Nadya jadi panik, "Yoga, apa yang mau kamu lakukan?!""Pfftt!" Kiana langsung tertawa terbahak-bahak, "Anggota kehormatan apanya? Mimpi! Anggota kehormatan itu sudah level ibu negara, aku bahkan nggak pernah melihatnya. Kalau dia bisa punya kartu anggota kehormatan, aku akan bersujud padanya sekarang."Mulan memelototi Yoga dengan marah, "Jangan mempermalukan kita semua!"Yoga menatap Kiana dengan penuh maksud, "Pegang janjimu, kamu bilang akan bersujud kalau dia punya kartu anggota kehormatan.""Bukan hanya aku, gimana kalau suamiku juga ikut bersujud?" tanya Kiana."Oke, sepakat." Yoga langsung turun tangan sendiri untuk mengambil kartu keanggotaannya dari kantong Nadya. Saat melihat kartu itu, semua orang langsung tercengang. Ternyata mereka benar-benar punya kartu anggota kehormatan! Kartu itu berwarna sangat berkilauan sehingga menarik perhatian semua orang."Mustahil!" Kiana merebut kartu itu dari tangan Nadya sambil berteriak, "Ini pasti kartu palsu! Selain ibu negara, nggak ada
Tak disangka, Ichiro malah telah langsung berlutut di hadapan Nadya dan berkata "Maaf" dengan bahasa Negara Daruna. Kiana langsung merasa putus asa. Dia tidak punya pilihan lain lagi sekarang, sehingga terpaksa berlutut pada Nadya.Nadya berkata dengan cemas, "Yoga, ayo kita pergi. Aku masih ada rapat penting nanti.""Oke!" balas Yoga. Saat mereka berdua pergi, Mulan juga langsung berlari menyusulnya."Nadya, biar kuantarkan kamu," usul Mulan.Sikap Nadya lebih dingin dari biasanya saat berkata, "Nggak usah, aku suruh Yoga antarkan aku saja."Mulan langsung panik, "Nadya, tadi aku melakukannya karena terpaksa. Kamu jangan keberatan."Nadya langsung menghentikan langkahnya dan memelototi Mulan. "Mulan, tolong jawab aku dengan serius. Apakah kartu keanggotaan Restoran Floran lebih penting atau persahabatan kita selama puluhan tahun?"Mulan menjawab tanpa ragu-ragu, "Tentu saja persahabatan kita."Nadya berkata dengan kecewa, "Mulan, tatapanmu telah mengkhianatimu."Mulan buru-buru menjel
Yoga tertawa getir. Dia sangat memahami kakak seniornya akan selalu melakukan apa pun yang dikatakannya. Jika Yoga tidak pergi mencarinya hari ini, wanita itu mungkin akan datang untuk mencarinya. Jika sampai kakak seniornya yang berinisiatif datang mencarinya, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.Yoga terpaksa berkata, "Oke, Kak. Aku harus ke mana mencarimu?""Nah, begitu dong. Aku sedang di Vila Nomor Satu."Setelah menutup telepon itu, Yoga langsung bergegas menuju tempat yang diberitahukan. Kakak senior keempatnya, Roselia, tidak termasuk yang tercantik, tetapi paling centil di antara semua kakak seniornya.Kemahirannya dalam menguasai "Teknik Rayu" telah mencapai puncak, tidak ada satu pria pun di dunia ini yang bisa bertahan dari godaannya. Dia adalah pewaris generasi kelima dari Restoran Floran dan sekaligus anak angkat Ibu Negara Daruna. Dari luar, Restoran Floran tampaknya adalah tempat bersenang-senang para wanita bangsawan, tetapi sebenarnya adalah lembaga intelijen terbes
Yoga melarikan diri terbirit-birit ke lantai bawah dengan jantung yang masih berdegup kencang. Dia menunggu selama belasan menit sebelum Roselia selesai mengganti pakaiannya dan turun ke lantai bawah. Roselia mengenakan gaun bunga-bunga dengan belahan paha yang tinggi. Gaun itu menampakkan kakinya yang ramping dan mulus, serta menarik perhatian. Tubuhnya terlihat sangat menggoda.Dengan nada menggoda, Roselia berkata, "Dik, kenapa wajahmu merah sekali? Kamu demam?"Yoga buru-buru melambaikan tangannya, "Nggak, nggak apa-apa. Cuma demam karena flu."Roselia tertawa terbahak-bahak, "Lucu sekali adikku ini kalau malu-malu. Sepertinya kamu masih anak kecil."Yoga mengalihkan pembicaraan, "Kak, bukannya kamu bilang kamu sedang nggak di vila?"Roselia menjawab, "Kita sudah lama nggak bertemu, memangnya Kakak nggak boleh bercanda denganmu?""Bercanda? Sepertinya kamu sengaja, 'kan?" tanya Yoga.Roselia menggodanya lagi, "Oh ya? Kalau begitu, menurutmu kenapa Kakak sengaja melakukannya?"Yoga
Sementara itu, fisik dingin sangatlah langka ....Yoga buru-buru bertanya, "Kak, di mana kamu letakkan obat penawarmu?"Roselia menjawab dengan bersusah payah, "Obatnya sudah habis. Kali ini aku turun dari gunung adalah untuk membeli obat. Tadinya kukira penyakitnya baru akan kambuh seminggu lagi, nggak disangka malah kambuh lebih cepat ...."Yoga menghiburnya, "Jangan panik dulu, mungkin saja aku bisa menyembuhkanmu.""Nggak ada gunanya." Roselia menggelengkan kepalanya, "Bahkan Guru saja nggak bisa menyembuhkan penyakitku, apalagi kamu. Aku ... akan telepon sekarang untuk suruh orang antarkan obatnya."Obat yang dibutuhkan Roselia adalah Pil Penyejuk Darah yang hanya bisa diproduksi oleh keluarga kerajaan Negara Jepana. Tak disangka, saat Roselia baru saja mau menelepon, pintu vilanya telah ditabrak hingga terbuka. Sebuah mobil Hummer menerobos ke rumahnya.Saat Yoga baru mau marah, Roselia telah mencegahnya, "Itu mobil Ryota, aku selalu beli obat penawarku dari dia. Cepat papah aku
"Kamu ...." Ryota marah besar. "Sebaiknya kalian pikirkan dengan baik. Ichiro hanya salah satu dari puluhan ribu pasukanku yang biasa. Kalaupun dia mati, nggak ada ruginya bagiku. Tapi kalau Roselia mati, kalian akan rugi besar. Apa pantas menggunakan nyawa Roselia untuk menukarkan nyawa salah satu bawahanku?"Yoga menjawab, "Aku nggak percaya Ryota itu bawahan biasamu. Kalau nggak, mana mungkin keluarga kerajaan sepertimu akan datang untuk menebus orangnya secara langsung?"Ryota menggertakkan giginya. "Bagus, hebat sekali kamu! Aku mau lihat sampai kapan kamu bisa bertahan." Usai bicara, Ryota langsung menginjak pil itu hingga hancur. "Kuberi waktu satu menit bagi kalian untuk pertimbangkan. Setiap lima detik sekali, aku akan menghancurkan satu pil ini. Setelah semenit kemudian, semua pilnya akan hancur dan nggak ada gunanya lagi kalian menyesal. Tentu saja, Roselia bisa juga memilih untuk menjilat pil yang sudah hancur ini. Mungkin saja masih ada efeknya. Hahaha!"Tindakannya ini be
Terdengar suara Ichiro dari ujung telepon berteriak, "Jangan bunuh aku. Kumohon jangan bunuh aku, aku nggak mau mati .... Aku salah, aku benar-benar tahu salah. Aku berlutut untuk minta maaf pada kalian. Aku rela menebus kesalahanku, aku masih nggak boleh mati ...."Mendengar hal ini, ekspresi Ryota langsung berubah drastis.Roselia berkata di telepon, "Beri dia kesempatan untuk menebus kesalahan, coba kita dengarkan apa yang mau dikatakannya?"Ichiro menangis tersedu-sedu, "Aku akan beri kalian informasi. Aku janji, informasi ini pasti akan berguna bagi kalian. Aku jamin kalian akan untung besar kalau menukar informasi ini dengan nyawaku."Roselia langsung setuju, "Oke, sepakat."Ryota langsung terkejut, "Ichiro berengsek. Kalau kamu berani bicara sembarangan, aku nggak akan memaafkanmu!"Ichiro berteriak, "Maafkan aku Tuan Ryota! Kamu nggak bisa melindungi nyawaku, terpaksa aku yang harus melindungi diriku sendiri.""Dasar bodoh!" Ryota langsung berkata, "Roselia, aku berubah pikiran
Mereka mencari tahu tentang informasi mengenai Aula Kirin di Restoran Floran, terutama mengenai keberadaan anggota Aula Kirin setelah dibubarkan. Setelah membaca semua laporan itu, Yoga mengerutkan dahinya.Aula Kirin adalah salah satu dari empat aula terbesar di Negara Daruna dulu, pendirinya adalah ayah Yoga, yaitu Raja Kirin. Namun, untuk apa orang Negara Jepana mencari tahu tentang Aula Kirin?Yoga menanyakan kepada Ichiro, "Apa tujuan kalian mencari tahu tentang Aula Kirin?"Namun, Ichiro sudah setengah sadar saat ini sehingga tidak bisa menjawabnya. Yoga akhirnya menyiramkan seember air dingin ke tubuh Ichiro. Ichiro langsung terbangun, "Aku ... aku nggak tahu ... aku benar-benar nggak tahu ....""Sepertinya kamu masih kurang disiksa? Kalau aku yang turun tangan, kujamin kamu lebih memilih untuk mati daripada hidup."Ichiro langsung menjawab, "Aku ... benar-benar nggak tahu. Aku cuma sebuah alat bagi Ryota, informasi sepenting itu nggak bisa kuakses ...."Yoga yang menyiksa Ichir
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b