Share

Bab 6

Penulis: Vodka
Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.

“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.

Hidup!

Benar-benar hidup!

Terjadi keajaiban.

Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.

Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”

Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”

Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”

Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya kepada Yoga. “Ini kartu namaku, Dik. Kelak, kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan membantumu, sekalipun harus mengorbankan nyawa.”

Yoga menerima kartu nama tersebut.

Danu kembali menatap Profesor Hendra. Dia berkata dengan nada bercanda, “Profesor Hendra, menurutku gelar profesormu itu, sebaiknya diberikan kepada Adik ini saja. Dia yang lebih pantas menyandang gelar profesor.”

Profesor Hendra merasa malu. “Pak Danu benar. Aku memang nggak layak menyandang gelar profesor. Dik, kemampuan medismu begitu hebat. Kalau boleh tahu, kamu belajar dari siapa?”

Yoga menggelengkan kepalanya. “Nggak ada. Aku hanya membaca beberapa beberapa buku medis dan belajar sendiri.”

“Bagaimana mungkin?” Tentu saja Profesor Hendra tidak memercayainya. “Sejujurnya dalam situasi barusan, meski guruku, Dewa Medis, datang, belum tentu dia bisa menyelamatkannya hari ini. Dik, bisakah kamu menjelaskan sedikit kepadaku, apa yang kamu pikirkan mengenai praktik medis?”

“Sangat sederhana. Aku lihat, bahan obat untuk membuat Pil Penawar Kukila Emas ini hampir semuanya bersifat asam. Orang Daruna sendiri memiliki tubuh yang cenderung bersifat asam. Kalau mereka mengonsumsi obat-obatan yang juga bersifat asam, pasti akan menyebabkan keracunan asam. Tembakau mengandung banyak nikotin. Aku menyuruh pasien untuk menghirup asap rokok dan menelan abu rokok. Alkali di dalamnya bisa menetralkan asam di tubuh pasien, sehingga bisa meredakan keracunan asam. Sementara itu, orang asing secara alami tubuhnya bersifat basa. Itu sebabnya, hasil uji klinis Pil Penawar Kukila Emas di luar negeri sangat ideal dan sempurna.”

Penjelasan Yoga tersebut langsung membuat semua orang mengerti.

Profesor Hendra menepuk kepalanya dengan keras. “Hei, aku benar-benar sudah pikun. Kenapa patologi yang begitu sederhana seperti itu tidak terpikirkan olehku? Kamu sudah menyelamatkan reputasiku seumur hidup. Budi baikmu sangat besar, hingga aku nggak bisa membalasnya. Ini kartu namaku, tolong terimalah. Kalau kelak kamu membutuhkan bantuanku, katakan saja kepadaku.”

“Baik.” Yoga menganggukkan kepalanya.

Ibu bocah laki-laki itu menggendong anaknya dan langsung bersujud di depan Yoga. “Tuan Penolong, aku dan anakku bersujud padamu …”

Yoga buru-buru membantu ibu dan anak itu berdiri.

Tiba-tiba saja, Danu teringat sesuatu dan buru-buru berkata, “Tuan Penolong, malam ini aku akan mengadakan perjamuan sederhana di Hotel Grand Vikrama untuk berterima kasih padamu. Aku harap Tuan Penolong mau memberiku kehormatan dengan datang ke perjamuan itu. Aku akan memperkenalkanmu kepada seorang tokoh besar nanti.”

Yoga baru saja ingin menolaknya, ketika Nadya tiba-tiba mendahuluinya untuk menjawab undangan Danu. “Terima kasih, Pak Danu. Yoga pasti akan datang tepat waktu ke perjamuan itu.”

Yoga merasa sedikit kesal. Apa kamu berhak memutuskan apakah aku akan pergi atau tidak?

Pada saat itulah Nadya baru menyadari jika tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. Dia merasa seperti baru saja melewati gerbang neraka.

Siapa sangka, krisis besar ini akhirnya bisa diselesaikan dengan mudah oleh seseorang yang bukan siapa-siapa, yang penampilannya juga biasa-biasa saja.

Nadya menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, “Profesor Hendra, terima kasih karena sudah melanjutkan tanggung jawab Anda untuk merawat dan memulihkan pasien. Tim peneliti ilmiah mengikuti gagasan praktik medis Yoga untuk menyempurnakan dan meningkatkan Pil Penawar Kukila Emas, mengerti?” Nadya menunjuk Yoga. “Ikut denganku.”

“Baik.” Yoga mengikuti Nadya kembali ke kantor presdir.

Nadya dengan santai melemparkan kunci mobil kepada Yoga. “Selamat. Kamu lulus tes wawancara untuk menjadi sopir.”

“Aku …” Yoga bersiap memberitahukan identitasnya bahwa dia adalah ‘Raja Agoy yang Perkasa’. Namun, Yoga menelan kembali kata-katanya tersebut.

Sekarang, semua orang tahu bahwa Nadya adalah wakil Raja Agoy yang Perkasa. Pasti ada banyak pihak yang diam-diam mengincar Grup Magani.

Jika Yoga memberitahukan identitasnya sebagai Raja Agoy yang Perkasa, malah akan membahayakan keselamatan Yoga sendiri. Selain itu, hal tersebut juga membuat Yoga tidak leluasa untuk mencari tahu pelaku pembunuhan keluarganya. Jauh lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya.

Lebih baik menggunakan posisi sebagai sopir untuk menyembunyikan diri dan bersabar.

Yoga menganggukkan kepalanya. “Terima kasih.”

Nadya melanjutkan kata-katanya, “Pekerjaan sebagai sopir ini tidak mudah. Selain mengemudi, kamu juga harus bertanggung jawab untuk melindungiku. Jangan khawatir. Aku akan menggajimu dua kali lipat.”

“Melindungi?” Yoga mengerutkan kening. “Maksudnya?”

“Jadi begini. Nantinya, kamu akan bekerja pada Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu,” kata Nadya. “Raja Agoy yang Perkasa menginginkanku dan ingin menikahiku. Tapi, aku menolaknya. Oleh karena itu, saat kita bertiga berada di tempat yang sama, kamu harus berpura-pura menjadi pacarku. Kita harus memberi kesan kepada Raja Agoy yang Perkasa kalau kita sudah bertunangan, sehingga dia akan menyerah.”

Yoga tidak bisa berkata-kata.

Kapan aku pernah menginginkanmu dan ingin menikahimu?

Yoga menahan amarahnya. “Sejauh yang saya ketahui, Raja Agoy yang Perkasa memiliki kekuasaan yang luar biasa, kaya raya, dan menjadi idola di negara ini. Kenapa Anda nggak mau menikah dengannya?”

“Menurutku, nggak ada wanita yang mau menikah dengan pria tua yang pantas menjadi kakeknya.” jawab Nadya.

Hmm?

“Bagaimana Anda tahu kalau Raja Agoy yang Perkasa adalah pria yang sudah tua?” tanya Yoga.

“Omong kosong! Bagaimana mungkin seseorang bisa mengumpulkan kekayaan sebesar itu tanpa berjuang selama 80 atau 90 tahun?” kata Nadya.

“Baiklah.” Yoga tidak lagi mengatakan apa pun. “Saya akan membantu Anda dengan senang hati.”

“Pergilah ke tempat parkir bawah tanah Kahiyang Permai dan bawa kemari mobilnya,” perintah Nadya. “Mobilnya adalah LaFellalio. Kamu harus selalu siap sedia untuk menjemput Raja Agoy yang Perkasa kapan saja. Selain itu, kamu juga memperhatikan acara makan malam dengan Pak Danu malam ini. Jangan sampai terlambat!”

Baru pada saat itulah, Yoga menyadari jika kunci mobil yang diberikan Nadya kepadanya, adalah kunci mobil LaFellalio miliknya.

Pada waktu itu, Grup Magani yang membawa kembali mobil tersebut dari Persatuan Negara-Negara. Jadi, wajar saja jika Nadya memiliki kunci mobil itu.

Begitu Yoga pergi, Nadya langsung memanggil asistennya untuk masuk. “Pergilah! Selidiki Yoga ini dengan baik untukku.”

“Bu Nadya, apa Anda tertarik padanya?” tanya asistennya.

“Sebelumnya, dia bisa menyelesaikan kasus kecelakaan medis. Seharusnya, hal itu bukan terjadi secara kebetulan,” ujar Nadya. “Juga, barusan ketika aku mengatakan kalau dia akan bekerja untuk Raja Agoy yang Perkasa nantinya, sikapnya hanya biasa saja. Dua hal ini saja sudah cukup membuktikan kalau dia bukan orang sembarangan.”

Asisten itu menganggukkan kepalanya. “Saya mengerti.”

“Perhatikan dengan cermat. Lihat apa dia dikirim oleh grup itu. Begitu kamu mengetahui kalau dia terlibat dengan grup itu, segera laporkan kepadaku!” pungkas Nadya.

“Saya mengerti,” jawab asistennya.

Yoga sampai di lantai satu. Begitu membuka pintu, dia menabrak sepasang pria dan wanita di depannya.

Wanita itu langsung memarahi Yoga, “Jalan lihat-lihat dong! Matamu buta ya?”

Pria itu juga ikut marah-marah, “Cepat minggir! Kalau kamu membuat urusan pentingku tertunda, aku nggak akan pernah melepaskanmu begitu saja!”

Hmm?

Yoga mengerutkan kening. Pasangan pria dan wanita itu bukan orang lain, melainkan adik iparnya sendiri, Gatot Atmaja, dan istrinya, Tika Maryadi.

Hubungan Yoga dan mereka berdua tidak pernah baik. Oleh karena itu, Yoga tidak mau repot-repot meladeni mereka dan ingin pergi.

Namun, tanpa diduga Gatot mengenali Yoga. “Hmm? Ternyata kamu Yoga. Berhenti!”

Yoga menghentikan langkahnya dengan enggan. “Ada apa?”

Cara Gatot bertanya seperti sedang menginterogasi penjahat, “Aku dengar kakakku memberimu 10 miliar sebagai biaya perceraian? Kamu sudah tinggal gratis di rumahku selama lima tahun. Berani-beraninya kamu menerima uang ini? Berikan uangnya padaku sekarang!”

“Kakakmu yang memberikan uang itu. Sekalipun aku mengembalikannya, aku akan memberikan uang itu pada kakakmu, bukan kepadamu,” kata Yoga dengan sopan.

“B*rengsek!” Gatot mengumpat. “Kamu si orang yang nggak berguna ini, berani melawan ya?”

“Sudahlah, Gatot. Biarkan dia pergi sekarang. Kita buat perhitungan dengannya nanti,” kata Rina. “Yang terpenting sekarang adalah pergi wawancara untuk posisi sopir. Jangan sampai ketinggalan!”
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ompe Ohorella
baru baca 5 bab.. blm bisa kasi komentar..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Mereka bertiga tercengang. Pak Iwan mengira jika dirinya sudah salah mengerti. “Yoga, maksudmu kamu menyuruhku untuk minum?”Yoga menganggukkan kepalanya. “Harus minum tiga kali sehari. Nggak boleh kurang satu gelas pun.”Mitha langsung menjadi cemas. “Yoga, aku rasa kamu jelas-jelas nggak bermaksud baik. Dengan kondisi fisik kakekku, segelas alkohol saja mungkin bisa … apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Resep yang kuberikan seperti ini. Kalau nggak percaya, nggak perlu meminumnya,” kata Yoga.“Aku percaya!” Pak Iwan mengambil gelas anggurnya dan langsung meminumnya sekaligus. Mitha tidak kuasa untuk menghentikannya, meski dia sebenarnya ingin melakukannya.Mitha tercengang dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Kek, Kakek … Kakek sedang kacau. Begitu banyak dokter terkenal yang menyuruh Kakek untuk nggak minum alkohol, tapi Kakek malah melupakannya. Cepat, cepat telepon ambulans! Pergi ke rumah sakit dan pompa perutnya.”Mitha mengeluarkan ponselnya dengan gugup dan ingin m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 11

    “Baik, Baik.”Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.Selanjutnya giliran Karina.Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”Oh!Yoga menghela napas.Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1305

    Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1304

    "Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1303

    "Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1302

    "Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1301

    Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1300

    "Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status