Share

Pembalasan sang Menantu Tertindas
Pembalasan sang Menantu Tertindas
Penulis: Vodka

Bab 1

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
“Kalau kamu punya permintaan, katakan saja, Yoga. Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhinya.”

“Nggak ada.”

“Oke. Kalau begitu, aku akan mengantarmu. Lagian kita memang searah.”

Di depan kantor catatan sipil, Karina Atmaja yang baru saja menyelesaikan prosedur perceraian, menyalakan mobil BMS 741 miliknya.

Tubuhnya yang seksi terlihat makin mencolok dengan sepatu hak tinggi dan rok mininya yang ketat, membuat semua orang yang lewat berkali-kali menoleh ke arahnya.

“Nggak usah. Aku bawa mobil sendiri.” Yoga menunjuk mobil listriknya yang sudah tua.

Mobil listrik Yoga terlihat tua dan butut jika dibandingkan dengan BMS milik Karina.

Yoga menatap kedua mobil tersebut secara bergantian. “Jadi, kamu menceraikanku karena ini?”

Karina langsung mengerti maksud Yoga. “Ya. Tapi, bukan hanya itu saja.”

“Bukan hanya ini saja? Biar kutebak. Apa ini juga karena Tuan Muda Reza?” tanya Yoga.

Sekelumit kesedihan melintas di wajah Karina yang cantik, seakan-akan dia membenarkan ucapan Yoga.

Yoga tersenyum getir. “Selama lima tahun ini, nggak terhitung berapa jumlah nasi goreng di pagi hari dan sup di malam hari yang kubuatkan untukmu. Tapi, di dalam hatimu semuanya masih nggak sebanding dengan investasi yang diberikan Tuan Muda Reza, ‘kan?”

Karina sedikit kehilangan kontrol. “Yoga, kamu sama sekali nggak tahu apa yang kuinginkan! Apa kamu tahu betapa stresnya aku selama ini? Perusahaanku hampir bangkrut. Tapi, kamu sama sekali nggak bisa membantuku. Aku hanya ingin ada seorang pria yang membantuku meringankan tekanan, mengerti?”

Yoga mengeluarkan sebatang rokok, menyalakannya, dan mengisapnya dalam-dalam. “Ya. Yang satu adalah Presdir wanita kaya raya berstatus tinggi. Yang lainnya suami rumah tangga, yang nggak punya uang dan kemampuan. Dunia mereka berbeda. Sekalipun pria itu menjual diri, tetap saja nggak akan mampu memberikan apa yang diinginkan wanita itu.”

Karina, oh Karina. Apa kamu lupa, akulah orang yang dulu mengorbankan perusahaanku sendiri untuk menyelamatkan kariermu. Kalau nggak, kita pasti sudah bertukar tempat sekarang.

Karina mengendalikan emosinya dan mengeluarkan kartu ATM. “Aku akan pergi. Simpan kartu ATM ini. Di dalamnya ada 10 miliar. Kalau nggak cukup, kamu bisa memintanya lagi padaku.”

Yoga tidak menolak dan menerima kartu ATM tersebut. “Kalau uang ini bisa sedikit mengurangi rasa bersalahmu, aku menerimanya.”

Astaga! Karina menghela napas dengan perasaan campur aduk. Kemudian, dia masuk ke dalam mobil dan pergi.

Namun, baru beberapa meter berjalan, mobil tersebut tiba-tiba berhenti.

Wajah Karina yang dingin dan cantik menyembul dari jendela mobil. “Kelak, kurangilah merokok. Nggak baik untuk kesehatan.”

“Aku tahu.” Yoga menanggapinya dengan santai. Namun, dia tidak mematikan rokoknya dan malah mengisapnya dalam-dalam.

Sepertinya ini satu-satunya cara Yoga untuk melakukan perlawanan.

BMS tersebut makin menjauh.

Mata Yoga tampak berkaca-kaca.

Buhh!

Yoga langsung meludahkan rokoknya. “Sial*n, rokok murahan! Bikin air mataku keluar saja.”

Dia sudah berhenti minum selama bertahun-tahun. Namun, tiba-tiba saja Yoga merasakan keinginan yang begitu kuat untuk kembali minum.

Mabuk bisa menghilangkan semua kesedihan.

Namun, begitu mengeluarkan ponselnya, Yoga menyadari jika dirinya bahkan tidak punya teman yang bisa diajak mabuk bersama.

Ya. Selama bertahun-tahun, Yoga sudah mencurahkan seluruh energinya untuk wanita ini dan dia sudah lama kehilangan teman-temannya.

“Seorang pria miskin, apa benar-benar nggak layak mendapatkan hak asasi manusia?” Yoga menggerutu, kemudian menelepon ke luar negeri. “Paman Dipa, tolong cari tahu berapa banyak kekayaan yang sudah kukumpulkan di luar negeri dalam beberapa tahun terakhir.”

“Tuan Muda, kekayaan Anda di luar negeri nggak bisa disebutkan dengan angka. Singkatnya, Anda sangat kaya hingga bisa menandingi sebuah negara,” kata Paman Dipa.

“Dalam waktu seminggu, pindahkan semua asetku ke dalam negeri,” kata Yoga.

“Saya mengerti,” jawab Paman Dipa.

Selama lima tahun menikah, Yoga hanya bermalas-malasan di rumah dan tidak bekerja. Namun, semua itu tidak berarti jika dia tidak punya pekerjaan.

Pada waktu itu, Karina memberikan uang sebesar dua miliar untuk biaya hidup kepada Yoga. Yoga memasukkan semua uang tersebut ke pasar saham, dengan nama akun ‘Raja Agoy yang Perkasa’.

Pada tahun 2019, pasar saham jatuh. Yoga melakukan terobosan dengan menciptakan perdagangan saham sendiri dan menghasilkan banyak uang. Dunia saham menjadi gempar karenanya.

Pada tahun 2020, terjadi krisis keuangan global. Yoga menciptakan metode perdagangan saham, dengan menjual saham pada harga termurah dan menghidupkan kembali pasar ekonomi global.

Pada tahun 2021, terjadi inflasi global …

Tahun 2022 …

Hanya dalam waktu singkat, nama ‘Raja Agoy yang Perkasa’ terkenal di seluruh dunia.

Bukan hanya itu saja. Yoga merekrut Raja Kegelapan, sang penguasa dunia hitam. Dia juga mempekerjakan pasukan bayaran dunia hitam. Mereka adalah para pembunuh yang siap membantu Yoga.

Pada waktu senggang, Yoga mempelajari sendiri ‘Kumpulan Resep Pengobatan’ yang merupakan warisan keluarganya. Dia menggunakan ilmu pengetahuan yang dipelajarinya tersebut untuk mendirikan kerajaan medis dan pengobatan nomor satu di dunia.

Yoga begitu bersemangat menghimpun kekuatan hanya demi membalas dendam.

Setiap malam, Yoga selalu mengalami mimpi buruk tentang tragedi kehancuran keluarganya. Mimpi buruk tersebut muncul berulang kali di benaknya …

Yoga menatap sekeliling dan mencibir, “Mata-mata kalian memang mengawasiku sepanjang waktu. Tapi, kalian nggak tahu kalau aku sudah menghimpun kekuatan di luar negeri. Begitu Raja Agoy yang Perkasa kembali, pasti akan terjadi pertumpahan darah!”

Lantaran emosinya yang memuncak, Yoga tanpa sengaja menghancurkan ponselnya sendiri.

Di sisi lain, Karina yang mengendarai mobilnya dengan kencang, tertarik pada jendela berita yang muncul di ponselnya.

“Berita besar! Dewa dunia bisnis barat, Raja Agoy yang Perkasa, bersiap menuju Daruna dan memindahkan semua asetnya …”

Seketika itu juga, adrenalin Karina langsung melonjak tajam. Dia merasa sangat terkejut juga antusias.

Raja Agoy yang Perkasa adalah idola sekaligus panutan Karina.

Bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa adalah hal yang paling diinginkan Karina sepanjang hidupnya.

Karina tidak menyangka jika tiba-tiba saja Raja Agoy yang Perkasa bersiap menuju Daruna. Dia menjadi begitu antusias hingga kehilangan kendali.

Diinn, diinn, diinn!

Sebuah truk besar yang melaju ke arahnya membunyikan klakson secara beruntun. Barulah Karina tersadar dari rasa terkejutnya.

Dia pun buru-buru menginjak rem.

Namun, semuanya sudah terlambat.

Braakkk!

Setelah terdengar suara benturan yang begitu keras, Karina langsung tidak sadarkan diri.

Tanpa ragu-ragu lagi, Yoga bergegas pergi ke rumah sakit begitu mendengar berita kecelakaan yang dialami Karina.

Perceraian itu sudah tidak penting lagi baginya.

Sekarang, hanya terpikir satu hal di benak Yoga. Dia harus menyelamatkan Karina!

Begitu tiba di rumah sakit, Yoga melihat ibu mertuanya, Ambar Pambudi, sedang menangis di lobi rumah sakit.

“Aku minta tolong pada kalian semua. Putriku mengalami kecelakaan dan membutuhkan darah golongan B. Stok darah di rumah sakit habis. Siapa di antara kalian yang memiliki golongan darah B? Tolong selamatkan putriku …”

Tanpa berpikir panjang, Yoga langsung melangkah maju. “Ayo cepat, golongan darahku B! Cepat ambil darahku untuk menyelamatkannya!”

Ambar begitu gembira saat melihat Yoga. Dia buru-buru menarik Yoga ke ruang donor darah. “Perawat, cepat ambil darahnya untuk menyelamatkan putriku.”

Lantaran menyangkut nyawa manusia, perawat itu langsung mengambil tindakan. “Maaf, berapa banyak darah yang ingin Anda sumbangkan?”

Tanpa sadar, Ambar berkata, “Ambil saja sebanyak-banyaknya. Cepat, jangan lama-lama!”

Perawat itu tidak tahan lagi. “Gimana sih, kok diambil sebanyak-banyaknya? Bagaimana kalau orang ini mati kehabisan darah nanti?”

“Lakukan saja apa yang dia inginkan,” kata Yoga dengan sungguh-sungguh.

“Apa kamu sudah nggak mau hidup lagi?” tanya perawat tersebut.

Ambar langsung memarahinya, “Nggak usah banyak omong. Cepat ambil darahnya! Kalau bukan karena keluargaku, dia pasti sudah mati kelaparan sejak dulu. Nyawanya itu milik keluargaku. Apa salahnya mengambil darahnya?”

Meskipun Ambar tidak pernah bersikap baik kepadanya, mendengar Ambar berkata seperti itu, tetap saja Yoga merasa kesal dibuatnya.

Namun, karena sekarang Yoga begitu ingin menyelamatkan Karina, dia tidak mau repot-repot untuk meladeni Ambar.

“Cepat ambil darahnya!”

200 ml … 400 ml … 800 ml …

“Jangan berhenti! Darahnya masih belum cukup. Cepat lanjutkan!” kata Ambar.

Perawat itu ketakutan. “Jumlah maksimal darah yang bisa disumbangkan manusia hanya sebanyak 400 ml. Dia sudah menyumbang dua kali lipatnya. Pria ini benar-benar akan mati …”

“Pergi! Biar aku saja yang melakukannya!” bentak Ambar.

Akhirnya, setelah darahnya diambil 1.000 ml, Yoga tidak bisa lagi bertahan dan jatuh pingsan.

“Dasar nggak berguna!” Ambar menjadi marah dan memaki dengan keras.
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Tuah Dahagi
Jantan Bacul Stupid frog Ngapa perlu dibantu Janda mu itu
goodnovel comment avatar
Elya Iksan Purba
ini tamat atau onghoing...nanti bikin habis2 duit...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 2

    Di bangsal No. 204.Setelah beristirahat semalaman, Karina berhasil melewati masa kritisnya dan kembali sadar.Ambar, ibu Karina, dengan penuh perhatian menyuapi Karina dengan sup yang bergizi.Di samping Karina, berdiri seorang pria terpelajar dan sopan.Pria tersebut adalah Reza Ardiyanto, saingan Yoga dalam memperebutkan cinta Karina.“Istirahatlah dulu, Bi. Biar aku saja yang menyuapi Karina dengan sup ini,” kata Reza dengan penuh perhatian.Ambar buru-buru berkata, “Reza, bicara mengenai lelah, nggak ada yang bisa dibandingkan denganmu. Kemarin, kamu sudah menyumbangkan begitu banyak darah untuk Karina dan menjaganya sepanjang malam. Lihatlah, betapa lelahnya dirimu. Kamu terlihat lemah dan pucat.”“Bi, kalau Bibi berkata seperti itu, artinya Bibi menganggapku sebagai orang lain. Sudah seharusnya aku melakukan semua ini,” kata Reza.Padahal yang sebenarnya terjadi, Reza juga baru saja datang.Penampilannya yang terlihat lemah dan pucat, itu semua karena dia bergadang semalaman di

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 3

    Perawat itu menggelengkan kepalanya dan berkata, “Bukan. Sepertinya nama keluarganya Kusuma. Yoga Kusuma bukan ya? Sekarang, hal tersebut sudah menyebar di seluruh rumah sakit.”Deg!Ternyata, yang mendonorkan darah untuk Karina adalah Yoga!Namun, malah Reza yang mendapat pujian.Demi menyelamatkan Karina, Yoga bahkan sampai jatuh pingsan karena terlalu banyak darah yang diambil.Akan tetapi, Karina dan keluarganya masih memperlakukan Yoga seperti itu.Tidak heran jika Yoga menjadi begitu marah.Tiba-tiba saja, Karina merasa bersalah.Namun, meski demikian, Karina tidak berniat sedikit pun untuk kembali.Meski Yoga bersikap baik pada Karina, Yoga tetap tidak bisa memberikan apa yang diinginkan Karina.Contoh yang paling sederhana. Apa Yoga bisa mengatur pertemuan antara Karina dengan Raja Agoy yang Perkasa?Tiga hari kemudian.Paman Dipa menelepon Yoga untuk melaporkan hasil pekerjaannya.“Tuan Muda, pemindahan aset Anda berjalan lancar. Saya sudah menunjuk Nadya Wibowo, Presdir Grup

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 4

    Baru setelah suara deru mobil tersebut benar-benar menghilang, mereka bertiga akhirnya kembali ke akal sehatnya.Ambar menelan ludah dengan marah. “Karina, menurutmu manusia nggak berguna … Bagaimana Yoga bisa menyalakan mobil mewah itu? Dia nggak mungkin pemilik LaFellalio, Raja Agoy yang Perkasa itu, ‘kan?”Pada saat ini, yang terpikir di benak Ambar hanya satu hal saja.Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, tanpa keraguan sedikit pun, dia pasti akan menyuruh putrinya untuk rujuk kembali dengan Yoga.Sekalipun Ambar harus bersujud dan meminta maaf kepada Yoga, semua itu tidak masalah baginya.Apa kalian bercanda? Yoga adalah Dewa Kekayaan. Bagaimana mungkin melepaskannya begitu saja?Perasaan Karina campur aduk tidak karuan. “Aku … aku nggak tahu.”Jika Yoga benar-benar Raja Agoy yang Perkasa, takdir betul-betul sudah mempermainkannya.Karina begitu mengagumi Raja Agoy yang Perkasa sepanjang waktu. Dia memimpikan bisa bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Namun, Raja Agoy ya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 5

    Nadya akhirnya tidak tahan lagi. Dia berteriak dengan suara pelan, “Petugas keamanan, usir orang gila ini keluar!”“Baik.” Dua petugas keamanan berjalan mendekat dan ingin mengusir Yoga keluar.Sebelum mereka bisa melakukannya, Yoga sudah menghitung sampai angka ‘satu’.Begitu kata ‘satu’ terucap, tiba-tiba saja terjadi perubahan yang aneh.Bocah laki-laki itu membuka mulutnya dan memuntahkan darah kotor. Pada saat yang bersamaan, tubuhnya juga kejang-kejang dan mulutnya berbusa. Napasnya tersengal-sengal dan wajahnya menjadi pucat pasi.Adegan yang terjadi secara tiba-tiba itu, langsung membuat ibu si bocah laki-laki menangis. “Kamu kenapa, Nak? Jangan menakuti Ibu?”Danu sendiri juga takut dan bingung. “Profesor Hendra, apa yang terjadi? Ini … ini gejala normal, ‘kan? Tolong jelaskan padaku.”Profesor Hendra buru-buru memeriksa bocah tersebut. “Jangan khawatir, Pak Danu …”Setelah selesai memeriksa, Profesor Hendra menjadi pucat pasi. “Bagaimana ini bisa terjadi? Seharusnya ini nggak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 6

    Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.Hidup!Benar-benar hidup!Terjadi keajaiban.Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya ke

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1110

    Setelah menerima telepon, Yoga langsung datang ke tempat di mana Ayu berada. Ketika melihat Farel ada di sampingnya, dia langsung terlihat kesal. Apa yang dilakukan orang itu di sini?"Nak, kamu jelaskan saja rahasia Pil Ketenangan Jiwa padanya," ucap Ayu dengan suara kecil sambil menunduk. Ada rasa sedih dan keraguan di dalam hatinya."Kamu dengar, 'kan? Yoga, lebih baik kamu kasih tahu rahasianya. Kalau nggak, akan ada lebih banyak orang yang terseret karena hal ini," ujar Farel dengan nada dingin. Tatapannya penuh ejekan dan ketidakpedulian terhadap Yoga."Kamu ... mau tahu rahasia Pil Ketenangan Jiwa?" tanya Yoga dengan ekspresi agak berubah. Aura membunuh mulai terpancar dari dirinya.Rahasia Pil Ketenangan Jiwa memang diinginkan oleh banyak orang. Selain Keluarga Kusuma, sekarang bahkan Keluarga Husin juga ingin ikut campur?Farel membalas dengan angkuh, "Cepat kasih tahu, supaya aku nggak perlu cari Lili lagi.""Apa?" tanya Yoga. Dia langsung terlihat sangat marah dengan mata be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1109

    Ucapan Farel mengejutkan semua orang di sana."Apa? Kenapa dia bisa nggak tahu? Apa ayahnya juga nggak tahu?" tanya Luna dengan kaget."Aku nggak yakin Arjuna tahu atau nggak, tapi Yoga sudah pasti nggak tahu. Masalah ini sudah pernah menggemparkan dunia bela diri kuno sebelumnya. Biarpun begitu menghebohkan, tetap nggak ada yang tahu rahasianya," jelas Farel sambil menggeleng."Sial, sepertinya satu-satunya jalan adalah mencari Arjuna. Gimana kita bisa mendapatkan rahasia Pil Ketenangan Jiwa ini?" gumam Luna sambil mengernyit."Nggak ada yang bisa memastikan apakah Arjuna masih hidup atau sudah mati. Keberadaannya juga menjadi misteri. Gimana kita bisa mencarinya?" ucap Farel dengan cuek sambil mengangkat bahunya. Dia sudah pernah memikirkan berbagai kemungkinan yang ada sebelumnya."Sialan! Gimana sekarang?" ucap Luna sambil menghela napas frustrasi."Tenang, serahkan saja padaku. Tapi, aku punya syarat. Kalau rahasia Pil Ketenangan Jiwa benaran didapatkan, 70% manfaatnya harus diber

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1108

    Pada saat yang sama, di Kediaman Kusuma."Jadi ini Pil Ketenangan Jiwa? Apa rahasia yang tersembunyi di dalamnya?" tanya Luna sambil menatap dingin pria yang berlutut di bawah."Aku juga nggak tahu. Dia hanya memberiku pil itu tanpa mengatakan apa-apa. Dia pasti ingin menjadikanku tumbal!" sahut pria itu dengan raut muram. Dia berlutut ketakutan di sana.Pria yang diberikan Pil Ketenangan Jiwa oleh Yoga ini baru mau pergi ketika orang-orang Keluarga Kusuma tiba-tiba mengadangnya. Dia seketika tahu bahwa situasinya tidak baik."Begitu banyak orang yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi kenapa dia hanya memberikannya padamu?" tanya Luna lagi sambil mengernyit. Dia mengamati Pil Ketenangan Jiwa itu dengan ekspresi bingung."Aku benaran nggak tahu. Aku nggak bohong!" ucap pria itu dengan panik. Dia sudah berusaha menjelaskan semuanya, tetapi lawan bicara sama sekali tidak mau percaya.Situasi pria ini memang mencurigakan. Sebab, dia adalah orang pertama yang diberikan Pil Ketenangan J

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1107

    Yoga menatap pria di depannya dengan alis berkerut dan ekspresi muram. Setelah beberapa saat, akhirnya dia menghela napas. Sepertinya pria itu tidak berbohong."Kalau kamu mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa, apa kamu akan memberikannya ke Keluarga Kusuma?" tanya Sutrisno ingin tahu."Nggak, kebanyakan dari kami yang sudah mendengar kabar ini memutuskan untuk mendapatkan Pil Ketenangan Jiwa sendiri, baru mencari tahu rahasianya. Kami tahu Keluarga Kusuma nggak mungkin membagikan jawabannya," ujar pria itu dengan ekspresi kaku.Yoga mengernyit. Sepertinya semua masalah kali ini adalah ulah Keluarga Kusuma ...."Aku punya ide," bisik Sutrisno di telinga Yoga.Yoga tertegun sejenak usai mendengar ide Sutrisno. Keduanya saling memandang, memutuskan dalam diam bahwa ide itu cukup bagus."Karena kamu begitu menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, aku akan berikan padamu!" ucap Yoga sambil menyerahkan sebutir Pil Ketenangan Jiwa pada pria itu."Hah? Apa?" gumam itu sambil menatap Yoga dengan raut tidak

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1106

    Sutrisno terdiam menatap Yoga. Apa pria itu ingin memperdaya dirinya? Yoga benar-benar tidak tahu malu. Dia berencana untuk membuat dirinya menanggung semua bahaya!Sutrisno berucap, "Kalau memang ada rahasia, katakan langsung padaku. Kalau nggak ada, jangan mempermainkanku begini.""Mungkin memang ada rahasianya. Kamu cari saja sendiri!" balas Yoga.Sutrisno terdiam. Yoga ini mudah saja bicara. Akhirnya, Sutrisno menghela napas dan berkata, "Baiklah ...."Satu masalah selesai. Namun, Yoga masih harus menyelamatkan Nadya. Yoga membalas pesan dari nomor asing tadi.[ Aku akan memberimu Pil Ketenangan Jiwa. Tapi, kalau Nadya sampai celaka, kamu akan mati! ]Balasan dari orang itu segera datang.[ Taruh Pil Ketenangan Jiwa itu di meja bar Hotel Okane. ]Yoga berkendara menuju hotel itu dan meletakkan Pil Ketenangan Jiwa di tempat yang ditentukan.Pesan lain masuk ke ponsel Yoga.[ Kamu bisa pergi sekarang. Nadya ada di kamar 301 Hotel Pater! ]Yoga tersenyum sinis saat membaca pesan itu.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1105

    Di luar vila.Sutrisno yang baru masuk mobil tertegun sejenak saat melihat Yoga masih di kursinya."Sudah selesai?" tanya Yoga dengan datar."Ya. Ada yang aneh. Apa barusan kamu naik ke atas untuk mengobrol dengan Nadya?" tanya Sutrisno balik."Mengobrol apa?" tanya Yoga bingung."Aku merasa ada seseorang di atas. Terus juga ada suara-suara aneh, seperti ada yang bergulat sama Nadya. Kukira itu kamu," ujar Sutrisno sambil tersenyum canggung.Bibir Yoga berkedut-kedut. Dia lantas mendongak dan memandang ke lantai atas vila. Firasat buruk hinggap di hatinya.Bertepatan dengan itu, semua orang Keluarga Wibowo berlarian keluar. Mereka memandang sekeliling dengan panik."Nadya! Di mana kamu?""Jawab kami! Kamu di mana?""Nadya! Jangan marah. Jangan kabur dari rumah!"Orang-orang Keluarga Wibowo berteriak lantang dengan ekspresi gugup. Mereka menyadari Nadya menghilang setelah naik ke lantai atas dan tidak menemukan siapa pun di sana.Yoga menyipitkan mata. Kilat curiga melintas di sana. Jan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1104

    "Ini bukan hal baru. Dulu, ada banyak orang di dunia kultivator kuno yang menginginkan Pil Ketenangan Jiwa, tapi mereka semua mati," ucap Yoga dengan tenang."Kalau begitu, mungkin rumor itu ada benarnya. Buktinya, orang-orang sudah menginginkannya sejak dulu," kata Sutrisno sambil menggeleng dengan sentimental.Yoga memikirkan masalah ini dengan ekspresi serius. Kemudian, dia bertanya dengan dingin, "Siapa yang menyebarkan rumor itu?"Jika informasi ini tersebar ke makin banyak kultivator kuno, mereka pasti akan terus mengusik Yoga dan orang-orang di sekitarnya. Ini jelas adalah sebuah potensi ancaman."Siapa yang tahu? Tapi, rumor nggak mungkin muncul tanpa alasan. Apa Pil Ketenangan Jiwa benaran menyimpan rahasia untuk menguasai dunia?" tanya Sutrisno. Dia menatap Yoga dengan antusias, berharap bisa mendengar kebenarannya."Apa kamu pernah lihat orang yang berhasil menguasai dunia?" balas Yoga sambil memelototinya. Pertanyaan Sutrisno terasa sangat menggelikan di telinganya.Sutrisn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1103

    Yoga menginjak pria itu sambil menatapnya dengan dingin. Jika dia mengerahkan sedikit tenaganya, tubuh orang ini akan luluh lantak di tanah."Aku datang sendiri, nggak ada yang mengutusku," ucap pria itu dengan gugup."Oke, mana adikku?" tanya Yoga lagi."Di parit sana, aku nggak menyentuhnya," jelas pria itu dengan cepat.Yoga mengangkat pria itu dengan satu tangan dan melangkah menuju parit. Tak lama, dia menemukan Lili di sana dalam keadaan terikat."Uhmm ... uhm!" Mulut Lili disumpal kain. Begitu melihat Yoga, dia terlihat sangat gembira."Jangan takut. Selama aku di sini, kamu nggak akan kenapa-kenapa," hibur Yoga sambil mengambil kain yang menyumpal mulut Lili dan melepas ikatan talinya."Kak, kukira aku nggak akan pernah bertemu denganmu lagi. Huhuhu ...," kata Lili sambil berlinang air mata.Yoga membelai rambut adiknya. Matanya berkilat dingin saat dia bertanya pada pria di tanah, "Katakan, apa tujuanmu?""Aku dengar kalau Pil Ketenangan Jiwa menyimpan rahasia untuk menguasai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1102

    Dalam sekejap, Yoga sudah tiba di mal.Setelah menemukan toko yang disebut, Yoga melihat Karina yang sedang menangis di tempat duduk. Begitu melihat Yoga, Karina langsung menerjang ke arahnya sambil terisak-isak."Hiks, hiks. Aku nggak tahu apa yang terjadi. Dia menghilang di kamar pas. Aku nggak menemukannya di mana-mana, dia nggak ada di mal ini!" Karina menangis tersedu-sedu di pelukan Yoga."Jangan khawatir. Aku sudah di sini, 'kan? Serahkan saja padaku." Yoga menghibur. Dia tidak percaya bahwa manusia dapat menghilang begitu saja di hadapannya."Um. Kamu harus menemukan Lili!" ujar Karina dengan merasa bersalah sambil mengusap matanya.Setelahnya, Yoga pun pergi ke kamar pas yang dimaksud dan mulai memeriksa tempat itu. Tidak ada bekas perlawanan, jadi adiknya pasti bukan diculik.Namun, Yoga merasa bingung harus memeriksanya dari mana karena kamar pas yang kosong melompong itu juga tidak memiliki kamera pengawas."Kamu sudah mencari di seluruh mal?" Yoga memastikan sekali lagi."

DMCA.com Protection Status