Share

91. Dalam Keputusasaan

Bimo menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa, menuju Atika yang tengah bersiap-siap pergi bekerja. “Kak!” serunya sambil mencekal lengan Atika. “Apa maksudnya ini?” Bimo menunjukkan layar ponselnya yang sedang menampilkan ruang percakapan keluarga besarnya. Bimo tak menyangka Atika betul-betul menerima lamaran si Bastian yang akan menikahinya bulan depan.

“Elu mau nikah? Sama si Bastian brengsek itu?” cecar Bimo penuh emosi.

“Jaga mulut elu, Bim. Dia calon kakak ipar elu dan dia jauh lebih tua dari elu.”

“Dia juga jauh lebih tua dari elu, Kak! Elu dua puluh delapan dan dia sudah empat puluh, seumuran sama om kita!”

“Tapi dia masih single, bukan duda.”

“Single apanya! Simpanannya banyak. Dia sebelas duabelas sama ayah! Laki kayak gini mau elu nikahin, Kak? Jangan gila, lu!” ketus Bimo berapi-api. Kemana nalar dan logikanya Atika? Kenapa mendadak tumpul?

“Please, Kak! Elu nggak harus lihat dengan mata kepala elu sendiri buat tahu dia itu gimana. Dia itu kan cyrcle-nya ayah!”

“Apa
Indy Shinta

Keep enjoy. Jangan lupa vote ya :)

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status