"Kamu sengaja menyindirnya ya?" tanya Nadya.Dalam hati, Mulan menghina Nadya tidak tahu apa pun. Yoga adalah bos dari Perusahaan Farmasi Hansa, kekayaan dan kekuasaannya sudah berada di puncak. Jika Yoga adalah seorang wanita, mungkin posisi keanggotaannya di Restoran Floran ini setidaknya berada di tingkat emas. Kemungkinan besar juga dia adalah manajemen eksekutif di restoran ini.Mulan berkata, "Nadya, Pak Yoga adalah orang lokal. Mungkin saja dia kenal dengan orang dalam di restoran ini."Nadya tidak tahu harus bagaimana bereaksi, "Kamu terlalu meninggikannya. Kalau bukan karena kamu, dia mungkin nggak akan bisa masuk ke restoran ini seumur hidup. Yoga, benar bukan yang kubilang?"Kedua wanita itu menoleh menatap Yoga secara bersamaan. Yoga menjawab dengan datar, "Maaf, aku nggak bisa membantumu."Dalam hati, Yoga berpikir jika dia yang turun tangan langsung, Mulan setidaknya akan menjadi anggota kehormatan. Membuatnya menjadi anggota perak hanya akan membuat Yoga malu.Nadya meni
"Aku benar-benar harus berterima kasih karena kamu nggak menikahiku dulu. Kalau nggak, aku bukan datang untuk makan di sini hari ini, tapi untuk menjadi pramusaji."Yoga enggan meladeni Kiana, "Kusarankan sebaiknya kamu jaga ucapanmu. Jangan paksa aku memukulmu.""Kamu berani?!" Kiana memakinya, "Yoga, kamu kira kamu bisa bersikap lancang di hadapanku karena ada dua wanita kaya yang memihak padamu? Kalian makan di ruang privat termurah di sini, pasti kalian cuma anggota perunggu, 'kan? Asal tahu saja, aku adalah anggota emas di sini. Kalian bukan apa-apa di hadapanku."Apa?! Anggota emas?! Mulan merasa sangat iri dan kagum. Dia buru-buru berkata, "Nona, memang ini kesalahan kami. Kami akan minta maaf padamu. Aku akan bayar kerugiannya."Namun, Kiana malah tidak menginginkan ganti ruginya lagi sekarang. Dia hanya ingin mempermalukan Yoga. "Nggak bisa! Harus Yoga yang bayar kerugian ini, uang kalian uang kotor."Yoga melihat penampilan pria itu sekilas, lalu berkata, "Menurutku, sepertin
Hanya dalam sekejap, semua sekuriti di Restoran Floran telah tiba. Pemimpin mereka adalah seorang pria gemuk dengan berat sekitar 150 kilogram. Wajahnya tampak bulat dan auranya sangat kejam. Perawakannya tidak kalah dari seorang sumo.Jelas sekali, pengawal itu sangat akrab dengan Ichiro. Dia langsung menghampiri Ichiro dan memapahnya. "Pak, ada apa dengan Anda? Siapa yang melakukannya?!"Ichiro menatap Yoga dengan intens dan berteriak, "Dia orangnya! Cepat tangkap dia."Tanpa basa-basi pengawal gemuk itu langsung memerintahkan, "Cepat tangkap dia!"Yoga berkata dengan dingin, "Masalahnya belum diselidiki saja sudah menangkap orang sembarangan. Apa ini cara kerja di Restoran Floran?"Pria gemuk itu menjawab, "Oke, akan kuberi kesempatan padamu untuk memberi penjelasan. Katakanlah, kenapa kamu memukul orang?""Kesempatan" yang disebutkan pria itu hanyalah sebuah formalitas. Pada akhirnya, dia tetap akan mencari cara untuk melemparkan kesalahan kepada Yoga.Yoga menjawab, "Dia yang meny
Nadya jadi panik, "Yoga, apa yang mau kamu lakukan?!""Pfftt!" Kiana langsung tertawa terbahak-bahak, "Anggota kehormatan apanya? Mimpi! Anggota kehormatan itu sudah level ibu negara, aku bahkan nggak pernah melihatnya. Kalau dia bisa punya kartu anggota kehormatan, aku akan bersujud padanya sekarang."Mulan memelototi Yoga dengan marah, "Jangan mempermalukan kita semua!"Yoga menatap Kiana dengan penuh maksud, "Pegang janjimu, kamu bilang akan bersujud kalau dia punya kartu anggota kehormatan.""Bukan hanya aku, gimana kalau suamiku juga ikut bersujud?" tanya Kiana."Oke, sepakat." Yoga langsung turun tangan sendiri untuk mengambil kartu keanggotaannya dari kantong Nadya. Saat melihat kartu itu, semua orang langsung tercengang. Ternyata mereka benar-benar punya kartu anggota kehormatan! Kartu itu berwarna sangat berkilauan sehingga menarik perhatian semua orang."Mustahil!" Kiana merebut kartu itu dari tangan Nadya sambil berteriak, "Ini pasti kartu palsu! Selain ibu negara, nggak ada
Tak disangka, Ichiro malah telah langsung berlutut di hadapan Nadya dan berkata "Maaf" dengan bahasa Negara Daruna. Kiana langsung merasa putus asa. Dia tidak punya pilihan lain lagi sekarang, sehingga terpaksa berlutut pada Nadya.Nadya berkata dengan cemas, "Yoga, ayo kita pergi. Aku masih ada rapat penting nanti.""Oke!" balas Yoga. Saat mereka berdua pergi, Mulan juga langsung berlari menyusulnya."Nadya, biar kuantarkan kamu," usul Mulan.Sikap Nadya lebih dingin dari biasanya saat berkata, "Nggak usah, aku suruh Yoga antarkan aku saja."Mulan langsung panik, "Nadya, tadi aku melakukannya karena terpaksa. Kamu jangan keberatan."Nadya langsung menghentikan langkahnya dan memelototi Mulan. "Mulan, tolong jawab aku dengan serius. Apakah kartu keanggotaan Restoran Floran lebih penting atau persahabatan kita selama puluhan tahun?"Mulan menjawab tanpa ragu-ragu, "Tentu saja persahabatan kita."Nadya berkata dengan kecewa, "Mulan, tatapanmu telah mengkhianatimu."Mulan buru-buru menjel
Yoga tertawa getir. Dia sangat memahami kakak seniornya akan selalu melakukan apa pun yang dikatakannya. Jika Yoga tidak pergi mencarinya hari ini, wanita itu mungkin akan datang untuk mencarinya. Jika sampai kakak seniornya yang berinisiatif datang mencarinya, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.Yoga terpaksa berkata, "Oke, Kak. Aku harus ke mana mencarimu?""Nah, begitu dong. Aku sedang di Vila Nomor Satu."Setelah menutup telepon itu, Yoga langsung bergegas menuju tempat yang diberitahukan. Kakak senior keempatnya, Roselia, tidak termasuk yang tercantik, tetapi paling centil di antara semua kakak seniornya.Kemahirannya dalam menguasai "Teknik Rayu" telah mencapai puncak, tidak ada satu pria pun di dunia ini yang bisa bertahan dari godaannya. Dia adalah pewaris generasi kelima dari Restoran Floran dan sekaligus anak angkat Ibu Negara Daruna. Dari luar, Restoran Floran tampaknya adalah tempat bersenang-senang para wanita bangsawan, tetapi sebenarnya adalah lembaga intelijen terbes
Yoga melarikan diri terbirit-birit ke lantai bawah dengan jantung yang masih berdegup kencang. Dia menunggu selama belasan menit sebelum Roselia selesai mengganti pakaiannya dan turun ke lantai bawah. Roselia mengenakan gaun bunga-bunga dengan belahan paha yang tinggi. Gaun itu menampakkan kakinya yang ramping dan mulus, serta menarik perhatian. Tubuhnya terlihat sangat menggoda.Dengan nada menggoda, Roselia berkata, "Dik, kenapa wajahmu merah sekali? Kamu demam?"Yoga buru-buru melambaikan tangannya, "Nggak, nggak apa-apa. Cuma demam karena flu."Roselia tertawa terbahak-bahak, "Lucu sekali adikku ini kalau malu-malu. Sepertinya kamu masih anak kecil."Yoga mengalihkan pembicaraan, "Kak, bukannya kamu bilang kamu sedang nggak di vila?"Roselia menjawab, "Kita sudah lama nggak bertemu, memangnya Kakak nggak boleh bercanda denganmu?""Bercanda? Sepertinya kamu sengaja, 'kan?" tanya Yoga.Roselia menggodanya lagi, "Oh ya? Kalau begitu, menurutmu kenapa Kakak sengaja melakukannya?"Yoga
Sementara itu, fisik dingin sangatlah langka ....Yoga buru-buru bertanya, "Kak, di mana kamu letakkan obat penawarmu?"Roselia menjawab dengan bersusah payah, "Obatnya sudah habis. Kali ini aku turun dari gunung adalah untuk membeli obat. Tadinya kukira penyakitnya baru akan kambuh seminggu lagi, nggak disangka malah kambuh lebih cepat ...."Yoga menghiburnya, "Jangan panik dulu, mungkin saja aku bisa menyembuhkanmu.""Nggak ada gunanya." Roselia menggelengkan kepalanya, "Bahkan Guru saja nggak bisa menyembuhkan penyakitku, apalagi kamu. Aku ... akan telepon sekarang untuk suruh orang antarkan obatnya."Obat yang dibutuhkan Roselia adalah Pil Penyejuk Darah yang hanya bisa diproduksi oleh keluarga kerajaan Negara Jepana. Tak disangka, saat Roselia baru saja mau menelepon, pintu vilanya telah ditabrak hingga terbuka. Sebuah mobil Hummer menerobos ke rumahnya.Saat Yoga baru mau marah, Roselia telah mencegahnya, "Itu mobil Ryota, aku selalu beli obat penawarku dari dia. Cepat papah aku