Beranda / Pendekar / Pendekar Bukit Meratus / Bab 249: Diminta Latih Dua Dara Jelita

Share

Bab 249: Diminta Latih Dua Dara Jelita

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-16 11:30:01
Bagaimana tak malu, sebab kedua gadis jelita ini otomatis sepupu-sepupunya. Masa iya Boon Me berani main gila, sebab mereka adik-adik misannya sendiri, anak dari Panglima Sorachai ini?

Untungnya panglima seakan paham apa yang ada di benak Boon Me, pria tua ini sudah kenyang asam garam kehidupan.

“Kalau kamu ada waktu, bantulah kedua adikmu itu berlatih Boon Me, kulihat kamu memiliki ilmu kanuragan tinggi,” cetus Panglima Sorachai, hingga Boon Me kaget juga, sekaligus kagum, mata tajam sang panglima seakan tahu isi dirinya.

“B-baik paman panglima, nanti adik Putri Chai dan Putri Amona, aku ajarin berlatih ilmu pedang,” sahut Boon Me gugup, karena malu.

Setelah berbasa-basi singkat, dengan hati-hati Boon Me pun bertanya siapa ayah nama kandungnya dan di mana kini tinggal…?

“Ayahmu bernama Japra, julukannya di sini dulu adalah Pendekar Pulau Borneo, karena dia memang orang sana. Dia seorang pendekar sakti sekaligus pemuda perantauan!” kata Panglima Sorachai, yang tidak tahu kalau Japra su
mrd_bb

BERSAMBUNG

| 3
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 250: Kagum Berubah Suka

    “Lihat serangan!” bentak Putri Chai yang jengah dengan ucapan Boon Me, termasuk Putri Amona yang kini ikutan menyerang pemuda sakti ini.Boon Me tentu saja tertawa kecil, serangan demi serangan yang dilancarkan dua dara jelita ini baginya bak mainan anak kecil saja.Tanpa berpindah dari posisinya semula, enteng saja Boon Me menghindar, andai tidak ingat kedua orang ini adik-adik sepupunya, sejak tadi tangan Boon Me gatal ingin tepuk pantat keduanya.Apalagi melihat pantat Putri Chai yang lentik di balut pakaiannya yang ringkas hingga menampilkan lekuk tubuhnya yang indah.Bukan main kesalnya kedua putri ini, semua serangan mereka luput, hebatnya lagi tak sekalipun Boon Me menjauh dari tempatnya semula.Terlebih wajah Boon Me terus senyum-senyum saja, yang bagi keduanya senyuman ini seakan ejekan.“Adik Amona kamu serang kakinya, aku serang lehernya,” terdengar bentakan kesal Putri Chai.Pelatih jurus ilmu pedang mereka sampai melongo mendengar bentakan Putri Chai yang terlihat marah i

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 251: Kelompok Bendera Hitam

    Mulai lah Boon Me pasang telinga dan mata dan tujuan pertamanya adalah memata-matai rumah Perwira Asra, suami mendiang Bibi Anong.Hari jelang tengah malam, Boon Me kini sudah berada di atas atap rumah Perwira Asra. Dia mulai intip di mana si perwira ini berada.Hasilnya…belum terlalu lama dia melihat ada bayangan cepat yang sangat mengejutkan.Boon Me tak jadi mengintip, saat dia melihat ada bayangan hitam melompat lewat jendela dan tak lama kemudian sudah lenyap ke dalam rumah ini.“Hebat sekali bayangan itu, siapa dia?” batin Boon Me memuji sekaligus penasaran dengan bayangan tadi.Boon Me bergerak sangat halus, hingga kakinya yang menginjak genteng tak terdengar sama sekali.Pelan-pelan dia mencongkel sebuah genteng untuk melihat aktivitas di bawah di ruangan rumah ini.Matanya terkaget-kaget, saat bayanan hitam tadi melepas jubahnya dan ternyata seorang wanita sangat cantik dengan wajah dingin.Pakaianya juga serba hitam dan mencetak body yang sangat mengagumkan.Di depannya adala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 252: Putri Kalia

    “Hmm…calon mayat ini banyak bacot, baiklah agar kamu tidak jadi mayat penasaran. Aku adalah Putri Kalia, aku putri Pangeran Langkor, aku sengaja menuntut balas atas kematian ayahku di tangan kalian,” dengus wanita ini sambil copot cadar tipis di balik wajahnya.Terlihat lah wajah cantik jelita seorang wanita yang terlihat dingin dan tidak menampilkan wajah ramah sama sekali.Kecantikan yang bikin Boon Me terkagum-kagum sendiri. Pemuda tampan ini memang sudah berbakat penilai wanita, inilah modal seorang flamboyan sejati.Boon Me pun harus akui, Putri Chai dan Putri Amona cantik, tapi wanita ini sedikit lebih cantik dan agak dewasa. Karena sepertinya ada riasan sedikit wajahnya, hingga kecantikan bak bidadari turun ke empang!“Ahh tuan putri ternyata...!” Pembesar Bhumin tiba-tiba berlutut dan beri penghormatan pada Putri Kalia, layaknya seseorang yang beri penghormatan pada keluarga kerajaan.“Huh hentikan basa-basimu Pembesar Bhumin, bersiaplah kamu mati!” sratt Putri Kalia cabut pe

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-17
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 253: Akal Cerdik Putri Kalia

    Putri Kalia bukanlah gadis perawan, dia seorang wanita dewasa yang sudah janda, kelakuan ‘mesum’ Boon Me sudah membuatnya memandang pemuda sakti ini berbeda.Kelakuan nekat Boo Me membuat hatinya tak karuan, antara marah, malu dan juga penasraan melanda hatinya.Dia bahkan kini sengaja membiarkan 5 orang anak buahnya mengeroyok Boon Me,dia justru menatap saja sambil menaksir-naksir kesaktian pemuda tak di kenalnya ini.“Siapakah pemuda nekat dan nakal ini,” pikirnya Putri Kalia dan menatap tajam semua gerakan silat Boon Me.Sambil melihat anak buah bertempur melawan Boon Me, si Putri Kalia ini seakan mengingat-ngingat, apakah pernah melihat jurus-jurus yang Boon Me keluarkan saat ini.Tapi tak satupun dia ingat, walaupun dia heran sendiri, ada kemiripan dengan jurus yang dia miliki, tapi gerakan Boon Me terlihat lebih gesit dan lihai.Kini hanya di keroyok 5 orang anak buahnya, tanpa si putri cantik ini, Boon Me pun dengan entengnya menghadapi pengeroyokan ini.Ibaratnya, dengan mundur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 254: Tantangan Terbuka Putri Kalia

    Pangeran Langkor aslinya adik kandung Maharaja Chula, tapi dari selir, usianya lebih tua dari sang putra mahkkota, kata Pembesar Bhumin.“Sebelum Maharaja Chula lahir dari permaisuri, Pangeran Langkor sudah lahir 5 tahun lebih dulu dari putri selir. Itulah yang membuat Pangeran Langkor sakit hati, jabatan putra mahkota di copot dan diberikan pada adiknya,” cerita Pembesar Bhumin.Pembesar Bhumin juga sebut, kakek Boon Me dari ibu dan pamannya adalah adik dari maharaja terdahulu, urutan ke 7.“Walaupun sudah jauh, tapi kamu tetap punya trah kerajaan, di mana setahun sekali, saat ulang tahun maharaja, semua keluarga kerajaan akan di kumpulkan. Tahun ini akan dilangsungkan 4 bulanan lagi, tepat saat Maharaja Chula berusia 55 tahun, kuharap kamu bisa datang!”Mendengar ini, tentu saja Boon Me antusias, selain ingin melihat sang Maharaja yang dikatakan seorang dewa yang menitis ke tubuh sang Maharaja. Boon Me juga ingin berkenalanan dengan keluarga ibu dan pamannya.Setelah bercerita panjan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 255: Putri Kalia Ternyata…?

    “Hmm…!”Mendengar dehem itu, Boon Me kaget dan langsung membuka matanya. Dia pun langsung terpana, karena di sisi kanannya yang hanya berjarak 15 meteran, sudah berdiri Putri Kalia, sambil menggenggam pakaiannya.Prasss….pakaian yang sempat di ambilnya tadi langsung dilemparkan ke arah Boon Me, yang sudah berdiri alam keadaan…telanjang bulat.Pakaian tadi langsung di ambil dan Boon Me dengan santainya kenakan kembali pakaiannya.Putri Kalia langsung melengus, melihat gaya Boon Me yang sama sekali tidak ‘tahu malu’ dengan sengaja berpakaian agak lambat.“Pendekar setan, tak punya malu dan tata krama,” dengus Putri Kalia.Tapi ekor matanya melirik ke arah pemuda ini yang tetap senyam-senyam sambil berpakaian hingga rapi kembali, termasuk sepatunya.Bahkan Boon Me sempat-sempatnya mengeringan rambut panjangnya, lalu mengikatnya dengan pita. Gayanya seperti ‘anak gadis’ kepergok bujang, tapi yang ini kebalikannya.“Siapa juga suruh kamu ke sini dan ambil pakaiannku…!” sahut Boon Me cuek, s

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-18
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 256: Sama-sama Kena Fitnah

    "Ibu Suri….kenapa bisa begitu Bibi, apakah ibu suri benci sekali dengan Maharaja Chula?” tanya Boon Me ingin tahu dan bertanya antusias.Walaupun tidak tinggal di kota dan selalu berpetualang, namun Boon Me juga paham soal intrik politik di kerajaan.Apalagi dia suka baca kitab-kitab sejarah dan pastinya suka curi dengar pembicaraan politik kalau mampir di sebuah warung atau restoran, di manapun dia singgah.Tentu saja Boon Me tak menyadari, darah bangsawan di dalam dirinya, mulai dari ibu kandungnya hingga ayahnya itulah yang membuatnya melek politik kerajaan.“Iya Boon Me, semenjak naik tahta Maharaja Chula di recoki terus oleh seorang pembesar yang selalu meracuni maharaja dengan kalimat provikatif. Asal kamu tahu Boon Me, ayahku dulu sudah diampuni Maharaja sebelumnya, yang juga kakekku, serta paman kakek buyutmu. Tapi gara-gara di recoki pembesar ini, semuanya jadi berantakan, ayahku dan ribuan pengikutnya habis di bantai…!”Tanpa ragu, Putri Kalia sebut ada sebuah kelompok yang m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19
  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 257: Makin Dekat dengan Bibi Misan

    “Aku sebenarnya mencurigai adik Maharaja Chula…dia adalah Pangeran Koh, dia juga lahir dari selir lain, sama seperti ayahandaku, jabatannya saat ini di kerajaan adalah Menteri Urusan Rakyat!” Tanpa ragu Putri Kalia sebut, kakeknya yang juga paman kakek buyutnya Boon Me ini memiliki banyak selir, jumlahnya 35 orang selir, dan pastinya banyak meninggalan keturunan, salah satunya, ya Boon Me dan Putri Kalia ini.Putri Kalia lalu bercerita, Bendera Hitam ini sebenarnya di dirikan ayahnya, sebagai sebuah partai politik, sebab undang-undang kerajaan sudah berubah.“Yang atur kerajaan itu adalah perdana menteri, tapi semua kebijakan strategis ada di tangan raja. Namun semenjak di anggap pemberontak, Partai Bendera Hitam lalu di cap sebagai partai terlarang, inilah sebabnya aku berjuang untuk pulihkan nama baik ini selama bertahun-tahun,” curhat Putri Kalia, sekaligus seolah buka mata hati Boon Me soal kerajaan.Putri Kalia juga kisahkan, diam-diam Pangeran Koh ini berambisi jadi Maharaja. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-19

Bab terbaru

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 427: Tak Sengaja Masuk ke Pondok Putri Dao

    "Dia belum sembuh, masa main serobot aja! Sabar dulu, sadarkan dia terlebi dahulu. Luka dalamnya sudah kita sembuhin tadi dengan tenaga halilintar, tapi masih belum sembuh benerr tauu!” tegur Jinari, melihat Jamari sudah mulai leleran melihat si tampan ini.“Aihh udah basyaahhh aku kelessss, kapan lagi dapat pangeran setampan ini, setelah Pangeran Daha di ambil hantu di hutan itu,” sungut Jamari, lalu rapikan lagi gaunnya.Mereka pun kini mulai sadarkan Pangeran Akmal, lalu akan di jejali racun bunga mawar, agar jadi mainan mereka.Saat asyik sadarkan Pangeran Akmal ini, konsentrasi hanya fokus ke tubuh gagah dan kokoh ini, tanpa sadar, si ‘kakek pincang’ tadi sudah berada dan mengintip di dinding pondok tersebut.Tiba-tiba menyambarlah angin yang sangat dingin dan seketika Jinari dan Jamari pingsan.Si kakek yang merupakan penyamaran si Putul ini terdiam sesaat, bingung kemana akan menyembunyikan Pangeran Akmal ini.Setelah menyingkirkan tubuh kedua wanita binal ini, Pendekar Putul

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 426: Pangeran Akmal Tertawan

    Pendekar Putul kini menyamar seperti kakek tua, dia sengaja ke sini dan berlakon bak tamu di padepokan pimpinan Ki Rawa ini.Santernya soal padepokan ular hitam yang makin menancapkan kukunya di dunia persilatan, membuat Pendekar Putul tergerak turun tangan, apalagi pemimpinnya Ki Rawa, yang ingin dia hadapi saat ini.Dia pun juga kenalkan diri sebagai si Kakek Pincang, saat di terima Jinari dan Jamari di gerbang padepokan ini.Pendekar Putul melihat kedua wanita binal ini yang jadi ketua penyambutan tamu sampai menatapnya lama, terutama kakinya yang hanya satu.“Kenapa…ada yang aneh? Kakiku begini karena pernah bentrok dengan musuh hebat,” sungut si Putul jengkel, karena pandang mata kedua wanita cabul ini seakan meremehkannya.“Hmm…ya sudah, silahkan masuk, karena kamu bukan tamu VIP, penginapan buat kamu adanya di bagian barat, di barak sono!” cetus Jinari cuek dan pastinya anggap Pendekar Putul ini tak seberapa kesaktiannya.Si Putul pun dengan terpincang-pincang menuju ke barak ya

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 425: Pertemuan Akbar Golongan Hitam

    Padepokan Ular Hitam berubah total semenjak di ambil alih Ki Rawa bersama Pandekar Gledek dari tangan Ki Boka.Seluruh murid-murid Ki Boka di paksa jadi anak buah mereka dan kembali menyeleweng seperti saat jaman Ki Palung dan Ki Boka sebelum tobat setelah bertemu Prabu Japra, yang melawan mereka bunuh.Sehingga banyak yang tak suka dengan Ki Rawa, diam-diam memilih kabur dan meminta pertolongan dengan kaum pendekar golongan putih.Inilah yang membuat banyak golongan putih tewas atau terluka, setelah bentrok dengan kelompok Ular Hitam tersebut, yang semakin hari semakin kuat saja, sengan banyaknya kelompok golongan hitam bergabung.Permaisuri Aura sudah tahu soal ini, makanya dia mengutus Ki Roja atau Pendekar Budiman, untuk selidiki padepokan milik pamannya ini, sekaligus basmi kelompok Ki Rawa tersebut.Putri Seruni sebenarnya juga ingin ke sana untuk bikin perhitungan dengan Ki Rawa, tapi dia saat ini tengah hamil anak pertama, setelah hampir 13 tahun menikah dan baru kali ini menga

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 424: Ikut Selidiki Padepokan Ular Hitam

    “Maafkan aku kakek Prabu Japra, kali ini cucumu yang pernah durhaka ini akan menjadi pendekar yang baik, tidak lagi jadi pendekar jahat!” tekad si Putul.Dan kini dia sudah menemukan sebuah desa, lalu beli pakaian yang bagus dan juga kuda, untuk lanjutkan perantauannya.Koin emas yang dulu dia bawa masih banyak dan untungnya tak tercecer saat dia terjungkal ke jurang dulu.Cuman dia tak lagi antusias mencari kedua orang tuanya. Dia malu pernah menyeleweng, apalagi ayahnya Prabu Harman seorang maharaja di Kerajaan Hilir Sungai.“Kasian ayahanda Prabu Harman, pasti sangat malu tak ketulungan, punya anak seperti aku, sudah cacat, menyeleweng pula, jatuh harga diri beliau!” gumam si Putul termangu d atas kudanya yang dia biarkan jalan sendiri.Uniknya, sampai kini si Putul belum tahu, kalau Putri Alona, ibu kandungnya, justru adik ayahnya sendiri. Si Putul juga tak ada niat lagi untuk cari ibu kandungnya, dia hanya ingin membawa hatinya, kemana saja.Sejak turun gunung, si Putul buktikan t

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 423: Penolong Pangeran Daha Ternyata..?

    Setelah Pangeran Akmal bercerita, giliran Pangeran Daha yang ceritakan pengalamannya yang di sempat di culik Dua Kembar Ruba Betina dan Pendekar Serigala, saat bermaksud selidiki Temanggun Dawuk, kepala kadipaten Barabong.Namun di tolong seseorang yang sangat misterius dan sampai kini Pangeran Daha tak tahu siapa penolongnya tersebut.Tentu saja Pangeran Daha tidak bercerita soal penyekapan 3 hari 3 malam, yang membuat dia jadi permainan kedua betina genit itu.Yang anehnya semenjak sembuh dari pengaruh racun mawar merah, kekuatannya diam-diam naik berlipat?“Aku tak melihat jelas wajahnya, hanya aku tahu penolongku itu berjubah hitam, dalamnya putih, wajahnya tak begitu jelas…oh yaa…sebentar, orang itu pakai tongkat!” kata Pangeran Daha, sambil ingat-ingat tubuh si penolongnya.Pangeran Daha juga bilang, tak tahu apakah pendekar usianya itu sudah tua ataukah seumuran dirinya. Tapi yang dia tahu, penolongnya bukan wanita, tapi sosok pria.Kakek Slenge’an, Putri Dao dan Pangeran Akmal

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 422: Pangeran Dari Kerajaan Loksana

    Dan sekali ini, si pemuda ini harus mengaku dalam hatinya bahwa lawannya sungguh sama sekali tidak boleh disamakan dengan lawan-lawannya yang pernah dia kalahkan.Ternyata si kakek ini memiliki ilmu pedang yang hebat, di samping tenaga dalamnya yang kuat, ditambah lagi sebatang pedang pusaka pendeknya yang sangat ampuh!“Kakek mundurlah, biar aku yang gantian hadapi dia!” tiba-tiba Putri Dao maju ke gelanggang pertarungan dan si kakek ini mundur, lalu berdiri di samping Pangeran Daha.Melihat gaya anggun dan kini saling berhadapan dari jarak 5 meteran, makin tak karuan rasa si pemuda ini.Mulailah Si Pemuda merasa ketar-ketir, melawan si kakek tadi saja dia sudah kelabakan, entah bagaimana pula dengan si gadis cantik yang agaknya galak ini, tapi sudah bikin hatinya jungkir-balik.Belum lagi pria yang tak kalah tampan dengannya, yang sejak tadi terlihat tenang-tenang saja, sama tak ada wajah khawatir dari raut mukanya.Bahkan Pangeran Daha seakan ingin lihat, apakah kepandaian keponakan

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 421: Serang Pemuda Asing

    “Mereka akan merekrut sebanyak-banyaknya anggota, baik warga biasa, kaum pendekar golongan hitam ataupun putih, lalu akan mendirikan sebuah kerajaan baru, Kadipaten Barabong sudah berhasil mereka kuasai!” kata Putri Dao dengan bersemangat, bahkan tangan dan matanya seakan ikutan bicara.Sangat menarik dan makin cantik saja keponakannya ini saat bercerita, andai orang lain, pasti sejak tadi Pangeran Daha sudah jungkir balik jatuh cinta.Kecantikan Putri Dao, tentu saja mengalahkan kekasihnya, si Putri Nia.Kagetlah Pangeran Daha, ini bukan gerakan main-main, apalagi setahunya Pendekar Gledek sangat berpengalaman susun kekuatan, untuk kemudian lakukan makar.Walaupun selalu gagal, karena dihancurkan Prabu Japra dan Pangeran Boon Me, yang sukses dua kali gagalkan misi besar Pendekar Gledek.Sehingga sampai kini, Pendekar Gledek dendam tak kepalang dengan orang tua dan kakak dari Pangeran Daha ini.Tapi kalau terlambat di basmi, bisa jadi gerakan kelompok ini makin besar dan makin kuat ser

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 420: Bertemu Putri Dao

    Sosok hitam yang mereka --Baung, Jinari dan Jamari, pikir hantu ini lalu mengusap wajahnya.Kemudian terlihatlah wajah yang sangat tampan, tapi berwajah murung, pakaian dalamnya putih, tapi di tutup jubahnya yang berwarna gelap.Lelaki tampan ini lalu masuk ke dalam kereta ini dan dengan cepat pondong tubuh Pangeran Daha yang setengah tertidur alias setengah pingsan ini.Gerakannya sangat cepat dan tak lebih dari 2 detik, tubuhnya yang kokoh dan menggunkan tongkat sudah lenyap dalam hutan lebat yang gelap ini.Saking hebatnya ilmu meringankan tubuhnya, kereta ini sama sekali tak bergerak, ini menandakan orang ini luar biasa ilmu silatnya.Pangeran Daha yang setengah sadar terbangun, dia merasa aneh, kenapa kini berada di sebuah gua, hari pun sudah beranjak pagi, tidak lagi malam dan berada di dalam kereta yang di bawa Dua Rubah Betina serta Pendekar Serigala.Tapi Pangeran ini tak pikirkan itu, dia cepat-cepat lakukan semedi dan kerahkan seluruh kesaktian tenaga dalamnya, untuk kembali

  • Pendekar Bukit Meratus   Bab 419: Jadi Tawanan Murid Pendekar Gledek

    Kedua Kembar Rubah Betina yang bernama Jinari dan Jamari ini langsung kalang kabut berpakaian.Padahal mereka tengah enak-enaknya naik ‘kuda jantan’ ini, yang sengaja mereka recoki obat kuat, agar tetap perkasa, walaupun tenaga dalamnya tak berfungsi.“Sialan si Pendekar Serigala, orang lagi nanggung, eh main panggil saja,” gerutu Jinari, sambil bantu Pangeran Daha berpakaian lagi.Saking gemasnya, dia malah sempat-sempatnya memegang tongkat Pangeran Daha yang masih kokoh bak tongkat ulin.“Ihh padahal masih ngacengg say!” kata Jamarin terkekeh dan dengan gemas sempat melumat batang ini.Tapi panggilan orang yang mereka sebut Pendekar Serigala membuat keduanya dengan terpaksa papah Pangeran Daha keluar dari kuil tua ini.“Gila sekali kalian berdua, tahu kah kalian siapa dia ini hahhh? Dia ini Pangeran Daha, putra mahkota Kerajaan Muara Sungai. Kalau sampai lepas gara-gara ulah kalian, leher kalian berdua yang mulus itu bakalan misah dari tubuh kalian yang bakalan dilakukan guru kita,”

DMCA.com Protection Status