BERSAMBUNG
Bagaimana tak malu, sebab kedua gadis jelita ini otomatis sepupu-sepupunya. Masa iya Boon Me berani main gila, sebab mereka adik-adik misannya sendiri, anak dari Panglima Sorachai ini?Untungnya panglima seakan paham apa yang ada di benak Boon Me, pria tua ini sudah kenyang asam garam kehidupan.“Kalau kamu ada waktu, bantulah kedua adikmu itu berlatih Boon Me, kulihat kamu memiliki ilmu kanuragan tinggi,” cetus Panglima Sorachai, hingga Boon Me kaget juga, sekaligus kagum, mata tajam sang panglima seakan tahu isi dirinya.“B-baik paman panglima, nanti adik Putri Chai dan Putri Amona, aku ajarin berlatih ilmu pedang,” sahut Boon Me gugup, karena malu.Setelah berbasa-basi singkat, dengan hati-hati Boon Me pun bertanya siapa ayah nama kandungnya dan di mana kini tinggal…?“Ayahmu bernama Japra, julukannya di sini dulu adalah Pendekar Pulau Borneo, karena dia memang orang sana. Dia seorang pendekar sakti sekaligus pemuda perantauan!” kata Panglima Sorachai, yang tidak tahu kalau Japra su
“Lihat serangan!” bentak Putri Chai yang jengah dengan ucapan Boon Me, termasuk Putri Amona yang kini ikutan menyerang pemuda sakti ini.Boon Me tentu saja tertawa kecil, serangan demi serangan yang dilancarkan dua dara jelita ini baginya bak mainan anak kecil saja.Tanpa berpindah dari posisinya semula, enteng saja Boon Me menghindar, andai tidak ingat kedua orang ini adik-adik sepupunya, sejak tadi tangan Boon Me gatal ingin tepuk pantat keduanya.Apalagi melihat pantat Putri Chai yang lentik di balut pakaiannya yang ringkas hingga menampilkan lekuk tubuhnya yang indah.Bukan main kesalnya kedua putri ini, semua serangan mereka luput, hebatnya lagi tak sekalipun Boon Me menjauh dari tempatnya semula.Terlebih wajah Boon Me terus senyum-senyum saja, yang bagi keduanya senyuman ini seakan ejekan.“Adik Amona kamu serang kakinya, aku serang lehernya,” terdengar bentakan kesal Putri Chai.Pelatih jurus ilmu pedang mereka sampai melongo mendengar bentakan Putri Chai yang terlihat marah i
Mulai lah Boon Me pasang telinga dan mata dan tujuan pertamanya adalah memata-matai rumah Perwira Asra, suami mendiang Bibi Anong.Hari jelang tengah malam, Boon Me kini sudah berada di atas atap rumah Perwira Asra. Dia mulai intip di mana si perwira ini berada.Hasilnya…belum terlalu lama dia melihat ada bayangan cepat yang sangat mengejutkan.Boon Me tak jadi mengintip, saat dia melihat ada bayangan hitam melompat lewat jendela dan tak lama kemudian sudah lenyap ke dalam rumah ini.“Hebat sekali bayangan itu, siapa dia?” batin Boon Me memuji sekaligus penasaran dengan bayangan tadi.Boon Me bergerak sangat halus, hingga kakinya yang menginjak genteng tak terdengar sama sekali.Pelan-pelan dia mencongkel sebuah genteng untuk melihat aktivitas di bawah di ruangan rumah ini.Matanya terkaget-kaget, saat bayanan hitam tadi melepas jubahnya dan ternyata seorang wanita sangat cantik dengan wajah dingin.Pakaianya juga serba hitam dan mencetak body yang sangat mengagumkan.Di depannya adala
“Hmm…calon mayat ini banyak bacot, baiklah agar kamu tidak jadi mayat penasaran. Aku adalah Putri Kalia, aku putri Pangeran Langkor, aku sengaja menuntut balas atas kematian ayahku di tangan kalian,” dengus wanita ini sambil copot cadar tipis di balik wajahnya.Terlihat lah wajah cantik jelita seorang wanita yang terlihat dingin dan tidak menampilkan wajah ramah sama sekali.Kecantikan yang bikin Boon Me terkagum-kagum sendiri. Pemuda tampan ini memang sudah berbakat penilai wanita, inilah modal seorang flamboyan sejati.Boon Me pun harus akui, Putri Chai dan Putri Amona cantik, tapi wanita ini sedikit lebih cantik dan agak dewasa. Karena sepertinya ada riasan sedikit wajahnya, hingga kecantikan bak bidadari turun ke empang!“Ahh tuan putri ternyata...!” Pembesar Bhumin tiba-tiba berlutut dan beri penghormatan pada Putri Kalia, layaknya seseorang yang beri penghormatan pada keluarga kerajaan.“Huh hentikan basa-basimu Pembesar Bhumin, bersiaplah kamu mati!” sratt Putri Kalia cabut pe
Putri Kalia bukanlah gadis perawan, dia seorang wanita dewasa yang sudah janda, kelakuan ‘mesum’ Boon Me sudah membuatnya memandang pemuda sakti ini berbeda.Kelakuan nekat Boo Me membuat hatinya tak karuan, antara marah, malu dan juga penasraan melanda hatinya.Dia bahkan kini sengaja membiarkan 5 orang anak buahnya mengeroyok Boon Me,dia justru menatap saja sambil menaksir-naksir kesaktian pemuda tak di kenalnya ini.“Siapakah pemuda nekat dan nakal ini,” pikirnya Putri Kalia dan menatap tajam semua gerakan silat Boon Me.Sambil melihat anak buah bertempur melawan Boon Me, si Putri Kalia ini seakan mengingat-ngingat, apakah pernah melihat jurus-jurus yang Boon Me keluarkan saat ini.Tapi tak satupun dia ingat, walaupun dia heran sendiri, ada kemiripan dengan jurus yang dia miliki, tapi gerakan Boon Me terlihat lebih gesit dan lihai.Kini hanya di keroyok 5 orang anak buahnya, tanpa si putri cantik ini, Boon Me pun dengan entengnya menghadapi pengeroyokan ini.Ibaratnya, dengan mundur
Pangeran Langkor aslinya adik kandung Maharaja Chula, tapi dari selir, usianya lebih tua dari sang putra mahkkota, kata Pembesar Bhumin.“Sebelum Maharaja Chula lahir dari permaisuri, Pangeran Langkor sudah lahir 5 tahun lebih dulu dari putri selir. Itulah yang membuat Pangeran Langkor sakit hati, jabatan putra mahkota di copot dan diberikan pada adiknya,” cerita Pembesar Bhumin.Pembesar Bhumin juga sebut, kakek Boon Me dari ibu dan pamannya adalah adik dari maharaja terdahulu, urutan ke 7.“Walaupun sudah jauh, tapi kamu tetap punya trah kerajaan, di mana setahun sekali, saat ulang tahun maharaja, semua keluarga kerajaan akan di kumpulkan. Tahun ini akan dilangsungkan 4 bulanan lagi, tepat saat Maharaja Chula berusia 55 tahun, kuharap kamu bisa datang!”Mendengar ini, tentu saja Boon Me antusias, selain ingin melihat sang Maharaja yang dikatakan seorang dewa yang menitis ke tubuh sang Maharaja. Boon Me juga ingin berkenalanan dengan keluarga ibu dan pamannya.Setelah bercerita panjan
“Hmm…!”Mendengar dehem itu, Boon Me kaget dan langsung membuka matanya. Dia pun langsung terpana, karena di sisi kanannya yang hanya berjarak 15 meteran, sudah berdiri Putri Kalia, sambil menggenggam pakaiannya.Prasss….pakaian yang sempat di ambilnya tadi langsung dilemparkan ke arah Boon Me, yang sudah berdiri alam keadaan…telanjang bulat.Pakaian tadi langsung di ambil dan Boon Me dengan santainya kenakan kembali pakaiannya.Putri Kalia langsung melengus, melihat gaya Boon Me yang sama sekali tidak ‘tahu malu’ dengan sengaja berpakaian agak lambat.“Pendekar setan, tak punya malu dan tata krama,” dengus Putri Kalia.Tapi ekor matanya melirik ke arah pemuda ini yang tetap senyam-senyam sambil berpakaian hingga rapi kembali, termasuk sepatunya.Bahkan Boon Me sempat-sempatnya mengeringan rambut panjangnya, lalu mengikatnya dengan pita. Gayanya seperti ‘anak gadis’ kepergok bujang, tapi yang ini kebalikannya.“Siapa juga suruh kamu ke sini dan ambil pakaiannku…!” sahut Boon Me cuek, s
"Ibu Suri….kenapa bisa begitu Bibi, apakah ibu suri benci sekali dengan Maharaja Chula?” tanya Boon Me ingin tahu dan bertanya antusias.Walaupun tidak tinggal di kota dan selalu berpetualang, namun Boon Me juga paham soal intrik politik di kerajaan.Apalagi dia suka baca kitab-kitab sejarah dan pastinya suka curi dengar pembicaraan politik kalau mampir di sebuah warung atau restoran, di manapun dia singgah.Tentu saja Boon Me tak menyadari, darah bangsawan di dalam dirinya, mulai dari ibu kandungnya hingga ayahnya itulah yang membuatnya melek politik kerajaan.“Iya Boon Me, semenjak naik tahta Maharaja Chula di recoki terus oleh seorang pembesar yang selalu meracuni maharaja dengan kalimat provikatif. Asal kamu tahu Boon Me, ayahku dulu sudah diampuni Maharaja sebelumnya, yang juga kakekku, serta paman kakek buyutmu. Tapi gara-gara di recoki pembesar ini, semuanya jadi berantakan, ayahku dan ribuan pengikutnya habis di bantai…!”Tanpa ragu, Putri Kalia sebut ada sebuah kelompok yang m
Dengan langkah terpincang-pincang Pendekar Putul bersama Putri Arumi memenuhi keinginan Pangeran Daha, untuk jemput putri mereka di Istana pamannya ini.Dan keduanya saling pandang, saat melihat Putri Alona dan Pangeran Wasi asyik bermain di temani seorang putri jelita dan…Pangeran Daha.Kedua anak kecil turunan bangsawan ini terlihat sangat akrab, seolah sudah kenal lama.Si Putra Mahkota beberapa kali terbahak melihat kelakuan dua anak kecil ini, yang kadang berbantahan gunakan bahasa planet.Tapi Pangeran Wasi banyak ngalahnya pada keponakan misannya ini.“Hei kalian ke sini, lihat cocok banget dua orang ini, paman dan ponakan misan,” kata Pangeran Daha terkekeh.“Paman…pangeran…ma..?” ucapan si Putul terpotong, Pangeran Daha sudah berdiri di depannya dan si Putul di ikuti Putri Arumi langsung bersimpuh beri hormat.“Ha-ha-ha...sudahlah, kalian tak perlu banyak adat, aku sudah memutuskan merestui kalian, tapi aku akan hukum kalian berdua!”Kagetlah Pendekar Putul dan Putri Arumi.“
Pangeran Daha keluar dari ruang pribadi ayahandanya, kini dia antara bingung dan patah hati. Pujaan hatinya ternyata tidak mencintainya.Tak pernah seujung kukupun dia menyangka, wanita yang dia sukai ternyata lebih memilih keponakannya yang…buntung.Berkali-kali si Putra Mahkota ini menarik nafas panjang meredakan hati yang sesak dan benar-benar di luar dugaannya.“Cinta…memang aneh, dia lebih memilih si Putul. Apa yang harus aku lakukan kini? Ayahanda bilang hanya aku yang bisa memberi ampun pada kesalahan si Putul dan Putri Arumi?” batin Pangeran Daha.Lalu dia ingat, si Putul pernah menolongnya saat di tawan dua pendekar cabul Dua Kembar Rubah Betina, Jinari dan Jamari. Dia bahkan di beri buah ajaib, yang membuat tenaga dalamnya naik berlipat-lipat.Ingat ini, hati Pangeran Daha luluh, tapi kadang hatinya panas mendengar Putri Arumi sudah jadi istri Pendekar Putul.Dalam kegalauannya ini, Pangeran Daha tak sadar malah berjalan ke arah Istana di mana para permaisuri tinggal, bukan
“Bagus, akupun tak suka basa-basi berlebihan, majulah kalian semuanya dan lihatlah, aku pun kini ada 10 orang, kini kita seimbang bukan..!???”Dan tiba-tiba samua orang terkejut bukan kepalang, tubuh Pangeran Boon Me benar-benar memecah jadi 10 orang, hebatnya lagi dan membuat semua orang sampai menggosok-gosok mata.9 orang kembaran Pangeran Boon Me bergerak tak ada yang sama, seolah-olah mereka sama tapi orang yang berbeda.Inilah demonstrasi ilmu sihir yang luar biasa sempurna Pangeran Boon Me kuasai, si Putul pun belum bisa sehebat ini, kalau di minta praktekan ilmu sihir seperti Pangeran Boon Me ini.“Hayaaaa….!” Ki Samosi dan 9 orang temannya sampai berlompatan mundur hingga 5 langkah ke belakang saking kagetnya.Bagaimana tak kaget mereka, 9 oran kembaran itu malah menunjuk-nunjuk mereka, seolah-olah membagi-bagi siapa musuh mereka kelak kalau bertarung.Dan terjadilah keanehan pada si bocah tampan itu, dia malah tak terpengaruh, apalagi kaget seperti Ki Samosi dan juga puluhan
Tak buang waktu, besoknya, Prabu Japra, Permaisuri Dehea diikuti Pendekar Putul dan Putri Arumi berangkat ke kotaraja Muara Sungai dengan menunggang 4 ekor kuda jantan.Permaisuri Dehea tak mau jauh-jauh dari buyutnya ini, dia selama perjalanan selalu gendong Putri Alona. Bahkan kadang Prabu Japra juga ambil alih si bayi menggemaskan ini.Yang seakan tahu, orang yang gendong dirinya kakek dan nenek buyutnya sendiri. Permaisuri Dehea bahkan janji akan menurunkan ilmu-ilmu kanuragannya yang hebat buat si buyut ini kelak.Sehingga Pendekar Putul dan Putri Arumi kadang senyum sendiri melihat kakek dan nenek ini sesekali berebut gendong putri cantik mereka.Pangeran Boon Me bertahan dulu di lembah neraka ini.Dia khawatir selama si Putul dan Putri Arumi ke Kotaraja, tempat ini akan di serbu orang-orang jahat, mengingat banyaknya harta karun di sini, tak beda jauh dengan harta miliknya di Lembah Rajawali.Tapi di lembah miliknya, semua murid-muridnya sangat sakti-sakti, apalagi 3 pembantunya
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Pangera
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” kat
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda