Share

Bab 863

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-25 18:00:00
Pasukan Jepana, Persatuan Negara-Negara, dan beberapa negara sekalipun bukan lawan mereka. Pasukan ketiga negara itu pun melancarkan serangan terhadap Daruna.

Daruna tentu kewalahan. Dua kapal pengawal rusak sontak tenggelam dan kapal induk terkena torpedo. Jangankan biaya perbaikannya, Daruna tidak akan sanggup kehilangan pasukan.

'Sialan!' maki Yoga dalam hati. Ketika pertemuan Persatuan Negara-Negara waktu itu, Negara Yirul, Negara Paria, dan Negara Miriku jelas-jelas berusaha keras menyanjungnya.

Tanpa diduga, setelah mengira Raja Agoy mati, mereka langsung memusuhi Daruna dan berada di pihak Jepana. Orang-orang seperti ini harus diberi pelajaran.

Yoga melompat hingga ketinggian belasan meter. Dia akhirnya masuk ke laut dan akan menyerang musuh-musuhnya dari dasar laut.

Begitu melihatnya, Katsuo pun bergidik ketakutan. Dia tahu bahwa target Yoga adalah kapal induk ketiga negara itu. Jika kapal induk itu hancur, Jepana tidak akan punya harapan untuk menang.

Katsuo berteriak, "Hati-h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 864

    Orang-orang Negara Miriku hanya bisa menatap kapal induk Negara Yirul mendekati mereka. Semuanya terperangah. Apa yang dilakukan orang Negara Yirul?Komandan Negara Miriku segera berteriak, "Hei! Cepat putar arah! Kalian akan menabrak kami sebentar lagi!""Kapal induk kami kehilangan kendali! Kami nggak bisa putar arah!" sahut komandan Negara Yirul."Dasar nggak berguna! Malah membuat kesalahan di saat kritis seperti ini!" maki komandan Negara Miriku. Kemudian, dia menginstruksi, "Sampaikan perintahku, segera menyingkir dari kapal induk Negara Yirul!"Namun, jelas tidak mudah bagi benda besar seperti kapal induk untuk mengubah arah. Kecepatan berbelok mereka tidak bisa dibandingkan dengan kecepatan kapal Negara Yirul.Pada akhirnya, kedua kapal induk itu bertabrakan. Kekuatan benturan ini bahkan menimbulkan tsunami kecil. Kedua kepal induk kehilangan keseimbangan dan miring ke samping. Semua senjata di atasnya jatuh dan meledak.Seketika, api melahap kedua kapal induk itu. Suara ledaka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 865

    "Arahkan semua senjata kepada Negara Jepana," perintah Yoga dengan tidak acuh.Komandan Negara Paria tentu tidak berani membantah. Dia segera mengiakan. "Baik! Semuanya, dengarkan perintahku! Serang Negara Jepana!"Kemudian, Yoga meninggalkan kapal induk itu. Komandan itu pun baru menyadari bahwa sekujur tubuhnya basah kuyup karena bercucuran keringat dingin. Dia merasa dirinya seperti baru lolos dari pintu neraka.'Sialan! Orang-orang Jepana benar-benar pintar mencari masalah. Beraninya mereka menyinggung orang yang begitu mengerikan! Aku hampir mati karena mereka! Mereka harus diberi pelajaran!' umpat komandan Negara Paria dalam hati.Katsuo hampir menggila melihat situasi ini. Dia bersusah payah meminta bantuan dari ketiga negara itu. Kini, kapal induk Negara Yirul dan Negara Miriku telah hancur, sedangkan Negara Paria tiba-tiba melawannya. Benar-benar sial!Negara Jepana sudah kesulitan untuk bertahan. Sepuluh menit kemudian, mereka akhirnya kalah. Pasukan Daruna, Pasukan Metal, pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 866

    "Ini nggak mungkin!" tolak Katsuo langsung. Dia berkata, "Aku bisa membayar kompensasi 20 kali lipat, tapi nggak bakal berlutut kepada Daruna!"Jika dirinya berlutut, Jepana akan kehilangan martabat mereka!"Oh ya? Pak Kamal, pinjam pistolmu sebentar," ujar Yoga dengan tidak acuh.Kamal segera menyerahkan pistolnya. Yoga berucap, "Kalau kamu bisa menahan 2 peluru seperti Pak Dirga, kamu nggak perlu berlutut."Dor! Selesai berbicara, Yoga langsung menembak. Lutut kiri Katsuo pun hancur. Katsuo berteriak histeris, tetapi masih menolak untuk berlutut."Hebat," puji Yoga sambil tersenyum sinis. Kemudian, dia membidik kaki Katsuo yang satu lagi dan menembak lagi.Buk! Katsuo akhirnya tidak tahan lagi dan berlutut. Yoga terlihat agak kecewa. Dia bertanya, "Cuma begini kemampuanmu? Mengecewakan sekali."Kemudian, Yoga melemparkan pistol itu kepada Emran dan berpesan, "Awasi dia. Dia harus berlutut sehari semalam. Kalau dia berani macam-macam, langsung bunuh saja.""Baik, serahkan tugas ini ke

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-25
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 867

    "Dia pemberani dan menjunjung tinggi kebenaran. Dia punya bakat bela diri. Aku mengaguminya," jelas Yoga.Kamal pun menyeringai. Orang ini mirip dengan Yoga yang tidak tahu malu. Dia menjadi makin yakin dengan spekulasinya.Bocah ini benar-benar berbakat. Dia sudah jatuh ke kawah gunung berapi, tetapi tidak mati dan basis kultivasinya bahkan meningkat pesat!Yoga masih harus menyelamatkan Karina, Nadya, dan yang lainnya. Dia pun tidak berlama-lama dan segera pergi. Sebelum pergi, dia tidak lupa melirik kakak dan adik seperguruannya.Kamelia, Erna, Roselia, dan Jeje .... Mereka semua terluka dan tampak berantakan. Meskipun begitu, mereka masih terlihat berkarisma seperti biasa.Meskipun memenangkan pertempuran, keempat wanita itu malah menatap Gunung Sakura dengan sedih. Yoga merasa tidak tega, tetapi dia tidak bisa mengungkapkan identitasnya sekarang. Dia hanya akan mendatangkan musibah untuk diri sendiri nanti.Yoga menghela napas dan meminta maaf dalam hati. Sesudah menguasai Teknik

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 868

    Hilda sebenarnya tidak berpikiran seperti itu. Lagi pula, pria unggul seperti Yoga tidak mungkin hanya memiliki seorang wanita. Dia tidak keberatan jika harus berbagi dengan Wenny.Di Aula Digdaya, Dewa Digdaya memanggil empat keluarga kultivator kuno. Aula pun menjadi sangat ramai. Ada banyak ahli bela diri yang berkumpul.Di ruang rapat, Dewa Digdaya menatap keempat kepala keluarga itu sambil berkata, "Semuanya, hasil pencarian harta karun di Gunung Sakura telah dibagikan. Dari wajah kalian, sepertinya kalian semua mendapat hasil yang melimpah, 'kan?"Keempat kepala keluarga itu tentu merasa senang dengan hasil yang diperoleh."Kekuatan kami meningkat pesat setelah mengonsumsi pil-pil tingkat tinggi itu. Kami telah mencapai tingkat bentala.""Ditambah lagi senjata-senjata tingkat tinggi itu, kami punya keyakinan untuk membunuh kultivator kuno tingkat jumantara!""Setelah keturunan kami mengonsumsi pil tingkat tinggi, kekuatan mereka juga meningkat. Hampir semua yang ditransformasi me

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 869

    "Siapa mereka?" tanya Dewa Digdaya.Bawahan itu menyahut, "Sepertinya dari Sekte Hagisana.""Hehehe. Karena mereka berani datang, mari kita layani mereka dengan baik," ujar Dewa Digdaya dengan nada meremehkan.Keempat kepala keluarga itu menggosok tangan masing-masing dengan bersemangat. "Kebetulan sekali. Kita bisa memanfaatkan mereka untuk menguji kemampuan kita.""Berani sekali sekelompok orang lemah ini menantang Aula Digdaya dan empat keluarga kultivator kuno. Benar-benar nggak tahu diri.""Dengar-dengar, Yoga yang membina Sekte Hagisana ini. Kita nggak bisa membunuh Yoga dengan tangan sendiri, jadi mari lampiaskan amarah kita kepada mereka.""Ayo, kita temui mereka sekarang juga."Di pegunungan, terlihat sekelompok pasukan menuju ke markas sementara Aula Digdaya. Pasukan besar ini dipimpin oleh Hagi dan Raja Naga.Anggota inti Aula Kirin, Aula Naga, dan Aula Haima mengikuti di belakang. Puluhan ribu prajurit elite Hagisana pun tampak rapi dan terlatih. Sementara itu, Pasukan Hewa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 870

    Markus menyahut, "Para biksu nggak pernah berbohong."Orang-orang tertawa saking kesalnya. "Biksu? Rambutmu begitu panjang. Kamu juga makan ayam. Mana ada biksu sepertimu?"Raja Naga mulai kehilangan kesabaran. Dia berujar, "Biarkan saja dia. Kita lanjutkan perjalanan.""Meskipun seluruh pasukan gugur, kami tetap harus pergi membalas dendam," kata Naga Hijau. Dia berucap kepada Hagi, "Pak Hagi, beri perintah supaya pasukan melanjutkan perjalanan.""Maju!" seru Hagi dengan tegas.Markus mulai panik. Dia berkata, "Sebentar. Boleh saja kalau kalian mau pergi. Tapi, biarkan aku menghabiskan ayamku dulu."Tidak ada yang meladeni Markus. Semuanya berjalan tanpa berhenti sedetik pun. Markus pun tidak peduli lagi dan bergelinding di tanah sambil berteriak, "Aduh, kamu menginjak kakiku! Kamu harus ganti rugi!""Ayam panggangku! Kalian menginjak ayam panggangku! Aku susah payah mencuri ... membelinya. Cepat ganti rugi! Kalau nggak, kalian nggak boleh pergi! Kalian semua jahat ...."Anggota Sekte

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-26
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 871

    Dewa Digdaya membalas, "Aduh, kamu ini benar-benar pelupa. Kamu sudah lupa gimana Sekte Hagisana lenyap waktu itu?""Apa? Berarti kamu biang kerok yang mencelakai Sekte Hagisana?" Hagi sontak membelalakkan matanya."Tepat sekali! Bukan cuma Sekte Hagisana, tapi juga Aula Kirin, Aula Naga, dan Aula Haima. Semua adalah rencanaku," jelas Dewa Digdaya dengan bangga."Berengsek!" Anggota dari ketiga aula itu sontak menatap Dewa Digdaya dengan sorot mata penuh amarah."Ternyata kamu yang telah menghancurkan aula kami! Kebenaran akhirnya terungkap hari ini! Kami akan membalas dendam!""Nyawa harus dibayar dengan nyawa! Semua saudara Aula Naga akhirnya bisa beristirahat dengan tenang hari ini! Dewa Digdaya, kamu harus mati!""Aula Haima bersumpah akan membalaskan dendam para saudara kami! Aula Digdaya harus binasa hari ini juga!"Dewa Digdaya terkekeh-kekeh dan bertanya, "Atas dasar apa kalian begitu yakin bisa membunuhku? Kalian kira kalian sanggup?"Raja Naga bertanya dengan galak, "Itu arti

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-27

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1219

    Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1218

    "Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

DMCA.com Protection Status