BERSAMBUNG
Pendekar Putul pun diam saja, bahkan sengaja pasang wajah kaget, sebab saat ini racun apapun yang di recoki ke tubuhnya, tak ada yang mampu membunuhnya.Buah ajaib yang dia makan dan sudah dia baca di kitab dalam gua itu saat dia berlatih seorang diri, ampuh atasi segala macam racun yang paling ganas sekalipun. Namun, agar sandiwaranya makin menyakinkan, dia pun pura-pura terkejut juga bikin wajahnya pucat. Sehingga Pendekar Gledek tak sadar terpengaruh dan tertawa-tawa saja. "Rasain!"ceplosnya.Pendekar Putul tak tanggapi ucapan Pendekar Gledek. Lagian dia pun saat ini belum ada kepikiran lari, tuh orang-orang yang ingin dia selamatkan belum satupun bebas.Apalagi kalau dia ngotot mengamuk saat ini, maka sama saja dengan bunuh diri, tempat ini banyak sekali orang-orang sakti, yang sudah jadi kaki tangan Ki Rawa.sehebat-hebatnya Pendekar Putul, di keroyok puluhan orang sakti, pasti dia keok juga! Si Putul kini bahkan di jamu di sebuah ruangan layaknya tamu agung saja, pendekar ini
Singgg…!Pendekar Putul cabut pedang tipisnya yang sempat di rampas Ki Rawa dan dikembalikan lagi padanya, setelah ia di keluarkan dari ruang tahanan.Pedang ini adalah hadiah dari neneknya, Bunda Suri Putri Reswari. Pedang ini merupakan pedang kesayangan sang Putri dan ternyata hadiah dari mendiang Raja Daha.Semua orang tegang bukan main, saat Pendekar Putul melangkah terpincang-pincang dan kini berdiri di belakang Pangeran Daha dan Pangeran Akmal.Tangan kiri si Putul bergerak sambil tarik rambut kepala kedua pangeran ini secara kurang ajar bergantian.Bahkan dia sempat-sempatnya memukul punggung keduanya dengan tongkatnya. Bukkk…bukk…!Sampai terbungkuk kedua pangeran ini menerima pukulan tongkat si Putul ini. Semua orang kaget denga ulah si Putul yang kurang ajar ini.Tetapi Ki Rawa dan Pendekar Gledek senyum-senyum kecil melihat ulah si Putul yang seakan lampiaskan rasa marahnya itu. Mereka malah puas melihat aksi si Putul yang sengaja lecehkan kedua pangeran ini.Tass…tasss….!
Setelah melihat Putri Alona sehat, Pangeran Daha dan kakaknya ini berpisah, mereka kembali dengan tujuan masing-masing.Pengeran Daha masih penasaran dengan kelompok Ki Rawa Cs, sehingga dia pun kembali memata-matai tempat ini.Pangeran Akmal juga kembali ke Kerajaannya, untuk melaporkan aktivitas Ki Rawa Cs yang agaknya bakal bikin kekacauan di daerah perbatasan Kerajaan Loksana dan Muara Sungai.Pangeran Akmal ternyata punya jabatan penting di kerajaan ayahnya, yakni menjabat sebagai Panglima Muda, atau wakil Panglima Perang kerajaan tersebut. Namun tak sampai 1,5 bulan, Pangeran Daha dapat kabar, yang mengagetkan kalau Putri Alona tertawan 5 orang bertopeng dan berilmu tinggi.“5 Orang bertopeng…!” batin Pendekar Putul, tapi itu dia simpan di hati, tak mau menyela Pangeran Daha bercerita, dia masih sabar menanti kelanjutan cerita pamannya ini.Berbarengan dengan itu ada juga kabar duka, Bunda Suri Putri Reswari meninggal dunia di Kerajaan Hilir Sungai.Pangeran Daha lalu memutusk
Baik bantuan Pangeran Boon Me, juga Pendekar Budiman Cs, serta bantuan dari tokoh-tokoh sakti kerajaan Loksana, belum terlihat kedatangannya."Sebab informasinya, Ki Rawa sudah kirim utusan pada Kerajaan Loksana, mereka minta tebusan 2 kadipaten sekaligus, atau Putri Arumi akan mereka bunuh," kata Pangeran Akmal sambil gemelutukan gigi saking marahnya.Begitu juga dengan Putri Alona, dengan cerdik, Ki Rawa kirim utusan dengan permintaan yang sama, yakni minta dua kadipaten sebagai tebusannya.Harapan Ki Rawa, dengan 4 kadipaten yang luasnya hampir sama dengan Kerajaan Hilir Sungai tersebut. Ambisinya untuk menjadi seorang Maharaja Kerajaan Ular Hitam akan terwujud, tanpa perlu perang!Kalau pun nekat perang, Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah menghitung, pasukan mereka pasti mudah terbasmi kedua kerajaan besar itu, yang miliki ribuan pasukan terlatih dan bersenjata lengkap pula.Belum lagi pendekar-pendekar sakti yang pastinya akan membantu kedua kerajaan tersebut.Sehingga mereka pun p
Ki Rawa murka bukan kepalang, jasad yang di beri pengawet dan di bawa utusan khususnya ternyata bukan jasad kedua pangeran tersebut.Itu terbongkar saat utusannya iseng-iseng ingin lihat jasad kedua pangeran ini, ketika di buka jasad dan kepalanya, mereka kaget bukan kepalang.Sebab jasad itu bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal, tapi teman mereka sendiri.Mereka bukan langsung balik badan dan berlari secepatnya ke padepokan Ular Hitam dan melaporkan soal ini ke Ki Rawa.Bukan main terkejutnya Ki Rawa, harapannya kedua kerajaan itu kelak bentrok buyar seketika.Bahkan orang-orang yang di utusnya untuk laporkan soal sandera kedua putri dua kerajaan itu, kabarnya malah di tangkap pasukan kedua kerajaan tersebut.Ini benar-benar di luar prediksi Ki Rawa dan juga Pendekar Gledek.“Si Putuuuuullllllll!” teriak Ki Rawa lontarkan kemurkaannya. Malam itu juga seluruh orang di minta cari Pendekar Putul, tempat istirahatnya di geledah oleh 30 orang anak buah Ki Rawa. Termasuk Pendeka
Pangeran Daha menurunkan kakaknya dari pondongan di sebuah rumah milik seorang kepala desa, yang masuk wilayah Kerajaan Muara Sungai.Tempat ini memang sudah disepakati dia bersama Pangeran Akmal juga di Putul, untuk berkumpul di tempat ini, apalagi wilayah ini belum di kuasai kelompok Ki Rawa Cs.Sang Kepala Desa yang bernama Ki Uus ini senang bukan kepalang, tamu-tamunya bukan orang sembarangan. Dia sampai sembelih seekor kerbau saking senangnya dan masak besar di bantu puluhan warganya. Berkali-kali Pangeran Daha mencoba melepaskan totokan hebat ini, tapi Putri Alona tetap lumpuh.“Hanya Pendekar Siluman yang sanggup menyembuhkan bibi putri, tapi kenapa dia belum datang ya?” kata Pangeran Akmal heran sendiri, apalagi ini sudah hampir tengah malam.“Pendekar Siluman…siapa dia?” sahut Putri Alona, walaupun badannya lumpuh, dia masih bisa bicara.“Dia…Pendekar Putul, anak kandung kaka sendiri,” sela Pangeran Daha, yang sebut julukan itu di berikan Pangeran Akmal, karena kagum dengan k
“Benar apa yang dikatakan Pendekar Siluman ini, kami hampir celaka, sebab ada jebakan yang sangat berbahaya sekali. Untung saja pendekar siluman ini berhasil membebaskan diri kami berdua, tapi tak urung dia terkena jurus mega halilitarnya Pendekar Gledek,” sambung Putri Arumi.Putri Arumi juga bilang, mereka tak langsung ke sini, karena menunggu si Putul sembuhkan luka dalam akibat terkena pukulan Pendekar Gledek tersebut.Legalah kini Pendekar Daha, dia malah malu hati, karena sempat punya pikiran jelek pada ponakannya ini.Semua orang terpesona dengan kecantikan Putri Arumi, kecantikannya tak kalah dari Putri Dao, tapi usianya lebih tua, Putri Arumi hampir 17 tahunan usianya, sedangkan Putri Dao baru mau 16 tahunan.Ibarat mangga, Putri Arumi ini sedang ranum-ranumnya. Bentuk tubuhnya sangat menggairahkan, walaupun tidak memiliki kesaktian setinggi kakaknya, tapi Putri Arumi juga bukan perempuan lemah.Pangeran Daha sampai tak berkedip memandang kecantikan Putri Arumi ini.Dia bahkan
Wibawa Pangeran Boon Me kalau mau jujur, jauh lebih hebat dari Pangeran Daha dan juga Pangeran Akmal.Tapi Pendekar Mabuk ini sudah tegas menyatakan sejak dulu, sama sekali tak berminat jadi Putra Mahkota,Sehingga adiknya Pangeran Daha yang di pilih, sebagai penerus Prabu Japra kelak.Begitu bertemu Putri Alona, Pangeran Boon Me beri penghormatan pada kakaknya ini. Dia juga tak ragu periksa tubuh kakaknya dan lega kakaknya ini sudah sembuh dan tak apa-apa.Tapi saat melihat wajah si Putul yang agak pucat, tanpa bicara, Pangeran Boon Me langsung kirim jurus dingin, sehingga semua orang terkejut.Tak terkecuali Putri Alona, yang mendadak ketar-ketir.Karena jurus dingin ini sangat hebat. Inilah inti jurus rajawali milik adiknya, yang bikin lawan-lawannya keok.Tapi si Putul malah menerima pukulan dahsyat ini dengan dadanya, tanpa melawan sedikitpun.“Bagus, cepat salurkan tenaga inti Rajawali Mencaplok Mangsa, usir racun yang hebat yang dipukul Pendekar Gledek padamu,” seru Pangeran Boo
Putri Melania yang memang menyamar sebagai nenek-nenek ini tersenyum manis sekali dan dia kaget saat tubuhnya tiba-tiba di raih Bafin dan di lemparnya ke atas, lalu di sambut dengan pelukan dan ciuman bertubi-tubi.“Sayangggkuuu istrikuuuu…ya Tuhan, kenapa kamu sampai nyamar jadi nenek-nenek sih,” seru Bafin dengan wajah berseri-seri.Tak lama kemudian terdengar suara anak kecil memanggil ibu, yang berlari dan di iringi 5 wanita cantik, selir-selir Bafin.“Kalian…syukurlah kalian tak apa-apa, eh itu siapa anak kecil itu?” seru Bafin sambil lepaskan pelukannya dari tubuh harum Putri Melania.Kini ia menatap anak kecil yang usianya antara 2-3 tahunan ini, wajahnya sangat tampan dan mirip anak perempuan, saking tampangnya.“Pangeran Bome, cepat beri hormat pada ayah kandungmu, dialah ayah yang selama ini kamu cari-cari!” tegur Putri Melania ke si anak kecil ini.Si anak kecil yang di panggil Pangeran Bome ini awalnya kaget, lalu dengan cepat bersimpuh dan beri hormat pada Bafin dengan sik
Pendekar Tanpa Bayangan ini tentu saja kaget bukan kepalang, serangan ini tidak bercanda. Mau tak mau dia pun langsung bergerak dengan gunakan jurus kaki ajaibnya.Sehingga serangan pertama ini luput, si nenek tak di kenal ini kembali lakukan serangan lebih dahsyat dari tadi.“Pantas saja ke 5 selirku tak mampu ladeni si nenek ini, pukulan-pukulannya sangat dahsyat,” batin Bafin, yang sengaja belum membalas, kecuali bergerak lincah dan selalu menghindar.Ia tak ingin menyakiti si nenek ini, apalagi belum tahu apa motifnya menculik ke 5 selirnya tersebut.“Nek, sabar dulu, aku mau tanya kamu apakan selir-selirku itu dan di mana mereka kamu tawan?” sambil menghindar Bafin sengaja bertanya.Tapi si nenek ini tak menggubris pertanyaan Bafin, dia malah makin lama makin beringas menyerang Bafin.Bahkan sudah 50 jurus, jangankan mampu taklukan Bafin, mengenai tubuh pemuda sakti ini saja tidak. Makin murkalah si nenek berbody aduhai ini.Tapi ada yang aneh, dari tubuh si nenek yang terlihat p
Bafin baru saja pulang dari Kerajaan Hilir Sungai, untuk menemui kakeknya Prabu Harman, sekaligus minta izin menempati Istana Lembah Iblis dan kakeknya ini tak keberatan, bahkan janji kelak akan berkunjung ke sana.“Bagus cucuku, sayang bangunan istana itu dibiarkan terbengkalai, nanti aku akan kirim tukang-tukang bangunan Istana buat percantik istana itu,” janji Prabu Harman dan Bafin banyak bawa pulang hadiah-hadiah waah dari Maharaja ini.Namun, setelah dua seminggu dan tiba kembali ke sini, Bafin merasa aneh sendiri.Istana-nya yang biasanya ramai dengan celotehan ke 5 selirnya hari ini sunyi. Bafin memang tak khawatir tinggalkan selir-selirnya sementara, sebab ke 5 nya sudah miliki kesaktian tinggi, biarpun saat ini ke limanya kompak sedang hamil muda dan kini sudah jalan 3,5 bulanan.Di tambah lagi tempat ini tak lagi seperti dulu, sudah ramai dan menjadi sebuah perkampungan yang mulai padat warganya.Bahkan anak-anak kecil pun sering jadikan halaman istana yang luas ini jadi t
“Kalian memang hebat, kini aku lega, semua ilmu silat yang aku ajarkan sudah sempurna kallian kuasai, tinggal di matangkan lagi,” Bafin tanpa ragu menciumi ke 5 nya satu persatu.Kelakuan Bafin sudah tak aneh bagi mereka dan pastinya langsung paham, dan kini mereka pun ‘pesta’ kecil-kecilan di sebuah ruangan istana ini.Dan pastinya di akhiri dengan membuka paha masing-masing, untuk di lumat bibir Bafin dan kemudian dimasuki pelatuk perkasa si pendekar flamboyan ini.Anehnya, energy bercinta Bafin makin lama makin hebat saja. Sehingga ke 5 selirnya kadang berseloroh, Bafin harus nambah selir lagi untuk layani keperkasaan pendekar flamboyan ini.Demikian lah sejak saat itu nama 5 Bidadari Lembah Iblis langsung menggema ke mana-mana, terlebih saat itu juga orang-orang menyebut kalau ke 5 wanita yang memang cantik jelita adalah selir dari Pendekar Tanpa Bayangan. Tak berhenti sampai di sana, sepak terjang 5 Bidadari Lembah Iblis dan sesekali Bafin turun tangan, juga membasmi banyak penja
Salah satu kawanan 10 Pendekar Setan yang bertubuh agak gemuk tiba-tiba mulai lakukan serangan ke arah Nyai Laras dengan goloknya.Serangan sangat mematikan, karenadi sertai dengan tenaga dalam yang kuat. Namun si cantik ini dengan amat lincahnya mengelak, si gendut tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri, tanpa kakinya dapat mengatur keseimbangan badan lagi, tubuhnya tersungkur ke depan.Pada saat itu, kaki Nyai Laras melayang dan kali ini ‘menciumnya’, tapi bukan mencium mulut, namun dada sebelah kiri yang jadi sasaran.”Ngekk...!" Si gendut terpelanting dan tahu-tahu goloknya telah terampas oleh Nyai Laras.Sambil tersenyum, Nyai Laras menggerakkan golok rampasan ke arah si gendut yang memandang terbelalak dan wajahnya pucat sekali, karena dia tahu bahwa maut telah siap menerkamnya.Tiba-tiba golok itu dilepas oleh si Nyai Laras dan meluncur ke bawah, tapi gagangnya di depan dan menyambar ke arah si gendut.Nyai Laras ternyata tidak langsun
Kemudian...Bafin kembali gauli mereka bergantian kali ini giliran Nyai Larasyag dapat tumpahanlahar panasnya.Percumbuan ini lanjut di kamar istana dan berturut-turut mereka menerima limpahan lahar si pejantan beruntung ini.Andai Bafin tak memiliki tenaga dalam yang hebat, dia tentu akan kewalahan meladeni selir-selir jelitanya ini, yang makin lama makin candu dengan cumbuan yang ia berikan.Uniknya mereka tak pernah berebutan di layani Bafin, semuanya dengan sabar menunggu giiliran, dan semuanya juga selalu puas tak terkira.Bafin kini benar-benar menikmati menjadi seorang pangeran, siang malam ke 5 nya menerima lahar panas dari si pendekar tampan ini.Namun mereka tak melulu bercinta saja, Bafin pun tetap latih mereka ilmu silat sangat serius dan kadang keras, sehingga makin lama ke 5 selirnya ini makin sakti saja.Lama-lama mereka pun sepakat mengatur waktu, kapan bercinta dan kapan giat berlatih silat. Bafin juga lega, ke limanya ternyata berbakat sekali dengan jurus-jurus yang ia
Bafin iseng-iseng lalu ngintip kelakuan ke 5 orang wanita cantik ini, yang sedang bersemedi. “Dibuang sayang, di ambil jadi selir…bagaimana tanggapan Putri Melania kelak yaa?” batinnya lagi.Bafin tentu saja masih ingat janjinya dengan si putri cantik anak Pangeran Busu itu, untuk kelak akan kembali bersama. Dalam hatinya yang paling dalam, Bafin ingin seperti Pendekar Putul ayahnya, yang tak memiliki selir, hanya satu istri, yakni Putri Arumi, ayahnya setia dengan satu istri.Atau paman kakeknya Pangeran Boon Me yang juga hanya miliki 1 istri tanpa selir, padahal si paman kakeknya ini menurut cerita Pangeran Durga, saat muda sangat flamboyan."Tapi takluk dengan ibundaku, eh ayahmu juga sama, takluk dengan ibunda sambungmu itu," cerita Pangeran Durga dahulu.Tapi kalau ingat kakek buyutnya Prabu Japra, Bafin senyum sendiri, mendiang kakeknya yang sangat sakti dan berjuluk Pendekar Bukit Meratus itu miliki 4 permaisuri, juga kakeknya Prabu Harman di Kerajaan Hilir Sungai, memiliki 20
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad