Istana megah kekaisaran Qin hari ini seperti sedang terjadi masalah yang sangat serius. Ribuan prajurit dengan senjata lengkap berjaga sangat ketat, mulai dari jalan menuju ke Istana, hingga di sekitaran tempat ini.Ketegangan sangat terasa, walaupun radiusnya hingga 500 meteran dari istana yang merangkap tempat tinggal Kaisar Li Qin dan keluarganya.Saking ketatnya penjagaan, agaknya semut pun sulit lolos!Warga kotaraja sudah mendengar desas-desus menggegerkan, kalau hari ini ada pergantian kekuasaan.Alasan Kaisar Li Qin ‘sakit-sakitan’ menjadi penyebab kaisar ini akan meletakan jabatannnya.Namun karena kaisar tak memiliki putra mahkota, karena undang-undang kekaisaran mengisyaratkan seorang calon kaisar harus laki-laki.Membuat Perdana Menteri sekaligus Panglima Perang Ang Tojin akan di tunjuk sebagai kaisar baru.Rakyat Qin tentu saja merasa aneh sendiri. Mereka tahu, sang kaisar punya beberapa orang saudara laki-laki, bahkan keponakan laki-laki yang jauh lebih berhak dari seora
“Tangkap pengacau ini,” bentak Ang Tojin sambil berdiri dan turun dari kursinya, dia sama sekali tak menganggap ada Kaisar Li Qin di sini, gayanya seolah dialah yang paling berkuasa di sini.“Tahan, sebagai komandan keamanan Kotaraja, aku Perwira Coa meminta semua tetap bertahan di posisi masing-masing!” tiba Komandan Coa langsung menahan langkah ratusan pengawal yang ingin meringkus Japra.“Hehh perwira rendahan, kamu ingin memberontak, berani melawan perintahku,” bentak Ang Tojin marah tak kepalang.“A-aku…!” tiba-tiba Komandan Coa tergagap, mata Ang Tojin tajam menatapnya.Tiba-tiba bahu Komandan Coa dipegang Japra, ajaibnya setelah dipegang, Komandan Coa langsung bersikap gagah lagi, tak lagi gagap seperti tadi.“Mohon maaf yang mulia Perdana Menteri, sebagai seorang komandan dan juga orang yang taat undang-undang, apa yang dikatakan Pangeran Japranata benar adanya. Kami berpijak di sana!” tegas Komandan Coa, lalu dia mundur dan beri kode semua pasukan mundur di posisi semula.Dia
Li Huang bahkan tanpa aling-aling tunjuk 3 komandan yang tadi berdiri dan kini duduk kembali setelah di todong Komandan Coa dengan pedang sebagai, antek-antek Ang Tojin untuk sebarkan isu dirinya pemberontak, hingga Li Huang harus jadi buronan ke kaisaran selama bertahun-tahun.Ang Tojin seolah maling yang kepergok, semua kelakuan jahatnya di telanjangi Li Huang di depan semua orang yang hadir di sini.“Ketahuilah, Ang Tojin ini sebenarnya seorang borunan di negeri asalnya, dia menyusup di kerajaan ini, lalu sengaja tebar racun fitnah, untuk singkirkan ayahku, yang dulu akan dijadikan Panglima dan Perdana Menteri oleh baginda kaisar, karena dia berambisi untuk ambil jabatan itu dan misinya berhasil!”Kembali Li Huang bongkar siapa Ang Tojin ini, seorang tokoh misterius yang menjadi buronan dan tiba-tiba berhasil jadi orang kepercayaan kaisar.Saat melihat Kaisar Li Qin seperti orang linglung, marah bukan main Japra. “Pasti baginda kaisar kena sihir jahat si Ang Tojin, atau bisa jadi d
Ang Tojin bahkan kini tak kalah lincahnya, dia meraba pinggangnya dan "singgg!" terdengar suara nyaring ketika Ang Tojin sudah melolos sabuknya, yang ternyata merupakan sabuk baja yang tipis dan halus.Ternyata sabuk ini merupakan senjata istimewa milik Ang Tojin, yang dimainkan seperti orang memegang sebuah pecut yang tajam.Sabuk ini mengeluarkan suara berdesing dan tampak sinarnya berkelebatan menyilaukan mata.Sambil memutar sabuk itu diatas kepala, lengan kiri Ang Tojin yang lihai ini mengeluarkan bunyi berkerotokan, terisi tenaga dalam yang agaknya dia keluarkan semuanya, untuk hadapi Japra saat ini.Sebagai tokoh terkenal dan miliki kesaktian tinggi, Ang Tojin baru bertemu lawan tanding yang sepadan. Ang Tojin mengeluh juga, Japra yang saat ini dia hadapi tanpa bantuan Thai Khon dan 8 pengawal utamanya yang sudah tewas oleh Li Huang dan Putri Li Kamari, benar-benar sangat tangguh dan setiap jurusnya sangat berbahaya.Apalagi kadang jurus pedang Japra berubah jadi panas ataupu
“Japra tolong Ayahanda Kaisar!” tiba-tiba terdengar suara Putri Li Kamari yang tadi menyambar tubuh Kaisar Li Qin, tubuh kaisar di baringkan, wajahnya semakin pucat.Secepat kilat Japra mendekat dan terlihat wajah kaisar berubah seperti liar. Dengan cepat Japra totok dada dan punggung kaisar ini.Lalu dia perlahan-lahan salurkan tenaga dalamnya yang dingin, sekaligus menatap mata Kaisar Li Qin, yang agaknya masih terpengaruh sihir Ang Tojin. Perlahan-lahan pengaruh sihir mulai lenyap dari tubuh Kaisar Li Qin.Kaisar Li Qin di dudukan dan di tahan Putri Li Kamari, lalu muntah-muntah dan kepalanya terasa berputar.Japra kembali salurkan tenaga dalamnya, sehinga lama-lama wajah Kaisar Li Qin yang semula pucat berubah kemerahan.Mata liar kaisar juga perlahan mulai berubah lembut dan normal lagi, dia kini didudukan kembali di singgasananya oleh Putri Li Kamari di bantu Japra dan Li Huang.Setelah itu Putri Li Me datang dan memberi air minum penguat tubuh, yang langsung di minum Kaisar Li
Pernikahan megah pun di gelar istana untuk Pangeran Li Huang dan Putri Li Kamari. Kedua pasang mempelai sepadan ini berpakaian sangat mewah.Kedua selalu tersenyum bahagia menerima ucapan selamat dari seluruh rakyat kotaraja, juga perwakilan kerajaan tetangga dan sahabat.Sebagai cucu misan Kaisar Li Qin, Japra pun di beri pakaian yang tak kalah mewahnya, tapi warnanya tetap hitam, sesuai kesukaannya.Saat melihat Putri Li Me yang sangat cantik jelita yang berada di barisan keluarga inti kaisar khusus wanita, mata Japra seolah terpaku pada ‘bibi misannya’ ini.Dari cerita Pangeran Li Huang, Japra baru tahu kalau Putri Li Me ini ‘sepupu misan’ Putri Li Kamari dan Pangeran Huang sendiri.Ayah Putri Li Me anak dari adik kaisar sebelumnya, yang juga ayahanda Kaisar Li Qin, itulah sebabnya marganya juga Li.Karena Kaisar Li Qin dan mendiang ayah dari Putri Li Me bersepupu.Dulu Japra sempat menyangka Putri Li Me anak kaisar ini, tapi ternyata dia keponakan sepupu Kaisar Li Qin.Tapi Kaisa
Japra pun meragu, antara terus melangkah ataukah balik kanan. Ada rasa tak enak, kalau-kalau ‘suami’ si putri jelita yang tak kalah cantiknya dari Putri Li Kamari ini ada di sini.Japra tak sadar, keraguan dan hati yang tiba-tiba saja ‘remuk redam’ membuat kakinya berbalik, ingin langsung keluar dari taman ini.“Kenapa berbalik, apakah aneh melihat seorang ibu memberi ASI buat putrinya sendiri,” terdengar suara lembut dari Putri Li Me menegurnya.Japra pun terdiam, lalu dia memaksakan diri tersenyum, kemudian berbalik dan kini melangkah perlahan mendekati Putri Li Me.Japra sengaja tak menatap bayi yang sedang menetek ini, karena Putri Li Me tak berusaha menutup dadanya yang berwarna seputih salju saat memberi ASI buat anaknya.Tergetar juga hatinya, ingat kenangan manis bersama si putri ini, saat mereka memadu kasih dan benda yang kini sedang di ‘lahap’ bayi mungil itu tak pernah bosan Japra kelonin siang dan malam.“Kenapa baru sekarang muncul ke sini, padahal sudah lama di sini? Ap
“Tapi…apa tak menunggu anak kalian besar dulu…?” Putri Li Kamari sampai ambil Putri Betani dari pangkuan Putri Li Me. Bayi menggemaskan ini bikin Putri Li Kamari makin sayang.“Maaf Bibi, aku sudah terlalu lama meninggalkan Pulau Borneo, sudah saatnya aku kembali dan jalankan rencana pengambil alihan Kerajaan Daha,” sahut Japra blak-blakan.“Hmm…baiklah, aku restui kepulangan kalian, tapi kalian harus menunggu kapal dagang besar yang akan ke sana yakni 1,5 bulanan lagi,” sela Pangeran Huang, yang mengira Japra dan Putri Li Me naik kapal besar kembali ke Kerajaan Daha.Tapi Japra langsung tersenyum dan bilang dia dan istrinya Putri Li Me serta bayi mereka akan naik burung rajawali raksasa.Melongolah Li Huang dan Putri Li Kamari lalu kedua bangsawan ini tertawa kecil, tentu saja keduanya berpikir Japra bercanda.“Burung rajawali raksasa…apakah masih ada? Itu kan hanya mitos dan cerita mulut ke mulut saja,” sahut Putri Li Kamari sama kagetnya, dia pikir Japra pasti bercanda, seperti yan