BERSAMBUNG
Orang yang selalu memata-matai Pendekar Mabuk akhirnya kheki sendiri, saat hari ke 4, pendekar ini gandeng mesra sinden denok itu dan membawa ke kamarnya, setelah nyanyi di warung tersebut.Pendekar Mabuk malah sengaja minta si sinden melenguh nyaring, saat mereka bercinta di kamar ini, ketika tahu dua orang ini ngintip ke kamar Pendekar Mabuk.Sehingga dua orang mata-mata ini menggerutu dan pergi begitu saja.“Dasar pendekar mabuk, alias pendekar biawak, malah enak-enakan genjot si sinden denok, mana suaranya nyaring gitu lagi, kayak kucing lagi berahi saja!” sungut kedua orang mata-mata itu.Pendekar Mabuk hanya tertawa dan minta si denok lanjutkan pijatan badannya, sambil menggenjot tubuhnya menikmati kenakalan pendekar tampan ini.Gara-gara itulah, Boon Me akhirnya putuskan mulai hari ini namanya bukan lagi Boon Me, tapi…PENDEKAR MABUK!Begitulah kelakuan pendekar ini, dia sama sekali tak memusingkan tantangan terbuka Prabu Harman, justru sengaja bikin tubuhnya rilek setiap hari di
Maka, ketika Pendekar Mabuk dengan amat lincahnya mengelak, bahkan lebih cepat dari gerakan Prabu Harman.Prabu Harman tak dapat mengendalikan dirinya lagi dan diapun terdorong oleh tenaganya sendiri.Tapi di sinilah hebatnya raja muda ini sekaligus tunjukan kematangannya, Pendekar Mabuk pun sampai kagum juga, dengan gerak kilat Prabu Harman langsung bersalto.Saat itulah Pendekar Mabuk kirim serangan balasan yang sangat dingin, sampai-sampai Pendeta Suli dan 2 Pendekar Hewan kaget sekaligus menahan nafas.Blarrrr…terdengar suara bak petir dan memekakan telinga, sebab dengan nekat begitu turun dari udara, Prabu Harman tangkis serangan hebat Pendekar Mabuk ini.Ratusan orang yang menonton dan tak kuat ilmu kanuragannya pingsan, walaupun jaraknya sangat jauh. Bunyi ini bentrokan dua tenaga dalam panas dan dingin ini hampir sama dengan suara petir menggelegar. "Aughh...!" Prabu Harman terpelanting, tapi dia kembali melempar tubuhnya ke udara dan turun ke tanah dengan tubuh bergoyang.Sat
“He-he kamu tentu lelah anak baik, istirahatlah, kami pergi dulu ya, dadahhh!” kata si Muka Kuda dan tanpa menunggu jawaban Pendekar Mabuk, keduanya langsung menghilang di balik hutan dengan sangat cepat.Kedua pendekar sakti ini aslinya gentar melawan Pendekar Mabuk. Apalagi saat melihat kesaktian mantan murid mereka, yang mampu kalahkan Prabu Harman yang terkenal miliki kesaktian luar biasa ini.Mereka terkenal pengecut dan licik, melawan saat ini sedangkan ‘mitra’ sekaligus musuh mereka Pendeta Suli sudah membawa tubuh Prabu Harman, keduanya ragu akan menang melawan Pendekar Mabuk.Tadi keduanya berharap akan keroyok Pendekar Mabuk, yang mereka ketahui bertarung dengan mantan murid mereka tersebut.Setelah kedua orang ini menghilang, Pendekar Mabuk lalu menghela nafas. Ia pun sebenarnya menderita sesak nafas, pukulan jurus mengaduk mega yang dilepaskan Prabu Harman beberapa kali menghantam tubuhnya.“Hmm…luar biasa sekali Prabu Harman ini, kehebatannya memang tinggi dan meningkat h
Dua minggu kemudian…!Kebersamaan dengan dua wanita cantik baju kuning dan baju merah berakhir, kini mereka berpisah dengan Pendekar Biawak dan kembali ke padepokan masing-masing.Senyuman tersungging di bibir keduanya, karena masing-masing bawa sekantong koin emas, setelah memberi kepuasan pada pendekar sakti tersebut.Pendekar sakti ini kembali lanjutkan perantauannya tanpa tergesa-gesa, karena selalu bertanya soal jati diri Pendekar Pulau Borneo pada beberapa orang yang ia temui.Pendekar Mabuk suatu hari melewati sebuah lembah. Ia heran sendiri, ada sebuah kemah yang berdiri dengan megahnya, lalu ada pasukan kecil yang menjaga kemah ini dengan ketat.“Kemah siapa ini, mewah sekali, di jaga ketat lagi?” batin Pendekar Mabuk heran sendiri.Keheranan pendekar ini makin menjadi, saat kemah itu terbuka dan keluarlah seorang wanita sangat cantik dan bergaya agung, walaupun sepintas sudah berumur.Sesaat Pendekar Mabuk terpesona juga menatap wanita ini, seolah seorang bidadari yang turun
Itulah ramuan ajaib yang Guru Dao berikan buat Ratu Reswari, dan saat ini, tak disangka-sangka, anak Guru Dao justru bentrok dengan anaknya, Prabu HarmanTemanggung Odol lalu bicara pelan di dekat Ratu Reswari, sehingga ratu ini mengangukan kepala. “Begini Pendekar Mabuk, sebenarnya aku sengaja menunggu kamu di sini, tujuanku adalah, agar kamu mau ke Istana sekarang juga!”“Ke istana baginda…maaf buat apa?” sahut Pendekar Mabuk hati-hati, sekaligus khawatir, jangan-jangan dia akan di tangkap, karena sudah bikin Prabu Harman keok dan terluka parah.“Karena kurasa hanya kamu yang bisa menolong anakku Pangeran Harman, pukulan panas dan dingin darimu membuat dia koma sampai saat ini, apalagi kamu turunan langsung Guru Dao, pasti mengerti ilmu pengobatan…!” kata Ratu Reswari, kini wajahnya berubah serius, terlihat ada kekhawatirana di mata yang indah ini.Kagetlah Pendekar Mabuk, ternyata efek pukulan dahsyatnya membuat Prabu Harman koma. Tapi dia merasa aneh, kenapa Ratu Reswari tetap se
Setelah tenaga dalam ini ditingkatkan, lama-lama asap ke abu-abuan berubah jadi asap tipis dan baunya berubah lagi, yakni bau harum yang jadi ciri khas bau tubuh Prabu Harman.Tubuh Prabu Harman yang dwi warna pun pelan tapi pasti kembali berubah normal.Ratu Resawari langsung ceria tak terkira, anaknya kini sudah mulai sembuh.Padahal tabib istana gagal mengobati, termasuk Pendeta Suli yang malah kena damprat Ratu Reswari, yang dianggap bawa pengaruh jelek pada anaknya ini dan sejak itu diam-diam menghilang dari Istana ini.Setelah hampir 30 menitan, Pendekar Mabuk hentikan pengobatan, pelan-pelan Prabu Harman membuka matanya.Awalnya dia kerjap-kerjapkan matanya, saat makin jelas, terlihat kekagetan di wajahnya saat menatap wajah Pendekar Mabuk di sisi kirinya.“Anakku…aahh syukurlah kamu sudah sadar,” Ratu Reswari mendekat dan membelai dahi anak ke sayangannya ini, yang ayah kandungnya masih dirahasiakan Ratu Reswari hingga saat ini.Walaupun Prabu Harman ini sudah dewasa, bagi Ratu
“Baginda pangeran, kata nenek yang menjadi pembantu ibuku, tanda ini juga di miliki oleh ayah kandung hamba yang berjuluk Pendekar Pulau Borneo..!” kata Pendekar Mabuk, hingga Pangeran Harman terhenyak.“Si-siapa namanya aslinya…?” sahut Pangeran Harman dengan suara agak gagap dan agak mendesak, sama seperti Pendekar Mabuk, hatinya juga berdebar-debar.Sebab sampai detik ini, Pangeran Harman juga sama, tak tahu siapa ayah kandungnya!Pendekar Mabuk langsung sebut nama…’Japra’! Dan makin melongolah pangeran tampan ini.“Japra…Prabu Japra, maharaja Kerajaan Muara Sungai?” seru Pangeran Harman benar-benar terkejut dengan apa yang disampaikan pendekar ini.“Baginda pangeran…kurasa paling hanya sama nama saja. Prabu Japra kan berjuluk Pendekar Bukit Meratus, sedangkan ayah kandungku berjuluk Pendekar Pulau Borneo,” kembali Pendekar Mabuk membantah Prabu Japra ayah kandung mereka.Pangeran Harman terdiam sesaat sambil menatap wajah Pendekar Mabuk, lalu menghela nafas panjang.“Boon Me, satu-
Ratu Reswari sengaja sebutkan salah alasan terbesarnya, kenapa selalu rahasiakan jati diri ayah kandung Pangeran Harman ini.“Akan sangat aib anakku, kalau orang tahu, mantan selir, justru bercinta dengan anak sang Raja, melahirkan anak lagi…dan itulah rahasia kenapa Prabu Japra tidak pernah menganggu kerajaan kita sampai saat ini…!” kata Ratu Reswari sendu. Namun Ratu Reswari buru-buru menambahkan, sampai detik ini, Prabu Japra sama sekali tak tahu, kalau Pangeran Harman ini anak kandung mereka berdua.Pangeran Harman bahkan awalnya sempat dikatakan anak angkatnya dan sempat dimarahinya sekaligus di cueki Ratu Reswari.Karena terlalu lancang nyebut diri sebagai Prabu, padahal sampai saat ini belum ada peralihan kekuasaan secara resmi. Akibat bujukan Pendeta Suli dan orang-orang penjilat di sekitar kekuasaannya.Di tambah gaya Pangeran Harman yang manja dan angkuh, plus keras kepala, karena sangat di manja Ratu Reswari sejak kecil.Dua hari kemudian, Ratu Reswari hanya bisa geleng-ge