BERSAMBUNG
“Gila, ondel-ondel mana ini datang, mana muka kayak buntelen ini” cetus Boon Me, sengaja mengejek, hingga wanita ini melotot sampai mau keluar biji matanya.Ejekan Boon Me sangat menghina dirinya, padahal penampilannya memang iya, mirip ondel-ondel.“Seripit, Seruput, untung kaliang datang, ayo bantu aku basmi si Pendekar Mabuk ini, bersama 5 hmm…4 Dewa ini,” sahut Pangeran Koh dengan wajah senang.Dan benar saja seperti yang Boon Me duga, 7 orang musuhnya itu bergerak serentak dan menyerangnya dari berbagai jurusan.Boon Me cepat memutar pedangnya menangkis dan terdengar suara tang-ting-tung ketika pedangnya beradu dengan senjata dari lawan-lawan tangguhnya ini.Bukan main kagetnya Boon Me, karena ternyata bahwa tenaga mereka itu rata-rata amat besar dan kalahkan tenaga dalamnya sendiri setelah tergabung.Ia bergerak cepat dengan jurus mengejar angin-nya, namun serangan terutama dari Pangeran Koh dan Seripit serta suaminya Seruput juga tak kalah cepat.Belum lagi 4 Dewa yang dengan ke
“Kenapa…ayah bunuh dia…Boon Me…itu kekasihku ayahhhh…calon suamiku!” terdengar suara pilu Putri Kalia sambil menangis sesengukan.Pendekar Gledek dan Putri Seruni saling pandang mendengar rintihan pilu Putri Kalia, dan keduanya hanya mengangkat bahu tanda tak paham.Tak menyangka kalau wanita cantik ini adalah anak dari Pangeran Koh...!“Hmm…kesalahan kamu fatal sekali anakku, bukannya membunuh Boon Me, kamu malah saling cinta, padahal dia keponakamu sendiri…! Aahh kamu ini bikin susah ayah saja!” dengus Pangeran Koh.Lalu sekali totok, tubuh Putri Kalia pingsan dan langsung di pondongnya. Kemudian di bawa pergi dari tempat ini, diikuti Pendekar Gledek, Putri Seruni dan yang lainnya.Tapi sebelum pergi, Putri Seruni sekali lagi jenguk jurang yang dalam, dan dia bergidik karena dasar jurang itu benar-benar sangat dalam dan tak terlihat dasarnya.“Hanya Tuhan yang tahu, apakah Boon Me akan selamat atau remuk di dasar jurang,” batin Putri Seruni dengan perasaan bermacam-macam.Dia sama se
Dua minggu kemudian, Boon Me bisa bangkit dari pembaringan, namun masih lemah di bawa jalan. Suaranya masih gagu, belum bisa bicara normal, tapi telinganya mendengar dengan baik.Bahkan dia juag merasakan tenaga dalamnya tak bisa di gunakan sama sekali, Boon Me serasa manusia tapa daksa, lemah tak berdaya.Boon Me mencoba kerahkan tenaga saktinya, tapi selalu gagal. Pendekar ini tak putus asa, pengalamannya yang sering di ujung nyawa, membuat mentalnya makin terasah.“Jangan dipaksa dulu, kamu masih lemah, sabar saja,” terdengar lagi suara lembut menasehati, ternyata si kakek ini datang kembali dengan racikan obat yang baru lagi yang di masukan di sebuah mangkuk.Suara kakek ini seakan menyiram hati Boon Me dengan air yang menyejukan. Diapun tetap optimis bakalan sembuh, walaupun butuh waktu.Setelah obat ini masuk ke perutnya, yang rasanya sepet-sepet pahit, tubuh Boon Me kembali nyaman. Sehingga makin yakinlah pemuda ini, ia akan seperti sedia kala.“Obat itu tadi untuk kembalikan t
Gerakan dalam perutnya ini seperti ingin keluar dari tubuhnya yang mendadak panas lalu berubah sangat dingin hingga dia menggigil.“Astaga…kenapa ini? Sebentar panas sebentar dingin? Kenapa badanku malah begini, apa gara-gara gigitan ular merah beracun itu?” batinnya penuh pertanyaan sekaligus keheranan.Rasa dingin dan panas ini makin tak tertahankan, tubuh Boon Me pun sampai terguling dari batu ini, untung saja aliran sungai air terjun ini hanya sepinggangnya, sehingga Boon Me tak tenggelam.Bahkan saat panas menghantam tubuhnya, air di sekitar tubu Boon Me ikutan berasa sangat panas, seperti mendidih saja, air bergelegak di sekitar badannya.Kemudian tubuhnya berubah lagi jadi dingin, sampai timbul butiran-butiran es muncul di sekitar badannya ini.“Ya Tuhann…apa yang terjadi dengan tubuhku ini,” batin menahan siksaan yang luar biasa ini, dua tenaga dahsyat dingin dan panas yang mengeram dalam tubuhnya seakan sedang perang dalam dibadannya.“Hiyaaaaaa…..!” terdengar suara luar biasa
“Boon Me, tak ada yang tak mungkin di dunia ini, bisa jadi justru Prabu Japra itu ayah kandungmu…!” tebak Kakek Asan ini lagi.“Mungkin…tapi aku masih beranggapan, bisa jadi hanya sama nama saja dengan ayah kandungku tersebut!” sahut Boon Me, kembali lirih suaranya.Si kakek ini mengangguk-anggukan kepala, karena nama manusia sama, tapi orangnya beda di dunia ini sudah tak aneh lagi.Lalu Kakek Asan mulai bercerita kalau pulau ini di sebut kepulauan Andalas, daerah ini masuk kekuasaan Kerajaan Sriwijaya yang terus berkembang dan kuat.“Kalau kamu ingin ke Pulau Borneo, harus naik kapal besar, minimal 1,5 bulan baru sampai,” kata Kakek Asan si Raja Obat lagi.Si Raja Obat ini lalu berseloroh, andai burung rajawali masih hidup, mungkin Boon Me hanya butuh satu atau dua hari sudah sampai di Pulau Bornoe, atau 5 hari balik ke kepulauan Thai lagi.“Boon Me, apa rencanamu sekarang? Kini kamu sudah sembuh secara ajaib berkat gigitan ular merah itu…bahkan kekuatanmu makin bertambah!” kata kak
Wanita yang pingsan ini di telungkupkan, tanpa ragu kakek Asan buka baju di bagian punggung ini, sehingga terlihat pemandangan indah...bagi si pendekar biawak ini.Boon Me buru-buru lupakan punggung yang putih bersih ini, ia mulai konsentrasi salurkan dua kutub tenaga yang berbeda.Tangan kanan dingin dan tangan kiri panas, di dalam ruangan ini hanya dia dan kakek si Raja Obat, sedangkan Uni dan Opak menunggu di luar pondok.“Mulai lah Boon Me,” perintah kakek Asan, sambil sibuk meracik obat-obatan.Boon Me pejamkan mata, sebagai pemuda normal dia tentu agak ‘nafsu’ lihat punggung putih bersih ini.Apalagi saat tangannya menyentuh punggung itu, tapi saat melihat kakek Asan tenang-tenang saja dan sibuk meracik obat, Boon Me pun konsentrasi dan mulai menyalurkan tenaga dalamnya yang hebat ini.Perlahan-lahan masuklah dua tenaga dalam ini dan perlahan mulai mengubah warna punggung putih bersih ini.Boon Me sadar kekuatannya saat ini naik berlipat-lipat, sehingga dia hanya salurkan sedikit
Kembali semua anak buahnya melongo, termasuk Uni dan Opak. Sementara kakek Asan tetap tak pedulikan apa yang terjadi di luar pondok, dia terlihat dengan telaten merawat si cantik ini.Si Raja obat ini sampai geleng-geleng kepala saking kagumnya, kesaktian Boon Me mampu sembuhkan wanita ini dalam waktu yang sangat singkat!Kalau pengobatan dariku mungkin butuh waktu 1 bulan baru sembuh, pikir si kakek iniKini Si Cakar Harimau tiba-tiba bertingkah persis monyet, lalu naik ke atas pohon kelapa dan menggugurkan 5 biji yang muda, sesuai perintah Boon Me tadi.Hampir saja 10 anak buahnya tertimpa buah kelapa ini, andai mereka tak cepat-cepat menyingkir. Kalau kena bisa-bisa geger otak..!“Lompat kamu dari atas ke tanah,” kembali Boon Me bersuara, dan tanpa di duga, si Cakar Harimau benar-benar melompat dari ketinggian 15 meteran.Bukkk…krakkk…adauwwww….kakikuuuu patahhh,” teriak si Cakar Harimau ini lalu pingsan seketika, kedua kakinya sudah patah dan dapat dipastikan, butuh waktu lama semb
Kegembiraan mereka terpotong, saat Boon Me pamit ke kakek Asan, dengan alasan mau cari dermaga terdekat, yang bisa membawanya pulang kembali ke Pulau Borneo.“Sebentar, tuan Boon Me mau kemana? Kenapa cari kapal besar segala” Opak menyela ucapa Boon Me, dia tadi tak begitu jelas mendengar percakapan Boon Me dan si kakek Asan ini.“Aku mau ke pulang ke Pulau Borneo kisanak,” kata Boon Me pendek, mengulang ucapannya ke kakek Asan.“Ahh kebetulan, kapal besar kami juga ingin pulang ke Pulau Borneo, sekalian saja ikut, bagaimana tuan putri?” tawar Uni tiba-tiba, sambil menatap si cantik yang sudah sembuh ini untuk minta pendapat, kepala wanita ini langsung mengangguk, tanda setuju.“Benarkah...waah kebetulan sekali, ayoo aku ikut numpang,” sahut Boon Me senang.Tanpa buang waktu, Boon Me, Uni dan Opak kompak pamit dengan Kakek Asan, untuk berjalan kaki menuju dermaga yang jaraknya 3 hari perjalanan kaki, atau setengah harian naik kuda.Kakek Asan sudah bisa di duga, menolak apapun pemberia