Share

98. Kesempatan Memanipulasi

Di ruang pribadi Nyonya Cindy, suasana hening terasa. Dia duduk sendirian di kursi berlapis sutra dengan tatapan yang penuh kekhawatiran.

Nyonya Cindy diam-diam meratap dalam hatinya. “William, Mami sedih melihatmu terpuruk sejak putus dengan Jelita. Hatimu hancur dan semangatmu pudar. Mami tak ingin melihatmu begitu, Nak,” gumamnya dengan air mata yang menitik.

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka perlahan, dan William masuk dengan langkah lesu. Ia menatap ibunya dengan tatapan hampa. Sudah tiga hari ini William menginap di rumah Nyonya Cindy di Lampung, membawa serta kesedihannya.

William dengan suara terdengar rapuh berkata dan bersimpuh di pangkuan sang ibu. “Mam, aku tak tahu apa yang harus kulakukan,” lirihnya dengan perasaan kosong, tanpa arah.

Nyonya Cindy membelai-belai rambut William. “Sayang, Mami tahu ini sulit bagimu. Tapi kamu harus percaya bahwa hidup masih memiliki banyak arti dan tujuan lain. Jangan biarkan dirimu terperangkap dalam kesedihan ini.”

William mengusap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status