Saat ini, suasana terasa sangat hening. Keheningan ini berlangsung sekitar hampir dua jam lebih. Namun tiba-tiba, ponsel Karina berdering. Peneleponnya adalah Lili.Setelah menjawab panggilan itu, terdengar Lili bertanya dengan panik, "Kak, di mana kalian sekarang? Lagi di kantor nggak?"Karina menjawab, "Nggak. Aku dan Nadya mengunjungi makam Yoga. Kenapa, Lili? Nada bicaramu sepertinya cemas sekali."Lili bergegas berkata, "Kak, kalian cepat ke rumahku. Mungkin kalian dalam bahaya.""Hm?" Karina mengernyitkan alisnya. "Lili, ada apa sebenarnya?"Lili menjawab, "Musuh kakakku dulu mengutus mata-mata di sekitar kalian. Setelah Kakak meninggal, mereka mau menghabisi kalian."Karina sontak menjadi tegang. "Oke, kami ke sana sekarang."Setelah menutup telepon, Karina menarik Nadya dan berlari ke arah mobil mereka. Setelah masuk ke mobil, Karina berkata dengan panik, "Pak, kita ke Perusahaan Farmasi Abadi sekarang."Namun, sopirnya malah tidak bereaksi sama sekali dan tidak menyalakan mesi
Karina dan Nadya segera tiba di Perusahaan Farmasi Sehat Abadi. Karina memapah Nadya sambil berlari masuk dan memanggil, "Tolong, ada yang terluka. Cepat bawakan obat luka terbaik di sini ...."Ketika Ayu dan Lili melihat Nadya yang terluka, mereka sontak merasa cemas. Kemudian, mereka segera mengambilkan obat terbaik dan membantunya membalut luka.Karina tampak sangat khawatir. Hal ini membuat Lili dan Intan merasa heran. Bukankah kedua wanita ini terus berselisih karena Yoga? Lantas, mengapa sekarang mereka malah terlihat seperti sahabat? Mata Karina sampai berkaca-kaca seperti ingin menangis.Sesaat kemudian, luka Nadya selesai dibalut. Karina memapahnya dengan hati-hati dan berucap, "Maaf, Nadya. Kamu terluka gara-gara aku. Aku janji akan merawatmu sampai lukamu sembuh. Aku juga akan membantumu mengurus perusahaanmu.""Nggak apa-apa. Aku yakin kamu juga akan melakukan hal yang sama kalau di posisiku," hibur Nadya sambil tersenyum."Ya." Karina mengangguk.Ayu menatap kedua wanita i
Selanjutnya, Ayu mulai membuat perencanaan. Ketika dia sedang serius bekerja, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk oleh seseorang. Ayu berkata, "Masuk."Terlihat seorang pemuda dengan setelan bermerek melangkah masuk. Pemuda itu menyapa, "Bibi, lama nggak ketemu."Ayu tak kuasa mengernyit melihatnya. Ternyata yang datang adalah keponakannya, putra sulung dari kakaknya, Harsha. Kenapa dia meninggalkan dunia kultivator kuno dan turun ke dunia fana?Ayu berpura-pura bersikap tenang saat bertanya, "Harsha, kenapa kamu kemari?"Harsha menyahut, "Kamu menghilang bertahun-tahun. Kami bersusah payah mencarimu. Sekarang kamu akhirnya menampakkan diri, jadi Keluarga Husin mengutusku kemari.""Oh ya?" Ayu terkekeh-kekeh. Keluarga Husin adalah keluarga besar di dunia kultivator kuno. Kalau mereka benar-benar peduli pada Ayu, mereka pasti sudah mengeluarkannya dari Penjara Jahanam sejak awal.Ayu tahu Keluarga Husin tidak peduli padanya, bahkan tidak benar-benar mencarinya. Ini karena Ayu adalah seor
"Kamu ...." Ketika melihat token utama, Ayu tidak berani melawan lagi. Harsha memang berhak menamparnya jika memiliki token utama.Harsha mengeluarkan kontrak yang telah disiapkan sejak awal, lalu menginstruksi, "Tanda tangan di sana. Serahkan lahan itu kepada Keluarga Husin secara gratis."Ayu menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, "Jangan mimpi. Lahan itu milik seluruh pemegang saham Grup Yoga. Aku nggak punya hak untuk memberikannya kepada kalian.""Masih belum kapok ya? Jangan menggunakan Grup Yoga sebagai alasan. Para pemegang saham itu cuma manusia biasa yang bodoh. Aku bisa menangani mereka dengan mudah. Sebaiknya bersikap patuh atau kamu akan mendapat akibatnya sendiri," ancam Harsha.Ayu tentu memahami ancaman ini. Dia memperingatkan, "Harsha, jangan sembarangan. Ada aturan di dunia kultivator kuno yang melarang kultivator kuno menyerang manusia biasa. Kalau kamu melanggar aturan, aku berhak menghukummu."Harsha terkekeh-kekeh sebelum menimpali, "Kamu kira aku aka
Harsha menimpali, "Benar. Aku putra sulung sekaligus cucu pertama Keluarga Husin, Harsha. Aku sudah lama mendengar tentang kehebatanmu. Hari ini, aku kemari khusus untuk mengunjungimu.""Ada urusan apa?" tanya Yoga.Harsha menyahut, "Kepala keluarga mengutusku kemari untuk mempersembahkan hadiah. Keluarga Husin ingin memberi selamat atas keberhasilan kultivasimu. Selain itu, Keluarga Husin ingin bekerja sama denganmu. Mohon restunya.""Hadiah apa yang akan kalian berikan?" tanya Yoga lagi.Harsha segera menyerahkan peta perencanaan lahan di dekat pemakaman Keluarga Kusuma. Begitu melihat sekilas, Yoga langsung menampar Harsha.Tamparannya itu sungguh kuat, sampai-sampai Harsha terjatuh dan 2 giginya copot. Sudut bibirnya juga berdarah. Yoga merasa sangat puas! Ini jauh lebih kuat daripada tamparan Harsha untuk Ayu!Harsha memegang pipinya, lalu bertanya dengan bingung, "Tuan, kenapa kamu menamparku?""Huh! Aku sudah berjelajah selama ribuan tahun. Aku sudah melihat banyak harta karun.
Jika Harsha gagal mendapat lahan itu, Yoga pun bisa membunuhnya dan membalaskan dendam ibunya.Jiwa Bimo terbangun. Dia berkata, "Lupakan saja. Kamu nggak mungkin bisa menguasai Teknik Menyembunyikan Aura dalam 3 hari."Yoga berujar, "Jangan ganggu konsentrasiku."Bimo termangu sebelum berkata, "Aku bisa memberimu bimbingan. Kujamin kamu bisa menguasai Teknik Menyembunyikan Aura dalam 3 hari.""Oh? Memangnya kamu begitu baik hati?" tanya Yoga dengan ragu."Jangan bicara omong kosong. Sebenarnya aku juga untung kalau kamu menguasai teknik itu. Jadi, kamu nggak menggunakan reputasiku untuk menipu orang lagi," sahut Bimo."Oke. Kalau begitu, beri tahu aku caranya," ucap Yoga.Bimo menjelaskan, "Kamu nggak bakal bisa menguasai Teknik Menyembunyikan Aura kalau cuma melakukan kultivasi tertutup. Kunci dari teknik ini cuma satu, yaitu menahan.""Segel basis kultivasimu selama 3 hari. Selama 3 hari ini, kamu cuma boleh mengandalkan fisikmu untuk menahan berbagai siksaan. Setelah itu, kamu akan
Pria gendut itu bertanya, "Kenapa? Kamu merasa dia mirip mantanmu ya? Kamu menyesal sudah memilihku?""Apa yang kamu katakan? Keputusan terbaik yang pernah kubuat adalah mencampakkan pria miskin itu dan mengikutimu. Jujur saja, mantanku bahkan nggak bisa mentraktirku makan di warung. Kalau sama kamu, aku bisa makan enak. Mana bisa dia dibandingkan denganmu!" sahut Kiki dengan manja."Haha!" Pria gendut itu tergelak, lalu memeluk Kiki dan memuji, "Ternyata kamu cerdas juga."Kiki memeluk pria gendut itu dan bertanya lagi, "Aku serius. Kamu nggak merasa pria itu agak mirip bos kita?""Sembarangan." Pria gendut itu sontak meremas bokong Kiki dengan kuat hingga membuatnya sakit. Dia meneruskan, "Bocah itu lemah sekali. Penampilannya seperti pengemis. Gimana bisa mirip bos kita?""Ya, benar juga. Kekayaan bos kita mencapai ratusan miliar. Pengemis seperti dia nggak mungkin bisa punya uang sebanyak itu. Tapi, tatapan dan sosok belakangnya memang mirip Pak Yoga," balas Kiki."Kiki, jangan-jan
Bagaimana bisa tuan muda yang bermartabat berakhir semenyedihkan ini? Yoga merasa sedih melihatnya.Staf dapur mengangkat kepalanya sambil menatap Asta dengan tatapan merendahkan. Dia berkata, "Pergi saja kalau nggak mau makan. Kamu nggak berhak berkomentar di sini.""Kamu ...." Asta tidak berani menyinggung mereka. Dia hanya bisa menahan emosinya dan berjalan pergi dengan mengambil sebuah roti.Begitu Asta berjongkok dan hendak makan, seorang pria kekar di sebelah tiba-tiba membuang dahak di atas makanannya. Asta tentu murka. Dia bertanya, "Firman, apa maksudmu ini?"Pekerja bernama Firman itu pun terkekeh-kekeh dan membalas, "Oh, bukan apa-apa. Kulihat kamu nggak terbiasa dengan makanan hambar seperti ini, jadi membantumu menambah bumbu. Cepat berterima kasih padaku.""Berengsek! Keterlaluan sekali!" maki Asta sambil menggertakkan giginya."Sialan!" Firman sontak menampar Asta dan membentak, "Kamu kira siapa kamu? Beraninya kamu memakiku!"Asta akhirnya tidak tahan lagi. Dia melempar
Seiring terdengarnya suara Yoga, mata hijau besar di langit tiba-tiba meledakkan cahaya yang luar biasa terang. Cahaya hijau yang menyilaukan langsung menerangi seluruh langit, lalu menciptakan suasana yang terasa sangat aneh dan menakutkan.Prajna dan yang lainnya terdiam di tempat. Mereka menatap kosong ke arah langit. Ekspresi mereka dipenuhi keterkejutan yang tidak bisa disembunyikan."Apa yang terjadi? Apakah makhluk ini benar-benar akan menunjukkan kekuatannya?""Ya ampun! Gimana dia bisa memancarkan cahaya sekuat ini? Apa yang sebenarnya terjadi?""Mengerikan, benar-benar terlalu mengerikan! Apa ini berarti wujud aslinya akan segera muncul?"Dalam sekejap, hati mereka semua dipenuhi kecemasan yang mendalam. Pikiran mereka kacau. Semuanya saling bertanya-tanya tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, Yoga tetap berdiri di tempatnya dengan tenang. Tatapannya dingin dan penuh keyakinan saat memandang ke arah langit.Yoga sudah lama menyadari bahwa mata hijau di atas sana b
Tiba-tiba Yoga berseru demikian. Semua orang makin terkejut. Raut wajah mereka penuh keterkejutan dan keraguan. Di saat genting seperti ini, Yoga menyuruh mereka keluar untuk mengambil Bunga Putih? Bukankah itu sama saja dengan mengirim mereka ke kematian?Dalam sekejap, hati semua orang dipenuhi rasa takut. Wajah mereka menjadi pucat, sementara tubuh mereka gemetar. Tidak ada yang berani maju.Yoga pun mengernyit. Suaranya meningkat dengan nada perintah ketika berseru, "Cepat!" Mendengar itu, wajah semua orang makin menunjukkan ekspresi kebingungan dan dilema.Kemudian, Yoga menambahkan dengan nada dingin, "Makhluk di langit ini urusanku. Kalian jangan jadi pengecut!"Semua orang saling berpandangan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa. Tentu saja mereka tidak ingin mati. Hanya saja jika Yoga sudah memberikan perintah, mereka tidak berani menolaknya."Ayo kita lakukan bersama! Jangan sampai Bos meremehkan kita!" seru Prajna sambil menggertakkan giginya dengan penuh tekad.Orang-orang
Sungguh kekuatan yang mengejutkan. Salah satu orang bertanya, "Apa ini? Kenapa kelihatannya seperti mata?"Alis Yoga terangkat sedikit. Dia menunjukkan ekspresi terkejut. Benar-benar seperti yang dikatakan Prajna dan yang lainnya, ini terlalu mirip.Prajna dan yang lainnya terlihat sangat cemas. Salah satu dari mereka memanggil Yoga dengan suara pelan, "Bos, cepatlah kembali! Kalau nggak, ini bisa jadi sangat berbahaya!"Mereka sudah mengingatkan sebelumnya agar Yoga tidak muncul di tempat terbuka. Kalau dia terlihat, itu bisa membahayakan nyawanya.Namun, Yoga tetap tidak mendengarkan dan dengan sengaja menampakkan diri. Dia justru membalas dengan tenang, "Nggak apa-apa."Jika ada yang ingin membunuh Yoga, mereka setidaknya harus memiliki kekuatan setara dengan kultivator raja. Mata di langit itu memang membawa aura bahaya, tetapi Yoga tidak merasa itu cukup untuk mengancam dirinya.Melihat sikapnya yang begitu santai, Prajna dan yang lainnya hanya bisa menghela napas dengan perasaan
Boom!Hardi langsung terlempar dan menghantam permukaan tanah dengan keras. Terdapat cekung di antara dada dan perutnya dan memuntahkan darah, lalu terjatuh ke tanah dan tidak bergerak lagi. Dia mati dengan kedua mata yang terbuka dan terlihat penuh dengan penyesalan. Dia merasa dia tidak seharusnya menyinggung pria ini, sehingga dia tidak akan mati."Kamu nggak boleh membunuhku, aku adalah anggota Keluarga Husin. Ini sama saja kamu mencari mati," kata Girbet yang ketakutan sampai kedua kakinya gemetar, lalu terjatuh ke tanah dan terus mundur.Yoga yang berdiri di depan mengamati Girbet dari atas ke bawah dengan tatapan yang meremehkan, lalu berkata dengan tenang, "Aku nggak akan membunuhmu."Mendengar perkataan itu, ekspresi Girbet menjadi ganas dan juga gembira. Sepertinya, pria ini juga takut dengan reputasi Keluarga Husin. Di dunia kultivator kuno ini, tidak ada yang berani melawan keluarganya ini."Huh. Kalau sekarang kamu berlutut di depanku dan minta maaf, aku akan memaafkanmu,"
Pada saat itu, suasana di seluruh tempat itu menjadi sunyi. Mereka semua tercengang dan berdiri dengan diam di tempatnya. Mereka tidak menyangka pria di depannya mereka ini ternyata memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Hanya dengan satu serangan saja, Yoga berhasil membantai orang-orang dari Keluarga Husin.Yoga berdiri dengan gagah di tubuh orang yang sudah mati itu dan mengamati semua orang di depannya dengan tenang. Sementara itu, tubuh yang berada di bawah kakinya sudah menjadi lubang darah karena diinjak. Pemandangan itu terlihat sangat berwibawa dan menakutkan."Kenapa kalian masih berdiri saja? Dia hanya sendirian, mana mungkin bisa mengalahkan begitu banyak orang. Dia hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu, apa haknya sombong di sini?" teriak Girbet dengan marah dan ekspresinya sangat muram.Selama ini, tidak ada orang yang berani melukai orang-orang dari Keluarga Husin. Apalagi Yoga di depan mereka ini hanya sampah yang bersekongkol dengan manusia hantu."Ser
Saat melihat orang-orang di belakang, mata Prajna dan yang lainnya langsung membelalak. Tatapan mereka terlihat terkejut dan gelisah."Bukankah orang-orang ini ... dari Keluarga Husin?""Gawat, mereka datang secepat ini. Bahkan membawa begitu banyak orang.""Orang itu juga ada, pasti dia yang bilang pada mereka. Kali ini kita sepertinya sudah salah melepaskan orang itu."Semua orang mengeluh dan melampiaskan ketakutan mereka. Mereka merasa tidak ada peluang untuk menang melawan orang-orang dari Keluarga Husin."Bos ...." Semua orang hanya bisa menatap pada Yoga dan menaruh harapan mereka pada kekuatan Yoga. Bagaimanapun juga, mereka semua mengandalkan kekuatan Yoga untuk sampai di sini."Tuan, orang ini yang membunuh orang-orang dari Keluarga Teungku," kata Hardi yang langsung marah saat melihat Yoga dan segera menunjuknya. Ekspresinya yang marah sampai menggertakkan gigi, seolah-olah ingin mengoyak Yoga sampai berkeping-keping."Hehe!" Girbet melirik Yoga dengan sikap yang meremehkan
"Manusia hantu?" Ekspresi Girbet langsung terlihat meremehkan dan penuh dengan kebencian.Orang-orang di belakangnya langsung saling memandang dan mendengus.Bagi empat keluarga besar, manusia hantu ini dianggap sebagai kelompok yang menjijikkan. Siapa pun yang berteman dengan mereka sama saja merendahkan martabatnya sendiri."Huh. Sampah seperti ini juga bisa membunuh orang juga? Jadi, kamu lebih parah daripada sampah ini?" sindir Girbet."Aku ...." Hardi terbata-bata dengan ekspresi yang sangat muram. Bagaimanapun juga, Keluarga Husin adalah tuan dari Keluarga Teungku. Mereka adalah bawahan seumur hidupnya, sehingga Hardi tidak berani membantah."Ayo pergi. Aku kebetulan sedang senggang, nggak ada salahnya melihat-lihat. Memukul anjing juga harus melihat siapa tuannya. Orang itu pasti mati," kata Girbet dengan santai, lalu langsung membawa orang-orangnya untuk mengejar."Orang itu sepertinya belum bermutasi, mungkin baru saja dibuang ke sini. Kalau kamu yang turun tangan, kamu pasti
Semua orang segera membujuk Yoga karena merasa sangat cemas. Merasa sangat ketakutan, khawatir Hardi benar-benar akan kembali dan menyampaikan pesan itu pada Keluarga Husin. Melihat bayangan Hardi yang makin menjauh dan hampir menghilang dari pandangan mereka, mereka pun gelisah sampai tidak bisa berdiri dengan tenang."Aku memang sengaja membiarkan dia pulang. Cepat atau lambat aku akan mengendalikan Keluarga Husin dan membuat mereka tunduk padaku. Kalian takut? Meskipun takut, kalian tetap harus berdiri dengan tegak," kata Yoga dengan nada datar sambil menatap semua orang dengan tenang. Aura yang menekan pun perlahan-lahan menyebar ke sekitar dan ekspresinya dingin serta penuh tekad.Prajna dan yang lainnya langsung tertegun sejenak dan tidak bisa berkata apa-apa. Tidak ada satu pun dari mereka yang menyangka sikap Yoga akan begitu tegas seperti ini. Melihat sikapnya yang begitu, mereka hanya bisa menutup mulut dan tidak mencoba untuk membujuknya lagi.Namun, dalam hati Prajna dan ya
"Dari mana datangnya keberanianmu ini sampai berani begitu angkuh?" kata Hardi dengan sudut bibir yang berkedut dan ekspresi yang sangat jijik. Dia menatap Yoga dengan tajam dan penuh dengan niat membunuh.Orang-orang di sekitar Hardi semuanya menyerbu dan bersiap untuk membunuh Yoga.Prajna dan yang lainnya juga tidak mungkin hanya diam dan melihat Yoga dihina.Namun, saat Prajna dan yang lainnya hendak bergerak, Yoga berkata dengan tenang dan tersenyum dingin, "Biar aku saja."Setelah datang ke dunia kultivator kuno, Yoga belum pernah melawan orang-orang di tempat ini. Dia masih tidak tahu apakah kekuatan mereka yang ada di sini berbeda dengan dirinya.Melihat situasinya, Prajna dan yang lainnya juga berhenti bergerak lagi dan segera mundur. Mereka menunggu untuk menonton pertunjukan karena orang yang sudah berani menyinggung Yoga sama saja mencari mati.Tepat pada saat itu, orang-orang dari Keluarga Teungku di sekitar sudah berdiri di depan Yoga dan langsung melayangkan serangan-ser