“Japra tolong Ayahanda Kaisar!” tiba-tiba terdengar suara Putri Li Kamari yang tadi menyambar tubuh Kaisar Li Qin, tubuh kaisar di baringkan, wajahnya semakin pucat.Secepat kilat Japra mendekat dan terlihat wajah kaisar berubah seperti liar. Dengan cepat Japra totok dada dan punggung kaisar ini.Lalu dia perlahan-lahan salurkan tenaga dalamnya yang dingin, sekaligus menatap mata Kaisar Li Qin, yang agaknya masih terpengaruh sihir Ang Tojin. Perlahan-lahan pengaruh sihir mulai lenyap dari tubuh Kaisar Li Qin.Kaisar Li Qin di dudukan dan di tahan Putri Li Kamari, lalu muntah-muntah dan kepalanya terasa berputar.Japra kembali salurkan tenaga dalamnya, sehinga lama-lama wajah Kaisar Li Qin yang semula pucat berubah kemerahan.Mata liar kaisar juga perlahan mulai berubah lembut dan normal lagi, dia kini didudukan kembali di singgasananya oleh Putri Li Kamari di bantu Japra dan Li Huang.Setelah itu Putri Li Me datang dan memberi air minum penguat tubuh, yang langsung di minum Kaisar Li
Pernikahan megah pun di gelar istana untuk Pangeran Li Huang dan Putri Li Kamari. Kedua pasang mempelai sepadan ini berpakaian sangat mewah.Kedua selalu tersenyum bahagia menerima ucapan selamat dari seluruh rakyat kotaraja, juga perwakilan kerajaan tetangga dan sahabat.Sebagai cucu misan Kaisar Li Qin, Japra pun di beri pakaian yang tak kalah mewahnya, tapi warnanya tetap hitam, sesuai kesukaannya.Saat melihat Putri Li Me yang sangat cantik jelita yang berada di barisan keluarga inti kaisar khusus wanita, mata Japra seolah terpaku pada ‘bibi misannya’ ini.Dari cerita Pangeran Li Huang, Japra baru tahu kalau Putri Li Me ini ‘sepupu misan’ Putri Li Kamari dan Pangeran Huang sendiri.Ayah Putri Li Me anak dari adik kaisar sebelumnya, yang juga ayahanda Kaisar Li Qin, itulah sebabnya marganya juga Li.Karena Kaisar Li Qin dan mendiang ayah dari Putri Li Me bersepupu.Dulu Japra sempat menyangka Putri Li Me anak kaisar ini, tapi ternyata dia keponakan sepupu Kaisar Li Qin.Tapi Kaisa
Japra pun meragu, antara terus melangkah ataukah balik kanan. Ada rasa tak enak, kalau-kalau ‘suami’ si putri jelita yang tak kalah cantiknya dari Putri Li Kamari ini ada di sini.Japra tak sadar, keraguan dan hati yang tiba-tiba saja ‘remuk redam’ membuat kakinya berbalik, ingin langsung keluar dari taman ini.“Kenapa berbalik, apakah aneh melihat seorang ibu memberi ASI buat putrinya sendiri,” terdengar suara lembut dari Putri Li Me menegurnya.Japra pun terdiam, lalu dia memaksakan diri tersenyum, kemudian berbalik dan kini melangkah perlahan mendekati Putri Li Me.Japra sengaja tak menatap bayi yang sedang menetek ini, karena Putri Li Me tak berusaha menutup dadanya yang berwarna seputih salju saat memberi ASI buat anaknya.Tergetar juga hatinya, ingat kenangan manis bersama si putri ini, saat mereka memadu kasih dan benda yang kini sedang di ‘lahap’ bayi mungil itu tak pernah bosan Japra kelonin siang dan malam.“Kenapa baru sekarang muncul ke sini, padahal sudah lama di sini? Ap
“Tapi…apa tak menunggu anak kalian besar dulu…?” Putri Li Kamari sampai ambil Putri Betani dari pangkuan Putri Li Me. Bayi menggemaskan ini bikin Putri Li Kamari makin sayang.“Maaf Bibi, aku sudah terlalu lama meninggalkan Pulau Borneo, sudah saatnya aku kembali dan jalankan rencana pengambil alihan Kerajaan Daha,” sahut Japra blak-blakan.“Hmm…baiklah, aku restui kepulangan kalian, tapi kalian harus menunggu kapal dagang besar yang akan ke sana yakni 1,5 bulanan lagi,” sela Pangeran Huang, yang mengira Japra dan Putri Li Me naik kapal besar kembali ke Kerajaan Daha.Tapi Japra langsung tersenyum dan bilang dia dan istrinya Putri Li Me serta bayi mereka akan naik burung rajawali raksasa.Melongolah Li Huang dan Putri Li Kamari lalu kedua bangsawan ini tertawa kecil, tentu saja keduanya berpikir Japra bercanda.“Burung rajawali raksasa…apakah masih ada? Itu kan hanya mitos dan cerita mulut ke mulut saja,” sahut Putri Li Kamari sama kagetnya, dia pikir Japra pasti bercanda, seperti yan
“Kita tak bisa apa-apa, kita tunggu kedatangan Pangeran Japra, semoga kerajaan ini tak makin runtuh dipimpin maharaja yang hanya pentingkan syahwatny, tapi tak peduli lagi dengan rakyatnya!” keluh Panglima Uray pada 3 Pendekar Golok Putih.Ketiga pendekar ini sama, mereka hanya menghela nafasnya sekaligus sedih melihat nasib kerajaan yang makin lama makin alami kemunduran wibawa dan wilayahnya ini.Panglima Uray kini sudah di non jobkan Prabu Kanji, atas bujukan Mahapatih Jugi, yang setali 3 uang dengan Prabu Kanji, hanya sibuk puaskan nafsunya.Tanpa sadar kerajaan kini tengah terancam musuh dari segala penjuru, di Barat Kerajaan Loksana, di Utara kerajaan Hilir Sungai yang dipimpin Ratu Reswari yang makin luas wilayah dan makin kuat kedudukannya.Lalu di Barat serta Timur kerajaan-kerajaan lain yang terus-terusan perluas wilayah mereka, dengan caplok wilayah kerajaan Daha yang makin lemah ini.Hanya kurang dari setahun, semenjak Japra merantau ke Kekaisaran Qin, hampir separuh wilay
Anak kecil laki-laki berusia 7 tahun ini sama sekali tak menangis, ibu angkatnya terlihat sekarat, setelah di kerjai habis-habisan 13 perampok ganas dan kejam.Bahkan baru saja di perkosa seorang perampaok, setelah berhasil melumpuhkan wanita malang ini.Anak kecil ini tak kuasa melawan, dia masih terlalu kecil dan tenaganya tak ada artinya melawan ke 13 kawanan perampok ganas ini.Matanya memerah menahan amarah dan dendam luar biasa.“Boon Me, pergilah cepat, kelak kalau kamu sudah besar dan sakti seperti ayah kandungmu, balaskan dendam bibi dan pamanmu pada 13 begundal itu,” terdengar lirih suara wanita ini, dari mulutnya tak henti keluarkan darah. Ini seolah-olah pesan terakhir dari wanita yang terlihat sangat cantik tersebut. “Bibiiii…!” hanya itu suara yang bisa dikeluarkan anak bernama Boon Me ini.Tiba-tiba kepalanya di cengkram seorang perampok.“Ha-ha-ha ni anak harus kita sembelih, lihat matanya ngeri kayak mata setan,” seru seorang perampok, sambil mengangkat tubuh anak
Anong awalnya memelihara bayi Boon Me, tapi bayi ini rewel dan tak mau minum susu sapi atau susu kambing, sepeninggal ibu kandungnya. Sehingga badannya menjadi kurus, kurang gizi.Anong lalu ingat sepupunya yang baru melahirkan, namun bayinya meninggal dunia karena terkena penyakit, di sebuah desa yang lumayan jauh dari tempat tinggalnya saat ini.Anong lalu membawa Boon Me ke sana, begitu melihat bayi kurus ini, sepupu Anong pun iba dan mau memberi ASI-nya.Dengan lahap Boon Me lalu menetek dan sejak saat itulah, Boon Me akhirnya tinggal dengan keluarga sepupu Anong tersebut.Anong sendiri tak lama kemudian menikah lagi dengan seorang perwira Kerajaan Rama, setelah suaminya meninggal dunia.Anong yang memiliki kesaktian tinggi juga dapat jabatan di kerajaan ini. Diapun di boyong suaminya ke Kotaraja, lalu melahirkan dua anak di sana.Sehingga dengan kesibukannya, baik sebagai ibu rumah tangga dan menjadi pasukan khusus kerajaan yang mengawal keluarga Raja Rama, Anong malah terlupa de
“Aku di culik 13 Setan itu tuan, setelah desaku mereka rampok dan kedua orang tua angkatku mereka bunuh. Mereka lalu bawa aku ke sarangnya dan jadi jongos, makanya aku kabur,” sahut Boon Me apa adanya dan berdiri di hadapan bajak laut ini.Si kepala bajak laut ini kaget melihat keberanian Boon Me, tidak ada takut-takutnya dengannya. Boon Me sebutkan usianya dan di mana desanya tinggal.Si kepala bajak bahkan kaget dengan usianya yang masih sangat belia ini, terlebih jawabannya bagus dan teratur, seperti anak sekolah tinggi saja dan masih bocah pula.Padahal Boon Me hanya sekolah di desanya itu, itupun hanya belajar membaca dan berhitung saja.Tapi anak ini memang memiliki kecerdasan di atas rata-rata, agaknya gen kedua orang tuanyalah yang membuatnya begini.Bahkan anehnya si kepala bajak seperti tersihir saat menatap mata Boon Me yang tajam dan indah. Seperti ada sesuatu di mata itu yang tak bisa membuatnya berpaling.Semenjak kepalanya kepentuk kayu ketika di hempaskan salah satu da