Share

Bab 2

Author: Vodka
Di bangsal No. 204.

Setelah beristirahat semalaman, Karina berhasil melewati masa kritisnya dan kembali sadar.

Ambar, ibu Karina, dengan penuh perhatian menyuapi Karina dengan sup yang bergizi.

Di samping Karina, berdiri seorang pria terpelajar dan sopan.

Pria tersebut adalah Reza Ardiyanto, saingan Yoga dalam memperebutkan cinta Karina.

“Istirahatlah dulu, Bi. Biar aku saja yang menyuapi Karina dengan sup ini,” kata Reza dengan penuh perhatian.

Ambar buru-buru berkata, “Reza, bicara mengenai lelah, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu. Kemarin, kamu sudah menyumbangkan begitu banyak darah untuk Karina dan menjaganya sepanjang malam. Lihatlah, betapa lelahnya dirimu. Kamu terlihat lemah dan pucat.”

“Bi, kalau Bibi berkata seperti itu, artinya Bibi menganggapku sebagai orang lain. Sudah seharusnya aku melakukan semua ini,” kata Reza.

Padahal yang sebenarnya terjadi, Reza juga baru saja datang.

Penampilannya yang terlihat lemah dan pucat, itu semua karena dia bergadang semalaman di bar.

Begitu Reza tiba di rumah sakit, Ambar menyuruh Reza untuk patuh dan mengatakan bahwa dialah yang sudah mendonorkan darahnya kepada Karina semalam.

Reza tahu jika yang dilakukan Ambar adalah untuk menyatukan dirinya dan Karina. Tentu saja, Reza tidak menolaknya.

Reza sudah lama menginginkan Karina.

Setelah mengetahui jika Reza yang sudah mendonorkan darah untuknya, Karina pun menatap Reza dengan penuh rasa terima kasih.

Tentu saja, hal tersebut tidak lebih dari menghargai kebaikan Reza semata.

“Terima kasih, Tuan Muda Reza.”

“Nggak perlu mengucapkan terima kasih. Ini semua sudah menjadi kewajibanku.” Ucapan Reza terdengar ambigu.

Ambar menghela napas dan berkata, “Membandingkan orang yang satu dengan yang lainnya, hanya akan membuat kita merasa sedih. Membandingkan suatu barang dengan barang yang lainnya, akan membuat kita merasa nggak puas. Kata-kata ini memang benar adanya. Kemarin, kamu membutuhkan transfusi darah untuk bisa selamat. Aku tahu golongan darah Yoga juga B. Itu sebabnya, aku meneleponnya untuk meminta bantuan. Tapi, siapa sangka kalau manusia nggak berguna itu nggak mau menolongmu. Dia bahkan juga nggak mau menjawab teleponku. Kalau bukan karena Tuan Muda Reza datang tepat waktu, aku takut mungkin kamu sekarang sudah … aduh! Kamu sudah bercerai dengannya, ‘kan Karina?”

Hmm?

Karina mengerutkan kening.

Yoga benar-benar nggak berperasaan. Baru saja bercerai kurang dari setengah hari, dia benar-benar membiarkanku mati? Apa perasaan Yoga padaku dulu, semuanya itu palsu? Atau, apakah Ibu yang berbohong padaku?

Tiba-tiba saja, Karina teringat sesuatu dan buru-buru berkata, “Omong-omong, aku membaca berita kalau Raja Agoy yang Perkasa mempersiapkan diri untuk datang ke Daruna. Aku nggak tahu apakah berita ini benar atau bohong?”

“Kamu juga sudah mendengar berita itu ya, Karina?” tanya Reza. “Berita itu memang benar. Kamu juga tahu sendiri posisi Raja Agoy yang Perkasa di kancah ekonomi global. Kalau dia bersiap datang ke Daruna, hal ini akan menjadi peluang besar bagi kita. Bahkan, juga bagi perekonomian Daruna.”

Setelah memastikan jika berita tersebut memang benar, Karina menjadi begitu antusias, hingga tidak bisa berbicara dengan jelas.

Karina menganggap, bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa adalah cita-citanya sepanjang hidupnya.

Sekarang, Raja Agoy yang Perkasa tiba-tiba saja ingin pergi ke Daruna. Karina merasa jika dirinya selangkah lebih dekat dengan cita-citanya.

Namun, dalam sekejap, Karina menjadi kembali tenang.

Jadi, bagaimana jika Raja Agoy yang Perkasa sudah berada di Daruna nantinya? Mungkin, orang terkaya di Daruna sekalipun akan sulit untuk bertemu dengannya. Apalagi diriku.

“Karina, aku dengar kamu mengidolakan Raja Agoy yang Perkasa ya?” tanya Reza.

Karina mengangguk. “Ya. Aku selalu memimpikan untuk bertemu dengannya.”

“Aku mendapat informasi yang bisa dipercaya. Baru-baru ini, Bu Nadya dari Grup Magani ingin mengadakan perjamuan makan untuk Raja Agoy yang Perkasa. Pada saat itu, dia akan mengundang banyak selebritas papan atas untuk ikut menemani,” kata Reza. “Aku pikir dengan mengandalkan koneksiku, seharusnya aku bisa mendapatkan tempat untukmu.”

Karina merasa begitu bersemangat hingga tidak bisa menahan diri. “Bagus sekali, Tuan Muda Reza. Terima kasih.”

Melihat waktunya tepat, Ambar pun berkata, “Reza, tolong berikan sup ini pada Karina. Aku harus pulang sebentar.”

Reza tahu jika Ambar sedang memberikan kesempatan kepada mereka berdua. Oleh karena itu, dia cepat-cepat mengambil mangkuk sup tersebut. “Bi, pulanglah dan istirahatlah dengan baik. Serahkan saja Karina padaku.”

Ambar berdiri dan keluar.

Siapa sangka begitu membuka pintu, secara kebetulan dia bertemu dengan Yoga.

Yoga baru saja tersadar dan tidak sabar untuk melihat keadaan Karina.

Namun, adegan dalam bangsal membuat hatinya sakit bagaikan ditusuk sembilu.

Karina oh Karina. Aku hampir mempertaruhkan nyawa untukmu. Tapi, bukan hanya nggak peduli padaku, kalian juga nggak mau menghargaiku. Bahkan, kamu malah menggoda pria lain di sini. Kenapa kamu bisa begitu kejam?

Yang lebih penting lagi, pria itu sebelumnya merupakan musuh bebuyutan Yoga.

Yoga bahkan menduga jika Reza juga terlibat dalam tragedi yang menghancurkan keluarganya waktu itu.

Ambar berteriak keras, “Kamu si orang nggak berguna, masih punya muka untuk datang kemari? Cepat pergi, kamu nggak punya tempat di sini!”

Yoga mentertawakan dirinya sendiri. “Sepertinya aku datang di waktu yang nggak tepat.”

Karina berkata dengan nada yang terdengar seperti orang yang sedang menginterogasi, “Yoga, aku bertanya padamu. Ibuku sudah meneleponmu beberapa kali, kenapa kamu nggak menjawabnya?”

Ambar dan Reza langsung menjadi gugup. Mereka khawatir jika kebohongannya akan terbongkar.

Yoga mengerutkan kening. “Meneleponku? Ponselku sudah rusak sejak kemarin.”

Wajah Karina makin terlihat muram.

Sebelumnya, Karina menduga jika ibunya sudah berbohong kepadanya. Ibunya tidak menelepon Yoga, sehingga Yoga tidak tahu jika Karina terluka dan dirawat di rumah sakit. Itu sebabnya Yoga tidak datang.

Sekarang, sepertinya Karina sudah berpikiran macam-macam. Ibunya memang menelepon Yoga.

Yoga sendiri yang malah berbohong dengan mengatakan ponselnya rusak untuk membela diri.

Setan sekalipun juga tidak akan percaya dengan alasan seperti itu.

Karina benar-benar kecewa pada Yoga.

“Pergilah, Yoga. Mulai sekarang, kita jalani hidup kita masing-masing dan nggak punya hubungan satu sama lain.”

Setiap kata yang diucapkan Karina bagaikan paku baja yang menancap kuat di hati Yoga.

Hati Yoga hancur lebur.

Bahkan, orang asing sekalipun nggak mungkin sekejam ini, ‘kan?

Agar masalah donor darah tidak terungkap, Ambar kembali mengusir Yoga. “Yoga, apa kamu dengar? Karina menyuruhmu pergi! Kalau kamu nggak mau pergi, jangan salahkan aku kalau bersikap kasar padamu!”

Ambar mengulurkan tangannya dan menampar wajah Yoga dengan cekatan.

Yoga mengangkat tangannya dan menangkap lengan Ambar dengan mudah. “Maaf. Bocah malang yang dulu sering kalian perlakukan dengan buruk, sekarang sudah mati. Mulai sekarang, siapa pun yang menyentuhku, aku akan menghancurkan seluruh keluarganya!”

Yoga mengayunkan tangannya sedikit dan Ambar langsung mundur beberapa langkah.

Kemudian, Ambar jatuh begitu saja ke lantai dan menangis sejadi-jadinya. “Yoga, kamu memang nggak tahu diuntung! Kamu makan dan minum dari rumahku selama ini. Nggak apa-apa kalau kamu nggak mau berterima kasih. Tapi, baru sehari bercerai, kamu sudah berani memukulku! Karina, lihatlah orang macam apa yang sudah kamu nikahi ini!”

Reza melihat adanya kesempatan untuk tampil ke depan.

Dia pun berteriak dengan keras, “Yoga, kamu memang binatang. Kamu bahkan berani memukul Bibi. Pantaskah kamu untuk Karina? Hari ini, aku akan menggantikan Karina untuk memberimu pelajaran yang baik!”

Reza menghantamkan tinjunya ke kepala Yoga.

Yoga dengan mudahnya menangkap kepalan tangan Reza dengan tangan kirinya. Kemudian, tangan kanannya langsung mencengkeram leher Reza dan mengangkatnya seperti seekor anjing yang sudah mati.

Keinginan untuk membunuh dalam diri Yoga begitu kuat.

Semua orang yang hadir menjadi tercengang.

Apakah dia masih Yoga si pengecut yang mereka kenal?

Seorang pengecut yang hanya diam saja saat dipukuli dan dimarahi?

Sudah cukup!

Pada saat yang kritis seperti itu, Karina berkata, “Yoga, pergilah dari sini! Jangan sampai aku melihatmu lagi! Pergi!”

Kata ‘pergi’ membuat Yoga menjadi lebih tenang. “Pergi. Baik, aku pergi.”

Yoga menjatuhkan Reza dan melampiaskan amarahnya pada cermin di dekatnya.

Hanya dengan satu pukulan, cermin itu langsung hancur berkeping-keping. Kepalan tangan Yoga juga terluka parah.

“Mulai sekarang, aku dan kamu seperti cermin yang pecah ini. Kita berdua sudah nggak mungkin lagi bersatu.”

Yoga menyeret tubuh dan pikirannya yang lelah, lalu pergi dalam keadaan menyedihkan.

“Gila, kamu memang benar-benar gila.” Ambar terus berteriak dan mengumpat, “Baru sehari bercerai, sifat aslimu yang buruk sudah mulai kelihatan. Karina, kita semua sudah ditipu oleh orang yang nggak berguna ini selama bertahun-tahun.”

Karina merasa sakit kepala. “Sudahlah, Bu. Jangan lupa kalau ibulah yang memulainya. Sebaiknya kalian pulang dulu. Aku ingin menyendiri.”

Reza mengantar Ambar pulang.

Mereka berdua baru saja pergi, ketika perawat yang bertugas datang untuk mengganti obat Karina. “Nona Karina, apa Anda sudah merasa lebih baik?”

“Aku sudah merasa lebih baik. Terima kasih,” jawab Karina.

Perawat itu berkata dengan santai, “Nona Karina, siapa yang mendonorkan darah kepada Anda kemarin? Kenapa dia begitu peduli pada Anda? Demi mendonorkan darah untuk Anda, dia tidak memedulikan nyawanya sendiri. Dia jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil dan baru sadar setelah berbaring semalaman di bangsal.”

Hmm?

Karina tertegun untuk sesaat.

Si pendonor jatuh pingsan di bangsal semalaman?

Namun, Reza semalam terus menjaga Karina.

Mungkinkah …

Karina tiba-tiba menyadari sesuatu dan buru-buru bertanya, “Apa pendonor itu bernama Reza?”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ranka Yudha Yudha
ketemu lagi bacaan jiplakan dari novel cina yg gak masuk akal dan ngawur.Kapan nemuin bacaan yg bermutu dan tokohnya tidak dungu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 3

    Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”Deg!Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!Namun, malah Reza yang mendapat pujian.Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?Tiga hari kemudian.Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 4

    Baru setelah suara deru mobil tersebut benar-benar menghilang, mereka bertiga akhirnya kembali ke akal sehatnya.Ambar menelan ludah dengan marah. “Karina, menurutmu manusia nggak berguna … Bagaimana Yoga bisa menyalakan mobil mewah itu? Dia nggak mungkin pemilik LaFellalio, Raja Agoy yang Perkasa itu, ‘kan?”Pada saat ini, yang terpikir di benak Ambar hanya satu hal saja.Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, tanpa keraguan sedikit pun, dia pasti akan menyuruh putrinya untuk rujuk kembali dengan Yoga.Sekalipun Ambar harus bersujud dan meminta maaf kepada Yoga, semua itu tidak masalah baginya.Apa kalian bercanda? Yoga adalah Dewa Kekayaan. Bagaimana mungkin melepaskannya begitu saja?Perasaan Karina campur aduk tidak karuan. “Aku … aku nggak tahu.”Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, takdir betul-betul sudah mempermainkannya.Karina begitu mengagumi Raja Agoy yang Perkasa sepanjang waktu. Dia memimpikan bisa bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Namun, Raja Agoy ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 5

    Nadya akhirnya tidak tahan lagi. Dia berteriak dengan suara pelan, “Petugas keamanan, usir orang gila ini keluar!”“Baik.” Dua petugas keamanan berjalan mendekat dan ingin mengusir Yoga keluar.Sebelum mereka bisa melakukannya, Yoga sudah menghitung sampai angka ‘satu’.Begitu kata ‘satu’ terucap, tiba-tiba saja terjadi perubahan yang aneh.Bocah laki-laki itu membuka mulutnya dan memuntahkan darah kotor. Pada saat yang bersamaan, tubuhnya juga kejang-kejang dan mulutnya berbusa. Napasnya tersengal-sengal dan wajahnya menjadi pucat pasi.Adegan yang terjadi secara tiba-tiba itu, langsung membuat ibu si bocah laki-laki menangis. “Kamu kenapa, Nak? Jangan menakuti Ibu?”Danu sendiri juga takut dan bingung. “Profesor Hendra, apa yang terjadi? Ini … ini gejala normal, ‘kan? Tolong jelaskan padaku.”Profesor Hendra buru-buru memeriksa bocah tersebut. “Jangan khawatir, Pak Danu …”Setelah selesai memeriksa, Profesor Hendra menjadi pucat pasi. “Bagaimana ini bisa terjadi? Seharusnya ini nggak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 6

    Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.Hidup!Benar-benar hidup!Terjadi keajaiban.Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Mereka bertiga tercengang. Pak Iwan mengira jika dirinya sudah salah mengerti. “Yoga, maksudmu kamu menyuruhku untuk minum?”Yoga menganggukkan kepalanya. “Harus minum tiga kali sehari. Nggak boleh kurang satu gelas pun.”Mitha langsung menjadi cemas. “Yoga, aku rasa kamu jelas-jelas nggak bermaksud baik. Dengan kondisi fisik kakekku, segelas alkohol saja mungkin bisa … apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Resep yang kuberikan seperti ini. Kalau nggak percaya, nggak perlu meminumnya,” kata Yoga.“Aku percaya!” Pak Iwan mengambil gelas anggurnya dan langsung meminumnya sekaligus. Mitha tidak kuasa untuk menghentikannya, meski dia sebenarnya ingin melakukannya.Mitha tercengang dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Kek, Kakek … Kakek sedang kacau. Begitu banyak dokter terkenal yang menyuruh Kakek untuk nggak minum alkohol, tapi Kakek malah melupakannya. Cepat, cepat telepon ambulans! Pergi ke rumah sakit dan pompa perutnya.”Mitha mengeluarkan ponselnya dengan gugup dan ingin m

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1296

    Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1295

    "Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1294

    "Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1293

    Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1292

    "Kenapa bisa begini?" Ekspresi Alex menjadi makin tegang. Kegelisahannya juga makin menjadi-jadi.Meskipun Jam Penciptaan ini hanya sebuah tiruan, tetap saja seharusnya benda sehebat ini tidak mungkin bisa ditaklukkan dengan begitu mudah oleh pemuda itu."Nggak ada yang istimewa dari barang ini," ucap Yoga. Dia menatap Jam Penciptaan sambil merabanya ke atas dan ke bawah. Dalam sekejap, dia langsung melihat kelemahan jam tersebut.Jam ini memang dirancang dengan sangat cermat, bahkan kekuatannya melampaui senjata ajaib tingkat jumantara. Dari sini saja, bisa dibayangkan betapa luar biasanya kekuatan Jam Penciptaan yang asli. Namun pada akhirnya ... jam ini hanyalah barang tiruan!Seiring dengan suara yang tajam, Yoga langsung merobek Jam Penciptaan menjadi dua bagian. Dengan tubuh fisiknya yang luar biasa kuat, juga dengan kekuatan yang melampaui batas, benda palsu seperti ini baginya tidak berbeda dengan selembar kertas yang bisa dirobek kapan saja.Alex terperanjat. Matanya terbelala

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1291

    Bisa-bisanya Girbet ingin melawan orang sehebat ini. Sungguh konyol! Dia tiba-tiba mendongak, lalu menatap Jam Penciptaan di langit dengan sedikit kehilangan fokus. Apakah Alex akan menang?....Pada saat ini, aura dari Jam Penciptaan menyebar ke sekeliling dan menutupi seluruh area dengan tekanan yang luar biasa. Banyak orang yang memperhatikan pemandangan ini. Semuanya menunjukkan ekspresi keterkejutan."Ini ... ini adalah aura dari Jam Penciptaan milik Keluarga Husin! Astaga, mereka sudah bergerak secepat ini?""Sampai-sampai menggunakan Jam Penciptaan .... Apa para manusia hantu ini benar-benar telah memaksa Keluarga Husin sampai ke titik ini?""Keberadaan Jam Penciptaan adalah simbol dari warisan yang luar biasa kuat. Jangan-jangan Keluarga Husin sudah kehabisan cara untuk bertahan?"Dalam sekejap, banyak orang mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa situasi akan berkembang hingga ke tahap yang begitu ekstrem.Di dalam kelompok Keluarga Bra

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status