Share

CERAI

Pagi-pagi sekali, Alfian pergi ke kantor tanpa berpamitan pada Nurmala.

Sekarang tak ada lagi kecupan di kening Nurmala sebelum Alfian pergi bekerja. Dengan dada yang terasa sesak, Alfian pergi bekerja.

Alfian memasuki kantor dengan langkah lunglai. Hidupnya tak lagi bergairah, semua terasa hambar karena penolakan Nurmala. Tekadnya untuk jujur kini sirna setelah melihat sikap Nurmala. Kini hatinya meradang sakit.

Roy masuk ke dalam ruangan Alfian sembari menenteng kantong yang berisi kotak makanan. Dia melihat Alfian berdiri di menghadap dinding kaca transparan, satu tangannya masuk ke saku celananya sedangkan telapak tangannya yang lain bersandar di bingkai dinding kaca. Alfian memandangi pemandangan ibu kota dari ketinggian gedung. Tatapannya kosong, pikirannya melayang-layang pada Nurmala.

Kata-kata Nurmala yang sangat menyakitkan masih terngiang-ngiang di benak Alfian. Dia merindukan senyuman manis dan wajah Nurmala yang menggemaskan.

Roy meletakkan satu kotak makan dan minuman d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status