Share

Bab 902

Penulis: Vodka
Yoga menyahut, "Nggak perlu. Omong-omong, ibumu sakit apa?"

Asta membalas, "Tumor otak. Sekarang penglihatannya sudah terganggu. Aku butuh 100 juta untuk biaya operasinya."

"Beri aku waktu 3 hari. Setelah itu, aku akan mengurus semuanya untukmu," ujar Yoga.

Asta pun tersenyum getir. Dia yakin kondisi ekonomi Yoga juga tidak baik. Bagaimanapun, mereka sama-sama bekerja di lokasi konstruksi.

Uang 100 juta mungkin adalah hasil tabungan Yoga selama setengah hidupnya. Mana mungkin Asta mengambil uang itu?

Asta berkata, "Sobat, aku terima niat baikmu. Tapi, nggak perlu. Asalkan gaji 2 bulanku cair, aku bisa membayar biaya operasi ibuku."

Yoga tidak berbicara lagi. Dia akan menguasai Teknik Menyembunyikan Aura dalam 3 hari ini, lalu kembali dengan membawa kemenangan. Kemudian, dia akan membalaskan dendam Asta.

Karina turun dari mobil. Kecantikannya sontak menjadi pusat perhatian. Semua orang menatapnya lekat-lekat. Dia memang wanita idaman semua orang.

Si Gendut berkata dengan rendah hati, "B
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 903

    Jika bisa meninggalkan kesan baik untuk Karina, bukankah masa depan mereka akan terjamin?Yoga merasa lucu. Dia jelas-jelas sudah menyamar, tetapi Karina masih menyadari sesuatu? Jadi, dia menolak, "Maaf, Bu. Aku nggak bisa."Suasana sontak menjadi heboh. Orang-orang merasa ada yang salah dengan otak Yoga. Bagaimana bisa dia menolak kesempatan emas seperti ini?Karina pun tampak kecewa, tetapi tidak memaksa. Dia berkata, "Ya sudah. Satu kotak cukup nggak? Ambil saja 2 kotak.""Terima kasih, Bu." Kebetulan, Yoga memang lapar sehingga tidak menolak. Di hadapan Karina yang begitu bersinar, penampilan Yoga yang berantakan memang terlihat agak memalukan.Sekarang giliran Asta. Si Gendut menatapnya dengan tatapan mengancam. Untungnya, Asta tidak mengadu.Ketika Yoga sedang makan dengan lahap, Asta mendekatinya dan memberinya udang besar di nasi kotaknya. Dia berujar, "Aku alergi udang. Kamu saja yang makan.""Terima kasih." Yoga tidak bersikap sungkan sedikit pun. Kemudian, dia membatin, 'Ak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 904

    Yoga bertanya balik, "Kamu sendiri kenapa nggak makan di lokasi konstruksi? Kamu mau ke mana?"Asta menyahut, "Aku harus menjaga ibuku. Aku akan makan di rumah.""Aku ikut," ucap Yoga.Asta merasa serbasalah. Yoga bertanya, "Kenapa? Aku nggak boleh ke rumahmu?""Bukan begitu. Rumahku agak berantakan. Aku khawatir kamu nggak nyaman," sahut Asta segera."Nggak apa-apa, kita teman. Ayo cepat," desak Yoga."Ya sudah." Asta terkekeh-kekeh dan bertanya, "Kamu yang bilang kita ini teman. Kalau begitu, apa kamu bisa melepaskan masker dan topimu? Memangnya kamu nggak merasa sesak?""Aku lagi alergi angin. Setelah alergiku sembuh, aku akan melepaskannya," sahut Yoga yang mencari alasan.Asta pun tidak merasa curiga. Keduanya segera tiba di rumah Asta. Ternyata, rumah yang dimaksud Asta adalah aula leluhur. Seluruh aset Keluarga Sitorus telah digadaikan dan hanya tersisa tempat ini.Aula leluhur ini sudah lama tidak direnovasi sehingga dinding dan atapnya lapuk. Bahkan, banyak rumput liar yang tu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 905

    Ibu Asta, Friska, sudah kelaparan. Dia langsung mengambilnya dan memakan dengan lahap. Tiba-tiba, dia mengernyit sambil bertanya, "Asta, kenapa makan malam hari ini mewah sekali?"Asta menyahut, "Aku sudah bilang tadi. Hari ini aku naik jabatan jadi ketua tim. Makanya, makanan yang kudapat juga jadi mewah.""Begitu rupanya. Aku nggak bisa menghabiskannya sendiri. Ayo makan bersamaku," ujar Friska yang tersenyum lebar.Asta membalas, "Nggak usah, aku sudah makan tadi. Staf nggak bisa menghabiskan makanannya, jadi kubawa pulang supaya nggak boros.""Oh, ya sudah." Friska makan dengan lahap.Asta berucap, "Omong-omong, Bu. Aku bawa temanku ke rumah. Dia memberiku bantuan besar di lokasi konstruksi hari ini.""Oh ya?" Penglihatan Friska kurang baik karena tumor otaknya. Setelah mendengar perkataan Asta, dia baru memperhatikan keberadaan Yoga.Friska berkata, "Dik, ayo duduk. Asta, bawakan air untuk temanmu.""Oke." Asta segera menyuruh Yoga duduk dan membawakan segelas air untuknya.Yoga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 906

    Begitu mendengarnya, ekspresi Asta dan Friska pun berubah drastis. Asta buru-buru berkata, "Tunggu di sini ya. Aku akan keluar untuk memeriksa dulu."Usai berbicara, Asta bergegas berlari ke luar. Yoga mengernyit sambil menatap Friska, lalu bertanya, "Bibi, siapa orang di luar? Kalian berutang pada mereka?""Hais ...." Friska menghela napas dan menyahut, "Keluarga kami dicelakai orang tahun itu. Kami jadi punya banyak utang. Sebenarnya kami sudah menjual aset dan membayar lunas, tapi mereka terus meminta bunga dari kami. Kami nggak sanggup membayarnya lagi."Yoga menghibur, "Tenang saja, Bi. Serahkan semuanya padaku. Aku janji akan mengatasi masalah ini untuk kalian. Aku keluar dulu.""Dik, jangan. Orang-orang itu sangat galak. Sebaiknya kamu jangan ikut campur. Di sana ada pintu belakang, kamu keluar dari sana saja," nasihat Friska.Yoga terkekeh-kekeh dan membalas, "Semua akan baik-baik saja, Bi."Tanpa menghiraukan cegatan Friska, Yoga pun keluar. Terlihat Asta sedang berhadapan den

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 907

    "Bocah, biar kuperingatkan dulu. Kalau kamu berani ikut campur, kamu juga akan dihajar!" ancam Putu.Asta segera berkata, "Dia bukan siapa-siapa. Dia cuma lewat rumahku dan minta minum karena kehausan. Pergilah."Yoga bergeming. Kemudian, dia bertanya pada Putu, "Kamu benar-benar ingin merebut aula leluhur keluarga orang? Kamu nggak takut disambar petir?"Putu membalas, "Kenapa memangnya? Aku sudah melakukan banyak kejahatan. Kalau karma benar-benar ada, aku sudah menjadi abu sejak awal.""Aku akan hitung mundur dari 10. Kalau nggak menyerahkan aula leluhur ini, aku akan merebutnya secara paksa. Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh ...."Asta sungguh panik dan tidak tahu harus bagaimana. Sementara itu, Yoga merasa sangat gusar. Jika belum menyegel kultivasinya, dia pasti sudah menghajar Putu ini habis-habisan tanpa menahan diri.Namun, harus diakui bahwa kesabaran ini mendatangkan keuntungan besar untuk Yoga. Dia bisa merasakan Teknik Menyembunyikan Auranya meningkat dan sudah hampir semp

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 908

    Asta berkata, "Lancang apanya? Langsung tanyakan saja kalau ada pertanyaan."Yoga menjawab, "Setahuku, Keluarga Sitorus dulu adalah keluarga kaya. Kenapa dalam waktu beberapa tahun saja jadi seperti ini?"Membahas masalah ini, ekspresi Asta dan Friska sontak berubah. Yoga langsung paham bahwa dia telah mengungkit hal yang membuat mereka sakit hati. Dia pun buru-buru berkata, "Nggak masalah kalau nggak mau bahas.""Haeh, ceritanya panjang," jawab Asta sambil tersenyum getir. "Apa kamu pernah dengar tentang tiga pemuda berbakat di Provinsi Sadali?"Yoga menjawab, "Tentu saja. Saat itu, ada tiga konglomerat di Provinsi Sadali, yaitu Keluarga Kusuma, Keluarga Sitorus, dan Keluarga Fatah.""Tuan muda dari ketiga keluarga ini adalah Yoga, Asta, dan Daniel. Mereka sangat cerdas dan berbakat. Dalam usia muda, mereka telah menciptakan keajaiban dalam dunia bisnis, sehingga dijuluki sebagai pemuda berbakat dari Provinsi Sadali."Asta menganggukkan kepalanya. "Saat itu, aku dan Yoga bersahabat b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 909

    "Anggap saja ini rumahmu. Terserah kamu mau tinggal berapa lama. Mau mati di sini juga nggak masalah," balas Markus.Dasar mulut pembawa sial! Yoga melemparkan tatapan sinis pada Markus. "Kamu nggak lagi susun rencana buruk, 'kan?"Markus membalasnya, "Jangan menilai orang lain dengan negatif. Memangnya aku terlihat seperti orang begituan?""Tentu saja," jawab Yoga. Markus pun terdiam."Haeh, susah ya jadi orang baik. Kamu pasti sudah capek, 'kan? Cepat kembali ke kamarmu untuk istirahat. Jangan ganggu aku berbisnis," balas Markus.Yoga melihat penginapan yang kosong melompong itu sekilas. Bisnis apanya? Tidak ada seorang pun di sini. Bisnis apa yang dilakukan Markus?Di saat Yoga hendak naik ke lantai atas, tiba-tiba muncul tujuh sampai delapan orang dari luar pintu. Dilihat dari penampilan mereka, tampaknya adalah ahli bela diri. Mereka tampak kelelahan dengan napas terengah-engah dan sekujur tubuh yang dibasahi keringat.Pemimpin mereka bertanya dengan terengah-engah, "Maaf ... apa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 910

    Yoga menyaksikan sendiri Markus kembali ke kamarnya untuk melepas celana dalamnya sendiri. Setelah itu, dia bahkan menciumnya dengan ekspresi penuh kenikmatan. Begitu keluar dari kamar, kedua belah pihak menyelesaikan transaksinya. Kedelapan orang itu pulang dengan hati gembira.Pada saat ini, wajah Yoga menjadi muram. "Markus sialan, apa maksudmu ini?"Sambil menghitung uang, Markus bertanya, "Apa maksudmu?""Kamu menipu dengan menggunakan namaku? Tahu malu nggak?"Markus membalas dengan kesal, "Menipu dengan menggunakan namamu? Kita harus luruskan masalah ini sekarang juga. Apa semua yang kujual itu barang milikmu?"Yoga menggelengkan kepalanya. Markus bertanya lagi, "Lalu kutanya lagi. Kamu ini Tuan Bimo atau Yoga?""Omong kosong, tentu saja Yoga," jawabnya."Ya sudah kalau begitu? Aku menjual barangku sendiri dengan nama Tuan Bimo, memangnya ada hubungannya denganmu?" tuding Markus.Yoga tertegun seketika. 'Sialan, sepertinya masuk akal juga .... Tunggu! Tapi, sekarang semua orang

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status