Share

87. Tak Bisa Didiamkan

“Abang, besok harus ke Batam, kan?” tegur Jelita karena William malah ingin memperpanjang istirahat mereka di hotel ini.

“Ayo pulang saja, aku belum mempersiapkan kopor buat Abang.”

William menghela napas seraya memandangi wajah wanita yang dicintainya ini. “Aku bisa minta orang lain untuk menggantikanku pergi ke sana, tapi aku tak mungkin mencari pengganti orang lain untuk menemanimu, Sayang,” katanya sambil membelai wajah Jelita yang masih kusut. Dia tahu Jelita butuh teman sekarang. Jelita membutuhkan dirinya.

“Aku baik-baik saja, Bang.”

“Tapi aku yang tidak. Aku tidak baik-baik saja jika meninggalkanmu sekarang ini, Ta.”

Jelita menghela napas dan tersenyum kepada William. Dia bisa merasakan jelas bagaimana pria itu mencintai dirinya. Dan Jelita sangat bersyukur karenanya. Cinta yang telah diberikan William kepadanya bagai penebus krisis kasih sayang dalam dirinya, yang sejak kecil tak mendapatkan sentuhan cinta dan kasih dari orang tuanya sendiri. Cinta William terhadap Jeli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status