Share

Bab 441. Berguru Pengalaman

Kata orang, kalau kita ingin kehidupan yang mudah, kerjakan hal yang tidak mudah.

Sebaliknya, kalau kita mengerjakan sesuatu yang mudah saja, bisa saja hidup kita tidak akan mudah.

"Benar itu, Pi?" tanyaku kepada Papi, setelah aku kembali naik kembali ke roff top. Berkumpul kembali dengan Papi dan Mama untuk berbincang santai.

Aku tidak bisa ngobrol banyak dengan Rima. Baru saja aku angkat ponsel yang berbunyi, dia langsung berkata, "Mas Wisnu, maaf. Dosen yang aku tunggu sudah datang. Tadi pas aku telpon, saat menunggu konsultasi proposal PKL. Aku tutup, ya. Nanti malam kita telponan."

Nadanya terdengar tergesa dan berbisik. Aku hanya bisa mengatakan iya dan menelan ludah. Niatku ingin berbincang banyak dengannya tertunda. Rinduku mendengar suaranya, tergantung begitu saja.

Bukan salah dia juga, tetapi kesempatan yang belum berpihak kepada kami.

"Kamu bertanya seperti itu, untuk masalah usaha, atau percintaan?" Papi Suma memandang Mama, kemudian mereka tersenyum simpul kepadaku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status