Share

Bab 3

Author: Vodka
Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”

Deg!

Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!

Namun, malah Reza yang mendapat pujian.

Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.

Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.

Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.

Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.

Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.

Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.

Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?

Tiga hari kemudian.

Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.

“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup Magani di Daruna untuk menjadi wakil Anda. Dia akan bertanggung jawab menerima aset Anda seluruhnya. Selain itu, saya juga sudah memerintahkan Nadya untuk mengadakan perjamuan makan malam, untuk menyambut Anda. Acara tersebut akan diadakan tiga hari lagi. Pada saat itu, Komandan Militer Provinsi, Pak Iwan, akan hadir di sana sebagai perwakilan Daruna untuk menyambut Anda.”

“Oke,” jawab Yoga.

“Tuan Muda, saya perhatikan Anda sudah kembali melajang. Sebenarnya, Nadya adalah cucu saya. Dia memiliki dua gelar doktor dari Universitas Harold. Nadya juga memenangkan gelar Miss Daruna Mataya sebanyak dua kali berturut-turut. Tingginya 178 cm dan berat badannya 55 kg. Nadya masih belum menikah. Kalau Anda mau, kapan pun dan di mana pun bisa …” kata Paman Dipa.

Yoga langsung memotong kata-kata Paman Dipa, “Sepertinya hal ini nggak termasuk dalam lingkup tanggung jawabmu.”

Paman Dipa menjadi ketakutan. “Saya mengerti, saya mengerti. Tuan Muda, apa saya suruh Nadya menjemput Anda sekarang?”

“Nggak usah. Aku akan menyetir mobilku sendiri ke sana,” kata Yoga.

Yoga sendiri juga sudah pernah mendengar nama Nadya.

Nadya adalah pemilik perusahaan lokal terkemuka, ‘Grup Magani’ di Kota Pawana. Dia merupakan satu dari sepuluh wanita paling menarik di Daruna dan wanita impian di hati banyak pria.

Tak disangka, ternyata Nadya adalah cucu Paman Dipa.

Yoga pergi ke Kahiyang Permai yang ditinggalinya bersama Karina selama lima tahun.

Dia berjalan menuju tempat parkir bawah tanah. Kemudian, Yoga berhenti di depan sebuah mobil yang diparkir di pojokan.

Mobil tersebut adalah ‘LaFellalio’ yang diproduksi oleh Fellalio. Mobil ini jumlahnya terbatas. Hanya ada 50 unit di dunia ini. Harganya 160 miliar.

Mobil tersebut adalah hadiah dari Persatuan Negara-Negara untuk Raja Agoy yang Perkasa, karena berhasil membereskan krisis keuangan global.

Yoga tidak mungkin mengendarai mobil mewah semacam ini untuk sengaja pamer di tempat ramai demi menarik perhatian. Itu sebabnya, mobil tersebut disimpan di tempat parkir bawah tanah selama empat tahun.

Selama empat tahun terakhir, terjadi perdebatan tak berujung di Kota Pawana mengenai identitas pemilik mobil tersebut. Mobil itu juga menjadi ‘mobil terkenal’ di Kota Pawana.

Pada saat yang bersamaan.

Reza dan Ambar menjemput Karina keluar dari rumah sakit dan bergegas kembali ke rumah.

Dalam perjalanan, Reza berkata secara misterius, “Karina, ada berita mengejutkan mengenai Raja Agoy yang Perkasa untukmu.”

Mendengar berita tersebut berkaitan dengan Raja Agoy yang Perkasa, Karina langsung menjadi bersemangat. “Berita apa?”

“Seharusnya kamu sudah mendengar kalau Raja Agoy yang Perkasa menunjuk Nadya dari Grup Magani sebagai wakilnya,” kata Reza. “Kebetulan sopir Nadya adalah temanku. Dia memberitahuku kalau Nadya mengakuinya sendiri. Kata Nadya, mobil Raja Agoy yang Perkasa adalah LaFellalio edisi terbatas, yang sudah lama diparkir di Kota Pawana ini.”

“Apa?” Karina berkata dengan penuh semangat. “Tiba-tiba saja aku teringat sesuatu. Di tempat parkir bawah tanah di kompleks perumahanku juga ada LaFellalio edisi terbatas yang sudah terparkir di sana selama hampir empat tahun. Menurutmu, hal itu murni kebetulan, atau LaFellalio itu memang milik Raja Agoy yang Perkasa?”

“Menurutku, yang terakhir yang lebih mungkin. Sejauh yang kuketahui, di seluruh Kota Pawana dan bahkan di Provinsi Sadali, hanya ada satu LaFellalio saja,” kata Reza.

“Aneh sekali. Sejauh yang kuketahui, bisnis Raja Agoy yang Perkasa nggak pernah melibatkan Daruna. Bagaimana dia bisa memarkir mobilnya di wilayah Daruna dan bahkan di Provinsi Sadali?” tanya Karina.

“Kali ini, Raja Agoy yang Perkasa memilih pengusaha lokal di Kota Pawana sebagai wakilnya. Dia menjadikan Provinsi Sadali sebagai basisnya. Aku curiga, Raja Agoy yang Perkasa pasti punya hubungan istimewa dengan Kota Pawana,” ujar Reza. “Bisa jadi Raja Agoy yang Perkasa berasal dari Kota Pawana.”

Karina termenung. “Raja Agoy yang Perkasa selalu misterius dan nggak terduga. Nggak ada yang tahu dia orang mana? Kalau dia benar-benar berasal dari Kota Pawana, hal itu akan menjadi berkah bagi Kota Pawana.”

“Mendapat keuntungan karena dekat dengan orang yang berpengaruh. Sekarang, hanya sedikit orang yang mengetahui informasi ini. Kita tunggu saja di dekat mobil itu. Siapa tahu, secara nggak sengaja kita bisa ‘bertemu’ dengan Raja Agoy yang Perkasa,” kata Reza.

Karina langsung menyetujuinya.

Tak lama kemudian, mereka sampai di Kahiyang Permai.

Begitu memasuki tempat parkir bawah tanah di kompleks tersebut, mereka melihat sosok Yoga di sana.

Ajeng langsung marah-marah. “Manusia tercela ini, sudah bercerai masih saja mengganggu. Untuk apa lagi dia datang kemari?”

“Pergi ke tempat parkir bawah tanah, sudah pasti demi mobil Karina,” ejek Reza.

“Cuih! B*jingan ini sudah makan dan minum gratis di rumahku selama lima tahun. Masih untung aku nggak minta uang makan darinya. Sekarang, dia masih berani mengincar mobilku?” hina Ambar. “Reza, ayo kita usir manusia tercela ini!”

“Baik.” Reza bergegas melajukan mobilnya ke arah Yoga dan berhenti di sana.

Ambar turun dari mobil dan berteriak, “Yoga, apa yang ingin kamu lakukan? Kenapa kamu masih datang ke rumahku? Cepat pergi! Kalau nggak, aku akan memanggil petugas keamanan.”

Yoga melirik Ambar dengan marah. “Aku kemari untuk mengambil mobilku.”

Amarah Ambar langsung meledak. “Jadi, kamu benar-benar kemari untuk mengambil mobilku? Aku peringatkan padamu. Kedua mobil ini dimiliki Karina sebelum menikah. Jangan coba-coba minta bagian!”

Reza juga merasa sangat marah. “Yoga, aku benar-benar salah menilaimu dulu. Sekarang ini Karina masih belum sembuh betul dari luka-lukanya. Bukan hanya nggak peduli padanya, kamu juga malah ingin mengambil hartanya. Di mana hati nuranimu? Menyingkirlah dari hadapanku sekarang juga. Kalau nggak, jangan salahkan aku kalau bersikap kasar padamu.”

Karina juga merasa sangat kecewa pada Yoga.

Betapa serakahnya kamu, Yoga. Aku sudah memberimu 10 miliar, kenapa kamu belum puas juga? Bahkan, sekarang kamu juga masih menginginkan mobilku.

Namun, mengingat Yoga sudah menyumbangkan darah untuknya hingga jatuh pingsan, Karina pun akhirnya memberikan kunci mobilnya kepada Yoga.

“Ambil saja Madysen ini. Mulai sekarang, kita nggak lagi punya utang satu sama lain.”

Yoga menatap ketiga orang itu dengan tatapan aneh. Dia bergumam, “Dasar orang-orang sakit!”, sebelum akhirnya berbalik dan menghampiri LaFellalio.

Ambar menjadi sangat marah. “Yoga, siapa yang kamu bilang sakit? Jelaskan padaku …”

Namun, tiba-tiba saja Ambar tidak meneruskan kata-katanya.

Hal tersebut karena di depan mata semua orang, Yoga benar-benar masuk ke dalam mobil LaFellalio tersebut. Dia bisa menyalakan mobil itu dan meninggalkan tempat tersebut dengan suara deru yang begitu keras.

Ketiga orang itu langsung mematung di tempat. Kaget setengah mati.

Astaga, apa aku sudah salah lihat? Yoga bisa menyalakan mobil LaFellalio seharga 160 miliar itu. Apa dia pemilik LaFellalio itu? Dengan kata lain, dialah … dialah sang legenda itu, Raja Agoy yang Perkasa!

Pantas saja LaFellalio itu diparkir di sini. Ternyata pemiliknya memang tinggal di kompleks ini!
Comments (1)
goodnovel comment avatar
kopihitam desain
cerita yang mendebarkan
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 4

    Baru setelah suara deru mobil tersebut benar-benar menghilang, mereka bertiga akhirnya kembali ke akal sehatnya.Ambar menelan ludah dengan marah. “Karina, menurutmu manusia nggak berguna … Bagaimana Yoga bisa menyalakan mobil mewah itu? Dia nggak mungkin pemilik LaFellalio, Raja Agoy yang Perkasa itu, ‘kan?”Pada saat ini, yang terpikir di benak Ambar hanya satu hal saja.Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, tanpa keraguan sedikit pun, dia pasti akan menyuruh putrinya untuk rujuk kembali dengan Yoga.Sekalipun Ambar harus bersujud dan meminta maaf kepada Yoga, semua itu tidak masalah baginya.Apa kalian bercanda? Yoga adalah Dewa Kekayaan. Bagaimana mungkin melepaskannya begitu saja?Perasaan Karina campur aduk tidak karuan. “Aku … aku nggak tahu.”Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, takdir betul-betul sudah mempermainkannya.Karina begitu mengagumi Raja Agoy yang Perkasa sepanjang waktu. Dia memimpikan bisa bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Namun, Raja Agoy ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 5

    Nadya akhirnya tidak tahan lagi. Dia berteriak dengan suara pelan, “Petugas keamanan, usir orang gila ini keluar!”“Baik.” Dua petugas keamanan berjalan mendekat dan ingin mengusir Yoga keluar.Sebelum mereka bisa melakukannya, Yoga sudah menghitung sampai angka ‘satu’.Begitu kata ‘satu’ terucap, tiba-tiba saja terjadi perubahan yang aneh.Bocah laki-laki itu membuka mulutnya dan memuntahkan darah kotor. Pada saat yang bersamaan, tubuhnya juga kejang-kejang dan mulutnya berbusa. Napasnya tersengal-sengal dan wajahnya menjadi pucat pasi.Adegan yang terjadi secara tiba-tiba itu, langsung membuat ibu si bocah laki-laki menangis. “Kamu kenapa, Nak? Jangan menakuti Ibu?”Danu sendiri juga takut dan bingung. “Profesor Hendra, apa yang terjadi? Ini … ini gejala normal, ‘kan? Tolong jelaskan padaku.”Profesor Hendra buru-buru memeriksa bocah tersebut. “Jangan khawatir, Pak Danu …”Setelah selesai memeriksa, Profesor Hendra menjadi pucat pasi. “Bagaimana ini bisa terjadi? Seharusnya ini nggak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 6

    Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.Hidup!Benar-benar hidup!Terjadi keajaiban.Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Mereka bertiga tercengang. Pak Iwan mengira jika dirinya sudah salah mengerti. “Yoga, maksudmu kamu menyuruhku untuk minum?”Yoga menganggukkan kepalanya. “Harus minum tiga kali sehari. Nggak boleh kurang satu gelas pun.”Mitha langsung menjadi cemas. “Yoga, aku rasa kamu jelas-jelas nggak bermaksud baik. Dengan kondisi fisik kakekku, segelas alkohol saja mungkin bisa … apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Resep yang kuberikan seperti ini. Kalau nggak percaya, nggak perlu meminumnya,” kata Yoga.“Aku percaya!” Pak Iwan mengambil gelas anggurnya dan langsung meminumnya sekaligus. Mitha tidak kuasa untuk menghentikannya, meski dia sebenarnya ingin melakukannya.Mitha tercengang dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Kek, Kakek … Kakek sedang kacau. Begitu banyak dokter terkenal yang menyuruh Kakek untuk nggak minum alkohol, tapi Kakek malah melupakannya. Cepat, cepat telepon ambulans! Pergi ke rumah sakit dan pompa perutnya.”Mitha mengeluarkan ponselnya dengan gugup dan ingin m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 11

    “Baik, Baik.”Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.Selanjutnya giliran Karina.Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”Oh!Yoga menghela napas.Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-mas

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1252

    Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1251

    Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1250

    Ayu menatap Yoga. Dia tetap merasa khawatir meskipun sudah menyetujuinya. Di dalam hati, dia terus berdoa agar Bimo dapat membantu dan melindungi Yoga.Setelah itu, Yoga mulai berpamitan dengan orang-orang terdekatnya, termasuk Lili dan lainnya. Setelah semua ini selesai, Yoga merasa tidak ada lagi yang perlu dikhawatirkan. Dia pun mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kultivator kuno.Langkah pertama Yoga adalah menemui Winola. Saat itu, Winola sedang berbicara di telepon dengan raut wajah serius, bahkan terlihat marah. Setelah menutup telepon, dia terdiam cukup lama dan terjebak dalam pikirannya.Melihat itu, Yoga bertanya dengan penasaran, "Ada apa?"Winola membalas dengan kesal, "Mereka benar-benar keterlaluan. Mereka suruh aku mengundang Tuan Bimo pergi ke dunia kultivator kuno. Kalau aku gagal, mereka akan memaksaku nikah sama orang lain!""Nikah sama siapa?" tanya Yoga dengan santai.Winola meliriknya sekilas, lalu berucap dingin, "Kamu nggak kenal, jadi nggak ada gunanya aku

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1249

    Wenny menjelaskan dengan tegas, "Kita punya ikatan pertunangan. Kalau bukan karena Kakek, kamu pikir aku akan datang?"Yoga bertanya dengan alis terangkat, "Jadi, ini ide Pak Dirga?"Wenny menjawab dengan nada dingin, "Ya. Kamu punya banyak jasa untuk Daruna, disebut pahlawan pun nggak berlebihan. Aku cuma merasa kasihan padamu, makanya setuju."Wenny menyilangkan tangan di depan dada dengan ekspresi sombong. Sepertinya dia telah melakukan banyak pertimbangan hingga akhirnya mau menerima keputusan ini. Hanya saja, kalau pria ini benar-benar keras kepala dan tidak terpengaruh, itu akan menjadi penghinaan besar baginya.Yoga membalas, "Sudahlah, kalian pergi saja. Aku pasti akan kembali kok.""Kamu!" Hilda dan Wenny benar-benar terkejut mendengar jawabannya. Mereka tidak menyangka akan benar-benar ... ditolak. Yoga sungguh membuat mereka merasa terpukul.Wenny pun berseru, "Lihat saja, kamu akan menyesal nanti!"Hilda menoleh dengan cepat, lalu bertanya dengan penuh harap, "Kalau dia per

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1248

    Hilda dan Wenny tertegun setelah menerima kabar tersebut. Ekspresi mereka penuh keterkejutan, seolah-olah tidak percaya apa yang baru saja mereka dengar.Wenny bertanya, "Apa maksud mereka? Apa ada makna tersembunyi di balik ini?"Hilda tersenyum samar ketika menjawab, "Yoga sudah mau pergi ... apa kita diminta untuk meninggalkan keturunannya?"Wenny bertanya dengan kaget, "Apa? Meninggalkan keturunan?"Hilda mengangguk pelan sambil tersenyum malu-malu. Rona merah mulai muncul di wajahnya. Dia membalas, "Ya .... Kalau aku memanfaatkan kesempatan ini, kurasa aku akan berhasil dengan mengandalkan pesonaku!"Wenny bertanya dengan bingung sambil mengernyit, "Kamu nggak serius, 'kan?"Setelah mendengar kata-kata terakhir Hilda, Wenny benar-benar terguncang. Begitu memikirkan pertunangannya dengan Yoga dan kemungkinan hubungan lebih jauh, dia pun merasa makin canggung. Ini ... tidak akan menjadi kenyataan, bukan?Hilda berujar dengan nada tegas, "Aku beri tahu dulu, aku nggak akan setuju kal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1247

    Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status