Share

Bab 438. Kopi Dingin

Bohong kalau aku tidak suka dia. Berapa banyak alasan yang aku kemukakan untuk menjauhinya, selalu bermuara pada namanya. Sejauh-jauhnya kaki ini berlari, tetapi tetap berujung pada dirinya.

Aku tidak tahu. Ini anugrah atau cobaan.

Anugrah karena penglihatanku semakin jelas menangkap nama cinta pada dirinya. Atau, ini justru cobaan pada tujuan yang sedang aku rintis?

Semakin aku sering berhubungan dengan gadis ini, konsentrasiku seakan terbagi. Begitu pula waktu dan kesempatan.

Karenanya, aku memilih berlama-lama di proyek. Bukannya kesibukan yang sangat, tetapi untuk menghindari keinginanku untuk menghubungi. Begitu juga dia. Aku memposisikan kami terpisah, karena sinyal.

Dengan begitu, aku bisa melakukan pekerjaan yang aku cita-citakan.

Ini yang menyebabkan aku belum merasa siap untuk bersamanya.

[Rima, kamu marah kepadaku karena lama membalas chat? Sudah lama kita tidak ngobrol. Aku kangen....

Jempol tangan ini terhenti. Kenapa aku menulis ini? Memalukan dan membanting harga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status