"Bilang saja!" balas Yoga.Yogi membalas, "Selain saat bersama keluargamu, kamu nggak boleh menggunakan jurus ini di waktu-waktu lainnya. Aku ingin kamu mengeluarkan aura Bimo untuk memancing 'Pelindung Kebenaran'.""Apa?" tanya Yoga dengan penasaran.Yogi menimpali, "Aku punya dendam dengan Pelindung Kebenaran. Aku mau kamu memancing mereka keluar, lalu bunuh semuanya!"Yoga berpikir sejenak, lalu akhirnya menyetujuinya. "Baiklah, aku janji."Terus menghindari Pelindung Kebenaran juga bukan solusi jangka panjang. Lebih baik memancing mereka keluar dan membasmi semuanya agar tidak menimbulkan ancaman di kemudian hari.Teknik Menyembunyikan Aura ini adalah serangkaian mantra sederhana. Namun, untuk benar-benar menguasainya, seseorang harus memahami setiap kata dalam teknik tersebut. Paling tidak, dibutuhkan satu atau dua bulan untuk mempelajarinya dengan sempurna.Yoga berkata, "Aku nggak punya waktu sebanyak itu. Mungkin kalau aku keluar terlambat sehari saja, keluargaku bisa celaka. A
Cacian dari semua orang hanya akan membuat Tetsu memukuli mereka dengan semakin brutal. Hilda yang akhirnya tidak bisa bersabar lagi juga ikut memakinya, "Tetsu, hentikan!""Kudengar, Jepana sangat menjunjung tinggi semangat pejuang? Apa semangat pejuang Jepana itu adalah untuk menindas orang yang tua dan lemah ya?"Sebelum Hilda bicara, Tetsu masih tidak memperhatikannya. Namun begitu mendengar suara Hilda, Tetsu langsung memusatkan perhatian pada Hilda dengan tatapan mesum."Kamu mau menegakkan keadilan? Oke, kukabulkan keinginanmu. Asalkan kamu bisa melayaniku sampai puas, aku akan mengampuni mereka. Gimana?" tanya Tetsu."Berengsek!" maki Hilda, "Mati sekalipun, aku nggak akan membiarkanmu menyentuhku sedikit pun!"Sambil berjalan ke arahnya, Tetsu membuka kancing bajunya sambil berkata, "Sekarang tempat ini adalah daerah kekuasaanku. Kamu nggak berhak bicara di sini. Sialan, cantik sekali. Memang pantas kamu ini jadi anak orang kaya.""Setiap kali melihatmu, aku nggak bisa menahan
Mereka merasakan racun itu perlahan-lahan, lalu tertawa."Cuma begini efeknya pantas disebut racun? Aku bahkan malas meracik penawarnya. Bahan obat biasa saja sudah bisa menetralkan racunnya.""Beri aku tiga Coptis chinensis, empat dandelion, lima empedu ayam saja sudah bisa jadi obat. Lepaskan ikatan kami, biar kami racik penawarnya."Namun, mereka terlalu meremehkan kekejaman Tetsu. Bukan hanya tidak melepaskan ikatan mereka, Tetsu malah mengunci pintu gudang dan membuang kuncinya ke selokan."Hehe! Kalian merasa hebat dan meremehkan racunku, 'kan? Kalau kalian meremehkannya, rasakan saja efek racun itu. Kalau bisa bertahan hidup, aku akan lepaskan kalian," ujar Tetsu."Apa?!" Semua orang sontak terbelalak. Bajingan ini ingkar janji! Dia mempermainkan mereka semua!Memang tidak seharusnya mereka percaya pada bajingan ini. Semua orang semakin memakinya, "Berengsek, semua orang Jepana memang sama liciknya!""Kalau kamu berani, cepat lepaskan kami. Aku akan duel secara adil denganmu!""
Rama dan yang lainnya berusaha keras menahan rasa sakit akibat racun, sambil berteriak kepada Hilda untuk mencoba membuatnya sadar kembali. Namun, efek obat ini terlalu kuat. Bahkan dewa sekalipun akan sulit bertahan, apalagi hanya dengan meneriakkan beberapa patah kata.Melihat Tetsu mengulurkan tangannya pada Hilda, semua orang merasa putus asa.Di saat kritis ini, penjara bawah tanah itu tiba-tiba bergetar hebat. Bata dan tanah liat di langit-langit mulai runtuh. Selanjutnya, getaran di penjara bawah tanah semakin kuat. Detik berikutnya, bagian yang runtuh itu terlihat berlubang.Dari lubang itu, turun sebuah sosok bayangan. Orang itu tentu adalah Yoga. Saat ini, dia sedang mengenakan pakaian serba hitam dan wajahnya ditutupi topeng hitam. Tidak ada yang bisa melihat wajah aslinya.Adegan tragis di hadapannya membuat emosi Yoga memuncak. Orang-orang Jepana yang sialan ini berani meracuni warga Negara Daruna. Mereka benar-benar sudah gila!Yoga mengeluarkan sebuah pil, lalu menghalus
Pakaian dalam berwarna merah mudanya menutupi kedua payudaranya yang sintal. Pemandangan ini sangat memikat. Yoga benar-benar tidak menyangka dada Hilda bisa semontok ini, padahal tubuhnya sangat kurus. Dadanya mungkin tidak akan bisa ditutupi dengan satu tangan ....Tiba-tiba Yoga membatin, 'Sialan, apa yang sedang kupikirkan.'Yoga mulai berkonsentrasi kembali. Namun, tak disangka Hilda malah menarik pakaian dalamnya yang tersisa sambil mengerang, "Panas, aku panas sekali .... Huhu .... Panas sekali. Kumohon tolonglah aku ... tolong aku .... Aku mau ....""Jangan!" Yoga langsung menahan tangan Hilda, tetapi malah tidak sengaja menyentuh payudaranya.'Hm, ternyata memang nggak bisa ditutupi dengan satu tangan .... Duh, ini pasti bukan pikiranku yang sesungguhnya. Pasti si Bimo sialan itu yang sedang memengaruhiku,' pikirnya.Yoga langsung membalikkan tubuh Hilda menghadap ke arah bawah. Dia berpikir bahwa dengan cara seperti itu, mungkin pikirannya tidak akan terganggu. Hilda memang t
Yoga merasa kewalahan. Adegan tadi memang sulit untuk dijelaskan, sepertinya tidak akan ada yang bisa memercayainya.Pada akhirnya, Yoga terpaksa mendorong Hilda dan berkata, "Pokoknya aku nggak bersalah, terserah kamu mau percaya apa nggak. Aku nggak punya banyak waktu untuk berdebat. Sampai jumpa.""Kusarankan sebaiknya kamu pulang ke Daruna secepatnya sebelum orang-orang Jepana kembali membuat masalah." Sambil berkata demikian, Yoga berbalik dan hendak pergi. Namun, mana mungkin Hilda akan membiarkannya pergi begitu saja?Hilda kembali menerjang ke arahnya. "Kamu cuma punya dua pilihan hari ini. Bunuh aku atau aku yang membunuhmu. Kalau nggak, kamu nggak akan bisa kabur."Yoga mulai panik. "Sialan, apa perlu sampai begitu? Memangnya seserius apa masalahnya?""Diam!" Hilda menangis terisak-isak. "Kesucianku cuma untuk Raja Agoy seorang. Memangnya kamu siapa sampai berani menyentuhku?"Yoga tercengang. "Raja Agoy? Kalau Raja Agoy yang merenggut kesucianmu, kamu nggak akan buat onar la
Keributan tadi telah menarik perhatian para penjaga di istana. Kapten para penjaga itu memimpin ratusan pasukan elite lainnya untuk mengadang di depan penjara bawah tanah. Dengan ekspresi dingin, kapten tersebut berkata, "Orang yang berani menerobos ke istana Jepana harus ...."Sebelum kapten itu melanjutkan kata "mati", kepalanya telah dipenggal dan terguling di lantai. Darah segar mengucur deras. Tubuhnya terhuyung beberapa kali sebelum akhirnya ikut terjatuh. Ratusan penjaga lainnya sontak terbengong.Astaga! Situasi macam apa ini? Hanya dalam sekejap, kenapa kepala kapten mereka telah menghilang?Apa yang terjadi sebenarnya? Tunggu, bukankah tadi ada sosok berpakaian hitam yang kabur dari penjara bawah tanah? Kenapa sekarang sudah menghilang?Para pasukan itu buru-buru mencari di sekitar dengan panik. Dalam sekejap, mereka menyadari bahwa entah sejak kapan, musuh telah berada di belakang mereka.Sialan! Sejak kapan dia berada di belakang? Kenapa gerakannya cepat sekali?Secara refl
"Kenapa?" tanya Dirga yang keheranan.Kamal menjawab, "Dulu semua orang menjaga kerja sama dengan Negara Daruna karena mendengar rumor bahwa Raja Agoy adalah warga Negara Daruna. Mereka bersahabat dengan negara kita demi menghargai Raja Agoy.""Sekarang Raja Agoy sudah meninggal, mereka nggak mungkin mengambil risiko untuk melawan Persatuan Negara-Negara dan Jepana.""Dasar sekumpulan pengkhianat!" Dirga mengepalkan tangan dengan kesal, "Saat mereka kesulitan, Negara Daruna berusaha keras membantu mereka. Kita mengirimkan sumber daya dan teknologi untuk membantu mereka melewati banyak sekali masa-masa sulit.""Sekarang saat negara kita kesulitan, mereka malah berpangku tangan ...."Kamal tersenyum getir, "Masih lumayan kalau cuma berpangku tangan. Bahkan ada beberapa yang ikut membantu sekutu mereka diam-diam mengirimkan bantuan pada Jepana."Dirga semakin emosi dan mengumpat, "Bajingan!"Pada saat ini, pemimpin Pasukan Imperial, Emran, menghampiri mereka dengan tergesa-gesa. "Pak Dirg
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D