Keributan tadi telah menarik perhatian para penjaga di istana. Kapten para penjaga itu memimpin ratusan pasukan elite lainnya untuk mengadang di depan penjara bawah tanah. Dengan ekspresi dingin, kapten tersebut berkata, "Orang yang berani menerobos ke istana Jepana harus ...."Sebelum kapten itu melanjutkan kata "mati", kepalanya telah dipenggal dan terguling di lantai. Darah segar mengucur deras. Tubuhnya terhuyung beberapa kali sebelum akhirnya ikut terjatuh. Ratusan penjaga lainnya sontak terbengong.Astaga! Situasi macam apa ini? Hanya dalam sekejap, kenapa kepala kapten mereka telah menghilang?Apa yang terjadi sebenarnya? Tunggu, bukankah tadi ada sosok berpakaian hitam yang kabur dari penjara bawah tanah? Kenapa sekarang sudah menghilang?Para pasukan itu buru-buru mencari di sekitar dengan panik. Dalam sekejap, mereka menyadari bahwa entah sejak kapan, musuh telah berada di belakang mereka.Sialan! Sejak kapan dia berada di belakang? Kenapa gerakannya cepat sekali?Secara refl
"Kenapa?" tanya Dirga yang keheranan.Kamal menjawab, "Dulu semua orang menjaga kerja sama dengan Negara Daruna karena mendengar rumor bahwa Raja Agoy adalah warga Negara Daruna. Mereka bersahabat dengan negara kita demi menghargai Raja Agoy.""Sekarang Raja Agoy sudah meninggal, mereka nggak mungkin mengambil risiko untuk melawan Persatuan Negara-Negara dan Jepana.""Dasar sekumpulan pengkhianat!" Dirga mengepalkan tangan dengan kesal, "Saat mereka kesulitan, Negara Daruna berusaha keras membantu mereka. Kita mengirimkan sumber daya dan teknologi untuk membantu mereka melewati banyak sekali masa-masa sulit.""Sekarang saat negara kita kesulitan, mereka malah berpangku tangan ...."Kamal tersenyum getir, "Masih lumayan kalau cuma berpangku tangan. Bahkan ada beberapa yang ikut membantu sekutu mereka diam-diam mengirimkan bantuan pada Jepana."Dirga semakin emosi dan mengumpat, "Bajingan!"Pada saat ini, pemimpin Pasukan Imperial, Emran, menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. "Pak Dirg
"Aku juga nggak bisa memberi penjelasan pada rakyat Jepana," ucap Kaisar Jepana.Dirga bertanya, "Lalu apa maumu?"Kaisar Jepana menjawab, "Mudah saja. Kalau mau ganti rugi, berilah kompensasi 10 kali lipat. Mengenai permintaan maaf, aku mau kamu mengumumkannya di Persatuan Negara-Negara dan bersujud pada kami sehari semalam. Nggak keterlaluan, 'kan?"Semua pasukan Negara Daruna langsung marah besar. Jangankan benar-benar menyuruh Dirga untuk bersujud pada mereka, hanya diucapkan saja hal itu sudah merupakan sebuah penghinaan besar bagi mereka! Negara Daruna sudah pasti tidak akan menyetujuinya.Emran memakinya, "Kamu nggak usah berharap. Kalaupun harus mati perang di sini, aku nggak akan biarkan Dirga untuk berlutut pada kalian!"Kaisar Jepana menghela napas. "Kalau begitu sayang sekali. Kalau Dirga nggak mau melakukannya, aku terpaksa harus membunuh kalian semua. Dirga, menurutmu, harga dirimu lebih penting atau nyawa? Kamu ambil keputusan sendiri saja."Emran langsung menimpali, "Pa
Kaisar Jepana bertanya dengan nada dingin, "Dirga, apa maksudmu?"Dirga menjawab, "Dulu, Jepana yang duluan menginvasi Daruna dan melakukan berbagai kejahatan. Jumlah warga Negara Daruna yang tewas di tangan kalian bahkan melebihi populasi rakyat Jepana. Justru rakyat kalian yang seharusnya mati untuk menebus kesalahan!""Bodoh!" Kaisar Jepana marah besar, "Dirga, kamu mempermainkanku? Sepertinya kamu sudah bertekad mau mati bersama."Dirga melepas pakaiannya dengan perlahan. Di tubuhnya telah terpasang penuh bahan peledak. "Kaisar, kalau kamu nggak berlutut, terpaksa aku akan membawamu ke neraka.""Tidak. Aku nggak melakukan kejahatan, seharusnya aku akan ke surga. Kamu ke neraka sendirian saja," timpalnya."Bodoh!" Emosi semua pasukan Jepana langsung memuncak dan bergegas menjauhi Dirga. Saat Kaisar Jepana juga hendak melarikan diri, Dirga langsung menyentuh pemicu ledakannya."Berhenti! Kalau kamu berani mundur selangkah lagi, aku akan tarik pemicunya sekarang," ancam Dirga."Kamu .
Orang itu tidak bergerak sama sekali, tetapi auranya terkesan sangat berwibawa. Bak dewa yang turun dari langit, reaksi pertama semua orang saat melihatnya adalah langsung merasa takjub!Orang-orang Jepana tak kuasa bergidik. Mereka bertanya-tanya, siapa orang itu? Sejak kapan dia ada di sini? Padahal mereka tidak menyadari apa pun tadi .... Apakah orang ini manusia atau hantu?Kaisar Jepana bergegas menenangkan diri. "Aku nggak peduli siapa pun identitasmu. Ini adalah dendam antara aku dan Negara Daruna, mohon jangan ikut campur kalau nggak mau membahayakan dirimu sendiri.""Cepat pergi. Aku nggak akan mempersulitmu."Tanpa sadar, Kaisar Jepana telah menganggap orang ini sebagai seorang ahli bela diri. Menyinggung seorang ahli di saat seperti ini jelas bukan sebuah keputusan yang bijaksana. Oleh karena itu, Kaisar Jepana berinisiatif memberi alasan pada orang itu untuk pergi.Yoga bertanya dengan ketus, "Dendamku saja belum dibalas, mau pergi gimana?""Dendam?" Kaisar Jepana melihat s
Apa orang ini sadar dengan apa yang dikatakannya? Dia menahan peluru meriam dari tank, tapi tangannya hanya "kesakitan"?Sementara itu, seluruh tank hancur hanya karena dia seorang. Bukan hanya itu, dia bahkan ingin membantai mereka semua untuk menebus kesalahan karena telah "menyakiti" tangannya. Bukankah orang ini terlalu tidak masuk akal?Kaisar Jepana merasa terancam dan buru-buru mundur untuk menghindari Yoga. Dia memerintahkan semua senjata untuk membidik Yoga dan menyerangnya. Namun, begitu orang-orang Jepana membidik Yoga, dia tiba-tiba menghilang dari tempatnya.Pada detik berikutnya, sebuah kendaraan berlapis baja di dekatnya terlempar jauh dan menghantam kendaraan lapis baja lainnya. Kemudian, kedua kendaraan itu meledak secara bersamaan. Orang itu berubah menjadi "bayangan" dan menerjang ke kerumunan pasukan Jepana.Setiap tempat yang dilewatinya menjadi kacau dan penuh ledakan. Bagaikan sebuah nuklir, Yoga menyerang semua orang dengan habis-habisan. Suara ledakan, jeritan,
Pasukan Jepana, Persatuan Negara-Negara, dan beberapa negara sekalipun bukan lawan mereka. Pasukan ketiga negara itu pun melancarkan serangan terhadap Daruna.Daruna tentu kewalahan. Dua kapal pengawal rusak sontak tenggelam dan kapal induk terkena torpedo. Jangankan biaya perbaikannya, Daruna tidak akan sanggup kehilangan pasukan.'Sialan!' maki Yoga dalam hati. Ketika pertemuan Persatuan Negara-Negara waktu itu, Negara Yirul, Negara Paria, dan Negara Miriku jelas-jelas berusaha keras menyanjungnya.Tanpa diduga, setelah mengira Raja Agoy mati, mereka langsung memusuhi Daruna dan berada di pihak Jepana. Orang-orang seperti ini harus diberi pelajaran.Yoga melompat hingga ketinggian belasan meter. Dia akhirnya masuk ke laut dan akan menyerang musuh-musuhnya dari dasar laut.Begitu melihatnya, Katsuo pun bergidik ketakutan. Dia tahu bahwa target Yoga adalah kapal induk ketiga negara itu. Jika kapal induk itu hancur, Jepana tidak akan punya harapan untuk menang.Katsuo berteriak, "Hati-h
Orang-orang Negara Miriku hanya bisa menatap kapal induk Negara Yirul mendekati mereka. Semuanya terperangah. Apa yang dilakukan orang Negara Yirul?Komandan Negara Miriku segera berteriak, "Hei! Cepat putar arah! Kalian akan menabrak kami sebentar lagi!""Kapal induk kami kehilangan kendali! Kami nggak bisa putar arah!" sahut komandan Negara Yirul."Dasar nggak berguna! Malah membuat kesalahan di saat kritis seperti ini!" maki komandan Negara Miriku. Kemudian, dia menginstruksi, "Sampaikan perintahku, segera menyingkir dari kapal induk Negara Yirul!"Namun, jelas tidak mudah bagi benda besar seperti kapal induk untuk mengubah arah. Kecepatan berbelok mereka tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan kapal Negara Yirul.Pada akhirnya, kedua kapal induk itu bertabrakan. Kekuatan benturan ini bahkan menimbulkan tsunami kecil. Kedua kepal induk kehilangan keseimbangan dan miring ke samping. Semua senjata di atasnya jatuh dan meledak.Seketika, api melahap kedua kapal induk itu. Suara ledaka