleh saja! Tapi jangan sekali-kali kamu menyentuh tubuhku, Sungko. Sebab kalau tubuhku tersentuh lelaki macam kamu, gairahku berkobar dan kita tak jadi bertarung dengan permusuhan, tapi akan bertarung dengan kemesraan. Hi hi hi...!"Perawan Sesat perdengarkan tawa seraknya.Ia lebih puas mempermainkan pemuda itu ketimbang harus cepat melenyapkan nyawanya. Perawan Sesat paham betul, pemuda seusia Sungko itu mudah sekali goyah pendiriannya. Juga mudah untuk membunuhnya. Karena itu, Perawan Sesat tetap memandangnya dan sesekali membuang lirikan mesumnya ke arah Sungko.Pemuda itu kian salah tingkah. Di dalam hatinya Sungko berkata. "Apa yang harus kulakukan jika begini? Dia cukup tinggi ilmunya. Aku hanya mempunyai dua pisau di pinggang belakang. Tak mungkin bisa untu

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   527. Part 4

    "Ini sebuah pelajaran berharga untukmu, Dirgo," Kata Peri Malam mengutip kata-kata Dirgo tadi. "Lain kali jangan coba-coba berani memegang bagian terlarang dari tubuhku!"Dirgo bangkit dengan menarik napas panjang-panjang. Ia sunggingkan senyum meremehkan dan berkata. "Kalau begitu, aku boleh pegang tubuhmu yang tidak terlarang!""Semua tubuhku terlarang dipegang oleh tanganmu!" Sentak Peri Malam dengan bersungut-sungut cemberut. Ia palingkan wajah kembali menatap Dirgo dan berkata. "Hanya Baraka yang boleh memegangnya!"Benci sekali Dirgo jika mendengar nama murid Setan Bodong itu disebutkan oleh Peri Malam. Rasa-rasanya ia menjadi sangat rendah jika dibandingkan dengan Baraka. Panas hati mendengar ucapan Peri Malam tadi membuat Dirgo ucapkan kata pedas. "Lelaki hina macam dia tak patut disebut namanya di depanku!""Aku akan menyebutnya setiap saat. Karena Baraka memang seorang pendekar tanpa tanding yang layak namanya diagungkan!""Dia tidak pant

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   528. Part 5

    Maka, tangan kirinya pun menyentak ke depan dengan telapak tangan terbuka dan jari-jarinya mengarah ke bawah. Gelombang pukulan jarak jauh itu bagai merayap di atas permukaan tanah.Pada saat itu, Baraka sedang mencubit pipi Peri Malam dan berkata. "Kupikir kau mati kena pukulan gurumu sendiri. Ternyata kau masih hidup dan semakin nakal!"Duug...!Kaki Baraka menghentak pelan ke tanah. Gelombang pukulan jarak jauh milik Dirgo itu berbalik arah dan lebih cepat serta lebih besar kekuatannya.Dirgo Mukti merasakan kembalinya pukulan itu, hingga ia perlu secepatnya berkelit pindah tempat. Namun ia terlambat bergerak. Pukulan itu sudah lebih dulu menghantam bagian kakinya hingga membuat tanah menyembur naik. Dirgo Mukti terpelanting bagai dilemparkan ke atas. Ia kurang menjaga keseimbangan tubuhnya akibat rasa kagetnya tadi.Maka, mau tak mau ia pun jatuh bergedebuk di atas tanah berpasir. Suara bergedebuk itulah yang membuat Peri Malam sadarkan diri da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pendekar Kera Sakti   529. Part 6

    "Aku memang harus kembali kepada Nyai Betari Ayu untuk menjelaskan bahwa aku tidak ada hubungan apa-apa dengan perempuan yang bernama Perawan Sesat itu!""Tidak! Kamu tidak boleh ke sana! Betari Ayu akan semakin kegirangan jika kau datang. Aku tahu dia mencintaimu, Baraka!""Itu hak dia! Aku tak bisa melarang!""Tapi kau melayaninya! Kau tidur dengannya dan....""Cukup! Urusan itu kita bicarakan nanti saja! Sekarang aku mau ke sana dan jangan halangi aku!""Tidak boleh!"Peri Malam rentangkan kedua tangannya.Baraka nekat sentakkan kaki dan melesat pergi menabrak tubuh Peri Malam. Akibatnya perempuan itu terjengkang ke belakang dan jatuh di atas tanah berpasir. Ia segera bangkit begitu melihat Baraka sudah lenyap dari pandangan matanya.Ia berseru. "Baraka...! Tunggu! Aku ikut...!"Karena pada saat itu terlintas dalam pikiran Peri Malam, jika ia tidak ikut mengawasi Baraka, bisa-bisa hubungan Baraka dengan Betari Ayu sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06

Bab terbaru

  • Pendekar Kera Sakti   1045. Part 3

    Sebuah senjata rahasia telah terselip di antara jemari Baraka. Citradani terperanjat dan segera menyadari apa sebenarnya yang dilakukan oleh Baraka. Ternyata Pendekar Kera Sakti baru saja menyelamatkan jiwa Citradani dari ancaman senjata rahasia yang dilemparkan oleh seseorang dari tempat yang tersembunyi. Senjata rahasia itu berupa sepotong bulu landak yang tajam dan beracun ganas. Jika tangan Baraka tidak menutup ujung bukit dada Citradani maka senjata rahasia itu yang akan menancap di sana. Tapi dengan gerakan tangan Baraka menutup ujung bukit dada Citradani, maka senjata rahasia itu hanya terselip di sela jari Baraka dan dijepit kuat agar tak menyentuh kulit dada gadis itu."Kau mengenal siapa pemilik senjata ini?" tanya Baraka."Tidak. Tapi aku melihat sekelebat bayangan lari ke sana. Aku akan mengejarnya!""Tunggu dulu, aku akan...."Wuuusss...!Citradani sudah melesat lebih dulu sebelum Baraka selesai bicara. Kecepatan gerakannya yang menyer

  • Pendekar Kera Sakti   1044. Part 2

    Brrug...!Jaraknya hanya empat langkah dari tempat Pendekar Kera Sakti berdiri. Kalau saja Baraka mau menyerangnya, itu bukan pekerjaan yang sulit. Tapi ternyata Baraka tidak mau memberikan serangan balasan. Ia hanya melangkah satu tindak lagi dan si gadis buru-buru bangkit dari kejatuhannya. Kuda-kuda terpasang lagi, mata semakin tajam, napas kian menderu."Tulangku terasa ngilu semua," pikir gadis itu. "Kekuatan apa yang ada pada senjata itu, sehingga tenaga dalamku menjadi berbalik menyerangku? Rupanya pemuda ini bukan manusia hutan sembarangan. Aku tak boleh menganggap remeh kepadanya. Hmmm... tapi ketampanannya membuat keberanianku sempat susut beberapa kali. Kurang ajar! Persetan dengan ketampanan itu. Aku harus bisa melupakannya kalau tak ingin mati di ujung senjatanya itu!""Tahan seranganmu, Nona," kata Baraka dengan kalem. "Aku bukan musuhmu. Toh aku telah melepaskanmu dan tak jadi menyantapmu," tambah Baraka karena ia yakin gadis itu jelmaan dari keli

  • Pendekar Kera Sakti   1043. IBLIS RAJA NAGA

    SEKELEBAT bayangan melintasi hutan di kaki bukit. Orang mengenal bukit itu dengan nama Bukit Mata Langit. Tak ada orang yang berani melintasi hutan di Bukit Mata Langit itu, karena mereka takut terperosok ke sebuah lubang yang amat dalam. Lubang itu tertutup oleh tanaman rambat sehingga tidak mudah diketahui oleh siapa pun. Tanaman rambat yang menutup rapat lubang tersebut seolah-olah berguna sebagai tanaman penjebak. Kelihatannya tempat itu datar dan bertanaman rambat biasa, tapi sebenarnya di bawah tanaman rambat itu terdapat lubang besar yang mengerikan. Lubang itu dikenal orang dengan nama Sumur Tembus Jagat.Hanya orang-orang yang tersesat saja yang berani masuk dan melintasi hutan Bukit Mata Langit itu. Salah satu orang yang tersesat adalah pemuda berpakaian keemasan. Pemuda itu mempunyai ketampanan menghebohkan kaum wanita. Di kedua pergelangan tangannya, tampak barisan gelang yang juga berwarna keemasan. Sebuah rajah naga emas melingkar juga tampak terlihat jelas dipu

  • Pendekar Kera Sakti   1042. Part 17

    Kini pedang emas sudah ada di tangan Baraka. Dan tubuh Rangka Cula yang terkena jurus 'Yudha' itu menjadi terpotong-potong dengan sendirinya setiap ruasnya, sampai terakhir kepalanya jatuh ke tanah dalam keadaan sudah tidak sempurna lagi.Brukk...!Tubuh Rangka Cula rubuh dalam keadaan paha dan lutut sudah terpisah. Dan itulah kehebatan jurus 'Yudha', yang menjadi satu dengan jurus 'Manggala', pemberian dari seorang ratu di alam gaib, yaitu Ratu Hyun Ayu Kartika Wangi."Baraka...! Kau berhasil...!" teriak Kirana dengan girangnya, ia segera memeluk Pendekar Kera Sakti yang sudah memegangi pedang emas bersama sarungnya. Yang lain pun tersenyum merasa lega bercampur kagum. Terutama Ratna Prawitasari, tak henti-hentinya ia tersenyum memandangi kehebatan Baraka, tak henti-hentinya ia terkesima memandangi ketampanan Baraka, hingga lupa berkedip sejak tadi.Namun, kegembiraan itu segera susut setelah mereka mendengar suara ringkik kuda. Mata mereka berpaling ke

  • Pendekar Kera Sakti   1041. Part 16

    "Memenggal dengan hanya melihat...!" gumam Nyai Cungkil Nyawa sambil merenung dalam kebimbangan."Jubah itu... pasti jubah itu yang membuatnya dapat begitu!"Pendekar Kera Sakti segera ikut bicara, "Apa kelemahan jubah itu, Nyai?""Kelemahannya...!" Nyai Cungkil Nyawa berpikir beberapa saat, kemudian menjawab, "Tidak ada kelemahannya! Kecuali jika jubah itu dilepas, baru orang itu menjadi lemah!""Kalau begitu, biarlah aku yang menghadapinya," kata Pendekar Kera Sakti dengari tegas dan mantap. Semua mata memandang ke arah Baraka, termasuk Ratna Prawitasari.Tiba-tiba terdengar suara menyahut, "Aku yang menghadapi!"Semua berpaling ke arah orang yang menyahut pembicaraan itu. Ternyata Rangka Cula sudah berdiri dalam jarak tujuh tombak dari tempat mereka. Nyai Cungkil Nyawa menggeram benci, ia ingin bergerak maju, tapi tangan Baraka menahannya dan berkata, "Mundurlah semua! Ini bagianku...!"Semua menuruti kata Baraka. Mereka mundur den

  • Pendekar Kera Sakti   1040. Part 15

    "Gandarwo! Sekarang giliran kau bertarung melawanku secara jantan! Serahkan jubah itu atau kulenyapkan nyawamu sekarang juga!"Gandarwo diam saja, tapi matanya memandang dan mulutnya menyeringaikan senyum. Dan tiba-tiba kepala Mandraloka jatuh sendiri dari lehernya bagai ada yang memenggalnya dalam gaib. Gandarwo tertawa terbahak-bahak, karena ia membayangkan kepala Mandraloka terpenggal, dan ternyata menjadi kenyataan.Tiba-tiba tubuh Gandarwo tersentak jatuh dari kuda karena punggungnya ada yang menendangnya dengan kuat. Gandarwo terguling-guling di tanah, dan begitu bangkit ternyata Marta Kumba sudah berdiri di depannya, pedangnya pun dicabut dengan cepat.Gandarwo menggeram dengan pancaran mata kemarahannya, "Kau juga ingin memiliki jubah ini, Anak Dungu!""Ya! Untuk kekasihku, aku harus bertarung melawanmu!""Kasihan...!""Uhg...!" Marta Kumba tiba-tiba menghujamkan pedangnya sendiri ke perutnya dengan sentakan kuat.Gandarwo mem

  • Pendekar Kera Sakti   1039. Part 14

    "Ha ha ha ha...! Kalau sudah begini, siapa yang akan melawanku? Siapa yang akan mengalahkan Gandarwo, hah! Huah ha ha...! O, ya... aku akan membuat nama baru! Bukan Gandarwo lagi namaku! Biar wajahku angker menurut orang-orang, tapi aku punya jubah keramat begini, aku menjadi seperti malaikat! Hah...! Tak salah kalau aku memakai nama Malaikat Jubah Keramat! Ya... itu nama yang cocok untukku! Malaikat Jubah Keramat! Huah ha ha ha...!"Clapp...!Seekor kuda muncul di depan Gandarwo. Karena ia memang membayangkan seekor kuda yang akan dipakainya mengelilingi dunia persilatan dan mengalahkan jago-jago silat dari mana saja. Sesuai dengan apa yang ada dalam bayangan pikirannya, kuda itu adalah kuda jantan berbulu hitam yang kekar, dengan pelana indah berlapis emas pada tepian pelananya.Gandarwo naik di atas punggung kuda dengan gagahnya. Tapi pada saat itu, dua pasang mata ternyata sedang memperhatikan dari kejauhan. Dua pasang mata itu adalah milik Ratna Prawitasari

  • Pendekar Kera Sakti   1038. Part 13

    Crakk...!Ujung-ujung tombak itu mengenai lantai marmer, dan sebagian lantai ada yang gompal. Tetapi tubuh Gandarwo selamat dari hujaman tombak-tombak itu. Kalau ia tak cepat bergerak dan berguling ke depan, matilah ia saat itu juga."Jebakan!" ucap Gandarwo sambil matanya membelalak tapi mulutnya menyunggingkan senyum kegirangan."Pasti ini jebakan buat orang yang tak hati-hati dalam perjalanannya menuju makam itu! Ah, tak salah dugaanku! Pasti ini jalan menuju makam Prabu Indrabayu!"Semakin beringas girang wajah Gandarwo yang angker. Semakin banyak ia menghadapi jebakan-jebakan di situ, dan masing-masing jebakan dapat dilaluinya, sampai ia tiba di jalanan bertangga yang arahnya menurun. Setiap langkah sekarang diperhitungkan betul oleh Gandarwo. Tangga yang menurun berkelok-kelok itu tidak menutup kemungkinan akan ada jebakannya pula.Ternyata benar. Salah satu anak tangga yang diinjak membuat dinding lorong menyemburkan asap hitam. Gandarwo bur

  • Pendekar Kera Sakti   1037. Part 12

    "Aku tidak membawa almari! Untuk apa aku bawa-bawa almari!"Nyai Cungkil Nyawa berteriak jengkel, "Kataku, mau apa kau kemari!""Ooo... mau apa kemari?" Hantu Laut nyengir sambil menahan sakit. Nyai Cungkil Nyawa tidak tahu bahwa Hantu Laut adalah orang yang agak tuli, karena dulunya ketika ikut Kapal Neraka, dan menjadi anak buah Tapak Baja, ia sering digampar dan dipukul bagian telinganya, jadi sampai sekarang masih rada budek. (Baca serial Pendekar Kera Sakti dalam episode: "Tombak Kematian")."Aku ke sini tidak sengaja, Nek. Tujuanku cuma mau cari orang yang bernama Baraka! Dia harus segera pergi mengikutiku, karena aku mendapat perintah untuk menghubungi dia dari kekasihnya, bahwa....""Nanti dulu jangan cerita banyak-banyak dulu...!" potong Nyai Cungkil Nyawa, "Apakah kau teman Baraka?""Aku anak buahnya Baraka! Aku diutus oleh Gusti Mahkota Sejati Ratu Ayu Sejagat untuk menyusul dia, sebab akan diadakan peresmian istana yang sudah selesai di

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status