Ibu Asta, Friska, sudah kelaparan. Dia langsung mengambilnya dan memakan dengan lahap. Tiba-tiba, dia mengernyit sambil bertanya, "Asta, kenapa makan malam hari ini mewah sekali?"Asta menyahut, "Aku sudah bilang tadi. Hari ini aku naik jabatan jadi ketua tim. Makanya, makanan yang kudapat juga jadi mewah.""Begitu rupanya. Aku nggak bisa menghabiskannya sendiri. Ayo makan bersamaku," ujar Friska yang tersenyum lebar.Asta membalas, "Nggak usah, aku sudah makan tadi. Staf nggak bisa menghabiskan makanannya, jadi kubawa pulang supaya nggak boros.""Oh, ya sudah." Friska makan dengan lahap.Asta berucap, "Omong-omong, Bu. Aku bawa temanku ke rumah. Dia memberiku bantuan besar di lokasi konstruksi hari ini.""Oh ya?" Penglihatan Friska kurang baik karena tumor otaknya. Setelah mendengar perkataan Asta, dia baru memperhatikan keberadaan Yoga.Friska berkata, "Dik, ayo duduk. Asta, bawakan air untuk temanmu.""Oke." Asta segera menyuruh Yoga duduk dan membawakan segelas air untuknya.Yoga m
Begitu mendengarnya, ekspresi Asta dan Friska pun berubah drastis. Asta buru-buru berkata, "Tunggu di sini ya. Aku akan keluar untuk memeriksa dulu."Usai berbicara, Asta bergegas berlari ke luar. Yoga mengernyit sambil menatap Friska, lalu bertanya, "Bibi, siapa orang di luar? Kalian berutang pada mereka?""Hais ...." Friska menghela napas dan menyahut, "Keluarga kami dicelakai orang tahun itu. Kami jadi punya banyak utang. Sebenarnya kami sudah menjual aset dan membayar lunas, tapi mereka terus meminta bunga dari kami. Kami nggak sanggup membayarnya lagi."Yoga menghibur, "Tenang saja, Bi. Serahkan semuanya padaku. Aku janji akan mengatasi masalah ini untuk kalian. Aku keluar dulu.""Dik, jangan. Orang-orang itu sangat galak. Sebaiknya kamu jangan ikut campur. Di sana ada pintu belakang, kamu keluar dari sana saja," nasihat Friska.Yoga terkekeh-kekeh dan membalas, "Semua akan baik-baik saja, Bi."Tanpa menghiraukan cegatan Friska, Yoga pun keluar. Terlihat Asta sedang berhadapan den
"Bocah, biar kuperingatkan dulu. Kalau kamu berani ikut campur, kamu juga akan dihajar!" ancam Putu.Asta segera berkata, "Dia bukan siapa-siapa. Dia cuma lewat rumahku dan minta minum karena kehausan. Pergilah."Yoga bergeming. Kemudian, dia bertanya pada Putu, "Kamu benar-benar ingin merebut aula leluhur keluarga orang? Kamu nggak takut disambar petir?"Putu membalas, "Kenapa memangnya? Aku sudah melakukan banyak kejahatan. Kalau karma benar-benar ada, aku sudah menjadi abu sejak awal.""Aku akan hitung mundur dari 10. Kalau nggak menyerahkan aula leluhur ini, aku akan merebutnya secara paksa. Sepuluh, sembilan, delapan, tujuh ...."Asta sungguh panik dan tidak tahu harus bagaimana. Sementara itu, Yoga merasa sangat gusar. Jika belum menyegel kultivasinya, dia pasti sudah menghajar Putu ini habis-habisan tanpa menahan diri.Namun, harus diakui bahwa kesabaran ini mendatangkan keuntungan besar untuk Yoga. Dia bisa merasakan Teknik Menyembunyikan Auranya meningkat dan sudah hampir semp
Asta berkata, "Lancang apanya? Langsung tanyakan saja kalau ada pertanyaan."Yoga menjawab, "Setahuku, Keluarga Sitorus dulu adalah keluarga kaya. Kenapa dalam waktu beberapa tahun saja jadi seperti ini?"Membahas masalah ini, ekspresi Asta dan Friska sontak berubah. Yoga langsung paham bahwa dia telah mengungkit hal yang membuat mereka sakit hati. Dia pun buru-buru berkata, "Nggak masalah kalau nggak mau bahas.""Haeh, ceritanya panjang," jawab Asta sambil tersenyum getir. "Apa kamu pernah dengar tentang tiga pemuda berbakat di Provinsi Sadali?"Yoga menjawab, "Tentu saja. Saat itu, ada tiga konglomerat di Provinsi Sadali, yaitu Keluarga Kusuma, Keluarga Sitorus, dan Keluarga Fatah.""Tuan muda dari ketiga keluarga ini adalah Yoga, Asta, dan Daniel. Mereka sangat cerdas dan berbakat. Dalam usia muda, mereka telah menciptakan keajaiban dalam dunia bisnis, sehingga dijuluki sebagai pemuda berbakat dari Provinsi Sadali."Asta menganggukkan kepalanya. "Saat itu, aku dan Yoga bersahabat b
"Anggap saja ini rumahmu. Terserah kamu mau tinggal berapa lama. Mau mati di sini juga nggak masalah," balas Markus.Dasar mulut pembawa sial! Yoga melemparkan tatapan sinis pada Markus. "Kamu nggak lagi susun rencana buruk, 'kan?"Markus membalasnya, "Jangan menilai orang lain dengan negatif. Memangnya aku terlihat seperti orang begituan?""Tentu saja," jawab Yoga. Markus pun terdiam."Haeh, susah ya jadi orang baik. Kamu pasti sudah capek, 'kan? Cepat kembali ke kamarmu untuk istirahat. Jangan ganggu aku berbisnis," balas Markus.Yoga melihat penginapan yang kosong melompong itu sekilas. Bisnis apanya? Tidak ada seorang pun di sini. Bisnis apa yang dilakukan Markus?Di saat Yoga hendak naik ke lantai atas, tiba-tiba muncul tujuh sampai delapan orang dari luar pintu. Dilihat dari penampilan mereka, tampaknya adalah ahli bela diri. Mereka tampak kelelahan dengan napas terengah-engah dan sekujur tubuh yang dibasahi keringat.Pemimpin mereka bertanya dengan terengah-engah, "Maaf ... apa
Yoga menyaksikan sendiri Markus kembali ke kamarnya untuk melepas celana dalamnya sendiri. Setelah itu, dia bahkan menciumnya dengan ekspresi penuh kenikmatan. Begitu keluar dari kamar, kedua belah pihak menyelesaikan transaksinya. Kedelapan orang itu pulang dengan hati gembira.Pada saat ini, wajah Yoga menjadi muram. "Markus sialan, apa maksudmu ini?"Sambil menghitung uang, Markus bertanya, "Apa maksudmu?""Kamu menipu dengan menggunakan namaku? Tahu malu nggak?"Markus membalas dengan kesal, "Menipu dengan menggunakan namamu? Kita harus luruskan masalah ini sekarang juga. Apa semua yang kujual itu barang milikmu?"Yoga menggelengkan kepalanya. Markus bertanya lagi, "Lalu kutanya lagi. Kamu ini Tuan Bimo atau Yoga?""Omong kosong, tentu saja Yoga," jawabnya."Ya sudah kalau begitu? Aku menjual barangku sendiri dengan nama Tuan Bimo, memangnya ada hubungannya denganmu?" tuding Markus.Yoga tertegun seketika. 'Sialan, sepertinya masuk akal juga .... Tunggu! Tapi, sekarang semua orang
Asta sangat marah. Dia langsung membalikkan wajahnya dan tidak menghiraukan mereka.Kiki yang bersembunyi di pelukan pria gemuk itu berkata dengan manja, "Kakak ngomong apaan? Waktu pacaran dengannya dulu, dia bahkan nggak pernah sentuh tanganku. Mana mungkin bisa hamil?""Serius?" tanya si Gendut dengan tak percaya.Kiki menjawab, "Tentu saja. Aku curiga dia itu impoten atau mungkin penyuka sesama jenis.""Ternyata begitu!" Si Gendut tertawa terbahak-bahak, "Pantas saja dia dekat sekali dengan anak baru ini. Mereka berdua pasti punya rahasia. Haha!"Suara tawa terdengar bergantian. Pada saat itu, sebuah mobil mewah berhenti perlahan di samping. Si Gendut langsung terkejut dan segera berlari menghampirinya, "Pak Tora, kenapa Anda bisa di sini?"Orang yang datang adalah Tora, pemasok material terbesar di lokasi konstruksi ini. Tora hanya mengangguk dengan santai, "Gemuk, kamu belum makan, 'kan? Naiklah, kutraktir makan malam."Si Gendut merasa sangat terhormat. Siapa Pak Tora ini? Dia a
Pria seperti ini baru bisa disebut sebagai kalangan elite! Baik dari segi kekayaan, kekuasaan, maupun aura, semuanya jauh melampaui Tora. Jangankan jadi simpanannya, bahkan jadi budaknya pun Kiki tetap rela.Kiki bersedia mengorbankan segalanya untuk menjadi budak Harsha. Namun sayangnya, Harsha sama sekali tidak memperhatikan ataupun meliriknya sama sekali. Memang, orang dengan status seperti Harsha pasti banyak dikelilingi wanita-wanita cantik. Tentu saja dia tidak akan tertarik pada wanita biasa seperti dirinya ini.Si Gendut mencoba meraih simpati dengan berkata, "Sebuah kehormatan bagiku untuk makan malam bersama Pak Tora dan Pak Harsha. Aku akan bayar untuk makan malam ini dan berharap kedua bos bisa memberiku kesempatan untuk menunjukkan kinerjaku."Dengan nada dingin, Harsha berkata, "Aku nggak punya waktu untuk basa-basi. Pak Tora, langsung saja bahas intinya.""Baik, baik!" Tora segera melanjutkan, "Gendut, sesuai kontrak, kemarin Grup Yoga seharusnya sudah melunasi pembayara
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D