Share

Bab 849

Penulis: Vodka
Hal ini membuat beberapa orang itu merasa putus asa. Yogi membuka kelopak mata Yoga dan memeriksa kesadarannya. "Sisa jiwanya terluka parah, makanya dia nggak bisa sadar sampai sekarang."

Sisa jiwa terluka parah?

Markus berkata, "Sisa jiwanya pasti dilukai sisa jiwa Bimo! Dengan kekuatan Bimo, dia bisa membunuh sisa jiwa Yoga dengan mudahnya. Kenapa cuma melukainya, tapi nggak membunuhnya? Aneh sekali."

Agnes membalas, "Apa mungkin sisa jiwa bocah ini lebih kuat daripada milik Bimo?"

Markus menyergah, "Itu mustahil. Bahkan kalau jiwa kita bertiga digabungkan, mungkin masih belum cukup untuk melawan sisa jiwa Bimo."

Markus tidak sabar lagi. Dia langsung menampar wajah Yoga sambil memakinya, "Bocah, bangunlah! Aku nggak punya banyak waktu untuk dihabiskan denganmu!"

Tak disangka, tamparan ini malah berhasil. Bola mata Yoga mulai bergerak, lalu akhirnya dia membuka mata dan terduduk sambil terengah-engah.

"Huf! Sialan!" Markus merasa terkejut dengan tamparannya sendiri. Apa tamparannya ta
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 850

    Yogi mengangguk. "Ya, dia memang ahli di zaman kuno. Musuh-musuhnya memiliki sebutan umum, yaitu 'Pelindung Kebenaran'. Mereka telah bersumpah untuk membunuh Bimo.""Jangankan ribuan tahun, bahkan puluhan ribu tahun sekalipun, Bimo akan selalu diburu orang selama masih ada 'Pelindung Kebenaran' ini."Yoga terkesiap. "Seberapa besar dendam Bimo dengan Pelindung Kebenaran ini sampai mereka terus memburunya selama ribuan tahun?"Yogi menjawab, "Kebencian mereka nggak akan bisa dipahami orang awam. Oh ya, bisa nggak kamu ceritakan padaku, apa yang telah kamu alami?"Yoga merasa ragu-ragu. Dia tidak yakin apakah bisa memercayai orang-orang ini dan menceritakan semuanya.Melihat keraguannya, Yogi berkata, "Tenang saja. Kami nggak punya niat jahat sama sekali padamu. Kalau nggak, kamu sudah mati sejak awal."Yoga mengangguk percaya. Jika mereka benar-benar ingin membunuhnya, Yoga pasti sudah mati berkali-kali sebelumnya. Oleh karena itu, Yoga menceritakan semua kejadian yang dialaminya di gun

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 851

    "Bilang saja!" balas Yoga.Yogi membalas, "Selain saat bersama keluargamu, kamu nggak boleh menggunakan jurus ini di waktu-waktu lainnya. Aku ingin kamu mengeluarkan aura Bimo untuk memancing 'Pelindung Kebenaran'.""Apa?" tanya Yoga dengan penasaran.Yogi menimpali, "Aku punya dendam dengan Pelindung Kebenaran. Aku mau kamu memancing mereka keluar, lalu bunuh semuanya!"Yoga berpikir sejenak, lalu akhirnya menyetujuinya. "Baiklah, aku janji."Terus menghindari Pelindung Kebenaran juga bukan solusi jangka panjang. Lebih baik memancing mereka keluar dan membasmi semuanya agar tidak menimbulkan ancaman di kemudian hari.Teknik Menyembunyikan Aura ini adalah serangkaian mantra sederhana. Namun, untuk benar-benar menguasainya, seseorang harus memahami setiap kata dalam teknik tersebut. Paling tidak, dibutuhkan satu atau dua bulan untuk mempelajarinya dengan sempurna.Yoga berkata, "Aku nggak punya waktu sebanyak itu. Mungkin kalau aku keluar terlambat sehari saja, keluargaku bisa celaka. A

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 852

    Cacian dari semua orang hanya akan membuat Tetsu memukuli mereka dengan semakin brutal. Hilda yang akhirnya tidak bisa bersabar lagi juga ikut memakinya, "Tetsu, hentikan!""Kudengar, Jepana sangat menjunjung tinggi semangat pejuang? Apa semangat pejuang Jepana itu adalah untuk menindas orang yang tua dan lemah ya?"Sebelum Hilda bicara, Tetsu masih tidak memperhatikannya. Namun begitu mendengar suara Hilda, Tetsu langsung memusatkan perhatian pada Hilda dengan tatapan mesum."Kamu mau menegakkan keadilan? Oke, kukabulkan keinginanmu. Asalkan kamu bisa melayaniku sampai puas, aku akan mengampuni mereka. Gimana?" tanya Tetsu."Berengsek!" maki Hilda, "Mati sekalipun, aku nggak akan membiarkanmu menyentuhku sedikit pun!"Sambil berjalan ke arahnya, Tetsu membuka kancing bajunya sambil berkata, "Sekarang tempat ini adalah daerah kekuasaanku. Kamu nggak berhak bicara di sini. Sialan, cantik sekali. Memang pantas kamu ini jadi anak orang kaya.""Setiap kali melihatmu, aku nggak bisa menahan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 853

    Mereka merasakan racun itu perlahan-lahan, lalu tertawa."Cuma begini efeknya pantas disebut racun? Aku bahkan malas meracik penawarnya. Bahan obat biasa saja sudah bisa menetralkan racunnya.""Beri aku tiga Coptis chinensis, empat dandelion, lima empedu ayam saja sudah bisa jadi obat. Lepaskan ikatan kami, biar kami racik penawarnya."Namun, mereka terlalu meremehkan kekejaman Tetsu. Bukan hanya tidak melepaskan ikatan mereka, Tetsu malah mengunci pintu gudang dan membuang kuncinya ke selokan."Hehe! Kalian merasa hebat dan meremehkan racunku, 'kan? Kalau kalian meremehkannya, rasakan saja efek racun itu. Kalau bisa bertahan hidup, aku akan lepaskan kalian," ujar Tetsu."Apa?!" Semua orang sontak terbelalak. Bajingan ini ingkar janji! Dia mempermainkan mereka semua!Memang tidak seharusnya mereka percaya pada bajingan ini. Semua orang semakin memakinya, "Berengsek, semua orang Jepana memang sama liciknya!""Kalau kamu berani, cepat lepaskan kami. Aku akan duel secara adil denganmu!""

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 854

    Rama dan yang lainnya berusaha keras menahan rasa sakit akibat racun, sambil berteriak kepada Hilda untuk mencoba membuatnya sadar kembali. Namun, efek obat ini terlalu kuat. Bahkan dewa sekalipun akan sulit bertahan, apalagi hanya dengan meneriakkan beberapa patah kata.Melihat Tetsu mengulurkan tangannya pada Hilda, semua orang merasa putus asa.Di saat kritis ini, penjara bawah tanah itu tiba-tiba bergetar hebat. Bata dan tanah liat di langit-langit mulai runtuh. Selanjutnya, getaran di penjara bawah tanah semakin kuat. Detik berikutnya, bagian yang runtuh itu terlihat berlubang.Dari lubang itu, turun sebuah sosok bayangan. Orang itu tentu adalah Yoga. Saat ini, dia sedang mengenakan pakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi topeng hitam. Tidak ada yang bisa melihat wajah aslinya.Adegan tragis di hadapannya membuat emosi Yoga memuncak. Orang-orang Jepana yang sialan ini berani meracuni warga Negara Daruna. Mereka benar-benar sudah gila!Yoga mengeluarkan sebuah pil, lalu menghalus

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 855

    Pakaian dalam berwarna merah mudanya menutupi kedua payudaranya yang sintal. Pemandangan ini sangat memikat. Yoga benar-benar tidak menyangka dada Hilda bisa semontok ini, padahal tubuhnya sangat kurus. Dadanya mungkin tidak akan bisa ditutupi dengan satu tangan ....Tiba-tiba Yoga membatin, 'Sialan, apa yang sedang kupikirkan.'Yoga mulai berkonsentrasi kembali. Namun, tak disangka Hilda malah menarik pakaian dalamnya yang tersisa sambil mengerang, "Panas, aku panas sekali .... Huhu .... Panas sekali. Kumohon tolonglah aku ... tolong aku .... Aku mau ....""Jangan!" Yoga langsung menahan tangan Hilda, tetapi malah tidak sengaja menyentuh payudaranya.'Hm, ternyata memang nggak bisa ditutupi dengan satu tangan .... Duh, ini pasti bukan pikiranku yang sesungguhnya. Pasti si Bimo sialan itu yang sedang memengaruhiku,' pikirnya.Yoga langsung membalikkan tubuh Hilda menghadap ke arah bawah. Dia berpikir bahwa dengan cara seperti itu, mungkin pikirannya tidak akan terganggu. Hilda memang t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 856

    Yoga merasa kewalahan. Adegan tadi memang sulit untuk dijelaskan, sepertinya tidak akan ada yang bisa memercayainya.Pada akhirnya, Yoga terpaksa mendorong Hilda dan berkata, "Pokoknya aku nggak bersalah, terserah kamu mau percaya apa nggak. Aku nggak punya banyak waktu untuk berdebat. Sampai jumpa.""Kusarankan sebaiknya kamu pulang ke Daruna secepatnya sebelum orang-orang Jepana kembali membuat masalah." Sambil berkata demikian, Yoga berbalik dan hendak pergi. Namun, mana mungkin Hilda akan membiarkannya pergi begitu saja?Hilda kembali menerjang ke arahnya. "Kamu cuma punya dua pilihan hari ini. Bunuh aku atau aku yang membunuhmu. Kalau nggak, kamu nggak akan bisa kabur."Yoga mulai panik. "Sialan, apa perlu sampai begitu? Memangnya seserius apa masalahnya?""Diam!" Hilda menangis terisak-isak. "Kesucianku cuma untuk Raja Agoy seorang. Memangnya kamu siapa sampai berani menyentuhku?"Yoga tercengang. "Raja Agoy? Kalau Raja Agoy yang merenggut kesucianmu, kamu nggak akan buat onar la

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 857

    Keributan tadi telah menarik perhatian para penjaga di istana. Kapten para penjaga itu memimpin ratusan pasukan elite lainnya untuk mengadang di depan penjara bawah tanah. Dengan ekspresi dingin, kapten tersebut berkata, "Orang yang berani menerobos ke istana Jepana harus ...."Sebelum kapten itu melanjutkan kata "mati", kepalanya telah dipenggal dan terguling di lantai. Darah segar mengucur deras. Tubuhnya terhuyung beberapa kali sebelum akhirnya ikut terjatuh. Ratusan penjaga lainnya sontak terbengong.Astaga! Situasi macam apa ini? Hanya dalam sekejap, kenapa kepala kapten mereka telah menghilang?Apa yang terjadi sebenarnya? Tunggu, bukankah tadi ada sosok berpakaian hitam yang kabur dari penjara bawah tanah? Kenapa sekarang sudah menghilang?Para pasukan itu buru-buru mencari di sekitar dengan panik. Dalam sekejap, mereka menyadari bahwa entah sejak kapan, musuh telah berada di belakang mereka.Sialan! Sejak kapan dia berada di belakang? Kenapa gerakannya cepat sekali?Secara refl

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1243

    Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1242

    "Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1241

    Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1240

    "Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1239

    Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1238

    Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status