Seorang jenderal tua yang mengenakan baju perang dan terlihat berwibawa berdiri di depannya. Dia menatap Yoga sambil tersenyum.Yoga membatin, 'Aku berhasil keluar dari kawah gunung berapi? Jenderal tua ini yang menyelamatkanku?'Yoga sangat gembira sehingga segera berucap, "Senior, apa kamu yang menyelamatkanku dari kawah gunung berapi? Apa aku boleh tahu siapa Senior?"Orang itu menjawab, "Aku adalah sisa jiwa leluhur Raja Pertama dari zaman kuno, Bimo. Nak, kamu belum benar-benar bebas. Sekarang, kamu cuma berada di dalam ruang kesadaranku."Yoga langsung merasa kecewa. Bimo dari zaman kuno? Nama itu terdengar familier. Namun, Yoga tidak bisa mengingatnya.Bimo memberi tahu, "Nak, jangan kecewa. Aku bisa membantumu keluar dari sini."Yoga sangat gembira. Dia segera berujar, "Benarkah? Mohon bantuanmu, Senior. Tolong aku, aku nggak bakal melupakan kebaikanmu."Bimo memberi tahu, "Aku sudah berada di sini selama ribuan tahun. Kamu adalah orang pertama yang memasuki ruang kesadaranku.
Pria tua itu melanjutkan, "Memang benar aku mau mengambil alih tubuhmu. Tubuhmu ini sudah sepenuhnya menyatu dengan Pedang Langit.""Ini adalah kesempatan langka yang mungkin cuma muncul sekali dalam 10.000 tahun. Tubuhmu mampu menahan sisa jiwaku. Lebih baik kamu berhenti melawan. Kesadaranmu yang lemah ini nggak akan bisa menandingiku!" lanjut Bimo."Dasar berengsek!" maki Yoga. Kemudian, dia melawan makin keras.Hanya saja, itu tidak ada gunanya. Sisa jiwa Bimo terlalu kuat. Dia menekan kesadaran Yoga ke pojok. Saat ini, Yoga perlahan mulai kehilangan kesadaran dan hampir kehilangan kendali sepenuhnya atas tubuhnya."Sialan! Aku nggak terima!" seru Yoga.Setelah bersusah payah mendapatkan kesempatan hidup, sekarang Yoga harus mati lagi? Masalahnya adalah yang mati hanya kesadarannya, sementara tubuhnya akan tetap "hidup".Membayangkan keluarganya mungkin akan menjadi korban kekejaman Bimo, Yoga merasa marah. Apa yang harus dilakukannya?Dalam keputusasaan, Bimo mendadak berseru, "Ad
Di lereng Gunung Sakura, para pengikut Dewa Digdaya dan Empat Keluarga Besar Kultivator Kuno sedang sibuk mengumpulkan sumber daya dari para kultivator kuno.Selama waktu ini, mereka telah menemukan banyak sumber daya berharga. Semua orang terlihat sangat bersemangat.Namun, tiba-tiba terjadi gempa bumi di Gunung Sakura yang menyebabkan banyak bebatuan runtuh. Tak lama kemudian, gunung berapi itu meletus lagi.Kejadian ini membuat mereka ketakutan. Alhasil, mereka mulai berlari ke kaki gunung. Jika lebih lambat, mereka bisa hancur berkeping-keping.Saat berlari, mereka menoleh ke belakang untuk ingin melihat apakah letusan lava membawa lebih banyak sumber daya kultivator kuno. Alhasil, apa yang mereka lihat membuat mereka terkejut."Sial, apa aku mengalami halusinasi? Kenapa bisa ada seseorang di dalam lava yang meletus?""Aku juga melihatnya, benar-benar ada seseorang di sana.""Orang itu masih bergerak, dia masih hidup. Jangan bilang dia adalah penyintas dari medan perang kuno. Hidup
Yoga lagi-lagi bertanya, "Sekarang, apa tindakan dari berbagai pihak?"Setelah kematiannya, musuh-musuhnya pasti akan gila-gilaan membalas dendam kepada keluarganya. Orang-orang itu segera menjawab dengan gemetar."Setelah kamu meninggal, Kaisar Jepana langsung menahan semua praktisi pengobatan tradisional di Jepana. Dia mau menghancurkan pengobatan tradisional sepenuhnya ....""Demi menyelidiki penyebab kematianmu, Dirga dari Kota Terlarang sudah memulai perang di perbatasan melawan Jepana ....""Dewa Digdaya menculik keluargamu dan mengancam ibumu ...."Mereka menceritakan semua yang terjadi kepada Yoga. Ketika mendengar semua ini, Yoga langsung murka. Jepana, Aula Digdaya, Empat Keluarga Besar Kultivator Kuno benar-benar terkutuk! Beraninya mereka menyakiti keluarga Yoga. Dia pasti akan menghabisi mereka.Tak disangka, amarah Yoga malah memberikan kesempatan pada Bimo untuk bertindak. Sisa jiwa Bimo segera meledak dan mencoba mengambil alih kendali tubuh Yoga.Serangan jiwa yang ti
Yogi tersenyum. "Sepertinya tubuh bocah ini telah diakui Pedang Langit. Pedang Langit telah ditempa ke tubuhnya.""Apa?!" Markus dan Agnes membelalakkan mata mereka. "Maksud Anda, tubuh bocah ini ditempa dengan Pedang Langit? Kalau begitu, bukankah artinya tubuhnya ini sekuat Pedang Langit?"Yogi mengangguk, "Ya."Kedua orang itu langsung terkesiap. "Kalau tubuhnya sekuat Pedang Langit, mungkin nggak ada kultivator di bawah jenderal yang bisa membunuhnya. Bocah ini ternyata benar-benar orang terpilih."Di dunia para kultivator kuno, para ahli dibagi menjadi beberapa macam. Dari yang terendah adalah kultivator dasar, kemudian prajurit, jenderal, raja, dan kaisar. Setiap jenis kultivator dibagi lagi menjadi empat tahap, yaitu "jumantara, bentala, aswad, asfar."Leluhur Jahanam Langit hanyalah seorang kultivator tingkat bentala, tetapi dia sudah mampu menguasai dunia fana dan tidak terkalahkan. Sementara itu, kekuatan fisik Yoga hampir setara dengan seorang kultivator kuno jenderal. Setid
Hal ini membuat beberapa orang itu merasa putus asa. Yogi membuka kelopak mata Yoga dan memeriksa kesadarannya. "Sisa jiwanya terluka parah, makanya dia nggak bisa sadar sampai sekarang."Sisa jiwa terluka parah?Markus berkata, "Sisa jiwanya pasti dilukai sisa jiwa Bimo! Dengan kekuatan Bimo, dia bisa membunuh sisa jiwa Yoga dengan mudahnya. Kenapa cuma melukainya, tapi nggak membunuhnya? Aneh sekali."Agnes membalas, "Apa mungkin sisa jiwa bocah ini lebih kuat daripada milik Bimo?"Markus menyergah, "Itu mustahil. Bahkan kalau jiwa kita bertiga digabungkan, mungkin masih belum cukup untuk melawan sisa jiwa Bimo."Markus tidak sabar lagi. Dia langsung menampar wajah Yoga sambil memakinya, "Bocah, bangunlah! Aku nggak punya banyak waktu untuk dihabiskan denganmu!"Tak disangka, tamparan ini malah berhasil. Bola mata Yoga mulai bergerak, lalu akhirnya dia membuka mata dan terduduk sambil terengah-engah."Huf! Sialan!" Markus merasa terkejut dengan tamparannya sendiri. Apa tamparannya ta
Yogi mengangguk. "Ya, dia memang ahli di zaman kuno. Musuh-musuhnya memiliki sebutan umum, yaitu 'Pelindung Kebenaran'. Mereka telah bersumpah untuk membunuh Bimo.""Jangankan ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun sekalipun, Bimo akan selalu diburu orang selama masih ada 'Pelindung Kebenaran' ini."Yoga terkesiap. "Seberapa besar dendam Bimo dengan Pelindung Kebenaran ini sampai mereka terus memburunya selama ribuan tahun?"Yogi menjawab, "Kebencian mereka nggak akan bisa dipahami orang awam. Oh ya, bisa nggak kamu ceritakan padaku, apa yang telah kamu alami?"Yoga merasa ragu-ragu. Dia tidak yakin apakah bisa memercayai orang-orang ini dan menceritakan semuanya.Melihat keraguannya, Yogi berkata, "Tenang saja. Kami nggak punya niat jahat sama sekali padamu. Kalau nggak, kamu sudah mati sejak awal."Yoga mengangguk percaya. Jika mereka benar-benar ingin membunuhnya, Yoga pasti sudah mati berkali-kali sebelumnya. Oleh karena itu, Yoga menceritakan semua kejadian yang dialaminya di gun
"Bilang saja!" balas Yoga.Yogi membalas, "Selain saat bersama keluargamu, kamu nggak boleh menggunakan jurus ini di waktu-waktu lainnya. Aku ingin kamu mengeluarkan aura Bimo untuk memancing 'Pelindung Kebenaran'.""Apa?" tanya Yoga dengan penasaran.Yogi menimpali, "Aku punya dendam dengan Pelindung Kebenaran. Aku mau kamu memancing mereka keluar, lalu bunuh semuanya!"Yoga berpikir sejenak, lalu akhirnya menyetujuinya. "Baiklah, aku janji."Terus menghindari Pelindung Kebenaran juga bukan solusi jangka panjang. Lebih baik memancing mereka keluar dan membasmi semuanya agar tidak menimbulkan ancaman di kemudian hari.Teknik Menyembunyikan Aura ini adalah serangkaian mantra sederhana. Namun, untuk benar-benar menguasainya, seseorang harus memahami setiap kata dalam teknik tersebut. Paling tidak, dibutuhkan satu atau dua bulan untuk mempelajarinya dengan sempurna.Yoga berkata, "Aku nggak punya waktu sebanyak itu. Mungkin kalau aku keluar terlambat sehari saja, keluargaku bisa celaka. A
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D