BERSAMBUNG
“Pendekar Pulau Borneo…belum pernah aku dengar ada pendekar dengan julukan begitu. Tapi Perwira Asra yang berkhianat…ini menarik juga untuk di selidiki,” pikir Boon Me makin penasaran dengan cerita nenek ini.Si nenek yang minta di panggil Nek Irao, lalu persilahkan Boon Me tinggal di sini, karena rumah kuno ini otomatis kini milik Boon Me, yang merupakan anak tunggal Guru Dao, yang sengaja di jaga nenek Irao.“Asal kamu tahu Boon Me, ibu kamu Guru Dao dan Panglima Sorachai yang membasmi pemberontakan itu bersaudara tapi beda ibu. Kalau kamu ada waktu, kunjungilah paman kamu itu, yang juga jadi Panglima Tertinggi Kerajaan Rama ini, ku dengar si panglima tua itu bersahabatl baik dengan ayah kandungmu tersebut!” kata Nek Irao.Nenek Irao ternyata seakan punya indera ke enam, tanpa Boon Me cerita, dia seolah tahu, tujuan Boon Me muncul saat ini, pasti ingin tahu siapa jati diri ayah kandungnya tersebut.Nenek Irao juga sudah ceritakan, kalau dirinya semasa guru Dao masih hidup, jadi pemba
Hari ke 5, kembali nenek Irao terkaget-kaget, saat Boon Me sedang memainkan jurus-jurus rajawali mencaplok mangsa.Angin bersiuran deras dan tempat ini mendadak dingin, seolah sedang berada di puncak gunung.Gerakan Boon Me juga sangat gesit dan tubuhnya seolah berubah jadi bayangan saja saking cepatnya.Baju nenek Irao pun berkibar, tebakan Boon Me tepat, si nenek bongkok ini sama sekali tak begitu terpengaruh dengan angin dingin ini, dia biasa-biasa saja. Tanda kesaktian si nenek ini lumayan tinggi.Kalau orang biasa, apalagi tak punya ilmu kanuragan, sudah pasti terjungkal kena pengaruh jurus hebat ini.Ibarat pelajaran sekolah, Boon Me hanya memperlancar jurus-jurusnya saja lagi, sebab dasar ini sama dengan miliknya, yakni Jurus Rajawali yang dia pelajari di gua pertapaan Pangeran Wasi dan Ki Durga selama 4 tahunan.Tanpa Boon Me sadari, jurus yang sedang dia latih ini sama persis dengan jurus milik Prabu Japra, bedanya jurus di tangan pendekar sakti sudah sangat matang.Bahkan den
“Demi cinta, dia rela hamil dan harus kehilangan nyawa, setelah melahirkan kamu ini Boon Me,” kata Nenek Irao lagi.Inilah yang membuat Boon Me kadang meneteskan airmata, setiap kali menatap lukisan ibunya tersebut.Ingat betapa besarnya pengorbanan ibunya, hingga rela kehilangan nyawa demi melahirkannya. Pengorbanan yang tentunya tak main-main dan rela kehilangan nyawa.Anehnya, selama berlatih di sini, apabila Boon Me ketiduran ata bersemedi di dekat lukisan ibunya, dia sering bermimpi, ibunya memberi dia petunjuk cara berlatih Jurus Rajawali.Keanehan ini di ceritakan nya ke Nenek Irao dan si nenek ini bilang, itulah kesaktian Guru Dao."Kamu sangat beruntung Boon Me roh ibumu selalu mendampingi dan membimbingmu di sini," cetus nenek Irao.Tapi bila Boon Me tidur di kamar yang disediakan Nenek Irao, Boon Me tidak bermimpi apa-apa, dia pun bisa tidur nyenyak hingga pagi.Hari ini Boon Me memantapkan hati untuk menemui pamannya, Panglima Sorachai, tentu saja beda rumah sang panglima d
Bagaimana tak malu, sebab kedua gadis jelita ini otomatis sepupu-sepupunya. Masa iya Boon Me berani main gila, sebab mereka adik-adik misannya sendiri, anak dari Panglima Sorachai ini?Untungnya panglima seakan paham apa yang ada di benak Boon Me, pria tua ini sudah kenyang asam garam kehidupan.“Kalau kamu ada waktu, bantulah kedua adikmu itu berlatih Boon Me, kulihat kamu memiliki ilmu kanuragan tinggi,” cetus Panglima Sorachai, hingga Boon Me kaget juga, sekaligus kagum, mata tajam sang panglima seakan tahu isi dirinya.“B-baik paman panglima, nanti adik Putri Chai dan Putri Amona, aku ajarin berlatih ilmu pedang,” sahut Boon Me gugup, karena malu.Setelah berbasa-basi singkat, dengan hati-hati Boon Me pun bertanya siapa ayah nama kandungnya dan di mana kini tinggal…?“Ayahmu bernama Japra, julukannya di sini dulu adalah Pendekar Pulau Borneo, karena dia memang orang sana. Dia seorang pendekar sakti sekaligus pemuda perantauan!” kata Panglima Sorachai, yang tidak tahu kalau Japra su
“Lihat serangan!” bentak Putri Chai yang jengah dengan ucapan Boon Me, termasuk Putri Amona yang kini ikutan menyerang pemuda sakti ini.Boon Me tentu saja tertawa kecil, serangan demi serangan yang dilancarkan dua dara jelita ini baginya bak mainan anak kecil saja.Tanpa berpindah dari posisinya semula, enteng saja Boon Me menghindar, andai tidak ingat kedua orang ini adik-adik sepupunya, sejak tadi tangan Boon Me gatal ingin tepuk pantat keduanya.Apalagi melihat pantat Putri Chai yang lentik di balut pakaiannya yang ringkas hingga menampilkan lekuk tubuhnya yang indah.Bukan main kesalnya kedua putri ini, semua serangan mereka luput, hebatnya lagi tak sekalipun Boon Me menjauh dari tempatnya semula.Terlebih wajah Boon Me terus senyum-senyum saja, yang bagi keduanya senyuman ini seakan ejekan.“Adik Amona kamu serang kakinya, aku serang lehernya,” terdengar bentakan kesal Putri Chai.Pelatih jurus ilmu pedang mereka sampai melongo mendengar bentakan Putri Chai yang terlihat marah i
Mulai lah Boon Me pasang telinga dan mata dan tujuan pertamanya adalah memata-matai rumah Perwira Asra, suami mendiang Bibi Anong.Hari jelang tengah malam, Boon Me kini sudah berada di atas atap rumah Perwira Asra. Dia mulai intip di mana si perwira ini berada.Hasilnya…belum terlalu lama dia melihat ada bayangan cepat yang sangat mengejutkan.Boon Me tak jadi mengintip, saat dia melihat ada bayangan hitam melompat lewat jendela dan tak lama kemudian sudah lenyap ke dalam rumah ini.“Hebat sekali bayangan itu, siapa dia?” batin Boon Me memuji sekaligus penasaran dengan bayangan tadi.Boon Me bergerak sangat halus, hingga kakinya yang menginjak genteng tak terdengar sama sekali.Pelan-pelan dia mencongkel sebuah genteng untuk melihat aktivitas di bawah di ruangan rumah ini.Matanya terkaget-kaget, saat bayanan hitam tadi melepas jubahnya dan ternyata seorang wanita sangat cantik dengan wajah dingin.Pakaianya juga serba hitam dan mencetak body yang sangat mengagumkan.Di depannya adala
“Hmm…calon mayat ini banyak bacot, baiklah agar kamu tidak jadi mayat penasaran. Aku adalah Putri Kalia, aku putri Pangeran Langkor, aku sengaja menuntut balas atas kematian ayahku di tangan kalian,” dengus wanita ini sambil copot cadar tipis di balik wajahnya.Terlihat lah wajah cantik jelita seorang wanita yang terlihat dingin dan tidak menampilkan wajah ramah sama sekali.Kecantikan yang bikin Boon Me terkagum-kagum sendiri. Pemuda tampan ini memang sudah berbakat penilai wanita, inilah modal seorang flamboyan sejati.Boon Me pun harus akui, Putri Chai dan Putri Amona cantik, tapi wanita ini sedikit lebih cantik dan agak dewasa. Karena sepertinya ada riasan sedikit wajahnya, hingga kecantikan bak bidadari turun ke empang!“Ahh tuan putri ternyata...!” Pembesar Bhumin tiba-tiba berlutut dan beri penghormatan pada Putri Kalia, layaknya seseorang yang beri penghormatan pada keluarga kerajaan.“Huh hentikan basa-basimu Pembesar Bhumin, bersiaplah kamu mati!” sratt Putri Kalia cabut pe
Putri Kalia bukanlah gadis perawan, dia seorang wanita dewasa yang sudah janda, kelakuan ‘mesum’ Boon Me sudah membuatnya memandang pemuda sakti ini berbeda.Kelakuan nekat Boo Me membuat hatinya tak karuan, antara marah, malu dan juga penasraan melanda hatinya.Dia bahkan kini sengaja membiarkan 5 orang anak buahnya mengeroyok Boon Me,dia justru menatap saja sambil menaksir-naksir kesaktian pemuda tak di kenalnya ini.“Siapakah pemuda nekat dan nakal ini,” pikirnya Putri Kalia dan menatap tajam semua gerakan silat Boon Me.Sambil melihat anak buah bertempur melawan Boon Me, si Putri Kalia ini seakan mengingat-ngingat, apakah pernah melihat jurus-jurus yang Boon Me keluarkan saat ini.Tapi tak satupun dia ingat, walaupun dia heran sendiri, ada kemiripan dengan jurus yang dia miliki, tapi gerakan Boon Me terlihat lebih gesit dan lihai.Kini hanya di keroyok 5 orang anak buahnya, tanpa si putri cantik ini, Boon Me pun dengan entengnya menghadapi pengeroyokan ini.Ibaratnya, dengan mundur
Langkah pertama melatih ke limanya, Bafin minta mereka bersemedi untuk mulai himpun tenaga sakti dalam tubuh mereka.Punggung ke 5 nya sengaja Bafin tepuk, untuk membuka aliran darah masing-masing. Kemudian mulailah Bafin beri mereka petunjuk dasar-dasar ilmu silat.Bafin ternyata tak main-main, bukan jurus ecek-ecek yang ia berikan, tapi langsung dasar ilmu silat Mega Halilintar yang hebat itu.Sehingga perjalanan mereka yang harusnya di tempuh dalam waktu 3 minggu, kini menjadi lama, sebab setiap hari usai sarapan, Bafin dengan serius melatih ke 5 nya ilmu silat, setelah capek, baru melanjutkan perjalanan lagi.Hasilnya terlihat setelah 1 bulan, tubuh ke 5 wanita cantik ini makin kuat, fisik mereka juga tak lagi lemah.Dan…tubuh-tubuh denok ini makin hari makin bikin puyeng kepala Bafin!Bahkan ke 5 nya ternyata punya bakat melatih jurus kaki ajaib, sehingga kini gerakan mereka tak lagi kaku, makin hari makin lincah dan trengginas.Jurus mega halilintar yang mereka latih setiap hari
Kini Bafin dengan sabar dengarkan kisah sedih kelima wanita cantik ini, secara bergantian mereka curhat segalanya dan bahkan soal yang paling pribadi sekalipun mereka ceritakan bergantian.Dan inilah yang bikin Bafin melongo, ternyata dari ke 5 orang ini, 4 orang masih perawan.Termasuk Nyai Laras, hanya Nyai Nyali yang sudah tidak, karena saat di culik gerombolan Ki Manyan, dia baru menikah selama 2 minggu dan sudah di gauli suaminya.“Itupun baru…3X kali tuan pendekar,” kata Nyai Nyali malu-malu, hingga Bafin senyum kecil.Beda dengan Nyai Laras, Nyai Meni, Nyai Puti dan Nyai Geni, di culik ketika baru saja melangsungkan pernikahan dan belum sempat bulan madu dengan suami masing-masing yang sudah tewas tersebut.Mereka sempat bergidik, saat acara ‘bercinta’ itu aslinya hanya permainan sihir belaka. Aslinya mereka seakan tidur saat itu, inilah yang membuat mereka rada-rada ngeri dengan Bafin, yang dikatakan Nyai Nyali, jangan-jangan Bafin ini jelmaan hantu gunung meratus.“Huss…ada-ad
Bafin kini menatap ratusan anak buah Ki Manyan yang tiba-tiba saja berlutut dan memberi hormat padanya, sekaligus mohon pengampunan.“Bangkitlah kalian semua, mulai hari ini kalian harus berhenti berbuat jahat, atau aku basmi kalian sama seperti Ki Manyan dan rekan-rekan kalian yang kini sudah tewas itu, kalau kelak bertemu aku lagi dan kalian masih tetap berbuat kejahatan!”Terdengar suara Bafin, kalem saja, tapi karena di sini sunyi dan tak ada yang berani bersuara, bahkan daun jatuh pun akan kedengaran saking sunyinya tempat ini.Bafin lalu perintahkan semuanya agar segera kuburkan mayat-mayat yang bergelimpangan ini.Tanpa membantah mereka semuanya bekerja cepat dan halaman ini pun kini terbebas dari mayat-mayat tersebut.Termasuk mayat Ki Manyan juga di kuburkan di bagian belakang rumah besar ini.Setelah semuanya beres, Bafin membebaskan mereka semua dan tanpa banyak cincong mereka serempak pamit dan meninggalkan rumah Ki Manyan.Aksi Pendekar Tanpa Bayangan ini sontak bikin gege
"Singgg....!" Bafin dengan kekuatan yang di milikinya langsung menangkis semua pedang lawan yang meluncur dekat sekali dengan dadanya, dia juga bergerak luar biasa cepatnya.Bafin mengelak ke kanan dan kiri, akan tetapi pedang musuh-musunya itu sudah membacok dari kiri dengan kecepatan kilat. Bafin lantas menggerakkan pedangnya menangkis.Terpaksa menangkis karena sejak tadi dia lebih banyak mengelak, tidak pernah mengadu senjata secara langsung, maklum bahwa ratusan pedang yang menghantamnya sangat kuat, apalagi mereka ini rata-rata miliki ke saktian tinggi.Apalagi 3 orang yang jadi orang kepercayaan Ki Manyan. Kini, karena tidak mungkin mengelak lagi, terpaksa dia menangkis. "Cringgg....!" Pedang di tangan Bafin mampu patahkan puluhan pedang lawannya.Lalu Bafin mengerahkan tenaga dalamnya dan berteriak ke arah lawan-lawannya yang terus menyerangnya dengan ganas.Pedangnya menyambar dengan cepatnya, menusuk ke arah lambung semua pengeroyoknya dengan kecepatan luar biasa.Terdengarl
“Hei kalian berlima, jangan ke asyikan, cepat bawa tubuh Pendekar Tanpa Bayangan, keluar!” bentak Ki Manyan tiba-tiba.Saat bersamaan…tiba-tiba kepala Bafin pusing dan…dia pun tergeletak lemas saat baru saja mencium perabotan Nyai Laras…!Nyai Laras tersenyum kecil, dia pun lalu bangkit dan segera berpakaian, juga ke 4 istri Ki Manyan lainnya turut berpakaian lagi, padahal rata-rata masih nanggung dan masi terus kepingin dipuaskan pejantan tangguh ini.Tapi teriakan mengguntur Ki Manyan dan malah Pendekar Tanpa Bayangan kini pingsan di antara paha Nyai Laras, membuat mereka bergegas berpakaian lagi. Bafin terlambat menyadari, kalau minuman yang di sodorkan Nyai Laras bercampur obat bius, yang biasa di gunakan untuk jinakan harimau ataupun gajah, efeknya bikin pingsan...!Namun karena Bafin memiliki tenaga dalam hebat, reaksi obat bius itu lama baru membuat pendekar sakti ini pingsan.Bafin yang telanjang bulat lalu di ikat dan hanya pasangi kolor. Lalu beramai-ramai mereka berlima
Bafin lalu di ajak Nyai Laras dan satu orang istri Ki Manyan untuk beristrahat di sebuah kamar yang cukup mewah dan harum.Keduanya sama cantiknya, kalau Nyai Laras tadi istri ke 3, si Nyai satu ini adalah istri ke 5 dan dikenalkan Nyai Laras dengan nama Nyai Meni dan usianya masih 17 tahunan. “Tuan pendekar kalau butuh apa saja, jangan sungkan ngomong dengan kami berdua,” kembali Nyai Laras yang supel ini dengan gaya memikat menatap pendekar mata biawak yang tak bisa melihat wanita cantik ini.Bafin senyum di kulum, seakan mengerti, agaknya keduanya saat ini mulai memancingnya ke arah yang lebih intim.Bafin bukanlah pemuda hijau, dia seorang pria berpengalaman dan kini dengan santai dia duduk di sisi ranjang empuk ini, sambil tetap lempar senyum memikatnya.“Kalian berdua, duduk dong ke sini…!” ajaknya santai.Tanpa ragu Bafin tepuk-tepuk tangannya ke kasur di kiri kanannya, seolah meminta keduanya duduk di sisinya.Nyai Laras dan Nyai Meni dengan malu-malu meong mengangguk dan kini
Tak lama kemudian, Bafin melihat salah satu penjaga ini masuk ke dalam dan saat keluar diiringi 5 wanita muda dan cantik-cantik, terperangah juga si mata biawak ini.“Tuan Pendekar Tanpa Bayangan, inilah istri-istri Ki Manyan, silahkan tuan kalau ingin bertanya soal kematian Ki Manyan tersebut.”Si penjaga tadi lalu kembali beri hormat dan permisi, untuk kembali bertugas di pagar depan rumah besar ini. Sebagai orang yang tahu adat, Bafin langsung memberikan penghormatan kepada ke 5 istri-istri Ki Manyan ini, apalagi ke limanya terlihat berpakaian serba putih, khas orang yang lagi berduka.Walaupun dalam hati sempat mikir juga, tumben Ki Manyan punya istri-istri yang denok-denok begini, mana muda-muda lagi, yang Bafin taksir paling usianya antara 18 sampai 22 tahunan.Padahal Bafin tak sadar, ke 5 juga kaget menatap pendekar yang sangat tampan dan masih muda yang tiba-tiba nongol ‘bertamu’ ke rumah mereka.Sebagai seorang flamboyan berpengalaman, sepintas melihat Bafin sudah bisa men
Langeni malu-malu meong saat kembali untuk kesekian kalinya di ciumi Bafin dan ini adalah hari ke 5 mereka bersama di pesanggrahan ini.Langeni seolah memasuki demensi baru saat bercinta dengan pendekar biawak ini. Belum pernah suaminya mau mencium perabotannya, apalagi melahap apem montoknya yang lumayan lebat rerumputannya.Tapi Bafin berbeda, pendekar playboy ini tak sungkan melakukan itu semua, sehingga Langeni mabuk darat di buatnya.“Udah ahh Bang, kagak sanggup lagi aku di pompa siang malam,” bisik Langeni manjaaahhh…sambil menjentik gemas pelatuk Bafin yang kembali nakal menerobos masuk ke perabotannya dan ranjang di pesanggrahan ini lagi-lagi bergoyang hebat, akibat kelakuan keduanya.Setelah Bafin kembali tumpahkan laharnya, Langeni pun bilang hari ini ingin pulang kembali ke rumah suaminya.“Iya dehh, hari ini kamu ku antar pulang, bawa sebanyak yang kamu bisa koin-koin itu yaah,” kata Bafin senyum-senyum tengil.Tak tanggung-tanggung, dua kantong lumayan besar di pegang Lan
Sebuah pukulan keras yang mengandung tenaga dalam hebat Bafin arahkan ke musuh besarnya ini.Ki Samosi terjengkang dan langsung muntah darah, Bafin agaknya tak tanggung-tanggung hajar musuhnya ini dengan jurus mega halilintarnya yang sudah sangat sempurna ia kuasai di bawah bimbingan ayahnya.Namun hebatnya, jurusnya ini tidak langsung bikin Ki Samosi koit, tapi hanya menderita luka dalam yang hebat, sehingga tak bisa lagi melarikan diri.Makin ketakutanlah Ki Samosi, kini tak ada jalan untuk kabur, dadanya hampir pecah saking sesaknya, kakinya pun terasa lumpuh buat berdiri.Bafin kini sengaja permainkan seluruh anak buah Ki Samosi, sesekali dia menempeleng wajah-wajah mereka. Tidak keras, tapi akibatnya ribuan bintang bertebaran di mata mereka.Di saat lain, Bafin juga sengaja putuskan tali kolor mereka.Kemudian terlihat pemandangan menggelikan, semuanya kelabakan saat pelatuk mereka ‘unjai-unjai’ terlihat termasuk lato-lato-nya, yang bikin si wanita denok tadi sakit perut tertawa