Pasukan Jepana, Persatuan Negara-Negara, dan beberapa negara sekalipun bukan lawan mereka. Pasukan ketiga negara itu pun melancarkan serangan terhadap Daruna.Daruna tentu kewalahan. Dua kapal pengawal rusak sontak tenggelam dan kapal induk terkena torpedo. Jangankan biaya perbaikannya, Daruna tidak akan sanggup kehilangan pasukan.'Sialan!' maki Yoga dalam hati. Ketika pertemuan Persatuan Negara-Negara waktu itu, Negara Yirul, Negara Paria, dan Negara Miriku jelas-jelas berusaha keras menyanjungnya.Tanpa diduga, setelah mengira Raja Agoy mati, mereka langsung memusuhi Daruna dan berada di pihak Jepana. Orang-orang seperti ini harus diberi pelajaran.Yoga melompat hingga ketinggian belasan meter. Dia akhirnya masuk ke laut dan akan menyerang musuh-musuhnya dari dasar laut.Begitu melihatnya, Katsuo pun bergidik ketakutan. Dia tahu bahwa target Yoga adalah kapal induk ketiga negara itu. Jika kapal induk itu hancur, Jepana tidak akan punya harapan untuk menang.Katsuo berteriak, "Hati-h
Orang-orang Negara Miriku hanya bisa menatap kapal induk Negara Yirul mendekati mereka. Semuanya terperangah. Apa yang dilakukan orang Negara Yirul?Komandan Negara Miriku segera berteriak, "Hei! Cepat putar arah! Kalian akan menabrak kami sebentar lagi!""Kapal induk kami kehilangan kendali! Kami nggak bisa putar arah!" sahut komandan Negara Yirul."Dasar nggak berguna! Malah membuat kesalahan di saat kritis seperti ini!" maki komandan Negara Miriku. Kemudian, dia menginstruksi, "Sampaikan perintahku, segera menyingkir dari kapal induk Negara Yirul!"Namun, jelas tidak mudah bagi benda besar seperti kapal induk untuk mengubah arah. Kecepatan berbelok mereka tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan kapal Negara Yirul.Pada akhirnya, kedua kapal induk itu bertabrakan. Kekuatan benturan ini bahkan menimbulkan tsunami kecil. Kedua kepal induk kehilangan keseimbangan dan miring ke samping. Semua senjata di atasnya jatuh dan meledak.Seketika, api melahap kedua kapal induk itu. Suara ledaka
"Arahkan semua senjata kepada Negara Jepana," perintah Yoga dengan tidak acuh.Komandan Negara Paria tentu tidak berani membantah. Dia segera mengiakan. "Baik! Semuanya, dengarkan perintahku! Serang Negara Jepana!"Kemudian, Yoga meninggalkan kapal induk itu. Komandan itu pun baru menyadari bahwa sekujur tubuhnya basah kuyup karena bercucuran keringat dingin. Dia merasa dirinya seperti baru lolos dari pintu neraka.'Sialan! Orang-orang Jepana benar-benar pintar mencari masalah. Beraninya mereka menyinggung orang yang begitu mengerikan! Aku hampir mati karena mereka! Mereka harus diberi pelajaran!' umpat komandan Negara Paria dalam hati.Katsuo hampir menggila melihat situasi ini. Dia bersusah payah meminta bantuan dari ketiga negara itu. Kini, kapal induk Negara Yirul dan Negara Miriku telah hancur, sedangkan Negara Paria tiba-tiba melawannya. Benar-benar sial!Negara Jepana sudah kesulitan untuk bertahan. Sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya kalah. Pasukan Daruna, Pasukan Metal, pa
"Ini nggak mungkin!" tolak Katsuo langsung. Dia berkata, "Aku bisa membayar kompensasi 20 kali lipat, tapi nggak bakal berlutut kepada Daruna!"Jika dirinya berlutut, Jepana akan kehilangan martabat mereka!"Oh ya? Pak Kamal, pinjam pistolmu sebentar," ujar Yoga dengan tidak acuh.Kamal segera menyerahkan pistolnya. Yoga berucap, "Kalau kamu bisa menahan 2 peluru seperti Pak Dirga, kamu nggak perlu berlutut."Dor! Selesai berbicara, Yoga langsung menembak. Lutut kiri Katsuo pun hancur. Katsuo berteriak histeris, tetapi masih menolak untuk berlutut."Hebat," puji Yoga sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia membidik kaki Katsuo yang satu lagi dan menembak lagi.Buk! Katsuo akhirnya tidak tahan lagi dan berlutut. Yoga terlihat agak kecewa. Dia bertanya, "Cuma begini kemampuanmu? Mengecewakan sekali."Kemudian, Yoga melemparkan pistol itu kepada Emran dan berpesan, "Awasi dia. Dia harus berlutut sehari semalam. Kalau dia berani macam-macam, langsung bunuh saja.""Baik, serahkan tugas ini ke
"Dia pemberani dan menjunjung tinggi kebenaran. Dia punya bakat bela diri. Aku mengaguminya," jelas Yoga.Kamal pun menyeringai. Orang ini mirip dengan Yoga yang tidak tahu malu. Dia menjadi makin yakin dengan spekulasinya.Bocah ini benar-benar berbakat. Dia sudah jatuh ke kawah gunung berapi, tetapi tidak mati dan basis kultivasinya bahkan meningkat pesat!Yoga masih harus menyelamatkan Karina, Nadya, dan yang lainnya. Dia pun tidak berlama-lama dan segera pergi. Sebelum pergi, dia tidak lupa melirik kakak dan adik seperguruannya.Kamelia, Erna, Roselia, dan Jeje .... Mereka semua terluka dan tampak berantakan. Meskipun begitu, mereka masih terlihat berkarisma seperti biasa.Meskipun memenangkan pertempuran, keempat wanita itu malah menatap Gunung Sakura dengan sedih. Yoga merasa tidak tega, tetapi dia tidak bisa mengungkapkan identitasnya sekarang. Dia hanya akan mendatangkan musibah untuk diri sendiri nanti.Yoga menghela napas dan meminta maaf dalam hati. Sesudah menguasai Teknik
Hilda sebenarnya tidak berpikiran seperti itu. Lagi pula, pria unggul seperti Yoga tidak mungkin hanya memiliki seorang wanita. Dia tidak keberatan jika harus berbagi dengan Wenny.Di Aula Digdaya, Dewa Digdaya memanggil empat keluarga kultivator kuno. Aula pun menjadi sangat ramai. Ada banyak ahli bela diri yang berkumpul.Di ruang rapat, Dewa Digdaya menatap keempat kepala keluarga itu sambil berkata, "Semuanya, hasil pencarian harta karun di Gunung Sakura telah dibagikan. Dari wajah kalian, sepertinya kalian semua mendapat hasil yang melimpah, 'kan?"Keempat kepala keluarga itu tentu merasa senang dengan hasil yang diperoleh."Kekuatan kami meningkat pesat setelah mengonsumsi pil-pil tingkat tinggi itu. Kami telah mencapai tingkat bentala.""Ditambah lagi senjata-senjata tingkat tinggi itu, kami punya keyakinan untuk membunuh kultivator kuno tingkat jumantara!""Setelah keturunan kami mengonsumsi pil tingkat tinggi, kekuatan mereka juga meningkat. Hampir semua yang ditransformasi me
"Siapa mereka?" tanya Dewa Digdaya.Bawahan itu menyahut, "Sepertinya dari Sekte Hagisana.""Hehehe. Karena mereka berani datang, mari kita layani mereka dengan baik," ujar Dewa Digdaya dengan nada meremehkan.Keempat kepala keluarga itu menggosok tangan masing-masing dengan bersemangat. "Kebetulan sekali. Kita bisa memanfaatkan mereka untuk menguji kemampuan kita.""Berani sekali sekelompok orang lemah ini menantang Aula Digdaya dan empat keluarga kultivator kuno. Benar-benar nggak tahu diri.""Dengar-dengar, Yoga yang membina Sekte Hagisana ini. Kita nggak bisa membunuh Yoga dengan tangan sendiri, jadi mari lampiaskan amarah kita kepada mereka.""Ayo, kita temui mereka sekarang juga."Di pegunungan, terlihat sekelompok pasukan menuju ke markas sementara Aula Digdaya. Pasukan besar ini dipimpin oleh Hagi dan Raja Naga.Anggota inti Aula Kirin, Aula Naga, dan Aula Haima mengikuti di belakang. Puluhan ribu prajurit elite Hagisana pun tampak rapi dan terlatih. Sementara itu, Pasukan Hewa
Markus menyahut, "Para biksu nggak pernah berbohong."Orang-orang tertawa saking kesalnya. "Biksu? Rambutmu begitu panjang. Kamu juga makan ayam. Mana ada biksu sepertimu?"Raja Naga mulai kehilangan kesabaran. Dia berujar, "Biarkan saja dia. Kita lanjutkan perjalanan.""Meskipun seluruh pasukan gugur, kami tetap harus pergi membalas dendam," kata Naga Hijau. Dia berucap kepada Hagi, "Pak Hagi, beri perintah supaya pasukan melanjutkan perjalanan.""Maju!" seru Hagi dengan tegas.Markus mulai panik. Dia berkata, "Sebentar. Boleh saja kalau kalian mau pergi. Tapi, biarkan aku menghabiskan ayamku dulu."Tidak ada yang meladeni Markus. Semuanya berjalan tanpa berhenti sedetik pun. Markus pun tidak peduli lagi dan bergelinding di tanah sambil berteriak, "Aduh, kamu menginjak kakiku! Kamu harus ganti rugi!""Ayam panggangku! Kalian menginjak ayam panggangku! Aku susah payah mencuri ... membelinya. Cepat ganti rugi! Kalau nggak, kalian nggak boleh pergi! Kalian semua jahat ...."Anggota Sekte
Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m
"Ini ... Pil Pelindung Hati? Ini Pil Penyatu Jiwa Pikiran?""Astaga! Bukannya ini Pil Kekuatan Emas? Ini Pil Pengumpul Jiwa!""Yang ini Pil Pemecah Halangan dan ini Salep Emas Ungu! Kenapa ada begitu banyak barang bagus di sini?"Dalam sekejap, semua manusia hantu membelalakkan mata dengan penuh keterkejutan, seolah-olah ada seseorang yang memukul mereka dengan keras.Bagi mereka, pil-pil ini adalah barang yang sangat berharga. Bukan hanya bisa meningkatkan kemampuan kultivasi, tetapi beberapa di antaranya juga bisa menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Siapa pun yang bisa mendapatkan pil-pil ini akan memiliki masa depan yang cerah.Semua manusia hantu menatap Yoga dengan mata berbinar serta penuh rasa syukur. Tatapan mereka seperti sedang melihat seorang penyelamat. Setiap orang dari mereka berlinang air mata dan merasa luar biasa bahagia."Bos, ini benar-benar untuk kami?" tanya Prajna dengan gugup."Ya. Kalian sudah bekerja untukku, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kalian r
Yoga memaksakan senyuman canggungnya dan terlihat sangat putus asa."Mengikuti saja? Maksudmu, aku yang memaksamu?" tanya Winola yang napasnya menjadi terengah-engah dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara itu, tangannya yang satunya lagi diam-diam menggenggam pedang panjang di pinggangnya.Melihat gerak-gerik itu, Yoga langsung merasakan aura membunuh. Dia segera menggelengkan kepala dan hanya bisa menyetujuinya. "Nggak, aku akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta untuk membahas tentang pertunangan. Tenang saja.""Baiklah," jawab Winola sambil menganggukkan kepala, lalu berbalik dan pergi.Setelah itu, Yoga baru menghela napas lega dan ekspresinya terlihat tidak berdaya. Sekarang, masalahnya bertambah satu lagi.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo."Huh. Utang asmaramu ini benar-benar banyak," sindir Bimo.Yoga berkata dengan marah, "Nggak ada hubungannya denganmu. Kamu ini bujangan tua, mana mungkin mengerti perasaanku."Bimo berkata dengan kesal, "Omong kosong. Saat
"Apa yang terjadi?" tanya Yoga yang tertegun sejenak dan menatap keduanya dengan bingung.Namun, Sutrisno dan Winola hanya menatap Yoga dengan tatapan yang aneh."Kenapa melihatku seperti ini? Katakan saja," desak Yoga dengan ekspresi bingung. Setelah menerima telepon itu, keduanya menjadi seperti ini."Aku baru saja menerima kabarnya, kerusuhan di area terlarang sudah berhenti. Sekarang dunia kultivator kuno dan dunia bela diri kuno sudah saling terhubung.""Benar-benar aneh. Kerusuhan di area terlarang selesai begitu cepat, rasanya nggak masuk akal."Keduanya perlahan-lahan berbicara dengan ekspresi serius karena merasa berita ini memang agak mendadak.Namun, Yoga malah tersenyum dan berkata dengan puas, "Ini kabar baik.""Eh?"Winola dan Sutrisno menatap Yoga dengan ekspresi aneh.Yoga melanjutkan, "Karena sekarang kita bisa masuk ke dunia kultivator kuno. Ini kesempatan bagus untuk aku pergi ke sana."Winola bertanya. "Kamu mau pergi?"Sutrisno segera berkata, "Ini bukan hal kecil.
Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad
"Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng
Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh
"Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi
Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon