Home / Pendekar / Pendekar Kera Sakti / 524. Dendam Asmara Maut

Share

524. Dendam Asmara Maut

last update Last Updated: 2024-10-04 01:03:05

PERAWAN SESAT bukan hanya tajam mata namun juga tajam ingatannya. Ucapan Peri Malam sempat lekat dalam ingatan, bahwa Baraka ada di Perguruan Merpati Wingit dalam perawatan lukanya. Ini suatu kesempatan baik buat Perawan Sesat untuk membawa Baraka ke Bukit Garinda. Tetapi, ke mana arah Perguruan Merpati Wingit? Perawan Sesat tak pernah tahu arah perguruan itu. Satu-satunya jalan ia harus mencari sebuah desa dan menanyakan kepada beberapa orang di sana. Perawan Sesat kembali berkelebat ke satu arah. Tujuannya adalah kaki bukit yang tampak dari tempatnya singgah di atas pohon.

Namun baru beberapa kejap ia bergerak, telinganya menangkap suara deru kaki kuda. Perawan Sesat telengkan kepala untuk menyimak suara kaki kuda itu. Setelah jelas arahnya, Perawan Sesat sentakkan kaki dan melesat pergi menuju arah derap kaki kuda.

Tiga orang berkuda melaju melintasi kaki bukit. Dua dari mereka adalah perempuan berparas manis, satu penunggang kuda lainnya seorang pemuda berparas imu

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pendekar Kera Sakti   525. Part 2

    Wusss...!Kedua pisau terbang itu terpental berlainan arah dan melesat ke tempat kosong. Kibasan angin tenaga dalamnya membuat tubuh Widarti berguncang sesaat. Kesempatan itu digunakan oleh perempuan bermata buas untuk melompat dan bersalto dua kali. Gerakannya itu begitu cepat dan tak terlihat, sehingga tahu-tahu ia sudah berada di depan Widarti jarak satu jangkauan.Widarti terkesiap melihat lawannya sudah ada di depannya. Ia tak sempat bergerak karena Perawan Sesat lebih dulu menghentakkan pukulannya memakai pangkal pergelangan tangan ke dada Widarti.Begh... begh... beg...!"Heeghh...!"Widarti tersentak kejang dengan kepala terdongak ke atas dan kaki berjingkat naik. Lalu, pukulan Perawan Sesat yang menggunakan punggung telapak tangannya itu mengakhiri pertarungan tersebut.Kuat sekali pukulan itu, membuat Widarti kembali tersentak ke belakang dan terbang sejauh lima langkah. Tubuhnya rubuh di samping kudanya sendiri dengan mulut memunt

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   526. Part 3

    "Persetan dengan kata-katamu! Aku menuntut kematian kedua teman perguruanku ini?!""Dengan apa kau mau menuntutnya, Sungko? Hmm...?!""Dengan nyawamu, Bodoh!""Dengan nyawaku? O, boleh saja! Tapi jangan sekali-kali kamu menyentuh tubuhku, Sungko. Sebab kalau tubuhku tersentuh lelaki macam kamu, gairahku berkobar dan kita tak jadi bertarung dengan permusuhan, tapi akan bertarung dengan kemesraan. Hi hi hi...!"Perawan Sesat perdengarkan tawa seraknya.Ia lebih puas mempermainkan pemuda itu ketimbang harus cepat melenyapkan nyawanya. Perawan Sesat paham betul, pemuda seusia Sungko itu mudah sekali goyah pendiriannya. Juga mudah untuk membunuhnya. Karena itu, Perawan Sesat tetap memandangnya dan sesekali membuang lirikan mesumnya ke arah Sungko.Pemuda itu kian salah tingkah. Di dalam hatinya Sungko berkata. "Apa yang harus kulakukan jika begini? Dia cukup tinggi ilmunya. Aku hanya mempunyai dua pisau di pinggang belakang. Tak mungkin bisa untu

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   527. Part 4

    "Ini sebuah pelajaran berharga untukmu, Dirgo," Kata Peri Malam mengutip kata-kata Dirgo tadi. "Lain kali jangan coba-coba berani memegang bagian terlarang dari tubuhku!"Dirgo bangkit dengan menarik napas panjang-panjang. Ia sunggingkan senyum meremehkan dan berkata. "Kalau begitu, aku boleh pegang tubuhmu yang tidak terlarang!""Semua tubuhku terlarang dipegang oleh tanganmu!" Sentak Peri Malam dengan bersungut-sungut cemberut. Ia palingkan wajah kembali menatap Dirgo dan berkata. "Hanya Baraka yang boleh memegangnya!"Benci sekali Dirgo jika mendengar nama murid Setan Bodong itu disebutkan oleh Peri Malam. Rasa-rasanya ia menjadi sangat rendah jika dibandingkan dengan Baraka. Panas hati mendengar ucapan Peri Malam tadi membuat Dirgo ucapkan kata pedas. "Lelaki hina macam dia tak patut disebut namanya di depanku!""Aku akan menyebutnya setiap saat. Karena Baraka memang seorang pendekar tanpa tanding yang layak namanya diagungkan!""Dia tidak pant

    Last Updated : 2024-10-05
  • Pendekar Kera Sakti   528. Part 5

    Maka, tangan kirinya pun menyentak ke depan dengan telapak tangan terbuka dan jari-jarinya mengarah ke bawah. Gelombang pukulan jarak jauh itu bagai merayap di atas permukaan tanah.Pada saat itu, Baraka sedang mencubit pipi Peri Malam dan berkata. "Kupikir kau mati kena pukulan gurumu sendiri. Ternyata kau masih hidup dan semakin nakal!"Duug...!Kaki Baraka menghentak pelan ke tanah. Gelombang pukulan jarak jauh milik Dirgo itu berbalik arah dan lebih cepat serta lebih besar kekuatannya.Dirgo Mukti merasakan kembalinya pukulan itu, hingga ia perlu secepatnya berkelit pindah tempat. Namun ia terlambat bergerak. Pukulan itu sudah lebih dulu menghantam bagian kakinya hingga membuat tanah menyembur naik. Dirgo Mukti terpelanting bagai dilemparkan ke atas. Ia kurang menjaga keseimbangan tubuhnya akibat rasa kagetnya tadi.Maka, mau tak mau ia pun jatuh bergedebuk di atas tanah berpasir. Suara bergedebuk itulah yang membuat Peri Malam sadarkan diri da

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Kera Sakti   529. Part 6

    "Aku memang harus kembali kepada Nyai Betari Ayu untuk menjelaskan bahwa aku tidak ada hubungan apa-apa dengan perempuan yang bernama Perawan Sesat itu!""Tidak! Kamu tidak boleh ke sana! Betari Ayu akan semakin kegirangan jika kau datang. Aku tahu dia mencintaimu, Baraka!""Itu hak dia! Aku tak bisa melarang!""Tapi kau melayaninya! Kau tidur dengannya dan....""Cukup! Urusan itu kita bicarakan nanti saja! Sekarang aku mau ke sana dan jangan halangi aku!""Tidak boleh!"Peri Malam rentangkan kedua tangannya.Baraka nekat sentakkan kaki dan melesat pergi menabrak tubuh Peri Malam. Akibatnya perempuan itu terjengkang ke belakang dan jatuh di atas tanah berpasir. Ia segera bangkit begitu melihat Baraka sudah lenyap dari pandangan matanya.Ia berseru. "Baraka...! Tunggu! Aku ikut...!"Karena pada saat itu terlintas dalam pikiran Peri Malam, jika ia tidak ikut mengawasi Baraka, bisa-bisa hubungan Baraka dengan Betari Ayu sem

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Kera Sakti   530. Part 7

    "Menyingkirlah, aku akan menggeledah tempat ini. Atau berikan Baraka supaya aku cepat pergi dari sini!""Tak ada Baraka. Tak mau menyingkir!""Berarti kau memang cari mampus! Hiaaat...!"Perawan Sesat hanya membentak dengan kaki menghentak kuat ke tanah, tangan terangkat ke atas. Belum lagi ia maju menyerang, Suryadani sudah tumbang karena gelombang bentakannya yang mempunyai kekuatan tenaga dalam cukup besar itu.Suryadani segera bangkit berdiri dan membatin. "Suaranya tak seberapa keras, tapi gelombang kekuatan tenaga dalamnya begitu hebat! Oh, telingaku berdarah...?!"Suryadani memegangi cairan yang mengalir ke pipi kiri. Ternyata memang darah yang keluar dari telinganya. Kemudian dia memegang bagian depan hidung. Darah juga mengalir walau tak banyak."Aku harus hati-hati dengannya," Pikir Suryadani."Majulah kalau kau memang ingin mengusirku!" Sentak Perawan Sesat.Maka, Suryadani pun melompat maju tiga langkah. Ia segera m

    Last Updated : 2024-10-06
  • Pendekar Kera Sakti   531. Part 8

    Perawan Sesat diam termenung sebentar. Lalu, matanya kembali terkesiap memandang Betari Ayu. Ia berkata bagaikan menggumam. "Jangan kau dustai diriku, Betari Ayu!""Tidak ada dusta dalam mulutku, Perawan Sesat! Baraka sangat mencintai perempuan itu!""Omong kosong! Tak ada lelaki yang tak terpikat oleh kecantikan Nyai Guru Lembah Asmara. Baraka pasti akan bergairah kepada beliau dan mau menjadi pembibit keturunan Nyai Guru Lembah Asmara!""Terserah. Itu urusanmu dengan Baraka. Tapi urusanku dengan kamu kurasa sudah selesai. Baraka tidak ada di sini!""Aku curiga kau menyimpan di dalam kamar pribadimu!""Itu tidak benar!""Kalau begitu aku harus masuk ke sana dan membuktikan!""Kau harus melewati aku dulu, Perawan Sesat!""O, kau menantangku?!""Karena kau menghendaki pertarungan denganku!""Baik! Jangan menyesal kalau nyawamu kucabut dalam tiga helaan napas, Betari Ayu!""Yang kusesali kalau nyawaku tak bis

    Last Updated : 2024-10-07
  • Pendekar Kera Sakti   532. Part 9

    "Kaukah yang bernama Baraka?!""Tak salah dugaanmu, Perawan Sesat.""Kau harus ikut aku menghadap guruku sekarang juga!""Aku tidak bisa sebelum kau sembuhkan orang-orang ini dan sebelum kau bangkitkan mereka yang mati!""Kalau begitu aku perlu menyeretmu, Baraka!""Jika itu yang terbaik bagimu, lakukanlah!"Baraka angkat bahu seakan pasrah."Kau tidak takut dengan pedangku ini, Baraka?!""Pedang apa?! Kau tidak memegang pedang!"Perawan Sesat mendongak ke atas memandang pedangnya. Ia terperanjat setengah mati melihat pedang itu hilang lenyap tanpa bekas. Yang tinggal hanya bagian gagangnya yang masih dengan kuatnya digenggam memakai kedua tangan.Seketika itu wajah Perawan Sesat pucat pasi merasa kehilangan pedang. Ia tak menyadari saat Baraka melompati atas kepalanya, Baraka sempat meniup dari mulutnya. Memang hanya sebentar, tapi punya kekuatan ilmu yang mampu menghilangkan benda yang tersentuh tiupan Baraka. B

    Last Updated : 2024-10-07

Latest chapter

  • Pendekar Kera Sakti   1255. Part 22

    JUBAH hitam berambut putih panjang terurai sebatas punggung adalah tokoh sakti dari Nusa Garong. Biar badannya kurus, wajahnya bengis, matanya cekung, tapi kesaktiannya tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai ketua perguruan aliran hitam, yaitu Perguruan Lumbung Darah. Namanya cukup dikenal di kalangan aliran sesat sebagai Tengkorak Liar. Anak buahnya pernah berhadapan dengan Baraka ketika Baraka selamatkan Sabani, kakak Angon Luwak dalam peristiwa Keris Setan Kobra. Orang kurus bersenjata cambuk pendek warna merah itu berdiri tepat berhadapan dengan Baraka. Usianya diperkirakan sama dengan orang yang berpakaian serba hijau, sampai ikat kepalanya juga hijau, sabuknya hijau, gagang rencongnya hijau dan pakaian dalamnya hijau lebih tua dari jubah lengan panjangnya. Orang itu dikenal dengan nama Tongkang Lumut, dari Perguruan Tambak Wesi.Dalam usia sekitar delapan puluh tahun ke atas ia masih mempunyai mata tajam dan rambut serta kumisnya abu-abu. Badannya masih tegap, walau tak

  • Pendekar Kera Sakti   1254. Part 21

    Kini kelihatannya Ki Bwana Sekarat mulai memperhatikan segala sikap Baraka yang tadi terjadi saat ia menceritakan kehebatan pedang maha sakti itu. Ki Bwana Sekarat bertanya pada pemuda dari lembah kera itu, "Tadi kudengar kau mengatakan 'persis', maksudnya persis bagaimana?""Aku melihat pedang itu ada di tangan muridmu."Ki Bwana Sekarat kerutkan dahi, pandangi Baraka penuh curiga dan keheranan."Aku tak punya murid. Semua muridku sudah mati ketika Pulau Mayat diobrak-abrik oleh Rawana Baka atau Siluman Selaksa Nyawa!"Baraka tersenyum. "Kau mempunyai murid baru yang hanya mempunyai satu ilmu, yaitu ilmu 'Genggam Buana'. Apakah kau sudah tak ingat lagi?"Segera raut wajah Ki Bwana Sekarat berubah tegang. "Maksudmu... maksudmu pedang itu ada di tangan Angon Luwak, bocah penggembala kambing itu?""Benar!" lalu Baraka pun ceritakan kembali tentang apa yang dilihatnya saat Angon Luwak bermain perang-perangan dengan Saladin dan yang lainnya.

  • Pendekar Kera Sakti   1253. Part 20

    Wuuuss...! Kabut itu membungkus sekeliling mereka berdua. Kejap berikut kabut itu lenyap. Kedua tubuh mereka pun lenyap. Tak terlihat oleh mata siapa pun."Kita lenyap dari pandang mata siapa pun, Gusti Manggala. Suara kita pun tak akan didengar oleh siapa pun walau orang itu berilmu tinggi."Baraka memandangi alam sekeliling dengan kagum, sebab dalam pandangannya alam sekeliling bercahaya hijau semua. Mulut Baraka pun menggumam heran. "Luar biasa! Hebat sekali! Ilmu apa namanya, Ki?""Namanya ilmu... jurus 'Surya Kasmaran'.""Aneh sekali namanya itu?""Jurus ini untuk menutupi kita jika sewaktu-waktu kita ingin bermesraan dengan kekasih."Gelak tawa Baraka terlepas tak terlalu panjang. "Agaknya jurus ini adalah jurus baru. Aku baru sekarang tahu kau memiliki ilmu ini, Ki!""Memang jurus baru! Calon istrimu itulah yang menghadiahkan jurus ini padaku sebagai hadiah kesetiaanku yang menjadi penghubung antara kau dan dia!""Menakj

  • Pendekar Kera Sakti   1252. Part 19

    "Apa maksudmu bertepuk tangan, Bwana Sekarat?" tegur Pendeta Mata Lima.Dengan suara parau karena dalam keadaan tidur, KI Bwana Sekarat menjawab, "Aku memuji kehebatan Gusti Manggala-ku ini!" seraya tangannya menuding Baraka dengan lemas. "Masih muda, tapi justru akan menjadi pelindung kalian yang sudah tua dan berilmu tinggi!""Jaga bicaramu agar jangan menyinggung perasaanku, Bwana Sekarat!" hardik Pendeta Mata Lima.Ki Bwana Sekarat tertawa pendek, seperti orang mengigau, ia menepuk pundak Baraka dan berkata, "Pendeta yang satu ini memang cepat panas hati dan mudah tersinggung!""Ki Bwana Sekarat, apa maksud Ki Bwana Sekarat datang menemuiku di sini? Apakah ada utusan dari Puri Gerbang Kayangan?"Mendengar nama Puri Gerbang Kayangan disebutkan, kedua pendeta itu tetap tenang. Sebab mereka tahu, bahwa Baraka adalah orang Puri Gerbang Kayangan. Noda merah di kening Baraka sudah dilihat sejak awal jumpa. Semestinya mereka merasa sungkan, karena mer

  • Pendekar Kera Sakti   1251. Part 18

    Tetapi tiba-tiba sekelebat Sinar putih perak dari telapak tangan sang pengintai melesat lebih dulu sebelum Rajang Lebong lepaskan jurus 'Pasir Neraka' andalannya.Zlaaap...!Sinar putih perak yang dinamakan jurus 'Tapak Dewa Kayangan' itu tepat kedai dada Rajang Lebong.Deeub...! Blaaarrr...!Apa yang terjadi sungguh tak diduga-duga oleh Pangkas Caling. Tubuh Rajang Lebong hancur. Pecah menjadi serpihan-serpihan daging dan tulang yang menyebar ke mana-mana. Bahkan darahnya sendiri tak bisa terkumpulkan. Ada yang membasahi batu, pohon, daun, ilalang, dan ke mana saja tak jelas bentuknya, hanya warna merah yang membuat alam sekitarnya bagai berbunga indah. Sedangkan Pangkas Caling gemetar antara takut dan memendam murka, ia sempat berkata pada dirinya sendiri, "Kalau begini matinya, bagaimana aku bisa meludahi Rajang Lebong? Apanya yang harus kuludahi! Celaka! Ada orang yang membantu kedua pendeta itu! Ilmunya pasti lebih tinggi! Sebaiknya aku harus lekas-l

  • Pendekar Kera Sakti   1250. Part 17

    Tubuh Pangkas Caling tak kelihatan setelah terjadi kilatan cahaya terang warna ungu akibat benturan tadi. Tubuh kedua pendeta itu terjungkal lima langkah dari jarak tempat berdiri mereka tadi. Hidung mereka sama-sama keluarkan darah, dan wajah mereka sama-sama menjadi pucat. Mereka sendiri tak sangka kalau akan terjadi ledakan sedahsyat itu."Jantung Dewa, apakah kita masih hidup atau sudah di nirwana?""Kukira kita masih ada di bumi, Mata Lima," jawab Pendeta Jantung Dewa dengan suara berat dan napas sesak. Getaran bumi terhenti, angin membadai hilang. Gemuruh bebatuan yang longsor bersama tanahnya pun tinggal sisanya. Kedua pendeta itu sudah tegak berdiri walau sesak napasnya belum teratasi. Tapi pandangan mata para orang tua itu sudah cukup terang untuk memandang alam sekitarnya.Pada waktu itu, keadaan Rajang Lebong yang sudah mati ternyata bisa bernapas dan bangkit lagi. Sebab sebelum Pangkas Caling menyerang, terlebih dulu meludahi wajah Rajang Lebong. Tet

  • Pendekar Kera Sakti   1249. Part 16

    Bersalto di udara dua kali masih merupakan kelincahan yang dimiliki orang setua dia. Kini keduanya sudah kembali mendarat di tanah dan langsung menghadang lawannya, tak pedulikan sinar kuning tadi kenai pohon itu langsung kering dari pucuk sampai akarnya."Rajang Lebong dan Pangkas Caling, mau apa kalian menyerang kami!" tegur Pendeta Jantung Dewa dengan kalem. Senyum Pangkas Caling diperlihatkan kesinisannya, tapi bagi Pendeta Jantung Dewa, yang dipamerkan adalah dua gigi taring yang sedikit lebih panjang dari barisan gigi lainnya. Pangkas Caling menyeringai mirip hantu tersipu malu.Sekalipun yang menyeringai Pangkas Caling, tapi yang bicara adalah Rajang Lebong yang punya badan agak gemuk, bersenjata golok lengkung terselip di depan perutnya. Beda dengan Pangkas Caling yang bersenjata parang panjang di pinggang kirinya."Kulihat kalian berdua tadi ada di Bukit Lajang!""Memang benar!" jawab Pendeta Jantung Dewa. Tegas dan jujur."Tentunya kalian

  • Pendekar Kera Sakti   1248. Part 15

    RESI Wulung Gading mengatakan, bahwa Seruling Malaikat tidak mempunyai kelemahan. Satu-satunya cara menghadapi Seruling Malaikat adalah, "Jangan beri kesempatan Raja Tumbal meniup Seruling itu!"Pendekar Kera Sakti punya kesimpulan, "Harus menyerang lebih dulu sebelum diserang. Karena jika Raja Tumbal diserang lebih dulu, maka ia tidak punya persiapan untuk meniup serulingnya. Syukur bisa membuat dia tidak punya kesempatan untuk mengambil pusaka itu!Itu berarti Baraka harus lakukan penyerangan mendadak ke Lumpur Maut. Padahal ia tidak mengetahui di mana wilayah Lumpur Maut. Maka, hatinya pun membatin, "Aku harus minta bantuan Angin Betina! Di mana perempuan itu sekarang?"Pendekar Kera Sakti dihadapkan pada beberapa persoalan yang memusingkan kepala. Pertama, ia harus mencari di mana Angon Luwak, agar Pedang Kayu Petir yang ada di tangan anak itu tidak jatuh ke tangan orang sesat. Kedua, ia harus temukan Delima Gusti dan memberi tahu tentang siasat Raja Tumbal

  • Pendekar Kera Sakti   1247. Part 14

    Diamnya Baraka dimanfaatkan oleh Angin Betina untuk berkata lagi, "Aku suka padamu, dan berjanji akan melindungimu!""Berani sekali kau berkata begitu padaku. Apakah kau tak merasa malu, sebagai perempuan menyatakan isi hatimu di depanku?""Aku lebih malu jika kau yang menyatakan rasa suka padaku lebih dulu!""Aneh!" Baraka tertawa, tapi tiba-tiba Angin Betina menyentak lirih, "Jangan tertawa!""Kenapa" Aku tertawa pakai mulutku sendiri!""Tawamu makin memancing gairahku," jawabnya dalam desah yang menggiring khayalan kepada sebentuk kehangatan. Baraka hanya tersenyum, matanya sempat melirik nakal ke dada Angin Betina. Perempuan itu pun berkata lirih lagi, "Jangan hanya melirik kalau kau berani! Lakukanlah! Tunjukkan keberanianmu sebagai seorang lelaki yang mestinya mampu tundukkan wanita sepertiku!"Baraka kian lebarkan senyum dan menggeleng. "Tidak. Anggap saja aku pengecut untuk urusan ini! Selamat tinggal!"Zlaaap...! Weesss...!

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status