Share

Bab 430. Keliru Yang Menyesakkan

Aku tercekat, menatapnya dengan percaya, tidak percaya. Bingung.

"Mas Suma? Kok ada di sini?" tanyaku dengan kesadaran belum pulih benar.

Baru saja aku mendengar musibah yang menimpanya, sekarang dia berdiri dengan senyum yang mengembang.

Serta merta, aku bergegas mengitari sofa penghalang kami. Menghambur ke dalam pelukannya dan menuntaskan tangisan yang terjeda tadi.

"Rani. Aku tinggal sebentar saja kok kamu sampai menangis seperti ini, ya? Ayok, kita duduk saja. Aku pegal," ucapnya sambil menyerahkan bawaannya. Dia membimbingku dan kamipun duduk berdampingan.

Dengan cekatan, Mas Suma mengeluarkan kotak pipih dan membukanya. Aroma martabak menguar menggoda. Martabak langganan dan kesukaanku.

"Maaf, ya. Aku tadi antrinya tidak panjang lagi, tapi puanjaang!"

Dia mengambil garpu, kemudian menancapkan ke sepotong martabak tebal dan menyerahkan kepadaku.

"Ini kesukaanmu, kan. Sudah jangan menangis. Aku tadi cuma berbincang sebentar dengan Amelia dan Dewi. Lamanya ya di tempat mar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status