Li Huang bahkan tanpa aling-aling tunjuk 3 komandan yang tadi berdiri dan kini duduk kembali setelah di todong Komandan Coa dengan pedang sebagai, antek-antek Ang Tojin untuk sebarkan isu dirinya pemberontak, hingga Li Huang harus jadi buronan ke kaisaran selama bertahun-tahun.Ang Tojin seolah maling yang kepergok, semua kelakuan jahatnya di telanjangi Li Huang di depan semua orang yang hadir di sini.“Ketahuilah, Ang Tojin ini sebenarnya seorang borunan di negeri asalnya, dia menyusup di kerajaan ini, lalu sengaja tebar racun fitnah, untuk singkirkan ayahku, yang dulu akan dijadikan Panglima dan Perdana Menteri oleh baginda kaisar, karena dia berambisi untuk ambil jabatan itu dan misinya berhasil!”Kembali Li Huang bongkar siapa Ang Tojin ini, seorang tokoh misterius yang menjadi buronan dan tiba-tiba berhasil jadi orang kepercayaan kaisar.Saat melihat Kaisar Li Qin seperti orang linglung, marah bukan main Japra. “Pasti baginda kaisar kena sihir jahat si Ang Tojin, atau bisa jadi d
Ang Tojin bahkan kini tak kalah lincahnya, dia meraba pinggangnya dan "singgg!" terdengar suara nyaring ketika Ang Tojin sudah melolos sabuknya, yang ternyata merupakan sabuk baja yang tipis dan halus.Ternyata sabuk ini merupakan senjata istimewa milik Ang Tojin, yang dimainkan seperti orang memegang sebuah pecut yang tajam.Sabuk ini mengeluarkan suara berdesing dan tampak sinarnya berkelebatan menyilaukan mata.Sambil memutar sabuk itu diatas kepala, lengan kiri Ang Tojin yang lihai ini mengeluarkan bunyi berkerotokan, terisi tenaga dalam yang agaknya dia keluarkan semuanya, untuk hadapi Japra saat ini.Sebagai tokoh terkenal dan miliki kesaktian tinggi, Ang Tojin baru bertemu lawan tanding yang sepadan. Ang Tojin mengeluh juga, Japra yang saat ini dia hadapi tanpa bantuan Thai Khon dan 8 pengawal utamanya yang sudah tewas oleh Li Huang dan Putri Li Kamari, benar-benar sangat tangguh dan setiap jurusnya sangat berbahaya.Apalagi kadang jurus pedang Japra berubah jadi panas ataupu
“Japra tolong Ayahanda Kaisar!” tiba-tiba terdengar suara Putri Li Kamari yang tadi menyambar tubuh Kaisar Li Qin, tubuh kaisar di baringkan, wajahnya semakin pucat.Secepat kilat Japra mendekat dan terlihat wajah kaisar berubah seperti liar. Dengan cepat Japra totok dada dan punggung kaisar ini.Lalu dia perlahan-lahan salurkan tenaga dalamnya yang dingin, sekaligus menatap mata Kaisar Li Qin, yang agaknya masih terpengaruh sihir Ang Tojin. Perlahan-lahan pengaruh sihir mulai lenyap dari tubuh Kaisar Li Qin.Kaisar Li Qin di dudukan dan di tahan Putri Li Kamari, lalu muntah-muntah dan kepalanya terasa berputar.Japra kembali salurkan tenaga dalamnya, sehinga lama-lama wajah Kaisar Li Qin yang semula pucat berubah kemerahan.Mata liar kaisar juga perlahan mulai berubah lembut dan normal lagi, dia kini didudukan kembali di singgasananya oleh Putri Li Kamari di bantu Japra dan Li Huang.Setelah itu Putri Li Me datang dan memberi air minum penguat tubuh, yang langsung di minum Kaisar Li
Pernikahan megah pun di gelar istana untuk Pangeran Li Huang dan Putri Li Kamari. Kedua pasang mempelai sepadan ini berpakaian sangat mewah.Kedua selalu tersenyum bahagia menerima ucapan selamat dari seluruh rakyat kotaraja, juga perwakilan kerajaan tetangga dan sahabat.Sebagai cucu misan Kaisar Li Qin, Japra pun di beri pakaian yang tak kalah mewahnya, tapi warnanya tetap hitam, sesuai kesukaannya.Saat melihat Putri Li Me yang sangat cantik jelita yang berada di barisan keluarga inti kaisar khusus wanita, mata Japra seolah terpaku pada ‘bibi misannya’ ini.Dari cerita Pangeran Li Huang, Japra baru tahu kalau Putri Li Me ini ‘sepupu misan’ Putri Li Kamari dan Pangeran Huang sendiri.Ayah Putri Li Me anak dari adik kaisar sebelumnya, yang juga ayahanda Kaisar Li Qin, itulah sebabnya marganya juga Li.Karena Kaisar Li Qin dan mendiang ayah dari Putri Li Me bersepupu.Dulu Japra sempat menyangka Putri Li Me anak kaisar ini, tapi ternyata dia keponakan sepupu Kaisar Li Qin.Tapi Kaisa
Japra pun meragu, antara terus melangkah ataukah balik kanan. Ada rasa tak enak, kalau-kalau ‘suami’ si putri jelita yang tak kalah cantiknya dari Putri Li Kamari ini ada di sini.Japra tak sadar, keraguan dan hati yang tiba-tiba saja ‘remuk redam’ membuat kakinya berbalik, ingin langsung keluar dari taman ini.“Kenapa berbalik, apakah aneh melihat seorang ibu memberi ASI buat putrinya sendiri,” terdengar suara lembut dari Putri Li Me menegurnya.Japra pun terdiam, lalu dia memaksakan diri tersenyum, kemudian berbalik dan kini melangkah perlahan mendekati Putri Li Me.Japra sengaja tak menatap bayi yang sedang menetek ini, karena Putri Li Me tak berusaha menutup dadanya yang berwarna seputih salju saat memberi ASI buat anaknya.Tergetar juga hatinya, ingat kenangan manis bersama si putri ini, saat mereka memadu kasih dan benda yang kini sedang di ‘lahap’ bayi mungil itu tak pernah bosan Japra kelonin siang dan malam.“Kenapa baru sekarang muncul ke sini, padahal sudah lama di sini? Ap
“Tapi…apa tak menunggu anak kalian besar dulu…?” Putri Li Kamari sampai ambil Putri Betani dari pangkuan Putri Li Me. Bayi menggemaskan ini bikin Putri Li Kamari makin sayang.“Maaf Bibi, aku sudah terlalu lama meninggalkan Pulau Borneo, sudah saatnya aku kembali dan jalankan rencana pengambil alihan Kerajaan Daha,” sahut Japra blak-blakan.“Hmm…baiklah, aku restui kepulangan kalian, tapi kalian harus menunggu kapal dagang besar yang akan ke sana yakni 1,5 bulanan lagi,” sela Pangeran Huang, yang mengira Japra dan Putri Li Me naik kapal besar kembali ke Kerajaan Daha.Tapi Japra langsung tersenyum dan bilang dia dan istrinya Putri Li Me serta bayi mereka akan naik burung rajawali raksasa.Melongolah Li Huang dan Putri Li Kamari lalu kedua bangsawan ini tertawa kecil, tentu saja keduanya berpikir Japra bercanda.“Burung rajawali raksasa…apakah masih ada? Itu kan hanya mitos dan cerita mulut ke mulut saja,” sahut Putri Li Kamari sama kagetnya, dia pikir Japra pasti bercanda, seperti yan
“Kita tak bisa apa-apa, kita tunggu kedatangan Pangeran Japra, semoga kerajaan ini tak makin runtuh dipimpin maharaja yang hanya pentingkan syahwatny, tapi tak peduli lagi dengan rakyatnya!” keluh Panglima Uray pada 3 Pendekar Golok Putih.Ketiga pendekar ini sama, mereka hanya menghela nafasnya sekaligus sedih melihat nasib kerajaan yang makin lama makin alami kemunduran wibawa dan wilayahnya ini.Panglima Uray kini sudah di non jobkan Prabu Kanji, atas bujukan Mahapatih Jugi, yang setali 3 uang dengan Prabu Kanji, hanya sibuk puaskan nafsunya.Tanpa sadar kerajaan kini tengah terancam musuh dari segala penjuru, di Barat Kerajaan Loksana, di Utara kerajaan Hilir Sungai yang dipimpin Ratu Reswari yang makin luas wilayah dan makin kuat kedudukannya.Lalu di Barat serta Timur kerajaan-kerajaan lain yang terus-terusan perluas wilayah mereka, dengan caplok wilayah kerajaan Daha yang makin lemah ini.Hanya kurang dari setahun, semenjak Japra merantau ke Kekaisaran Qin, hampir separuh wilay
Anak kecil laki-laki berusia 7 tahun ini sama sekali tak menangis, ibu angkatnya terlihat sekarat, setelah di kerjai habis-habisan 13 perampok ganas dan kejam.Bahkan baru saja di perkosa seorang perampaok, setelah berhasil melumpuhkan wanita malang ini.Anak kecil ini tak kuasa melawan, dia masih terlalu kecil dan tenaganya tak ada artinya melawan ke 13 kawanan perampok ganas ini.Matanya memerah menahan amarah dan dendam luar biasa.“Boon Me, pergilah cepat, kelak kalau kamu sudah besar dan sakti seperti ayah kandungmu, balaskan dendam bibi dan pamanmu pada 13 begundal itu,” terdengar lirih suara wanita ini, dari mulutnya tak henti keluarkan darah. Ini seolah-olah pesan terakhir dari wanita yang terlihat sangat cantik tersebut. “Bibiiii…!” hanya itu suara yang bisa dikeluarkan anak bernama Boon Me ini.Tiba-tiba kepalanya di cengkram seorang perampok.“Ha-ha-ha ni anak harus kita sembelih, lihat matanya ngeri kayak mata setan,” seru seorang perampok, sambil mengangkat tubuh anak
“Serba salah, yang satu anakku, satunya cucuku…!” keluh Prabu Japra, yang didengarkan Permaisuri Dehea dengan wajah khawatir.Walaupun bisa saja dengan mudah Prabu Japra bebaska si Putul, tapi dia juga tahu, suaminya ini sangat taat dengan undang-undang kerajaan.Prabu Japra tentu saja juga tahu, Si Putul dan Putri Arumi memang saling mencintai dan hasilnya, seorang buyut mereka yang menggemaskan sudah hadir di antara keduanya.Tak ada unsur paksaan, apalagi ilmu sihir dalam menaklukan hati Putri Arumi yang dilakukan Pendekar Putul. Tapi murni dari hati dan saling mencintai...!Tiba-tiba terdengarlah suara burung rajawali dar kejauhan, wajah Prabu Japra yang semula keruh berubah ceria.“Hmm…syukurlah, Pangeran Boon Me datang, ayoo kita sambut anak kita itu,” ajak Prabu Japra pada Permaisuri Dehea.Sang maharaja ini akui dalam hati, dari semua anak-anaknya, sebenarnya Pangeran Boon Me inilah yang paling bijak dan wawasannya pada setiap masalah tak beda jauh dengannya.Andai saja Panger
“Iya nenek putri…itu adalah istri dan bayi itu anak kami, Ki Rawa sudah sudah aku bunuh kakek prabu dan Lembah Neraka ini sudah aku ambil alih!” sahut si Putul sambil tetap menundukan wajah.Si nenek yang tak lain adalah Permaisuri Dehea langsung tarik bahu si Putul dan memeluk erat cucu tunggalnya ini.Tewasnya Putri Alona di tangan Ki Rawa Cs membuatnya sangat kangen dengan si cucu berkaki tunggal ini. Ini juga salah satu alasan untuk ajak suaminya, Prabu Japra berpetualang.Walaupun tahu suaminya di sibukan dengan urusan kerajaan.Rasa cintanya kini tercurah buat si Putul, yang terlahir dari hubungn sedarah antara Putri Alona dan Prabu Harman, Maharaja kerajaan Hilir Sungai.Langsung berkurang marah di wajah kakek tua ini, yang tak lain dan tak bukan, Prabu Japra adanya dan wanita tua ini adala salah satu permaisurinya, Putri Dehea, yang tak lain nenek si Putul sendiri.“Hmm…baguslah, akhirnya kamu berhasil juga membunuh orang yang menyebabkan ibu kandungmu itu meninggal dunia,” ka
Sejak itu, makin di takutilah Lembah Neraka ini, nama Pendekar Putul pun makin di takuti hingga jauh keluar dari lembah ini.Tak pernah ada lagi yang nekat datang ke tempat ini. Takut bernasib sama dengan ke 10 perampok apes tersebut.Dulu tempat ini di takuti karena majikannya Ki Rawa, tapi setelah Pendekar Putul berhasil tewaskan musuh bebuyutannya itu, namanya malah makin di takuti daripada nama Ki Rawa sendiri.Si Putul yang sangat sayang dengan istrinya tak pernah membantah apapun keinginan Putri Arumi, dia selalu manjakan istri tercintanya ini.Apalagi semakin besar perutnya, istrinya makin manja saja, bahkan Pendekar Putul sampai geleng-geleng kepala, saat Putri Arumi minta dibangukan Istana di Lembah Neraka ini.“Aku kadang kangen dengan Istanaku sayang, juga ibundaku dan ayahanda maharaja, serta Abang Pangeran Akmal…!” kata Putri Arumi manja.Yang memang paling dekat dengan saudara se ayahnya itu, di bandingkan saudara-saudaranya yang lain, jumlahnya 10 orang, yang lahir dari
Ki Rawa menatap perutnya dan dia tertawa, ususnya terburai, matanya mendelik, serangan kilat yang Pendekar Putul layangkan tak bisa lagi dia hindari. Trassss….!Sebuah tebasan kilat yang di layangkan Putri Arumi membuat lehernya putus dan kepalanya menggelinding ke tanah dengan mata mendelik!Tubuh tanpa kepala ini lalu ambruk ke tanah dan tewas seketika.Berbarengan dengan putusnya leher dua sisa 3 Pendekar Tikus yang di hajar Pendekar Putul. Maka habislah kini 5 orang musuh bebuyutan Pendekar Putul.Si Putul menarik nafas lega, kini musuh besarnya tamat riwayatnya, tinggal satu orang yang sebenarnya tak tega dia bunuh…Pendekar Gledek.Si Putul masih ingat jasa mantan gurunya, yang pernah memeliharanya sejak bayi dan di beri ilmu kanuragan, juga pernah menolong Putri Arumi dari perbuata jahat Pendekar Serigala dan 3 Pendekar Tikus.“Kita cek ke dalam, agaknya ada gerakan?” kata Putri Arumi duluan masuk.Begitu mereka sampai di ruangan tengah, terdapat 2 orang wanita setengah tua yang
Mata Ki Rawa melotot, kemarahan membuatnya murka bukan kepalang, tanpa ragu dia langsung lancarkan serangan balasan yang sangat dahsyat ke arah Putri Arumi.Namun, Pendekar Putul yang sudah sejak tadi waspada, tentu saja tak membiarkan kekasihnya itu jadi korban serangan jurus iblis pencabut nyawa milik Ki Rawa ini yang dahsyat ini.Pendekar Putul langsung kerahkan jurus Rajawali Mencaplok Mangsa miliknya yang kin sudah sangat sempurna ia kuasai.Sengaja dia kerahkan sepenuhnya, karena tahu kesaktian pendekar tua ini, juga dendamnya atas kematian ibundanya. Blarrrr…!Jurus panas dan dingin bertemu, akibatnya Ki Rawa sampai harus bersalto agar tidak jatuh berdebuk ke tanah.Ki Rawa menahan sesak di dadanya, jurus si Putul benar-benar sangat hebat dan makin meningkat tajam. Sedangkan jurus miliknya malah stagnan, tak bertambah kesaktiannya.Di sisi lain, Putri Arumi sudah bertarung sengit dengan 3 Pendekar Tikus dan Pendekar Serigala.Sepintas Pendekar Putul tetap waspada, walaupun suda
Keduanya ternyata tidak melupakan musuh-musuh besarnya, sebelum sampai ke Kerajaan Hilir Sungai, mereka sengaja satroni persembunyian Ki Rawa Cs di Lembah Neraka."Kita harus bikin perhitungan dengan Ki Rawa Cs, aku akan balas kematian ibundaku, juga sudah sebabkan kita terjungkal ke jurang," kata Pendekar Putul.Ia lalu ajak Putri Arumi ke Lembah Neraka.Putri Arumi yang kini berbeda dengan 7-8 bulanan lalu tentu saja sangat antusias, sekaligus dia ingin ‘tes’ ilmu kanuragannya yang hebat.Jurus Dewi Lintah dan Jurus Sepasang Pedang Pencabut Nyawa yang sudah dia kuasai dengan baik, sekaligus ingin buktikan kehebatan kedua jurus dahsyat ini .“Hati-hati sayang, mereka bukan hanya sakti, tapi juga licik,” kata Pendekar Putul peringatkan kekasihnya ini.Putri Arumi tersenyum manis dan mengangguk. Kini mereka sudah sampai di depan hutan di lembah ini, setelah menempuh perjalanan hampir 1,5 bulanan.Putri Arumi masih ingat di mana dulu dia di sekap.Sehingga tanpa ragu, dia ajak Pendekar
Tak terasa sudah 5 bulan mereka bak ‘suami istri’ di pantai berpasir putih ini. Kini jurus terakhir dari kitab milik Dewi Lintah adalah, jurus pedang.Berdasarkan petunjuk di kitab tersebut, jurus pedang ini akan sangat hebat kalau di latih berpasangan.Dan…si Putul tanpa ragu cabut pedang pemberian nenek Putri Reswari.Saat pedang ini di sandingkan, kedua pedang ini seolah berpasangan saja, punya lebih lebih panjang hanya beberapa centi dari pedang milik Dewi Lintah yang kini di warisi Putri Arumi tersebut.“Waahh kayaknya jodoh ya sayang, liat,” kata Putri Arumi, yang tak ragu panggil si Putul dengan mesra, sambil sandingkan kedua pedang pusaka ini.Si Putul dengan wajah berseri-seri mengangguk, kini tanpa ragu keduanya mulai berlatih, gerakan si Putul dengan kaki ajaibnya sempat bikin pusing Putri Arumi.Tapi setelah dia pejamkan mata dan mulai salurkan tenaga saktinya, sesuai dengan jurus pembuka dari kitab Dewi Lintah, bayangan itu nampak jelas dan mulailah dia menyerang si Putul
Sebagai pemuda yang kenyang pengalaman menggauli wanita, tak perlu lagi banyak cakap, si Putul tahu di mana titik lemahnya seorang wanita.Dia membuat Putri Arumi sudah merasakan nikmatnya bercinta, padahal belum penetrasi.Apalagi saat si Putul mulai keluarkan jurus bercintanya, sampai kaget dan terpejam-pejam si putri jelita ini, saat perabotannya yang mulus tanpa rumput di lumat 'Pendekar Cabul' ini untuk yang pertama kalinya.Si Putul tak peduli lagi kalau Putri Arumi ini adalah tunangan Pangeran Daha, pengaruh buah ajaib membuat keduanya gelap mata dan terang nafsu, serta harus di tuntaskan saat ini juga.“Pelan-pelan…!” bisik Putri Arumi, saat sesuatu yang keras dan tegang mulai merasuki perabotannya yang tentu saja masih perawan.Si Putul pun kini lakukan secara perlahan dan dengan pengalamannya yang mumpuni di bidang puaskan hasrat ini.Alih-alin merasakan sakit, Putri Arumi malah melayang ke angkasa, saat si Putul mulai bergerak perlahaan memompa badannya di atas tubuhnya.Bua
“Hm…berarti kamu sendiri secara langsung keturunan dari Pangeran Wasi dan Dewi Lintah yaa?” kata Putri Arumi sambil memandang gundukan pasir di bawah tulisan itu.“Boleh dibilang begitu…tapi aku tak mau eufhoria,” sahut si Putul yang turut memandang gundukan tersebut dan dia tak mencegah, saat Putri Arumi secara tiba-tiba mendekati gundukan itu dan…menggalinya.Si Putul hanya memperhatikan, tapi dia tetap waspada, namun kini malah berbalik penasaran.“Apa yang kamu lakukan Putri?” tanya si Putul keheranan, karena Putri Arumi tanpa ragu menggali pasir putih itu dengan tangannya lentiknya.“Lihat ada peti hitam,” tunjuk Putri Arumi dan si Putul buru-buru mendekat. “Jangan buru-buru di buka putri, takutnya ada jebakan!” kata si Putul cepat, dirinya berpengalaman menemukan benda-benda rahasia yang tak sengaja di temukan dan biasanya ada jebakan berbahaya.Si Putul lalu pelan-pelan angkat peti ini dan baru saja dia meletakan di atas pasir.Putri Arumi kembali berseru, karena dia menemukan