Apa Mulan sudah menerima Yoga? Namun, kemungkinan itu sepertinya hampir tidak mungkin.Mulan berkata, "Pak Yoga sudah datang, kita sajikan saja hidangannya. Pelayan, bawa makanannya ke sini.""Pak Yoga, aku sengaja mencari tahu selera Anda. Hidangan yang kupesan hari ini semuanya adalah kesukaanmu ...."Nadya tiba-tiba tersadar, sepertinya Mulan mau meracuni Yoga! Mulan benar-benar keterlaluan. Namun, Nadya tidak tahu bahwa Mulan bisa bersikap seantusias ini karena telah mengetahui identitas Yoga adalah bos dari Perusahaan Farmasi Hansa.Dalam beberapa saat, sajian yang indah dan mewah telah dihidangkan di atas meja. Mulan semakin bersemangat, bahkan berinisiatif mengambilkan lauk ke piring Yoga. Bahkan Nadya saja agak cemburu melihat adegan itu.Nadya telah mencicipi lauknya, tidak ada racun apa pun di sana. Dia semakin bertanya-tanya, apa yang sedang direncanakan oleh Mulan? Pada akhirnya, Nadya tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Mulan, apa ada hal yang mau kamu bicarakan? Kenapa
"Kamu sengaja menyindirnya ya?" tanya Nadya.Dalam hati, Mulan menghina Nadya tidak tahu apa pun. Yoga adalah bos dari Perusahaan Farmasi Hansa, kekayaan dan kekuasaannya sudah berada di puncak. Jika Yoga adalah seorang wanita, mungkin posisi keanggotaannya di Restoran Floran ini setidaknya berada di tingkat emas. Kemungkinan besar juga dia adalah manajemen eksekutif di restoran ini.Mulan berkata, "Nadya, Pak Yoga adalah orang lokal. Mungkin saja dia kenal dengan orang dalam di restoran ini."Nadya tidak tahu harus bagaimana bereaksi, "Kamu terlalu meninggikannya. Kalau bukan karena kamu, dia mungkin nggak akan bisa masuk ke restoran ini seumur hidup. Yoga, benar bukan yang kubilang?"Kedua wanita itu menoleh menatap Yoga secara bersamaan. Yoga menjawab dengan datar, "Maaf, aku nggak bisa membantumu."Dalam hati, Yoga berpikir jika dia yang turun tangan langsung, Mulan setidaknya akan menjadi anggota kehormatan. Membuatnya menjadi anggota perak hanya akan membuat Yoga malu.Nadya meni
"Aku benar-benar harus berterima kasih karena kamu nggak menikahiku dulu. Kalau nggak, aku bukan datang untuk makan di sini hari ini, tapi untuk menjadi pramusaji."Yoga enggan meladeni Kiana, "Kusarankan sebaiknya kamu jaga ucapanmu. Jangan paksa aku memukulmu.""Kamu berani?!" Kiana memakinya, "Yoga, kamu kira kamu bisa bersikap lancang di hadapanku karena ada dua wanita kaya yang memihak padamu? Kalian makan di ruang privat termurah di sini, pasti kalian cuma anggota perunggu, 'kan? Asal tahu saja, aku adalah anggota emas di sini. Kalian bukan apa-apa di hadapanku."Apa?! Anggota emas?! Mulan merasa sangat iri dan kagum. Dia buru-buru berkata, "Nona, memang ini kesalahan kami. Kami akan minta maaf padamu. Aku akan bayar kerugiannya."Namun, Kiana malah tidak menginginkan ganti ruginya lagi sekarang. Dia hanya ingin mempermalukan Yoga. "Nggak bisa! Harus Yoga yang bayar kerugian ini, uang kalian uang kotor."Yoga melihat penampilan pria itu sekilas, lalu berkata, "Menurutku, sepertin
Hanya dalam sekejap, semua sekuriti di Restoran Floran telah tiba. Pemimpin mereka adalah seorang pria gemuk dengan berat sekitar 150 kilogram. Wajahnya tampak bulat dan auranya sangat kejam. Perawakannya tidak kalah dari seorang sumo.Jelas sekali, pengawal itu sangat akrab dengan Ichiro. Dia langsung menghampiri Ichiro dan memapahnya. "Pak, ada apa dengan Anda? Siapa yang melakukannya?!"Ichiro menatap Yoga dengan intens dan berteriak, "Dia orangnya! Cepat tangkap dia."Tanpa basa-basi pengawal gemuk itu langsung memerintahkan, "Cepat tangkap dia!"Yoga berkata dengan dingin, "Masalahnya belum diselidiki saja sudah menangkap orang sembarangan. Apa ini cara kerja di Restoran Floran?"Pria gemuk itu menjawab, "Oke, akan kuberi kesempatan padamu untuk memberi penjelasan. Katakanlah, kenapa kamu memukul orang?""Kesempatan" yang disebutkan pria itu hanyalah sebuah formalitas. Pada akhirnya, dia tetap akan mencari cara untuk melemparkan kesalahan kepada Yoga.Yoga menjawab, "Dia yang meny
Nadya jadi panik, "Yoga, apa yang mau kamu lakukan?!""Pfftt!" Kiana langsung tertawa terbahak-bahak, "Anggota kehormatan apanya? Mimpi! Anggota kehormatan itu sudah level ibu negara, aku bahkan nggak pernah melihatnya. Kalau dia bisa punya kartu anggota kehormatan, aku akan bersujud padanya sekarang."Mulan memelototi Yoga dengan marah, "Jangan mempermalukan kita semua!"Yoga menatap Kiana dengan penuh maksud, "Pegang janjimu, kamu bilang akan bersujud kalau dia punya kartu anggota kehormatan.""Bukan hanya aku, gimana kalau suamiku juga ikut bersujud?" tanya Kiana."Oke, sepakat." Yoga langsung turun tangan sendiri untuk mengambil kartu keanggotaannya dari kantong Nadya. Saat melihat kartu itu, semua orang langsung tercengang. Ternyata mereka benar-benar punya kartu anggota kehormatan! Kartu itu berwarna sangat berkilauan sehingga menarik perhatian semua orang."Mustahil!" Kiana merebut kartu itu dari tangan Nadya sambil berteriak, "Ini pasti kartu palsu! Selain ibu negara, nggak ada
Tak disangka, Ichiro malah telah langsung berlutut di hadapan Nadya dan berkata "Maaf" dengan bahasa Negara Daruna. Kiana langsung merasa putus asa. Dia tidak punya pilihan lain lagi sekarang, sehingga terpaksa berlutut pada Nadya.Nadya berkata dengan cemas, "Yoga, ayo kita pergi. Aku masih ada rapat penting nanti.""Oke!" balas Yoga. Saat mereka berdua pergi, Mulan juga langsung berlari menyusulnya."Nadya, biar kuantarkan kamu," usul Mulan.Sikap Nadya lebih dingin dari biasanya saat berkata, "Nggak usah, aku suruh Yoga antarkan aku saja."Mulan langsung panik, "Nadya, tadi aku melakukannya karena terpaksa. Kamu jangan keberatan."Nadya langsung menghentikan langkahnya dan memelototi Mulan. "Mulan, tolong jawab aku dengan serius. Apakah kartu keanggotaan Restoran Floran lebih penting atau persahabatan kita selama puluhan tahun?"Mulan menjawab tanpa ragu-ragu, "Tentu saja persahabatan kita."Nadya berkata dengan kecewa, "Mulan, tatapanmu telah mengkhianatimu."Mulan buru-buru menjel
Yoga tertawa getir. Dia sangat memahami kakak seniornya akan selalu melakukan apa pun yang dikatakannya. Jika Yoga tidak pergi mencarinya hari ini, wanita itu mungkin akan datang untuk mencarinya. Jika sampai kakak seniornya yang berinisiatif datang mencarinya, konsekuensinya tidak bisa dibayangkan.Yoga terpaksa berkata, "Oke, Kak. Aku harus ke mana mencarimu?""Nah, begitu dong. Aku sedang di Vila Nomor Satu."Setelah menutup telepon itu, Yoga langsung bergegas menuju tempat yang diberitahukan. Kakak senior keempatnya, Roselia, tidak termasuk yang tercantik, tetapi paling centil di antara semua kakak seniornya.Kemahirannya dalam menguasai "Teknik Rayu" telah mencapai puncak, tidak ada satu pria pun di dunia ini yang bisa bertahan dari godaannya. Dia adalah pewaris generasi kelima dari Restoran Floran dan sekaligus anak angkat Ibu Negara Daruna. Dari luar, Restoran Floran tampaknya adalah tempat bersenang-senang para wanita bangsawan, tetapi sebenarnya adalah lembaga intelijen terbes
Yoga melarikan diri terbirit-birit ke lantai bawah dengan jantung yang masih berdegup kencang. Dia menunggu selama belasan menit sebelum Roselia selesai mengganti pakaiannya dan turun ke lantai bawah. Roselia mengenakan gaun bunga-bunga dengan belahan paha yang tinggi. Gaun itu menampakkan kakinya yang ramping dan mulus, serta menarik perhatian. Tubuhnya terlihat sangat menggoda.Dengan nada menggoda, Roselia berkata, "Dik, kenapa wajahmu merah sekali? Kamu demam?"Yoga buru-buru melambaikan tangannya, "Nggak, nggak apa-apa. Cuma demam karena flu."Roselia tertawa terbahak-bahak, "Lucu sekali adikku ini kalau malu-malu. Sepertinya kamu masih anak kecil."Yoga mengalihkan pembicaraan, "Kak, bukannya kamu bilang kamu sedang nggak di vila?"Roselia menjawab, "Kita sudah lama nggak bertemu, memangnya Kakak nggak boleh bercanda denganmu?""Bercanda? Sepertinya kamu sengaja, 'kan?" tanya Yoga.Roselia menggodanya lagi, "Oh ya? Kalau begitu, menurutmu kenapa Kakak sengaja melakukannya?"Yoga
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D
Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m
"Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa
"Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b
Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me