BERSAMBUNG
Kembali semua anak buahnya melongo, termasuk Uni dan Opak. Sementara kakek Asan tetap tak pedulikan apa yang terjadi di luar pondok, dia terlihat dengan telaten merawat si cantik ini.Si Raja obat ini sampai geleng-geleng kepala saking kagumnya, kesaktian Boon Me mampu sembuhkan wanita ini dalam waktu yang sangat singkat!Kalau pengobatan dariku mungkin butuh waktu 1 bulan baru sembuh, pikir si kakek iniKini Si Cakar Harimau tiba-tiba bertingkah persis monyet, lalu naik ke atas pohon kelapa dan menggugurkan 5 biji yang muda, sesuai perintah Boon Me tadi.Hampir saja 10 anak buahnya tertimpa buah kelapa ini, andai mereka tak cepat-cepat menyingkir. Kalau kena bisa-bisa geger otak..!“Lompat kamu dari atas ke tanah,” kembali Boon Me bersuara, dan tanpa di duga, si Cakar Harimau benar-benar melompat dari ketinggian 15 meteran.Bukkk…krakkk…adauwwww….kakikuuuu patahhh,” teriak si Cakar Harimau ini lalu pingsan seketika, kedua kakinya sudah patah dan dapat dipastikan, butuh waktu lama semb
Kegembiraan mereka terpotong, saat Boon Me pamit ke kakek Asan, dengan alasan mau cari dermaga terdekat, yang bisa membawanya pulang kembali ke Pulau Borneo.“Sebentar, tuan Boon Me mau kemana? Kenapa cari kapal besar segala” Opak menyela ucapa Boon Me, dia tadi tak begitu jelas mendengar percakapan Boon Me dan si kakek Asan ini.“Aku mau ke pulang ke Pulau Borneo kisanak,” kata Boon Me pendek, mengulang ucapannya ke kakek Asan.“Ahh kebetulan, kapal besar kami juga ingin pulang ke Pulau Borneo, sekalian saja ikut, bagaimana tuan putri?” tawar Uni tiba-tiba, sambil menatap si cantik yang sudah sembuh ini untuk minta pendapat, kepala wanita ini langsung mengangguk, tanda setuju.“Benarkah...waah kebetulan sekali, ayoo aku ikut numpang,” sahut Boon Me senang.Tanpa buang waktu, Boon Me, Uni dan Opak kompak pamit dengan Kakek Asan, untuk berjalan kaki menuju dermaga yang jaraknya 3 hari perjalanan kaki, atau setengah harian naik kuda.Kakek Asan sudah bisa di duga, menolak apapun pemberia
Namun…tak terjadi apapun antara keduanya, Putri Bulan seakan memahami pendekar tampan ini sedang ingin sendiri, tanpa mau di ganggu.Boon Me hanya menghela nafas sambil menatap pinggang si janda cantik ini yang berjalan gemulai menuju gua dan merebahkan diri beristirahat.Tak mungkin dia ‘bercinta’ dengan Putri Bulan, walaupun si cantik ini buka pintu, sebab hatinya masih terpaut ke Putri Kalia nun jauh di sana.Walaupun bohong kalau dia bilang tak tertarik dengan Putri Bulan, lama tak bermesraan dengan wanita, membuatnya kangen dan rindu juga dirinya. Perjalanan menuju dermaga alias pelabuhan lancar jaya, tak ada gangguan sama sekali. Tak satupun penjahat berani hadang Boon Me, yang menemani Putri Bulan bersama Uni dan Opak.Tanpa Boon Me sadari, perbuatannya menghajar kelompok Cakar Harimau dalam waktu yang sangat singkat langsung menyebar ke mana-mana.Nama Kelompok Cakar Harimau sudah sangat menakutkan, tapi dengan mudahnya di kalahkan pendekar sakti ini.Sehingga semua penjahat t
Tiba-tiba Boon Me melompat dan menyeberang ke kapal bajak laut, yang saat ini sengaja para bajak ini tambatkan di kapal milik Putri Bulan.Di mana sang pimpinannya dan juga ada beberapa anak buahnya masih berada di kapal mereka saat ini.Sang pemimpin bajak ini anggap remeh kapa milik Putri Bulan, tanpa tahu kalau ke 20 anak buahnya sudah tenggelam di laut, setelah di tendang Boon Me tanpa ampun.Sang pimpinan bajak laut langsung kaget bukan kepalang, saat tubuhnya kaku dan tak bisa bergerak, terkena totokan lihai pemuda ini, yang datang bak hantu, tahu-tahu sudah muncul saja di kapal mereka.5 anak buahnya yang tersisa juga sama, dengan kecepatan bak kilat Boon Me sudah mampu lumpuhkan mereka dalam waktu yang amat singkat.“Kelompok bajak mana kamu ini, apakah kamu temannya si Pakhan, bajak laut dari kepulauan Thai?” tanya Boon Me dingin sambil menatap wajah si bajak laut, yang sepinta seperti wajah orang-orang Thai.“Bu-bukan tuan pendekar, mereka malah saingan kami,” kata si pemimpi
Ada ketukan di kamarnya, Boon Me yang sudah setengah mabuk membiarkan saja saa tahu Putri Bulan yang masuk.Melihat pendekar tampan ini setengah mabuk, Putri Bulan yang tak tahu apa yang terjadi langsung duduk di sisi pemuda ini.“Terima kasih Boon Me, kamu sudah selamatkan aku dan seluruh anak buahku juga kapalku dari kelompok pembajak ganas itu,” kata Putri Bulan sambil ikutan minum arak, karena cuaca makin dingin saja.Dari ekor matanya Boon Me paham, agaknya ini lah saatnya dia harus berikan kehangatan yang sesungguhnya.Boon Me hanya tersenyum dan tanpa di duga Putri Bulan, bibirnya yang merah merekah kena sosor pemuda sakti ini.Awalnya dia ingin menolak, dikit jual mahal….tapi saat lehernya kena bibir pemuda ini, dialah yang mulai lupa diri.Boon Me yang paham, rupanya leher jadi titik lemah wanita jelita ini, sehingga saat bibirnya meninggalkan cap merah di sana, Putri Bulan benar-benar mulai tunjukan sisi liarnya.Angin laut berhembus makin kencang, laju kapal yang mulai berg
Boon Me kini naik kuda pemberian Putri Bulan, tujuannya sebenarnya ke kerajaan Muara Sungai, tapi tanpa di sadarinya, dia malah ke sasar ke jurusan lain.Boon Me ke Muara Sungai untuk cari 3 mantan gurunya, Pendekar Gledek dan 2 Pendekar Hewan.Aku yakin pasti 3 orang ini tahu siapa ayah kandungku, karena mereka sama-sama petualang, pikirnya Boon Me, inilah tujuan asli pendekar sakti ini.Itulah sebabnya, dia bermaksud menuju ke Kerajaan Muara Sungai, tapi saking jauh dan luasnya Pulau Borneo, Boon Me pun nyasar hingga ke Kerajaan Hilir Sungai.Sepanjang jalan Boon Me tidak pernah berpangku tangan hajar para penjahat, yang dia temui. Atau kebetulan pas dia lagi singgah di sebuah desa atau kampung, lalu singgah di warung, pasti ada saja penjahat yang dia bikin takluk lalu di hajarnya setengah mampus.Hebatnya itu semua dia lakukan sambil minum arak, akibatnya namanya pun makin berkibar dengan julukan Pendekar Mabuk.Sampai kini Boon Me sebenarnya selalu teringat Putri Kalia, sehingga pe
Kini Brandi yang matanya setengah terpejam membuka sedikit matanya.“He-he…kamu sendiri siapa? Ngapain juga para pengunjung di sini pada nyembah-nyembah kamu? Emank kamu dewa!” ejek Boon Me dan kembali gelegak-geleguk minum araknya.Prabu Harman terlihat mengepalkan tangannya, baru kali ini dia merasa di hina, di tempat umum pula, padahal semua orang selama ini menyembah-nyembahnya.Benar-benar 'dosa' yang sulit di maafkan!“Pemabuk kurang ajar!” Prabu Harman ayunkan tangannya, dia bermaksud ingin rampas botol yang ada di tangan Boon Me, ingin beri pelajaran keras.Namun alangkah kagetnya Prabu Harman, walauun bersikap seolah mabuk, tapi ‘serangan’ nya luput dan mudah saja di elakan Boon Me.Yang bikin dia makin murka, gaya Boon Me seperti mabuk. Masa iya jurusnya yang hebat dengan mudah di elakan orang yang masih mabuk?Tiba-tiba serangkum serangan dahsyat menerjang Boon Me. Prabu Harman yang angkuh dan jarang dapat lawan sepadan, ternyata sangat murka, dia langsung serang Boon Me den
Anehnya saat saling tatap begini Prabu Harman merasa bingung sendiri, kenapa wajah tampan manis Boon Me lama-lama jadi mirip dengannya.Saling tatap beberapa detik ini bukan hanya bikin Prabu Harman aneh, Boon Me pun sebenarnya sama.Lagi-lagi dia ingat ucapan Nyai Aura dulu, yang bilang wajah mereka memang agak mirip, terlebih saat ini di mana mereka sama-sama dewasa dan…cilakanya, postur tubuh keduanya pun mirip. Setelah minum araknya dan seperti biasa berbunyi gelagak geluguk, Boon Me pun buka mulutnya.“Tuan prabu tentu masih ingat dengan anak tanggung yang halangi tuan prabu membunuh Prabu Japra secara curang bukan? Nahh anak tanggung itu sekarang ada di depanmu, Prabu Harman!” Ceplos Boon Me dengan gagah berani, sama sekali tidak ada rasa takut.Terkejut bukan main Prabu Harman, jadi inikah Boon Me, bekas murid Pangeran Gledek dan 2 Pendekar Hewan yang dikabarkan sudah tewas di buang ke jurang, setelah menghalangi niatnya untuk bunuh Prabu Japra.Kini dia tak penasaran lagi, ka
Hebohlah warung lumayan besar ini, gaya Bafin yang seperti bangsawan kaya raya dan traktir semua orang, dalam sekejab membuat semuanya luar biasa hormat padanya.Gara-gara ini pula, sikap Bafin makin…angkuh dan tinggi hati, tak ubahnya seperti Pangeran Wasi!“Hei para para sinden dan pemain musik, kalian nyanyi terus yaa, ambil ini.”Bafin kembali letakan 20 koin perak, sambil menatap dua sinden cantik yang malu-malu meong saat melihat tatapan tajam si Bafin ini.Koin ini diterima salah satu pemain musik ini dengan wajah ceria.Inilah ‘tips’ paling besar yang mereka terima, biasanya hanya koin perunggu, itu pun tak seberapa.Bafin di datangi semua pengunjung warung dan memuji-mujinya sebagai ‘pangeran’, sekaligus ucapkan terima kasih, karena sudah di traktir makan sepuasnya.“Siapakah nama tuan muda yang mulia ini,” salah satu pengunjung warung memberanikan diri bertanya. Sambil perhatikan gaya makan Bafin yang kayak pemuda aristokrat.Lagi-lagi gaya ini mencontek perilaku Pangeran Wa
Tapi setelah di jewer ibunya, baru si putri manja ini diam dan tak berani lagi mendesak ikut ayahnya."Kamu itu bukan anak-anak lagi Alona, kamu sudah remaja, lagian 2 tahun lagi kamu akan menikah dengan Pangeran Wasi," sungut Putr Arumi.Pendekar Putul dan Putri Arumi memang sangat memanjakan putri jelita ini.Pendekar Putul beda jurusan dengan Durga, pendekar sakti berkaki satu ini langsung pergi ke Kampung Ilung, yang berjarak 1,5 bulan naik kuda dari Lembah Neraka.“Aku akan selidiki dulu dari sana,” batinnya.Pendekar Putul tentu saja terkejut dengan tragedi yang menimpa Renggo dan istrinya, rumah mantan kekasihnya itu kini bahkan terbengkalai dan penuh semak belukar.Karena Renggo dikabarkan tetangganya menghilang, setelah membunuh istrinya yang tukang selingkuh tersebut.Namun dia mendengar Bafin memang pernah ke sini beberapa tahun lalu.**Di saat keluarganya kini sudah tahu siapa dirinya, bahkan ayah kandungnya Pangeran Arya alias Pendekar Putul serta Pangeran Durga kini sed
Setelah diam sejenak seakan kumpulkan kekuatan, akhirnya Pendekar Putul akui masalalunya ini. “Memang ku akui…sebelum dengan Putri Arumi, aku lama berhubungan dengan wanita bernama Nyai Sawitri dari Kampung Ilung, di Pegunungan Meratus bagian Tengah, mantan selir dari Pangeran Busu, bekas Temanggung Tapanas, kenapa paman bertanya soal itu?Plakkk…Pangeran Boon Me menepuk pahanya, hingga bikin kaget Pendekar Putul.“Tak salah lagi, si Bafin itu anak kandungmu Arya, dengan Nyai Sawitri pastinya!” ceplos Pangeran Boon Me.“Bafin…siapa si Bafin itu?” tanya Pendekar Putul yang kini kebingungan sendiri.“Siapa kalau bukan orang yang kamu tanyakan tadi, remaja berbaju abu-abu yang sangat cepat berlari turun dari lembah ini, itulah si Bafin anakmu Arya!”“Hahhh…kok bisa?”“Iya bisalah, karena si Bafin sudah cerita soal ibu kandungnya,” sahut Pangeran Boon Me yang malah senyum di kulum. Ingat julukan kemenakannya ini adalah…Pendekar Cabul!“Tolong paman ceritakan dengan jelas siapa Bafin it
Kali ini Bafin nekat saja, dia masih yakin Putri Aura juga mencintainya. Apalagi selama ini perhatian sang putri padanya sangat jelas dari sikap si jelita ini di matanya. Putri Aura terdiam sejenak, dia lalu menarik nafas panjang seakan kumpulkan kekuatan hatinya, sikap Bafin ini memang lancang.Tapi inilah gaya asli Bafin, yang tak suka berpura-pura dan selalu bicara apa adanya.“Bafin…sejujurnya..aku memang sangat menyukaimu…ta..?”“Putri kalau begitu, kita harus menghadap ayah dan ibu angkat, kita akan bicara soal ini…!” potong Bafin spontan.Wajahnya berbinar-binar, Putri Aura pun sampai kagum menatap betapa tampannya wajah Bafin kalau sudah begini, ketampanan Bafin ini sudah jadi buah bibir seluruh gadis-gadis di Lembah Rajawali.“Tunggu dulu Bafin, selesaikan aku bicara,” sela Putri Aura sambil menepis tangan Bafin yang ingin memegang tangannya, Bafin-pun kontan terdiam.“Bafin…memang, aku memang menyukaimu..tapi tidak….mencintaimu, aku sebenarnya mencintai Abang Durga!”Deg…j
Pangeran Boon Me mendengarkan kisah dari Putri Aura dan Pangeran Wasi, sementara Bafin di minta istirahat di kamarnya.Padahal diam-diam, pendekar sakti ingi tahu, di antara kedua 'anaknya' ini, bagaimana sepak terjangnya.Pangeran Boon Me geleng-geleng kepala mendengar Bafin sangat ganas dan 9 orang kelompok Bajing Hitam itu tewas di tangannya semua.Setelah itu keduanya di minta ke kamar masing-masing.Pangeran Boon Me pun kini bicara dengan Putri Kalia, di temani 3 Pendekar Golok Bayangan, si Juling alias Ki Fanoi, si Muka Pucat Ki Jolo dan si Codet Ki Ankar.“Hmmm Bajing Hitam, aku baru dengar ada kelompok penjahat itu,” kata Pangeran Boon Me sambil menatap istri dan 3 pembantu setianya ini.“Aku pernah dengar mahaguru, kelompok ini sangat terkenal di Kerajaan Kubu Raya berada di ujung barat pegunungan meratus. Nah, ini sangat aneh, kenapa mereka sampai nyasar ke daerah Selatan ini, apa tujuan mereka, ini tak bisa kita diamkan, perlu di seldiki,” sela Ki Fanoi mulai khawatir.“Oh
Kali ini di pimpin Pangeran Durga, ke empatnya berkeliling desa ini dan Bafin sampai menggelutukan giginya menahan amarah.Tanpa di ketahui Durga dan Pangeran Wasi serta Putri Aura, diam-diam Bafin dekati orang yang pingsan tadi.Lalu dia bertanya di mana sarang mereka, setelah tahu, lalu tanpa ampun Bafin bunuh orang tersebut dengan jurus usap gledeknya.Sehingga kini 9 orang menggeletak tanpa nyawa...!Puluhan wanita muda baik yang masih gadis ataupun sudah bersuami jadi korban pemerkosaan kelompok jahat itu, tangis pilu para korban membuat kemarahan Bafin tak bisa di tahan.Andai tak memandang wajah Abang angkatnya, sudah sejak tadi Bafin akan kejar dan habisi kelompok jahat tersebut.Apalagi banyak para laki laki d ikampung kecil ini jadi korban pembunuhan kelompok itu, yang sempat kuasai desa ini hingga 5 hari.“Kita lempar ke jurang saja mayat ke 9 orang itu, tak usah di kubur, biar mereka di makan serigala liar di dasar jurang!” dengus Bafin, sambil melirik ke Pangeran Wasi yan
Namun lagi-lagi menatap wajah kakaknya, Pangeran Durga, Bafin tunduk dan tidak mau gegabah.Diam-diam kelakuannya ini dilihat oleh Putri Aura dan si cantik jelita ini sudah paham, siapa kelak pria yang paling pas sebagai…calon suaminya.“Awass…!”Putri Aura berteriak kaget, ketika tiba-tiba ada serangan yang menghantam Pangeran Wasi yang masih berada di atas kuda.Pangeran Durga dan Bafin sama-sama bergerak luar biasa cepatnya memapaki serangan gelap ini.Akibatnya orang yang bicara tadi terjungkal ke tanah dan tubuhnya pingsan seketika, tubuhnya kejang-kejang dan tak lama kemudian diam tak bergerak.Si Putra Mahkota ini terhindar dari serangan fatal tersebut. Pangeran Wasi kini turun dari kudanya, dia terlihat amat marah dengan kecurangan ini.Srattt..!Dia cabut pedang nya dan kini malah maju duluan, tanpa sadar serangan tadi bisa saja membahayakan jiwanya.Inilah rupanya yang dikatakan Putri Aura, kalau Pangeran Wasi pada dasarnya baik dan selalu terdepan dalam membela siapa saja,
“Tenang adik Aura, aku siap menjaga mu,” ceplos Bafin spontan, Pangeran Boon Me kaget lagi, termasuk Pangeran Wasi, lancang betul ni orang, pikir Pangeran Wasi tak senang.“Ayo kita berangkat sekarang, keburu kabur kawanan perampok itu,” potong Pangeran Durga, karena tak enak hati melihat pandangan ayahnya, terutama Pangeran Wasi terhadap kelancangan Bafin ini.Ke 4 orang ini naik kuda dan langsung menuju ke desa yang di satroni para perampok dan kabarnya sampai kini masih kuasai kawanan jahat itu.Walaupun secara usia Pangeran Durga tertua, tapi si Pangeran Wasi seolah ingin tunjukan dominasinya.Dia bilang pada Pangeran Durga, Bafin dan Putri Aura, untuk menahan diri kelak.“Biar aku yang akan bicara dulu dengan para perampok itu, sebelum kita bertindak keras!” kata Pangeran Wasi.“Siapppp baginda pangeran,” sahut Bafin agak sinis sambil rangkapkan kedua tangannya, hingga Durga dan Putri Aura menahan tawa melihat sikap Bafin begitu.Setelah berkuda hampir 3 jam, akhirnya mereka samp
Semenjak kehadiran Putri Aura, Bafin makin semangat latihan, dia bahkan selalu datang lebih dulu dari murid-murid yang lain.Putri Aura sebenarnya mirip kelakuan dengan Bafin, ceria, suka bercanda dan selalu ramah pada siapa saja.Kebalikannya dengan Pangeran Durga yang tenang dan kalem, serta tak banyak gaya.Putri Aura juga cepat akrab dengan dua saudara angkat ini. Dia kagum melihat kehebatan Bafin dan Pangeran Durga saat latihan berdua.Kalau sudah keluarkan jurus kaki ajaibnya, sampai silau mata Putri Aura melihat gerakan Bafin yang mirip kilat, saking cepatnya.“Hebat sekali kamu Bafin,” puji Putri Aura spontan, hingga si Bafin makin ‘sengaja’ bergaya, keluarkan kemampuan terhebatnya.Durga…hanya senyum kecil melihat ulah adik angkatnya ini.Tapi diam-diam Puti Aura juga semakin kagum saat melihat gaya bersilat Pangeran Durga, biarkan tak segesit dan secepat Bafi gerakannya.Tapi dengan jurus kapas rajawalinya yang makin matang, semua serangan Bafin tak bisa menembus kokohnya per