Share

Bab 580

Penulis: Vodka
"Aku benar-benar harus berterima kasih karena kamu nggak menikahiku dulu. Kalau nggak, aku bukan datang untuk makan di sini hari ini, tapi untuk menjadi pramusaji."

Yoga enggan meladeni Kiana, "Kusarankan sebaiknya kamu jaga ucapanmu. Jangan paksa aku memukulmu."

"Kamu berani?!" Kiana memakinya, "Yoga, kamu kira kamu bisa bersikap lancang di hadapanku karena ada dua wanita kaya yang memihak padamu? Kalian makan di ruang privat termurah di sini, pasti kalian cuma anggota perunggu, 'kan? Asal tahu saja, aku adalah anggota emas di sini. Kalian bukan apa-apa di hadapanku."

Apa?! Anggota emas?! Mulan merasa sangat iri dan kagum. Dia buru-buru berkata, "Nona, memang ini kesalahan kami. Kami akan minta maaf padamu. Aku akan bayar kerugiannya."

Namun, Kiana malah tidak menginginkan ganti ruginya lagi sekarang. Dia hanya ingin mempermalukan Yoga. "Nggak bisa! Harus Yoga yang bayar kerugian ini, uang kalian uang kotor."

Yoga melihat penampilan pria itu sekilas, lalu berkata, "Menurutku, sepertin
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 581

    Hanya dalam sekejap, semua sekuriti di Restoran Floran telah tiba. Pemimpin mereka adalah seorang pria gemuk dengan berat sekitar 150 kilogram. Wajahnya tampak bulat dan auranya sangat kejam. Perawakannya tidak kalah dari seorang sumo.Jelas sekali, pengawal itu sangat akrab dengan Ichiro. Dia langsung menghampiri Ichiro dan memapahnya. "Pak, ada apa dengan Anda? Siapa yang melakukannya?!"Ichiro menatap Yoga dengan intens dan berteriak, "Dia orangnya! Cepat tangkap dia."Tanpa basa-basi pengawal gemuk itu langsung memerintahkan, "Cepat tangkap dia!"Yoga berkata dengan dingin, "Masalahnya belum diselidiki saja sudah menangkap orang sembarangan. Apa ini cara kerja di Restoran Floran?"Pria gemuk itu menjawab, "Oke, akan kuberi kesempatan padamu untuk memberi penjelasan. Katakanlah, kenapa kamu memukul orang?""Kesempatan" yang disebutkan pria itu hanyalah sebuah formalitas. Pada akhirnya, dia tetap akan mencari cara untuk melemparkan kesalahan kepada Yoga.Yoga menjawab, "Dia yang meny

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 582

    Nadya jadi panik, "Yoga, apa yang mau kamu lakukan?!""Pfftt!" Kiana langsung tertawa terbahak-bahak, "Anggota kehormatan apanya? Mimpi! Anggota kehormatan itu sudah level ibu negara, aku bahkan nggak pernah melihatnya. Kalau dia bisa punya kartu anggota kehormatan, aku akan bersujud padanya sekarang."Mulan memelototi Yoga dengan marah, "Jangan mempermalukan kita semua!"Yoga menatap Kiana dengan penuh maksud, "Pegang janjimu, kamu bilang akan bersujud kalau dia punya kartu anggota kehormatan.""Bukan hanya aku, gimana kalau suamiku juga ikut bersujud?" tanya Kiana."Oke, sepakat." Yoga langsung turun tangan sendiri untuk mengambil kartu keanggotaannya dari kantong Nadya. Saat melihat kartu itu, semua orang langsung tercengang. Ternyata mereka benar-benar punya kartu anggota kehormatan! Kartu itu berwarna sangat berkilauan sehingga menarik perhatian semua orang."Mustahil!" Kiana merebut kartu itu dari tangan Nadya sambil berteriak, "Ini pasti kartu palsu! Selain ibu negara, nggak ada

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 583

    Tak disangka, Ichiro malah telah langsung berlutut di hadapan Nadya dan berkata "Maaf" dengan bahasa Negara Daruna. Kiana langsung merasa putus asa. Dia tidak punya pilihan lain lagi sekarang, sehingga terpaksa berlutut pada Nadya.Nadya berkata dengan cemas, "Yoga, ayo kita pergi. Aku masih ada rapat penting nanti.""Oke!" balas Yoga. Saat mereka berdua pergi, Mulan juga langsung berlari menyusulnya."Nadya, biar kuantarkan kamu," usul Mulan.Sikap Nadya lebih dingin dari biasanya saat berkata, "Nggak usah, aku suruh Yoga antarkan aku saja."Mulan langsung panik, "Nadya, tadi aku melakukannya karena terpaksa. Kamu jangan keberatan."Nadya langsung menghentikan langkahnya dan memelototi Mulan. "Mulan, tolong jawab aku dengan serius. Apakah kartu keanggotaan Restoran Floran lebih penting atau persahabatan kita selama puluhan tahun?"Mulan menjawab tanpa ragu-ragu, "Tentu saja persahabatan kita."Nadya berkata dengan kecewa, "Mulan, tatapanmu telah mengkhianatimu."Mulan buru-buru menjel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 584

    Yoga tertawa getir. Dia sangat memahami kakak seniornya akan selalu melakukan apa pun yang dikatakannya. Jika Yoga tidak pergi mencarinya hari ini, wanita itu mungkin akan datang untuk mencarinya. Jika sampai kakak seniornya yang berinisiatif datang mencarinya, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.Yoga terpaksa berkata, "Oke, Kak. Aku harus ke mana mencarimu?""Nah, begitu dong. Aku sedang di Vila Nomor Satu."Setelah menutup telepon itu, Yoga langsung bergegas menuju tempat yang diberitahukan. Kakak senior keempatnya, Roselia, tidak termasuk yang tercantik, tetapi paling centil di antara semua kakak seniornya.Kemahirannya dalam menguasai "Teknik Rayu" telah mencapai puncak, tidak ada satu pria pun di dunia ini yang bisa bertahan dari godaannya. Dia adalah pewaris generasi kelima dari Restoran Floran dan sekaligus anak angkat Ibu Negara Daruna. Dari luar, Restoran Floran tampaknya adalah tempat bersenang-senang para wanita bangsawan, tetapi sebenarnya adalah lembaga intelijen terbes

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 585

    Yoga melarikan diri terbirit-birit ke lantai bawah dengan jantung yang masih berdegup kencang. Dia menunggu selama belasan menit sebelum Roselia selesai mengganti pakaiannya dan turun ke lantai bawah. Roselia mengenakan gaun bunga-bunga dengan belahan paha yang tinggi. Gaun itu menampakkan kakinya yang ramping dan mulus, serta menarik perhatian. Tubuhnya terlihat sangat menggoda.Dengan nada menggoda, Roselia berkata, "Dik, kenapa wajahmu merah sekali? Kamu demam?"Yoga buru-buru melambaikan tangannya, "Nggak, nggak apa-apa. Cuma demam karena flu."Roselia tertawa terbahak-bahak, "Lucu sekali adikku ini kalau malu-malu. Sepertinya kamu masih anak kecil."Yoga mengalihkan pembicaraan, "Kak, bukannya kamu bilang kamu sedang nggak di vila?"Roselia menjawab, "Kita sudah lama nggak bertemu, memangnya Kakak nggak boleh bercanda denganmu?""Bercanda? Sepertinya kamu sengaja, 'kan?" tanya Yoga.Roselia menggodanya lagi, "Oh ya? Kalau begitu, menurutmu kenapa Kakak sengaja melakukannya?"Yoga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 586

    Sementara itu, fisik dingin sangatlah langka ....Yoga buru-buru bertanya, "Kak, di mana kamu letakkan obat penawarmu?"Roselia menjawab dengan bersusah payah, "Obatnya sudah habis. Kali ini aku turun dari gunung adalah untuk membeli obat. Tadinya kukira penyakitnya baru akan kambuh seminggu lagi, nggak disangka malah kambuh lebih cepat ...."Yoga menghiburnya, "Jangan panik dulu, mungkin saja aku bisa menyembuhkanmu.""Nggak ada gunanya." Roselia menggelengkan kepalanya, "Bahkan Guru saja nggak bisa menyembuhkan penyakitku, apalagi kamu. Aku ... akan telepon sekarang untuk suruh orang antarkan obatnya."Obat yang dibutuhkan Roselia adalah Pil Penyejuk Darah yang hanya bisa diproduksi oleh keluarga kerajaan Negara Jepana. Tak disangka, saat Roselia baru saja mau menelepon, pintu vilanya telah ditabrak hingga terbuka. Sebuah mobil Hummer menerobos ke rumahnya.Saat Yoga baru mau marah, Roselia telah mencegahnya, "Itu mobil Ryota, aku selalu beli obat penawarku dari dia. Cepat papah aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 587

    "Kamu ...." Ryota marah besar. "Sebaiknya kalian pikirkan dengan baik. Ichiro hanya salah satu dari puluhan ribu pasukanku yang biasa. Kalaupun dia mati, nggak ada ruginya bagiku. Tapi kalau Roselia mati, kalian akan rugi besar. Apa pantas menggunakan nyawa Roselia untuk menukarkan nyawa salah satu bawahanku?"Yoga menjawab, "Aku nggak percaya Ryota itu bawahan biasamu. Kalau nggak, mana mungkin keluarga kerajaan sepertimu akan datang untuk menebus orangnya secara langsung?"Ryota menggertakkan giginya. "Bagus, hebat sekali kamu! Aku mau lihat sampai kapan kamu bisa bertahan." Usai bicara, Ryota langsung menginjak pil itu hingga hancur. "Kuberi waktu satu menit bagi kalian untuk pertimbangkan. Setiap lima detik sekali, aku akan menghancurkan satu pil ini. Setelah semenit kemudian, semua pilnya akan hancur dan nggak ada gunanya lagi kalian menyesal. Tentu saja, Roselia bisa juga memilih untuk menjilat pil yang sudah hancur ini. Mungkin saja masih ada efeknya. Hahaha!"Tindakannya ini be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 588

    Terdengar suara Ichiro dari ujung telepon berteriak, "Jangan bunuh aku. Kumohon jangan bunuh aku, aku nggak mau mati .... Aku salah, aku benar-benar tahu salah. Aku berlutut untuk minta maaf pada kalian. Aku rela menebus kesalahanku, aku masih nggak boleh mati ...."Mendengar hal ini, ekspresi Ryota langsung berubah drastis.Roselia berkata di telepon, "Beri dia kesempatan untuk menebus kesalahan, coba kita dengarkan apa yang mau dikatakannya?"Ichiro menangis tersedu-sedu, "Aku akan beri kalian informasi. Aku janji, informasi ini pasti akan berguna bagi kalian. Aku jamin kalian akan untung besar kalau menukar informasi ini dengan nyawaku."Roselia langsung setuju, "Oke, sepakat."Ryota langsung terkejut, "Ichiro berengsek. Kalau kamu berani bicara sembarangan, aku nggak akan memaafkanmu!"Ichiro berteriak, "Maafkan aku Tuan Ryota! Kamu nggak bisa melindungi nyawaku, terpaksa aku yang harus melindungi diriku sendiri.""Dasar bodoh!" Ryota langsung berkata, "Roselia, aku berubah pikiran

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1228

    "Hancur!" teriak Yoga dan tiba-tiba melayangkan satu pukulan. Pukulan itu langsung memelesat maju, seolah-olah seluruh dunia terbuka hanya dengan satu pukulan.Boom!Benang-benang yang tidak terhitung jumlahnya langsung mencekung karena pukulan Yoga dan makin membesar. Hanya dalam sekejap, benang-benang itu langsung hancur berkeping-keping di tanah.Sepuluh tetua dan empat jenderal besar itu pun semuanya memuntahkan darah. Ekspresi mereka terlihat sangat terkejut serta ketakutan dan menatap Yoga dengan bengong."Ini ... kekuatan Bimo sebenarnya berada di tingkat apa? Kenapa aku merasa dia punya kekuatan seorang kultivator raja?""Nggak mungkin. Bagaimana mungkin ada kultivator raja di dunia bela diri kuno?""Benar-benar nggak masuk akal. Kalau dia benar-benar sudah menjadi kultivator raja, dia pasti akan terkena serangan balik dari hukum alam."Semua orang kebingungan dan mata mereka membelalak. Kekuatan tertinggi di dunia bela diri kuno adalah kultivator jenderal, ini sudah diakui sem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1227

    Tak lama kemudian, semua orang segera bergerak kembali dan mengendalikan formasinya. Kali ini, benang-benangnya bergerak dengan makin kuat dan rapat, sehingga para Pelindung Kebenaran dan orang-orang empat keluarga besar yang terbelah menjadi dua bertambah makin banyak. Mereka semua menjadi korban mengenaskan dengan tubuh berserakan dan darah mengalir di mana-mana.Bahkan para penyintas dari kejadian itu pun merinding karena ketakutan. Mereka segera melarikan diri ke segala arah karena takut menjadi korban dari formasi ini.Tak lama kemudian, medan pertempuran menjadi kosong dan hanya tersisa sepuluh tetua serta lima jenderal besar yang mengepung Yoga. Benang-benang itu juga masih terus bergerak dan terus menghantam ke arahnya.Sebuah benang yang sangat tipis melayang karena tertiup angin dan langsung menyerang ke arah kening Yoga. Namun, dia tetap tenang dan hanya bergeser sedikit ke samping.Plak!Terdengar suara keras dan sebuah jurang yang dalam pun terbentuk di samping Yoga. Ini a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1226

    Dalam sekejap, seluruh tempat itu berubah menjadi seperti neraka dengan bau amis darah dan kekejaman di mana-mana. Terlihat sangat mengerikan saat satu per satu tubuh terpotong oleh benang hitam itu. Makin banyak benang yang bergerak dengan tidak teratur dan memotong ke segala arah, tidak ada seorang pun bisa menghindar. Meskipun dewa yang datang, mereka juga akan tewas.Di salah satu deretan bangunan, Winola dan Sutrisno sedang berdiri di depan jendela dan melihat pemandangan itu dengan ketakutan. Ekspresi mereka terlihat sangat muram dan wajah mereka pucat pasi. Tidak ada yang menyangka semuanya akan menjadi begitu mengerikan.Winola tiba-tiba berkata, "Aku akhirnya mengerti kenapa Tuan Bimo menyuruh kita datang ke sini."Sutrisno menambahkan, "Ternyata dia ingin melindungi kita. Kalau kita berada di medan perang, kita pasti sudah mati."Winola kembali berkata, "Harus diakui, Tuan Bimo memang bijak. Bukan hanya memperhatikan kita, dia juga ingin melindungi kita."Sutrisno menghela na

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1225

    Yoga tersenyum sinis dan menatap kerumunan orang di depannya dengan dingin, lalu mengangkat kepalanya dengan ekspresi angkuh. Jubahnya yang berkibar meskipun tidak ada angin membuatnya terkesan santai, tetapi berwibawa. Aura kuat yang misterius tiba-tiba memancar dari tubuhnya, sehingga orang-orang di sekitarnya makin waspada dan mengawasi setiap gerakannya."Bimo, jangan kira kamu sudah menang karena membawa orang untuk menyerang kami.""Kami sudah mempersiapkan tempat ini sepenuhnya untuk menghadapi kemungkinan kamu datang ke sini.""Kamu ini sama saja mencari mati sendiri. Lihat saja bagaimana kami membunuhmu."Dalam sekejap, semua orang yang berada di sana menjadi sangat bersemangat dan tertawa terbahak-bahak.Saat ini, Yoga mengernyitkan alis dan mengamati sekelilingnya. Dia menyadari ada ancaman yang terus mendekat, seolah-olah memang ada yang tidak beres."Ayo mulai aktifkan formasi!" teriak seseorang dengan lantang.Sepuluh tetua dan lima jenderal itu pun langsung bergerak. Mer

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status