BERSAMBUNG
“Boon Me, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, bisa jadi justru Prabu Japra itu ayah kandungmu…!” tebak Kakek Asan ini lagi.“Mungkin…tapi aku masih beranggapan, bisa jadi hanya sama nama saja dengan ayah kandungku tersebut!” sahut Boon Me, kembali lirih suaranya.Si kakek ini mengangguk-anggukan kepala, karena nama manusia sama, tapi orangnya beda di dunia ini sudah tak aneh lagi.Lalu Kakek Asan mulai bercerita kalau pulau ini di sebut kepulauan Andalas, daerah ini masuk kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang terus berkembang dan kuat.“Kalau kamu ingin ke Pulau Borneo, harus naik kapal besar, minimal 1,5 bulan baru sampai,” kata Kakek Asan si Raja Obat lagi.Si Raja Obat ini lalu berseloroh, andai burung rajawali masih hidup, mungkin Boon Me hanya butuh satu atau dua hari sudah sampai di Pulau Bornoe, atau 5 hari balik ke kepulauan Thai lagi.“Boon Me, apa rencanamu sekarang? Kini kamu sudah sembuh secara ajaib berkat gigitan ular merah itu…bahkan kekuatanmu makin bertambah!” kata kak
Wanita yang pingsan ini di telungkupkan, tanpa ragu kakek Asan buka baju di bagian punggung ini, sehingga terlihat pemandangan indah...bagi si pendekar biawak ini.Boon Me buru-buru lupakan punggung yang putih bersih ini, ia mulai konsentrasi salurkan dua kutub tenaga yang berbeda.Tangan kanan dingin dan tangan kiri panas, di dalam ruangan ini hanya dia dan kakek si Raja Obat, sedangkan Uni dan Opak menunggu di luar pondok.“Mulai lah Boon Me,” perintah kakek Asan, sambil sibuk meracik obat-obatan.Boon Me pejamkan mata, sebagai pemuda normal dia tentu agak ‘nafsu’ lihat punggung putih bersih ini.Apalagi saat tangannya menyentuh punggung itu, tapi saat melihat kakek Asan tenang-tenang saja dan sibuk meracik obat, Boon Me pun konsentrasi dan mulai menyalurkan tenaga dalamnya yang hebat ini.Perlahan-lahan masuklah dua tenaga dalam ini dan perlahan mulai mengubah warna punggung putih bersih ini.Boon Me sadar kekuatannya saat ini naik berlipat-lipat, sehingga dia hanya salurkan sedikit
Kembali semua anak buahnya melongo, termasuk Uni dan Opak. Sementara kakek Asan tetap tak pedulikan apa yang terjadi di luar pondok, dia terlihat dengan telaten merawat si cantik ini.Si Raja obat ini sampai geleng-geleng kepala saking kagumnya, kesaktian Boon Me mampu sembuhkan wanita ini dalam waktu yang sangat singkat!Kalau pengobatan dariku mungkin butuh waktu 1 bulan baru sembuh, pikir si kakek iniKini Si Cakar Harimau tiba-tiba bertingkah persis monyet, lalu naik ke atas pohon kelapa dan menggugurkan 5 biji yang muda, sesuai perintah Boon Me tadi.Hampir saja 10 anak buahnya tertimpa buah kelapa ini, andai mereka tak cepat-cepat menyingkir. Kalau kena bisa-bisa geger otak..!“Lompat kamu dari atas ke tanah,” kembali Boon Me bersuara, dan tanpa di duga, si Cakar Harimau benar-benar melompat dari ketinggian 15 meteran.Bukkk…krakkk…adauwwww….kakikuuuu patahhh,” teriak si Cakar Harimau ini lalu pingsan seketika, kedua kakinya sudah patah dan dapat dipastikan, butuh waktu lama semb
Kegembiraan mereka terpotong, saat Boon Me pamit ke kakek Asan, dengan alasan mau cari dermaga terdekat, yang bisa membawanya pulang kembali ke Pulau Borneo.“Sebentar, tuan Boon Me mau kemana? Kenapa cari kapal besar segala” Opak menyela ucapa Boon Me, dia tadi tak begitu jelas mendengar percakapan Boon Me dan si kakek Asan ini.“Aku mau ke pulang ke Pulau Borneo kisanak,” kata Boon Me pendek, mengulang ucapannya ke kakek Asan.“Ahh kebetulan, kapal besar kami juga ingin pulang ke Pulau Borneo, sekalian saja ikut, bagaimana tuan putri?” tawar Uni tiba-tiba, sambil menatap si cantik yang sudah sembuh ini untuk minta pendapat, kepala wanita ini langsung mengangguk, tanda setuju.“Benarkah...waah kebetulan sekali, ayoo aku ikut numpang,” sahut Boon Me senang.Tanpa buang waktu, Boon Me, Uni dan Opak kompak pamit dengan Kakek Asan, untuk berjalan kaki menuju dermaga yang jaraknya 3 hari perjalanan kaki, atau setengah harian naik kuda.Kakek Asan sudah bisa di duga, menolak apapun pemberia
Namun…tak terjadi apapun antara keduanya, Putri Bulan seakan memahami pendekar tampan ini sedang ingin sendiri, tanpa mau di ganggu.Boon Me hanya menghela nafas sambil menatap pinggang si janda cantik ini yang berjalan gemulai menuju gua dan merebahkan diri beristirahat.Tak mungkin dia ‘bercinta’ dengan Putri Bulan, walaupun si cantik ini buka pintu, sebab hatinya masih terpaut ke Putri Kalia nun jauh di sana.Walaupun bohong kalau dia bilang tak tertarik dengan Putri Bulan, lama tak bermesraan dengan wanita, membuatnya kangen dan rindu juga dirinya. Perjalanan menuju dermaga alias pelabuhan lancar jaya, tak ada gangguan sama sekali. Tak satupun penjahat berani hadang Boon Me, yang menemani Putri Bulan bersama Uni dan Opak.Tanpa Boon Me sadari, perbuatannya menghajar kelompok Cakar Harimau dalam waktu yang sangat singkat langsung menyebar ke mana-mana.Nama Kelompok Cakar Harimau sudah sangat menakutkan, tapi dengan mudahnya di kalahkan pendekar sakti ini.Sehingga semua penjahat t
Tiba-tiba Boon Me melompat dan menyeberang ke kapal bajak laut, yang saat ini sengaja para bajak ini tambatkan di kapal milik Putri Bulan.Di mana sang pimpinannya dan juga ada beberapa anak buahnya masih berada di kapal mereka saat ini.Sang pemimpin bajak ini anggap remeh kapa milik Putri Bulan, tanpa tahu kalau ke 20 anak buahnya sudah tenggelam di laut, setelah di tendang Boon Me tanpa ampun.Sang pimpinan bajak laut langsung kaget bukan kepalang, saat tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak, terkena totokan lihai pemuda ini, yang datang bak hantu, tahu-tahu sudah muncul saja di kapal mereka.5 anak buahnya yang tersisa juga sama, dengan kecepatan bak kilat Boon Me sudah mampu lumpuhkan mereka dalam waktu yang amat singkat.“Kelompok bajak mana kamu ini, apakah kamu temannya si Pakhan, bajak laut dari kepulauan Thai?” tanya Boon Me dingin sambil menatap wajah si bajak laut, yang sepinta seperti wajah orang-orang Thai.“Bu-bukan tuan pendekar, mereka malah saingan kami,” kata si pemimpi
Ada ketukan di kamarnya, Boon Me yang sudah setengah mabuk membiarkan saja saa tahu Putri Bulan yang masuk.Melihat pendekar tampan ini setengah mabuk, Putri Bulan yang tak tahu apa yang terjadi langsung duduk di sisi pemuda ini.“Terima kasih Boon Me, kamu sudah selamatkan aku dan seluruh anak buahku juga kapalku dari kelompok pembajak ganas itu,” kata Putri Bulan sambil ikutan minum arak, karena cuaca makin dingin saja.Dari ekor matanya Boon Me paham, agaknya ini lah saatnya dia harus berikan kehangatan yang sesungguhnya.Boon Me hanya tersenyum dan tanpa di duga Putri Bulan, bibirnya yang merah merekah kena sosor pemuda sakti ini.Awalnya dia ingin menolak, dikit jual mahal….tapi saat lehernya kena bibir pemuda ini, dialah yang mulai lupa diri.Boon Me yang paham, rupanya leher jadi titik lemah wanita jelita ini, sehingga saat bibirnya meninggalkan cap merah di sana, Putri Bulan benar-benar mulai tunjukan sisi liarnya.Angin laut berhembus makin kencang, laju kapal yang mulai berg
Boon Me kini naik kuda pemberian Putri Bulan, tujuannya sebenarnya ke kerajaan Muara Sungai, tapi tanpa di sadarinya, dia malah ke sasar ke jurusan lain.Boon Me ke Muara Sungai untuk cari 3 mantan gurunya, Pendekar Gledek dan 2 Pendekar Hewan.Aku yakin pasti 3 orang ini tahu siapa ayah kandungku, karena mereka sama-sama petualang, pikirnya Boon Me, inilah tujuan asli pendekar sakti ini.Itulah sebabnya, dia bermaksud menuju ke Kerajaan Muara Sungai, tapi saking jauh dan luasnya Pulau Borneo, Boon Me pun nyasar hingga ke Kerajaan Hilir Sungai.Sepanjang jalan Boon Me tidak pernah berpangku tangan hajar para penjahat, yang dia temui. Atau kebetulan pas dia lagi singgah di sebuah desa atau kampung, lalu singgah di warung, pasti ada saja penjahat yang dia bikin takluk lalu di hajarnya setengah mampus.Hebatnya itu semua dia lakukan sambil minum arak, akibatnya namanya pun makin berkibar dengan julukan Pendekar Mabuk.Sampai kini Boon Me sebenarnya selalu teringat Putri Kalia, sehingga pe