Share

Bab 6

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-28 17:02:58
Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.

“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.

Hidup!

Benar-benar hidup!

Terjadi keajaiban.

Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.

Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”

Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”

Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”

Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya kepada Yoga. “Ini kartu namaku, Dik. Kelak, kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan membantumu, sekalipun harus mengorbankan nyawa.”

Yoga menerima kartu nama tersebut.

Danu kembali menatap Profesor Hendra. Dia berkata dengan nada bercanda, “Profesor Hendra, menurutku gelar profesormu itu, sebaiknya diberikan kepada Adik ini saja. Dia yang lebih pantas menyandang gelar profesor.”

Profesor Hendra merasa malu. “Pak Danu benar. Aku memang nggak layak menyandang gelar profesor. Dik, kemampuan medismu begitu hebat. Kalau boleh tahu, kamu belajar dari siapa?”

Yoga menggelengkan kepalanya. “Nggak ada. Aku hanya membaca beberapa beberapa buku medis dan belajar sendiri.”

“Bagaimana mungkin?” Tentu saja Profesor Hendra tidak memercayainya. “Sejujurnya dalam situasi barusan, meski guruku, Dewa Medis, datang, belum tentu dia bisa menyelamatkannya hari ini. Dik, bisakah kamu menjelaskan sedikit kepadaku, apa yang kamu pikirkan mengenai praktik medis?”

“Sangat sederhana. Aku lihat, bahan obat untuk membuat Pil Penawar Kukila Emas ini hampir semuanya bersifat asam. Orang Daruna sendiri memiliki tubuh yang cenderung bersifat asam. Kalau mereka mengonsumsi obat-obatan yang juga bersifat asam, pasti akan menyebabkan keracunan asam. Tembakau mengandung banyak nikotin. Aku menyuruh pasien untuk menghirup asap rokok dan menelan abu rokok. Alkali di dalamnya bisa menetralkan asam di tubuh pasien, sehingga bisa meredakan keracunan asam. Sementara itu, orang asing secara alami tubuhnya bersifat basa. Itu sebabnya, hasil uji klinis Pil Penawar Kukila Emas di luar negeri sangat ideal dan sempurna.”

Penjelasan Yoga tersebut langsung membuat semua orang mengerti.

Profesor Hendra menepuk kepalanya dengan keras. “Hei, aku benar-benar sudah pikun. Kenapa patologi yang begitu sederhana seperti itu tidak terpikirkan olehku? Kamu sudah menyelamatkan reputasiku seumur hidup. Budi baikmu sangat besar, hingga aku nggak bisa membalasnya. Ini kartu namaku, tolong terimalah. Kalau kelak kamu membutuhkan bantuanku, katakan saja kepadaku.”

“Baik.” Yoga menganggukkan kepalanya.

Ibu bocah laki-laki itu menggendong anaknya dan langsung bersujud di depan Yoga. “Tuan Penolong, aku dan anakku bersujud padamu …”

Yoga buru-buru membantu ibu dan anak itu berdiri.

Tiba-tiba saja, Danu teringat sesuatu dan buru-buru berkata, “Tuan Penolong, malam ini aku akan mengadakan perjamuan sederhana di Hotel Grand Vikrama untuk berterima kasih padamu. Aku harap Tuan Penolong mau memberiku kehormatan dengan datang ke perjamuan itu. Aku akan memperkenalkanmu kepada seorang tokoh besar nanti.”

Yoga baru saja ingin menolaknya, ketika Nadya tiba-tiba mendahuluinya untuk menjawab undangan Danu. “Terima kasih, Pak Danu. Yoga pasti akan datang tepat waktu ke perjamuan itu.”

Yoga merasa sedikit kesal. Apa kamu berhak memutuskan apakah aku akan pergi atau tidak?

Pada saat itulah Nadya baru menyadari jika tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. Dia merasa seperti baru saja melewati gerbang neraka.

Siapa sangka, krisis besar ini akhirnya bisa diselesaikan dengan mudah oleh seseorang yang bukan siapa-siapa, yang penampilannya juga biasa-biasa saja.

Nadya menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, “Profesor Hendra, terima kasih karena sudah melanjutkan tanggung jawab Anda untuk merawat dan memulihkan pasien. Tim peneliti ilmiah mengikuti gagasan praktik medis Yoga untuk menyempurnakan dan meningkatkan Pil Penawar Kukila Emas, mengerti?” Nadya menunjuk Yoga. “Ikut denganku.”

“Baik.” Yoga mengikuti Nadya kembali ke kantor presdir.

Nadya dengan santai melemparkan kunci mobil kepada Yoga. “Selamat. Kamu lulus tes wawancara untuk menjadi sopir.”

“Aku …” Yoga bersiap memberitahukan identitasnya bahwa dia adalah ‘Raja Agoy yang Perkasa’. Namun, Yoga menelan kembali kata-katanya tersebut.

Sekarang, semua orang tahu bahwa Nadya adalah wakil Raja Agoy yang Perkasa. Pasti ada banyak pihak yang diam-diam mengincar Grup Magani.

Jika Yoga memberitahukan identitasnya sebagai Raja Agoy yang Perkasa, malah akan membahayakan keselamatan Yoga sendiri. Selain itu, hal tersebut juga membuat Yoga tidak leluasa untuk mencari tahu pelaku pembunuhan keluarganya. Jauh lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya.

Lebih baik menggunakan posisi sebagai sopir untuk menyembunyikan diri dan bersabar.

Yoga menganggukkan kepalanya. “Terima kasih.”

Nadya melanjutkan kata-katanya, “Pekerjaan sebagai sopir ini tidak mudah. Selain mengemudi, kamu juga harus bertanggung jawab untuk melindungiku. Jangan khawatir. Aku akan menggajimu dua kali lipat.”

“Melindungi?” Yoga mengerutkan kening. “Maksudnya?”

“Jadi begini. Nantinya, kamu akan bekerja pada Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu,” kata Nadya. “Raja Agoy yang Perkasa menginginkanku dan ingin menikahiku. Tapi, aku menolaknya. Oleh karena itu, saat kita bertiga berada di tempat yang sama, kamu harus berpura-pura menjadi pacarku. Kita harus memberi kesan kepada Raja Agoy yang Perkasa kalau kita sudah bertunangan, sehingga dia akan menyerah.”

Yoga tidak bisa berkata-kata.

Kapan aku pernah menginginkanmu dan ingin menikahimu?

Yoga menahan amarahnya. “Sejauh yang saya ketahui, Raja Agoy yang Perkasa memiliki kekuasaan yang luar biasa, kaya raya, dan menjadi idola di negara ini. Kenapa Anda nggak mau menikah dengannya?”

“Menurutku, nggak ada wanita yang mau menikah dengan pria tua yang pantas menjadi kakeknya.” jawab Nadya.

Hmm?

“Bagaimana Anda tahu kalau Raja Agoy yang Perkasa adalah pria yang sudah tua?” tanya Yoga.

“Omong kosong! Bagaimana mungkin seseorang bisa mengumpulkan kekayaan sebesar itu tanpa berjuang selama 80 atau 90 tahun?” kata Nadya.

“Baiklah.” Yoga tidak lagi mengatakan apa pun. “Saya akan membantu Anda dengan senang hati.”

“Pergilah ke tempat parkir bawah tanah Kahiyang Permai dan bawa kemari mobilnya,” perintah Nadya. “Mobilnya adalah LaFellalio. Kamu harus selalu siap sedia untuk menjemput Raja Agoy yang Perkasa kapan saja. Selain itu, kamu juga memperhatikan acara makan malam dengan Pak Danu malam ini. Jangan sampai terlambat!”

Baru pada saat itulah, Yoga menyadari jika kunci mobil yang diberikan Nadya kepadanya, adalah kunci mobil LaFellalio miliknya.

Pada waktu itu, Grup Magani yang membawa kembali mobil tersebut dari Persatuan Negara-Negara. Jadi, wajar saja jika Nadya memiliki kunci mobil itu.

Begitu Yoga pergi, Nadya langsung memanggil asistennya untuk masuk. “Pergilah! Selidiki Yoga ini dengan baik untukku.”

“Bu Nadya, apa Anda tertarik padanya?” tanya asistennya.

“Sebelumnya, dia bisa menyelesaikan kasus kecelakaan medis. Seharusnya, hal itu bukan terjadi secara kebetulan,” ujar Nadya. “Juga, barusan ketika aku mengatakan kalau dia akan bekerja untuk Raja Agoy yang Perkasa nantinya, sikapnya hanya biasa saja. Dua hal ini saja sudah cukup membuktikan kalau dia bukan orang sembarangan.”

Asisten itu menganggukkan kepalanya. “Saya mengerti.”

“Perhatikan dengan cermat. Lihat apa dia dikirim oleh grup itu. Begitu kamu mengetahui kalau dia terlibat dengan grup itu, segera laporkan kepadaku!” pungkas Nadya.

“Saya mengerti,” jawab asistennya.

Yoga sampai di lantai satu. Begitu membuka pintu, dia menabrak sepasang pria dan wanita di depannya.

Wanita itu langsung memarahi Yoga, “Jalan lihat-lihat dong! Matamu buta ya?”

Pria itu juga ikut marah-marah, “Cepat minggir! Kalau kamu membuat urusan pentingku tertunda, aku nggak akan pernah melepaskanmu begitu saja!”

Hmm?

Yoga mengerutkan kening. Pasangan pria dan wanita itu bukan orang lain, melainkan adik iparnya sendiri, Gatot Atmaja, dan istrinya, Tika Maryadi.

Hubungan Yoga dan mereka berdua tidak pernah baik. Oleh karena itu, Yoga tidak mau repot-repot meladeni mereka dan ingin pergi.

Namun, tanpa diduga Gatot mengenali Yoga. “Hmm? Ternyata kamu Yoga. Berhenti!”

Yoga menghentikan langkahnya dengan enggan. “Ada apa?”

Cara Gatot bertanya seperti sedang menginterogasi penjahat, “Aku dengar kakakku memberimu 10 miliar sebagai biaya perceraian? Kamu sudah tinggal gratis di rumahku selama lima tahun. Berani-beraninya kamu menerima uang ini? Berikan uangnya padaku sekarang!”

“Kakakmu yang memberikan uang itu. Sekalipun aku mengembalikannya, aku akan memberikan uang itu pada kakakmu, bukan kepadamu,” kata Yoga dengan sopan.

“B*rengsek!” Gatot mengumpat. “Kamu si orang yang nggak berguna ini, berani melawan ya?”

“Sudahlah, Gatot. Biarkan dia pergi sekarang. Kita buat perhitungan dengannya nanti,” kata Rina. “Yang terpenting sekarang adalah pergi wawancara untuk posisi sopir. Jangan sampai ketinggalan!”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ompe Ohorella
baru baca 5 bab.. blm bisa kasi komentar..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Mereka bertiga tercengang. Pak Iwan mengira jika dirinya sudah salah mengerti. “Yoga, maksudmu kamu menyuruhku untuk minum?”Yoga menganggukkan kepalanya. “Harus minum tiga kali sehari. Nggak boleh kurang satu gelas pun.”Mitha langsung menjadi cemas. “Yoga, aku rasa kamu jelas-jelas nggak bermaksud baik. Dengan kondisi fisik kakekku, segelas alkohol saja mungkin bisa … apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Resep yang kuberikan seperti ini. Kalau nggak percaya, nggak perlu meminumnya,” kata Yoga.“Aku percaya!” Pak Iwan mengambil gelas anggurnya dan langsung meminumnya sekaligus. Mitha tidak kuasa untuk menghentikannya, meski dia sebenarnya ingin melakukannya.Mitha tercengang dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Kek, Kakek … Kakek sedang kacau. Begitu banyak dokter terkenal yang menyuruh Kakek untuk nggak minum alkohol, tapi Kakek malah melupakannya. Cepat, cepat telepon ambulans! Pergi ke rumah sakit dan pompa perutnya.”Mitha mengeluarkan ponselnya dengan gugup dan ingin m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 11

    “Baik, Baik.”Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.Selanjutnya giliran Karina.Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”Oh!Yoga menghela napas.Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1187

    Namun sekarang, Farel malah terjebak di sebuah dunia rahasia dan akan dibunuh oleh Yoga. Dia tidak bisa menerima kenyataan tersebut.Farel telah memikirkan banyak bahaya dan peluang dalam hidupnya, tetapi tak satu pun dari skenario tersebut termasuk dibunuh oleh Yoga. Hanya saja, sekarang tangan keponakannya sudah bergerak dan perlahan mendekati dahinya."Jangan! Jangan!" seru Farel dengan putus asa. Suaranya penuh dengan rasa sakit dan kepanikan. Teriakan ketidakrelaan itu menggema di udara. Bahkan, tubuhnya memancarkan energi kuat dalam upaya perlawanan terakhir.Beberapa saat kemudian, semuanya berhenti begitu saja. Yoga menatap dingin ke tubuh tak bernyawa Farel. Dia menghela napas pelan, seolah-olah beban beratnya telah terangkat. Akhirnya, masalah ini selesai juga.Sesuai rencana, yang harus dilakukan Yoga sekarang hanyalah meninggalkan dunia rahasia ini. Segala hal yang terjadi di sini tidak akan ada hubungannya lagi dengan dirinya, asalkan Luna menjalankan rencana seperti yang

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1186

    Jaring Langit dan Bumi memiliki hubungan yang sangat erat dengan Farel. Bisa dibilang mereka saling tergantung dan saling mendukung.Itu sebabnya, Jaring Langit dan Bumi bisa digunakan dengan sangat fleksibel olehnya tetapi tetap menunjukkan kekuatan yang luar biasa.Namun, kini jaring itu dihancurkan secara langsung oleh Yoga dengan cara yang brutal dan kasar. Akibat kehancuran tersebut, Farel hampir kehilangan nyawanya karena reaksi balik yang ditimbulkan.Kini, Farel berseru marah, "Kenapa? Kenapa kamu punya kekuatan sebesar ini?""Jangan tanya alasannya. Pergilah, tanyakan pada anakmu di sana nanti!" ucap Yoga sambil tersenyum meremehkan, lalu langsung menusuk titik lemah Farel.Ucapan Yoga mengingatkan Farel akan anaknya. Dia pun mengancam dengan nada dingin, "Yoga, kamu nggak boleh membunuhku! Kalau aku mati, ibumu pasti akan jadi target Keluarga Husin. Kamu tahu betul, akibatnya akan lebih besar dari yang bisa kamu kendalikan!"Sementara itu, pikiran Farel mulai berputar. Dia me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1185

    Dengan kecepatan yang bisa dilihat dengan mata, benang-benang itu segera mengurung Yoga. Yoga pun tidak memiliki kesempatan untuk melarikan diri lagi."Hahaha. Bagus. Biar kamu melihat kematianmu sendiri, pasti akan sangat menakutkan, 'kan? Tempat ini akan menjadi kuburanmu, matilah!" kata Farel sambil mengendalikan benang-benang itu untuk terus menyusut.Krak krak krak krak.Benang-benang itu makin kencang dan bahkan memotong gunung dan dinding-dindingnya. Seluruh makam pun mulai berguncang, seolah-olah akan hancur total.Yoga bertanya, "Kamu benar-benar nggak punya cara ya?"Bimo menjawab, "Aku pernah mendengar orang itu punya bakat yang luar biasa dan tegas dalam membunuh, jadi nggak ada orang yang bisa selamat dari teknik Jaring Langit Bumi ini."Yoga kembali berkata, "Kalau aku mati dan tubuhku hancur, kesempatanmu untuk menguasaiku pun akan hilang."Bimo langsung terdiam, sepertinya perkataan Yoga ini menyentuh titik kelemahannya. Setelah terdiam cukup lama, dia akhirnya hanya b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1184

    "Kamu bisa menghindar sekali, tapi kamu pikir kamu bisa menghindar dari semua serangan berikutnya?" kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dan penuh semangat. Dia yakin serangan ini bisa membunuh Yoga."Ini benar-benar merepotkan," kata Yoga sambil mengernyitkan alisnya karena tidak menyangka orang ini bisa mendapatkan kesempatan seperti ini. Bukan hanya bisa menjadi kultivator jenderal, Farel juga memiliki teknik seperti ini. Apakah Farel ini anak beruntung yang legendaris? Dia menyipitkan mata dan berpikir hari ini dia harus membunuhnya meskipun Farel adalah protagonisnya.Boom!Aura dalam tubuh Yoga terus meningkat dan perlahan-lahan menuju level kultivator jenderal. Seluruh lorong itu seolah-olah akan dihancurkan kekuatan yang luar biasa itu. Dinding-dinding runtuh dan berbagai benda di dalamnya terlempar jauh.Pada saat itu, ekspresi Farel terlihat sangat terkejut, lalu matanya membelalak dan menatap Yoga dengan bingung. Tingkat kekuatan yang terpancar dari Yoga membuat Farel be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1183

    Bukankah Yoga hanya memiliki kekuatan seorang kultivator prajurit? Tidak mungkin, ini pasti tidak mungkin.Saat ini, Yoga kembali mendekat dan menatap Farel dengan ekspresi yang datar.Hanya dengan gerakan kecil ini saja, Farel langsung terkejut hingga tubuhnya bergetar dan mundur beberapa langkah. Perasaan ketakutan ini membuat ekspresinya menjadi makin muram dan menggertakkan giginya dengan kuat. Dia berpikir dia tidak boleh seperti ini karena dia bukan kultivator prajurit lagi, melainkan seorang kultivator jenderal. Mengapa dia harus takut pada Yoga?Saat terus meyakinkan dirinya, emosi Farel makin meningkat dan amarah di hatinya makin membara. "Kamu hanya mengandalkan ada harta karun saja. Kalau nggak, kamu pasti bukan tandinganku."Setelah mengatakan itu, Farel pun tidak menahan dirinya lagi. Energi yang sangat kuat di seluruh tubuhnya langsung menyembur keluar dan menerjang depan sampai pakaiannya pun berkibar."Kecuekan manusia adalah hal yang paling konyol dan juga penyebab keg

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1182

    "Seharunya nggak ada masalah, perasaanmu pasti salah. Pasti begitu," kata Sutrisno dengan tatapan penuh ketakutan dan menatap lorong yang dalam itu dengan bengong. Dia juga tidak percaya bisa terjadi perubahan yang begitu mengerikan. Bagaimana bisa Farel itu mencapai kultivator jenderal?Mata Winola bergetar dan ekspresinya terlihat panik. Dia tidak bisa menahan diri lagi, sehingga segera berbalik dan pergi."Kamu mau ke mana?" tanya Sutrisno yang terkejut dan segera menahan Winola agar tidak pergi."Lepaskan aku! Lepaskan aku! Aku harus pergi mencari dia, harus sekarang juga," kata Winola yang merasa gelisah dan cemas hingga memberontak dengan panik. Dia tidak bisa menerima fakta dia harus bersembunyi, sedangkan Yoga harus menghadapi risiko sendirian. Saat itu, hatinya benar-benar merasa kacau."Kamu gila ya? Kamu tahu apa yang sedang kamu lakukan? Apa ada gunanya kamu pergi ke sana? Itu adalah kekuatan kultivator jenderal, kamu hanya akan mati dan menjadi beban Yoga," teriak Sutrisno

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1181

    Sutrisno dan Winola langsung menganggukkan kepala, lalu segera berlari ke ruang makam di depan.Tanpa adanya beban yang mengganggu, pandangan Yoga perlahan-lahan beralih ke arah Farel. Kali ini, tempat ini akan menjadi tempat untuk mengakhiri dendam antara dia dan Farel."Serang!" teriak Yoga sambil mengentakkan kakinya dan langsung menyerang. Aura yang tajam di sekitar pun menghantam tubuhnya, tetapi hanya pakaiannya yang koyak-koyak. Sementara itu, tubuhnya sendiri tetap seperti semula, tidak terluka sedikit pun."Apa-apaan ini? Kamu pakai senjata ajaib tingkat jumantara sebagai pelindung?" tanya Farel yang langsung terkejut. Selain itu, dia tidak bisa memikirkan alasan lain. Bagaimana mungkin serangannya yang begitu kuat malah tidak melukai Yoga sedikit pun?"Huh! Untuk apa aku pakai benda seperti itu?" kata Yoga dengan cuek. Kekuatan fisiknya sudah mencapai tingkat yang tidak bisa dipahami oleh orang biasa. Bagaimana mungkin kekuatan seorang kultivator jenderal bisa menyakitinya?

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1180

    "Apa hebatnya kultivator prajurit itu? Tapi, kamu nggak perlu tahu soal itu, kamu hanya perlu tahu kamu akan mati di sini," kata Yoga dengan aura membunuh yang menyebar dan perlahan-lahan mendekati Farel dengan langkah yang sangat berat."Kamu berani membunuhku?" teriak Farel dengan marah dan mata yang membelalak."Kenapa kalau aku membunuhmu?" kata Yoga dengan senyuman yang menyindir."Ibumu pun nggak berani menyentuhku, kamu malah berani membunuhku? Kalau dia tahu, kamu pasti akan menerima akibatnya. Apalagi kalau Keluarga Husin yang tahu masalah ini, ibumu akan mendapat masalah," ancam Farel dengan segera. Seperti sebelumnya, Yoga sebenarnya bisa membunuhnya. Namun, Ayu menghentikannya, sehingga Yoga tidak bisa bergerak.Namun, Yoga tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. Dia menunjuk pada Sutrisno dan berkata sambil tersenyum, "Keluarga Salim yang merupakan salah satu dari empat keluarga besar di dunia kultivator kuno pun kamu berani membunuh. Bukankah tadi kamu sendiri yang mengatakan a

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1179

    Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit

DMCA.com Protection Status