Share

Bab 233.  Pilihan Wisnu

“Apa karena aku hanya ayah tiri Wisnu, aku tidak punya hak terhadapnya? Memang aku senang karena dia memanggilku Papi, tapi akan lebih membanggakan kalau aku dilibatkan untuk mengurusnya.”

Ucapan Mas Suma yang membuatku serba salah. Bahkan dia menyinggung tentang undangan wisuda.

“Aku rela tidak dimasukkan di undangan wisuda Wisnu. Tapi, aku jangan ditiadakan ketika kalian menentukan masa depan anak itu. Dia sudah menjadi anakku yang sebenarnya.”

Sebenarnya aku enggan menyampaikan maksud suamiku kepada Mas Bram tentang niatnya. Apalagi aku berusaha seminimal mungkin berbincang dengan mantanku itu. Aku tidak mau membuat celah dia untuk kembali masuk ke ranah pribadiku. Satu-satunya jalan, aku menyampaikan melalui Wisnu.

Karenanya setelah Mas Suma tidur, aku memanggil Wisnu untuk menemui aku di taman belakang. Aku ingin bicara dari hati ke hati dengan anakku ini.

“Kakak tadi belum tidur, kan?”

“Belum, Ma. Wisnu masih cek proposal Om Sapto untuk anggaran di pengrajin.” Anakku itu mengamb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status