BERSAMBUNG
Wanita yang pingsan ini di telungkupkan, tanpa ragu kakek Asan buka baju di bagian punggung ini, sehingga terlihat pemandangan indah...bagi si pendekar biawak ini.Boon Me buru-buru lupakan punggung yang putih bersih ini, ia mulai konsentrasi salurkan dua kutub tenaga yang berbeda.Tangan kanan dingin dan tangan kiri panas, di dalam ruangan ini hanya dia dan kakek si Raja Obat, sedangkan Uni dan Opak menunggu di luar pondok.“Mulai lah Boon Me,” perintah kakek Asan, sambil sibuk meracik obat-obatan.Boon Me pejamkan mata, sebagai pemuda normal dia tentu agak ‘nafsu’ lihat punggung putih bersih ini.Apalagi saat tangannya menyentuh punggung itu, tapi saat melihat kakek Asan tenang-tenang saja dan sibuk meracik obat, Boon Me pun konsentrasi dan mulai menyalurkan tenaga dalamnya yang hebat ini.Perlahan-lahan masuklah dua tenaga dalam ini dan perlahan mulai mengubah warna punggung putih bersih ini.Boon Me sadar kekuatannya saat ini naik berlipat-lipat, sehingga dia hanya salurkan sedikit
Kembali semua anak buahnya melongo, termasuk Uni dan Opak. Sementara kakek Asan tetap tak pedulikan apa yang terjadi di luar pondok, dia terlihat dengan telaten merawat si cantik ini.Si Raja obat ini sampai geleng-geleng kepala saking kagumnya, kesaktian Boon Me mampu sembuhkan wanita ini dalam waktu yang sangat singkat!Kalau pengobatan dariku mungkin butuh waktu 1 bulan baru sembuh, pikir si kakek iniKini Si Cakar Harimau tiba-tiba bertingkah persis monyet, lalu naik ke atas pohon kelapa dan menggugurkan 5 biji yang muda, sesuai perintah Boon Me tadi.Hampir saja 10 anak buahnya tertimpa buah kelapa ini, andai mereka tak cepat-cepat menyingkir. Kalau kena bisa-bisa geger otak..!“Lompat kamu dari atas ke tanah,” kembali Boon Me bersuara, dan tanpa di duga, si Cakar Harimau benar-benar melompat dari ketinggian 15 meteran.Bukkk…krakkk…adauwwww….kakikuuuu patahhh,” teriak si Cakar Harimau ini lalu pingsan seketika, kedua kakinya sudah patah dan dapat dipastikan, butuh waktu lama semb
Kegembiraan mereka terpotong, saat Boon Me pamit ke kakek Asan, dengan alasan mau cari dermaga terdekat, yang bisa membawanya pulang kembali ke Pulau Borneo.“Sebentar, tuan Boon Me mau kemana? Kenapa cari kapal besar segala” Opak menyela ucapa Boon Me, dia tadi tak begitu jelas mendengar percakapan Boon Me dan si kakek Asan ini.“Aku mau ke pulang ke Pulau Borneo kisanak,” kata Boon Me pendek, mengulang ucapannya ke kakek Asan.“Ahh kebetulan, kapal besar kami juga ingin pulang ke Pulau Borneo, sekalian saja ikut, bagaimana tuan putri?” tawar Uni tiba-tiba, sambil menatap si cantik yang sudah sembuh ini untuk minta pendapat, kepala wanita ini langsung mengangguk, tanda setuju.“Benarkah...waah kebetulan sekali, ayoo aku ikut numpang,” sahut Boon Me senang.Tanpa buang waktu, Boon Me, Uni dan Opak kompak pamit dengan Kakek Asan, untuk berjalan kaki menuju dermaga yang jaraknya 3 hari perjalanan kaki, atau setengah harian naik kuda.Kakek Asan sudah bisa di duga, menolak apapun pemberia
Namun…tak terjadi apapun antara keduanya, Putri Bulan seakan memahami pendekar tampan ini sedang ingin sendiri, tanpa mau di ganggu.Boon Me hanya menghela nafas sambil menatap pinggang si janda cantik ini yang berjalan gemulai menuju gua dan merebahkan diri beristirahat.Tak mungkin dia ‘bercinta’ dengan Putri Bulan, walaupun si cantik ini buka pintu, sebab hatinya masih terpaut ke Putri Kalia nun jauh di sana.Walaupun bohong kalau dia bilang tak tertarik dengan Putri Bulan, lama tak bermesraan dengan wanita, membuatnya kangen dan rindu juga dirinya. Perjalanan menuju dermaga alias pelabuhan lancar jaya, tak ada gangguan sama sekali. Tak satupun penjahat berani hadang Boon Me, yang menemani Putri Bulan bersama Uni dan Opak.Tanpa Boon Me sadari, perbuatannya menghajar kelompok Cakar Harimau dalam waktu yang sangat singkat langsung menyebar ke mana-mana.Nama Kelompok Cakar Harimau sudah sangat menakutkan, tapi dengan mudahnya di kalahkan pendekar sakti ini.Sehingga semua penjahat t
Tiba-tiba Boon Me melompat dan menyeberang ke kapal bajak laut, yang saat ini sengaja para bajak ini tambatkan di kapal milik Putri Bulan.Di mana sang pimpinannya dan juga ada beberapa anak buahnya masih berada di kapal mereka saat ini.Sang pemimpin bajak ini anggap remeh kapa milik Putri Bulan, tanpa tahu kalau ke 20 anak buahnya sudah tenggelam di laut, setelah di tendang Boon Me tanpa ampun.Sang pimpinan bajak laut langsung kaget bukan kepalang, saat tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak, terkena totokan lihai pemuda ini, yang datang bak hantu, tahu-tahu sudah muncul saja di kapal mereka.5 anak buahnya yang tersisa juga sama, dengan kecepatan bak kilat Boon Me sudah mampu lumpuhkan mereka dalam waktu yang amat singkat.“Kelompok bajak mana kamu ini, apakah kamu temannya si Pakhan, bajak laut dari kepulauan Thai?” tanya Boon Me dingin sambil menatap wajah si bajak laut, yang sepinta seperti wajah orang-orang Thai.“Bu-bukan tuan pendekar, mereka malah saingan kami,” kata si pemimpi
Ada ketukan di kamarnya, Boon Me yang sudah setengah mabuk membiarkan saja saa tahu Putri Bulan yang masuk.Melihat pendekar tampan ini setengah mabuk, Putri Bulan yang tak tahu apa yang terjadi langsung duduk di sisi pemuda ini.“Terima kasih Boon Me, kamu sudah selamatkan aku dan seluruh anak buahku juga kapalku dari kelompok pembajak ganas itu,” kata Putri Bulan sambil ikutan minum arak, karena cuaca makin dingin saja.Dari ekor matanya Boon Me paham, agaknya ini lah saatnya dia harus berikan kehangatan yang sesungguhnya.Boon Me hanya tersenyum dan tanpa di duga Putri Bulan, bibirnya yang merah merekah kena sosor pemuda sakti ini.Awalnya dia ingin menolak, dikit jual mahal….tapi saat lehernya kena bibir pemuda ini, dialah yang mulai lupa diri.Boon Me yang paham, rupanya leher jadi titik lemah wanita jelita ini, sehingga saat bibirnya meninggalkan cap merah di sana, Putri Bulan benar-benar mulai tunjukan sisi liarnya.Angin laut berhembus makin kencang, laju kapal yang mulai berg
Boon Me kini naik kuda pemberian Putri Bulan, tujuannya sebenarnya ke kerajaan Muara Sungai, tapi tanpa di sadarinya, dia malah ke sasar ke jurusan lain.Boon Me ke Muara Sungai untuk cari 3 mantan gurunya, Pendekar Gledek dan 2 Pendekar Hewan.Aku yakin pasti 3 orang ini tahu siapa ayah kandungku, karena mereka sama-sama petualang, pikirnya Boon Me, inilah tujuan asli pendekar sakti ini.Itulah sebabnya, dia bermaksud menuju ke Kerajaan Muara Sungai, tapi saking jauh dan luasnya Pulau Borneo, Boon Me pun nyasar hingga ke Kerajaan Hilir Sungai.Sepanjang jalan Boon Me tidak pernah berpangku tangan hajar para penjahat, yang dia temui. Atau kebetulan pas dia lagi singgah di sebuah desa atau kampung, lalu singgah di warung, pasti ada saja penjahat yang dia bikin takluk lalu di hajarnya setengah mampus.Hebatnya itu semua dia lakukan sambil minum arak, akibatnya namanya pun makin berkibar dengan julukan Pendekar Mabuk.Sampai kini Boon Me sebenarnya selalu teringat Putri Kalia, sehingga pe
Kini Brandi yang matanya setengah terpejam membuka sedikit matanya.“He-he…kamu sendiri siapa? Ngapain juga para pengunjung di sini pada nyembah-nyembah kamu? Emank kamu dewa!” ejek Boon Me dan kembali gelegak-geleguk minum araknya.Prabu Harman terlihat mengepalkan tangannya, baru kali ini dia merasa di hina, di tempat umum pula, padahal semua orang selama ini menyembah-nyembahnya.Benar-benar 'dosa' yang sulit di maafkan!“Pemabuk kurang ajar!” Prabu Harman ayunkan tangannya, dia bermaksud ingin rampas botol yang ada di tangan Boon Me, ingin beri pelajaran keras.Namun alangkah kagetnya Prabu Harman, walauun bersikap seolah mabuk, tapi ‘serangan’ nya luput dan mudah saja di elakan Boon Me.Yang bikin dia makin murka, gaya Boon Me seperti mabuk. Masa iya jurusnya yang hebat dengan mudah di elakan orang yang masih mabuk?Tiba-tiba serangkum serangan dahsyat menerjang Boon Me. Prabu Harman yang angkuh dan jarang dapat lawan sepadan, ternyata sangat murka, dia langsung serang Boon Me den
Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“D
Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan k
“Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan
Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” kat
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda