BERSAMBUNG
Baik bantuan Pangeran Boon Me, juga Pendekar Budiman Cs, serta bantuan dari tokoh-tokoh sakti kerajaan Loksana, belum terlihat kedatangannya."Sebab informasinya, Ki Rawa sudah kirim utusan pada Kerajaan Loksana, mereka minta tebusan 2 kadipaten sekaligus, atau Putri Arumi akan mereka bunuh," kata Pangeran Akmal sambil gemelutukan gigi saking marahnya.Begitu juga dengan Putri Alona, dengan cerdik, Ki Rawa kirim utusan dengan permintaan yang sama, yakni minta dua kadipaten sebagai tebusannya.Harapan Ki Rawa, dengan 4 kadipaten yang luasnya hampir sama dengan Kerajaan Hilir Sungai tersebut. Ambisinya untuk menjadi seorang Maharaja Kerajaan Ular Hitam akan terwujud, tanpa perlu perang!Kalau pun nekat perang, Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah menghitung, pasukan mereka pasti mudah terbasmi kedua kerajaan besar itu, yang miliki ribuan pasukan terlatih dan bersenjata lengkap pula.Belum lagi pendekar-pendekar sakti yang pastinya akan membantu kedua kerajaan tersebut.Sehingga mereka pun p
Ki Rawa murka bukan kepalang, jasad yang di beri pengawet dan di bawa utusan khususnya ternyata bukan jasad kedua pangeran tersebut.Itu terbongkar saat utusannya iseng-iseng ingin lihat jasad kedua pangeran ini, ketika di buka jasad dan kepalanya, mereka kaget bukan kepalang.Sebab jasad itu bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal, tapi teman mereka sendiri.Mereka bukan langsung balik badan dan berlari secepatnya ke padepokan Ular Hitam dan melaporkan soal ini ke Ki Rawa.Bukan main terkejutnya Ki Rawa, harapannya kedua kerajaan itu kelak bentrok buyar seketika.Bahkan orang-orang yang di utusnya untuk laporkan soal sandera kedua putri dua kerajaan itu, kabarnya malah di tangkap pasukan kedua kerajaan tersebut.Ini benar-benar di luar prediksi Ki Rawa dan juga Pendekar Gledek.“Si Putuuuuullllllll!” teriak Ki Rawa lontarkan kemurkaannya. Malam itu juga seluruh orang di minta cari Pendekar Putul, tempat istirahatnya di geledah oleh 30 orang anak buah Ki Rawa. Termasuk Pendeka
Pangeran Daha menurunkan kakaknya dari pondongan di sebuah rumah milik seorang kepala desa, yang masuk wilayah Kerajaan Muara Sungai.Tempat ini memang sudah disepakati dia bersama Pangeran Akmal juga di Putul, untuk berkumpul di tempat ini, apalagi wilayah ini belum di kuasai kelompok Ki Rawa Cs.Sang Kepala Desa yang bernama Ki Uus ini senang bukan kepalang, tamu-tamunya bukan orang sembarangan. Dia sampai sembelih seekor kerbau saking senangnya dan masak besar di bantu puluhan warganya. Berkali-kali Pangeran Daha mencoba melepaskan totokan hebat ini, tapi Putri Alona tetap lumpuh.“Hanya Pendekar Siluman yang sanggup menyembuhkan bibi putri, tapi kenapa dia belum datang ya?” kata Pangeran Akmal heran sendiri, apalagi ini sudah hampir tengah malam.“Pendekar Siluman…siapa dia?” sahut Putri Alona, walaupun badannya lumpuh, dia masih bisa bicara.“Dia…Pendekar Putul, anak kandung kaka sendiri,” sela Pangeran Daha, yang sebut julukan itu di berikan Pangeran Akmal, karena kagum dengan k
“Benar apa yang dikatakan Pendekar Siluman ini, kami hampir celaka, sebab ada jebakan yang sangat berbahaya sekali. Untung saja pendekar siluman ini berhasil membebaskan diri kami berdua, tapi tak urung dia terkena jurus mega halilitarnya Pendekar Gledek,” sambung Putri Arumi.Putri Arumi juga bilang, mereka tak langsung ke sini, karena menunggu si Putul sembuhkan luka dalam akibat terkena pukulan Pendekar Gledek tersebut.Legalah kini Pendekar Daha, dia malah malu hati, karena sempat punya pikiran jelek pada ponakannya ini.Semua orang terpesona dengan kecantikan Putri Arumi, kecantikannya tak kalah dari Putri Dao, tapi usianya lebih tua, Putri Arumi hampir 17 tahunan usianya, sedangkan Putri Dao baru mau 16 tahunan.Ibarat mangga, Putri Arumi ini sedang ranum-ranumnya. Bentuk tubuhnya sangat menggairahkan, walaupun tidak memiliki kesaktian setinggi kakaknya, tapi Putri Arumi juga bukan perempuan lemah.Pangeran Daha sampai tak berkedip memandang kecantikan Putri Arumi ini.Dia bahkan
Wibawa Pangeran Boon Me kalau mau jujur, jauh lebih hebat dari Pangeran Daha dan juga Pangeran Akmal.Tapi Pendekar Mabuk ini sudah tegas menyatakan sejak dulu, sama sekali tak berminat jadi Putra Mahkota,Sehingga adiknya Pangeran Daha yang di pilih, sebagai penerus Prabu Japra kelak.Begitu bertemu Putri Alona, Pangeran Boon Me beri penghormatan pada kakaknya ini. Dia juga tak ragu periksa tubuh kakaknya dan lega kakaknya ini sudah sembuh dan tak apa-apa.Tapi saat melihat wajah si Putul yang agak pucat, tanpa bicara, Pangeran Boon Me langsung kirim jurus dingin, sehingga semua orang terkejut.Tak terkecuali Putri Alona, yang mendadak ketar-ketir.Karena jurus dingin ini sangat hebat. Inilah inti jurus rajawali milik adiknya, yang bikin lawan-lawannya keok.Tapi si Putul malah menerima pukulan dahsyat ini dengan dadanya, tanpa melawan sedikitpun.“Bagus, cepat salurkan tenaga inti Rajawali Mencaplok Mangsa, usir racun yang hebat yang dipukul Pendekar Gledek padamu,” seru Pangeran Boo
Lolosnya tahanan-tahanan penting, di tambah gagalnya rencana yang sudah di susun rapi, karena bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal yang berada di dalam peti, makin runyam lagi dengan tertangkapnya utusan ke kedua kerajaan tersebut.Membuat Ki Rawa murka tak kepalang, penjagaan di padepokan ini pun dibuat berlapis-lapis.Ki Rawa bahkan kini terpaksa menunda menyerbu kadipaten-kadipaten yang mereka incar.Setelah dia dapat kabar, pasukan kedua kerajaan besar itu, mulai menempatkan pasukan besar di perbatasan masing-masing dan hanya tunggu waktu untuk menyerbu ke padepokan mereka ini.“Kita harus ubah rencana!” kata Ki Rawa sambil memandang Pendekar Gledek dan beberapa tangan kanannya yang hadir saat ini.“Hmm…ya, agaknya melawan kedua kerajaan itu dengan kekuatan fisik, sama juga dengan mati konyol, kita gunakan jaur lain…!” sahut Pendekar Gledek sambil hisap cangklungnya.Semuanya kini memandang Pendekar Gledek, ingin tahu apa rencana mantan pangeran terbuang dari kerajaan Daha
Ki Palung adalah pentolan bangsawan yang menjadi tokoh perampok yang sangat sakti dan tewas di tangan Tiga Pendekar Golok Putih, sekaligus pendiri Padepokan Ular Hitam tersebut.Ki Palung juga punya hubungan dengan Prabu Japra, selain pernah beri dia peta kitab pusaka bukit meratus, Permaisuri Aura juga anak dari Ki Palung.Bahkan keturunan Pangeran Somali ini juga memiliki ilmu sihir yang sangat hebat.Tapi Pangeran Busu sangat cerdik, dia tak mau sebutkan siapa gurunya. Hanya saja Pendekar Gledek akui, selain Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, Pangeran Busu juga luar biasa kekuatan sihirnya.Dan juga Ki Rawa baru tahu, kalau 5 Jawara Bertopeng yang membunuh Ibu Suri Putri Reswari adalah…kaki tangan Pangeran Busu..!“Pantas, saat tempat ini di acak-acak dan bebaskan dua tahanan pentingku, ke 5 nya tak muncul membantu, kiranya mereka tangan kanan Pangeran Busu dan di panggil pulang ke Kadipaten Tapanan. Entah apa rencana Pangeran itu?” batin Ki Rawa penasaran sendiri.“Apa rencana
Ratusan bekas anak buah Ki Rawa yang sebelumnya jadi anak buah mendiang Ki Boka kini di kumpulkan dan di beri ‘arahan’ Pendekar Mabuk.“Mulai kini, kalian di bawah pengawasanku, kalau kembali menyeleweng, maka kalian ku hukum. Tapi sebaliknya, kalau patuh dan menurut, maka kalian akan di bawah perlindunganku, majikan Lembah Rajawali,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap mereka semua secara random.Semuanya langsung angkat sumpah dan berjanji akan mentaati semua ‘aturan’ Pangeran Boon Me.Tentu saja mereka bangga jadi anak buah majilan Lembah Rajawali, seorang pendekar sakti sekaligus bangsawan kaya raya lagi.Langkah pertama, semua yang berbau Ki Rawa d musnahkan pendekar ini.Pangeran Boon Me dengan kesaktiannya, sengaja tunjukan kehebatannya, plang bertuliskan Padepokan Ular Hitam yang berada di pintu gerbang padepokan ini di copotnya, hebatnya tanpa bergerak dari kedudukannya saat ini.Plang itu seakan ‘hidup’ saja, copot dengan sendirinya, pendekar sakti ini hanya dengan menggera
“Arya…!”Pendekar Putul yang sedang duduk melamun kaget mendengar suara ini, dia langsung menoleh dan tersenyum, melihat Putri Arumi yang datang menghampirinya.Wajahnya yang tadi murung berubah ceria, ibaratnya perubahan itu 180 derajat perbedaannya. Berada di dekat orang yang diam-diam di cintai memang beda.“Putri Arumi!” si Putul bangkit dan menjura beri penghormatan buat adik Pangeran Akmal ini.“Aku mau pulang dengan kakanda Pangeran Akmal, kapan kamu jalan-jalan ke Loksana…?” ceplos si putri jelita ini.Putri Arumi langsung duduk di dekat si Putul dan mau tak mau pendekar ini kembali duduk di tempatnya melamun tadi, sambil melihat pegunungan meratus yang sangat indah.“A-apa…Loksana?” sahut si Putul gagap.“Iya, kan kamu bilang ingin lihat-lihat kotaraja, ih kok gitu sih, masa lupa dengan ucapan sendiri beberapa hari yang lalu!” sungut Putri Arumi.“Oh…i-iya secepatnya tuan putri!” sahut Pendekar Putul dan senyum manisnya kembali merekah, sehingga makin tampanlah pemuda ini.“
Ratusan bekas anak buah Ki Rawa yang sebelumnya jadi anak buah mendiang Ki Boka kini di kumpulkan dan di beri ‘arahan’ Pendekar Mabuk.“Mulai kini, kalian di bawah pengawasanku, kalau kembali menyeleweng, maka kalian ku hukum. Tapi sebaliknya, kalau patuh dan menurut, maka kalian akan di bawah perlindunganku, majikan Lembah Rajawali,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap mereka semua secara random.Semuanya langsung angkat sumpah dan berjanji akan mentaati semua ‘aturan’ Pangeran Boon Me.Tentu saja mereka bangga jadi anak buah majilan Lembah Rajawali, seorang pendekar sakti sekaligus bangsawan kaya raya lagi.Langkah pertama, semua yang berbau Ki Rawa d musnahkan pendekar ini.Pangeran Boon Me dengan kesaktiannya, sengaja tunjukan kehebatannya, plang bertuliskan Padepokan Ular Hitam yang berada di pintu gerbang padepokan ini di copotnya, hebatnya tanpa bergerak dari kedudukannya saat ini.Plang itu seakan ‘hidup’ saja, copot dengan sendirinya, pendekar sakti ini hanya dengan menggera
Ki Palung adalah pentolan bangsawan yang menjadi tokoh perampok yang sangat sakti dan tewas di tangan Tiga Pendekar Golok Putih, sekaligus pendiri Padepokan Ular Hitam tersebut.Ki Palung juga punya hubungan dengan Prabu Japra, selain pernah beri dia peta kitab pusaka bukit meratus, Permaisuri Aura juga anak dari Ki Palung.Bahkan keturunan Pangeran Somali ini juga memiliki ilmu sihir yang sangat hebat.Tapi Pangeran Busu sangat cerdik, dia tak mau sebutkan siapa gurunya. Hanya saja Pendekar Gledek akui, selain Pangeran Boon Me dan Pendekar Putul, Pangeran Busu juga luar biasa kekuatan sihirnya.Dan juga Ki Rawa baru tahu, kalau 5 Jawara Bertopeng yang membunuh Ibu Suri Putri Reswari adalah…kaki tangan Pangeran Busu..!“Pantas, saat tempat ini di acak-acak dan bebaskan dua tahanan pentingku, ke 5 nya tak muncul membantu, kiranya mereka tangan kanan Pangeran Busu dan di panggil pulang ke Kadipaten Tapanan. Entah apa rencana Pangeran itu?” batin Ki Rawa penasaran sendiri.“Apa rencana
Lolosnya tahanan-tahanan penting, di tambah gagalnya rencana yang sudah di susun rapi, karena bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal yang berada di dalam peti, makin runyam lagi dengan tertangkapnya utusan ke kedua kerajaan tersebut.Membuat Ki Rawa murka tak kepalang, penjagaan di padepokan ini pun dibuat berlapis-lapis.Ki Rawa bahkan kini terpaksa menunda menyerbu kadipaten-kadipaten yang mereka incar.Setelah dia dapat kabar, pasukan kedua kerajaan besar itu, mulai menempatkan pasukan besar di perbatasan masing-masing dan hanya tunggu waktu untuk menyerbu ke padepokan mereka ini.“Kita harus ubah rencana!” kata Ki Rawa sambil memandang Pendekar Gledek dan beberapa tangan kanannya yang hadir saat ini.“Hmm…ya, agaknya melawan kedua kerajaan itu dengan kekuatan fisik, sama juga dengan mati konyol, kita gunakan jaur lain…!” sahut Pendekar Gledek sambil hisap cangklungnya.Semuanya kini memandang Pendekar Gledek, ingin tahu apa rencana mantan pangeran terbuang dari kerajaan Daha
Wibawa Pangeran Boon Me kalau mau jujur, jauh lebih hebat dari Pangeran Daha dan juga Pangeran Akmal.Tapi Pendekar Mabuk ini sudah tegas menyatakan sejak dulu, sama sekali tak berminat jadi Putra Mahkota,Sehingga adiknya Pangeran Daha yang di pilih, sebagai penerus Prabu Japra kelak.Begitu bertemu Putri Alona, Pangeran Boon Me beri penghormatan pada kakaknya ini. Dia juga tak ragu periksa tubuh kakaknya dan lega kakaknya ini sudah sembuh dan tak apa-apa.Tapi saat melihat wajah si Putul yang agak pucat, tanpa bicara, Pangeran Boon Me langsung kirim jurus dingin, sehingga semua orang terkejut.Tak terkecuali Putri Alona, yang mendadak ketar-ketir.Karena jurus dingin ini sangat hebat. Inilah inti jurus rajawali milik adiknya, yang bikin lawan-lawannya keok.Tapi si Putul malah menerima pukulan dahsyat ini dengan dadanya, tanpa melawan sedikitpun.“Bagus, cepat salurkan tenaga inti Rajawali Mencaplok Mangsa, usir racun yang hebat yang dipukul Pendekar Gledek padamu,” seru Pangeran Boo
“Benar apa yang dikatakan Pendekar Siluman ini, kami hampir celaka, sebab ada jebakan yang sangat berbahaya sekali. Untung saja pendekar siluman ini berhasil membebaskan diri kami berdua, tapi tak urung dia terkena jurus mega halilitarnya Pendekar Gledek,” sambung Putri Arumi.Putri Arumi juga bilang, mereka tak langsung ke sini, karena menunggu si Putul sembuhkan luka dalam akibat terkena pukulan Pendekar Gledek tersebut.Legalah kini Pendekar Daha, dia malah malu hati, karena sempat punya pikiran jelek pada ponakannya ini.Semua orang terpesona dengan kecantikan Putri Arumi, kecantikannya tak kalah dari Putri Dao, tapi usianya lebih tua, Putri Arumi hampir 17 tahunan usianya, sedangkan Putri Dao baru mau 16 tahunan.Ibarat mangga, Putri Arumi ini sedang ranum-ranumnya. Bentuk tubuhnya sangat menggairahkan, walaupun tidak memiliki kesaktian setinggi kakaknya, tapi Putri Arumi juga bukan perempuan lemah.Pangeran Daha sampai tak berkedip memandang kecantikan Putri Arumi ini.Dia bahkan
Pangeran Daha menurunkan kakaknya dari pondongan di sebuah rumah milik seorang kepala desa, yang masuk wilayah Kerajaan Muara Sungai.Tempat ini memang sudah disepakati dia bersama Pangeran Akmal juga di Putul, untuk berkumpul di tempat ini, apalagi wilayah ini belum di kuasai kelompok Ki Rawa Cs.Sang Kepala Desa yang bernama Ki Uus ini senang bukan kepalang, tamu-tamunya bukan orang sembarangan. Dia sampai sembelih seekor kerbau saking senangnya dan masak besar di bantu puluhan warganya. Berkali-kali Pangeran Daha mencoba melepaskan totokan hebat ini, tapi Putri Alona tetap lumpuh.“Hanya Pendekar Siluman yang sanggup menyembuhkan bibi putri, tapi kenapa dia belum datang ya?” kata Pangeran Akmal heran sendiri, apalagi ini sudah hampir tengah malam.“Pendekar Siluman…siapa dia?” sahut Putri Alona, walaupun badannya lumpuh, dia masih bisa bicara.“Dia…Pendekar Putul, anak kandung kaka sendiri,” sela Pangeran Daha, yang sebut julukan itu di berikan Pangeran Akmal, karena kagum dengan k
Ki Rawa murka bukan kepalang, jasad yang di beri pengawet dan di bawa utusan khususnya ternyata bukan jasad kedua pangeran tersebut.Itu terbongkar saat utusannya iseng-iseng ingin lihat jasad kedua pangeran ini, ketika di buka jasad dan kepalanya, mereka kaget bukan kepalang.Sebab jasad itu bukan jasad Pangeran Daha dan Pangeran Akmal, tapi teman mereka sendiri.Mereka bukan langsung balik badan dan berlari secepatnya ke padepokan Ular Hitam dan melaporkan soal ini ke Ki Rawa.Bukan main terkejutnya Ki Rawa, harapannya kedua kerajaan itu kelak bentrok buyar seketika.Bahkan orang-orang yang di utusnya untuk laporkan soal sandera kedua putri dua kerajaan itu, kabarnya malah di tangkap pasukan kedua kerajaan tersebut.Ini benar-benar di luar prediksi Ki Rawa dan juga Pendekar Gledek.“Si Putuuuuullllllll!” teriak Ki Rawa lontarkan kemurkaannya. Malam itu juga seluruh orang di minta cari Pendekar Putul, tempat istirahatnya di geledah oleh 30 orang anak buah Ki Rawa. Termasuk Pendeka
Baik bantuan Pangeran Boon Me, juga Pendekar Budiman Cs, serta bantuan dari tokoh-tokoh sakti kerajaan Loksana, belum terlihat kedatangannya."Sebab informasinya, Ki Rawa sudah kirim utusan pada Kerajaan Loksana, mereka minta tebusan 2 kadipaten sekaligus, atau Putri Arumi akan mereka bunuh," kata Pangeran Akmal sambil gemelutukan gigi saking marahnya.Begitu juga dengan Putri Alona, dengan cerdik, Ki Rawa kirim utusan dengan permintaan yang sama, yakni minta dua kadipaten sebagai tebusannya.Harapan Ki Rawa, dengan 4 kadipaten yang luasnya hampir sama dengan Kerajaan Hilir Sungai tersebut. Ambisinya untuk menjadi seorang Maharaja Kerajaan Ular Hitam akan terwujud, tanpa perlu perang!Kalau pun nekat perang, Ki Rawa dan Pendekar Gledek sudah menghitung, pasukan mereka pasti mudah terbasmi kedua kerajaan besar itu, yang miliki ribuan pasukan terlatih dan bersenjata lengkap pula.Belum lagi pendekar-pendekar sakti yang pastinya akan membantu kedua kerajaan tersebut.Sehingga mereka pun p