Share

Bab 6

Author: Vodka
Setelah sepuluh detik yang menyiksa. Baru saja Yoga mengucapkan kata ‘satu’, pasien yang awalnya kehilangan vitalitas, tiba-tiba saja bangun dalam posisi setengah duduk. Kemudian, dia membuka mulutnya dan mengeluarkan banyak dahak kental.

“Huaaaaa …” Tangisan anak itu bergema di laboratorium untuk waktu yang lama. Suaranya jelas, nyaring, dan bertenaga.

Hidup!

Benar-benar hidup!

Terjadi keajaiban.

Momen ini membuat semua orang bersemangat dan menjadi gembira.

Ibu bocah laki-laki itu langsung menerjang dan memeluk anaknya sambil menangis, “Kamu sudah membuat Ibu takut setengah mati, Nak …”

Danu juga merasa begitu emosional, hingga tidak bisa menahan diri. Dia menggenggam tangan Yoga dan berkata dengan suara tercekat, “Tuan Penolong, kamu adalah penyelamat keluarga Wirawan. Keluarga Wirawan berutang nyawa padamu. Aku … aku … bagaimana aku harus berterima kasih padamu?”

Yoga menarik kembali tangannya. “Hanya masalah kecil.”

Danu cepat-cepat mengeluarkan kartu namanya dan menyerahkannya kepada Yoga. “Ini kartu namaku, Dik. Kelak, kalau kamu membutuhkan bantuanku, aku pasti akan membantumu, sekalipun harus mengorbankan nyawa.”

Yoga menerima kartu nama tersebut.

Danu kembali menatap Profesor Hendra. Dia berkata dengan nada bercanda, “Profesor Hendra, menurutku gelar profesormu itu, sebaiknya diberikan kepada Adik ini saja. Dia yang lebih pantas menyandang gelar profesor.”

Profesor Hendra merasa malu. “Pak Danu benar. Aku memang nggak layak menyandang gelar profesor. Dik, kemampuan medismu begitu hebat. Kalau boleh tahu, kamu belajar dari siapa?”

Yoga menggelengkan kepalanya. “Nggak ada. Aku hanya membaca beberapa beberapa buku medis dan belajar sendiri.”

“Bagaimana mungkin?” Tentu saja Profesor Hendra tidak memercayainya. “Sejujurnya dalam situasi barusan, meski guruku, Dewa Medis, datang, belum tentu dia bisa menyelamatkannya hari ini. Dik, bisakah kamu menjelaskan sedikit kepadaku, apa yang kamu pikirkan mengenai praktik medis?”

“Sangat sederhana. Aku lihat, bahan obat untuk membuat Pil Penawar Kukila Emas ini hampir semuanya bersifat asam. Orang Daruna sendiri memiliki tubuh yang cenderung bersifat asam. Kalau mereka mengonsumsi obat-obatan yang juga bersifat asam, pasti akan menyebabkan keracunan asam. Tembakau mengandung banyak nikotin. Aku menyuruh pasien untuk menghirup asap rokok dan menelan abu rokok. Alkali di dalamnya bisa menetralkan asam di tubuh pasien, sehingga bisa meredakan keracunan asam. Sementara itu, orang asing secara alami tubuhnya bersifat basa. Itu sebabnya, hasil uji klinis Pil Penawar Kukila Emas di luar negeri sangat ideal dan sempurna.”

Penjelasan Yoga tersebut langsung membuat semua orang mengerti.

Profesor Hendra menepuk kepalanya dengan keras. “Hei, aku benar-benar sudah pikun. Kenapa patologi yang begitu sederhana seperti itu tidak terpikirkan olehku? Kamu sudah menyelamatkan reputasiku seumur hidup. Budi baikmu sangat besar, hingga aku nggak bisa membalasnya. Ini kartu namaku, tolong terimalah. Kalau kelak kamu membutuhkan bantuanku, katakan saja kepadaku.”

“Baik.” Yoga menganggukkan kepalanya.

Ibu bocah laki-laki itu menggendong anaknya dan langsung bersujud di depan Yoga. “Tuan Penolong, aku dan anakku bersujud padamu …”

Yoga buru-buru membantu ibu dan anak itu berdiri.

Tiba-tiba saja, Danu teringat sesuatu dan buru-buru berkata, “Tuan Penolong, malam ini aku akan mengadakan perjamuan sederhana di Hotel Grand Vikrama untuk berterima kasih padamu. Aku harap Tuan Penolong mau memberiku kehormatan dengan datang ke perjamuan itu. Aku akan memperkenalkanmu kepada seorang tokoh besar nanti.”

Yoga baru saja ingin menolaknya, ketika Nadya tiba-tiba mendahuluinya untuk menjawab undangan Danu. “Terima kasih, Pak Danu. Yoga pasti akan datang tepat waktu ke perjamuan itu.”

Yoga merasa sedikit kesal. Apa kamu berhak memutuskan apakah aku akan pergi atau tidak?

Pada saat itulah Nadya baru menyadari jika tubuhnya sudah basah kuyup oleh keringat dingin. Dia merasa seperti baru saja melewati gerbang neraka.

Siapa sangka, krisis besar ini akhirnya bisa diselesaikan dengan mudah oleh seseorang yang bukan siapa-siapa, yang penampilannya juga biasa-biasa saja.

Nadya menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan tegas, “Profesor Hendra, terima kasih karena sudah melanjutkan tanggung jawab Anda untuk merawat dan memulihkan pasien. Tim peneliti ilmiah mengikuti gagasan praktik medis Yoga untuk menyempurnakan dan meningkatkan Pil Penawar Kukila Emas, mengerti?” Nadya menunjuk Yoga. “Ikut denganku.”

“Baik.” Yoga mengikuti Nadya kembali ke kantor presdir.

Nadya dengan santai melemparkan kunci mobil kepada Yoga. “Selamat. Kamu lulus tes wawancara untuk menjadi sopir.”

“Aku …” Yoga bersiap memberitahukan identitasnya bahwa dia adalah ‘Raja Agoy yang Perkasa’. Namun, Yoga menelan kembali kata-katanya tersebut.

Sekarang, semua orang tahu bahwa Nadya adalah wakil Raja Agoy yang Perkasa. Pasti ada banyak pihak yang diam-diam mengincar Grup Magani.

Jika Yoga memberitahukan identitasnya sebagai Raja Agoy yang Perkasa, malah akan membahayakan keselamatan Yoga sendiri. Selain itu, hal tersebut juga membuat Yoga tidak leluasa untuk mencari tahu pelaku pembunuhan keluarganya. Jauh lebih banyak kerugiannya dibanding manfaatnya.

Lebih baik menggunakan posisi sebagai sopir untuk menyembunyikan diri dan bersabar.

Yoga menganggukkan kepalanya. “Terima kasih.”

Nadya melanjutkan kata-katanya, “Pekerjaan sebagai sopir ini tidak mudah. Selain mengemudi, kamu juga harus bertanggung jawab untuk melindungiku. Jangan khawatir. Aku akan menggajimu dua kali lipat.”

“Melindungi?” Yoga mengerutkan kening. “Maksudnya?”

“Jadi begini. Nantinya, kamu akan bekerja pada Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu,” kata Nadya. “Raja Agoy yang Perkasa menginginkanku dan ingin menikahiku. Tapi, aku menolaknya. Oleh karena itu, saat kita bertiga berada di tempat yang sama, kamu harus berpura-pura menjadi pacarku. Kita harus memberi kesan kepada Raja Agoy yang Perkasa kalau kita sudah bertunangan, sehingga dia akan menyerah.”

Yoga tidak bisa berkata-kata.

Kapan aku pernah menginginkanmu dan ingin menikahimu?

Yoga menahan amarahnya. “Sejauh yang saya ketahui, Raja Agoy yang Perkasa memiliki kekuasaan yang luar biasa, kaya raya, dan menjadi idola di negara ini. Kenapa Anda nggak mau menikah dengannya?”

“Menurutku, nggak ada wanita yang mau menikah dengan pria tua yang pantas menjadi kakeknya.” jawab Nadya.

Hmm?

“Bagaimana Anda tahu kalau Raja Agoy yang Perkasa adalah pria yang sudah tua?” tanya Yoga.

“Omong kosong! Bagaimana mungkin seseorang bisa mengumpulkan kekayaan sebesar itu tanpa berjuang selama 80 atau 90 tahun?” kata Nadya.

“Baiklah.” Yoga tidak lagi mengatakan apa pun. “Saya akan membantu Anda dengan senang hati.”

“Pergilah ke tempat parkir bawah tanah Kahiyang Permai dan bawa kemari mobilnya,” perintah Nadya. “Mobilnya adalah LaFellalio. Kamu harus selalu siap sedia untuk menjemput Raja Agoy yang Perkasa kapan saja. Selain itu, kamu juga memperhatikan acara makan malam dengan Pak Danu malam ini. Jangan sampai terlambat!”

Baru pada saat itulah, Yoga menyadari jika kunci mobil yang diberikan Nadya kepadanya, adalah kunci mobil LaFellalio miliknya.

Pada waktu itu, Grup Magani yang membawa kembali mobil tersebut dari Persatuan Negara-Negara. Jadi, wajar saja jika Nadya memiliki kunci mobil itu.

Begitu Yoga pergi, Nadya langsung memanggil asistennya untuk masuk. “Pergilah! Selidiki Yoga ini dengan baik untukku.”

“Bu Nadya, apa Anda tertarik padanya?” tanya asistennya.

“Sebelumnya, dia bisa menyelesaikan kasus kecelakaan medis. Seharusnya, hal itu bukan terjadi secara kebetulan,” ujar Nadya. “Juga, barusan ketika aku mengatakan kalau dia akan bekerja untuk Raja Agoy yang Perkasa nantinya, sikapnya hanya biasa saja. Dua hal ini saja sudah cukup membuktikan kalau dia bukan orang sembarangan.”

Asisten itu menganggukkan kepalanya. “Saya mengerti.”

“Perhatikan dengan cermat. Lihat apa dia dikirim oleh grup itu. Begitu kamu mengetahui kalau dia terlibat dengan grup itu, segera laporkan kepadaku!” pungkas Nadya.

“Saya mengerti,” jawab asistennya.

Yoga sampai di lantai satu. Begitu membuka pintu, dia menabrak sepasang pria dan wanita di depannya.

Wanita itu langsung memarahi Yoga, “Jalan lihat-lihat dong! Matamu buta ya?”

Pria itu juga ikut marah-marah, “Cepat minggir! Kalau kamu membuat urusan pentingku tertunda, aku nggak akan pernah melepaskanmu begitu saja!”

Hmm?

Yoga mengerutkan kening. Pasangan pria dan wanita itu bukan orang lain, melainkan adik iparnya sendiri, Gatot Atmaja, dan istrinya, Tika Maryadi.

Hubungan Yoga dan mereka berdua tidak pernah baik. Oleh karena itu, Yoga tidak mau repot-repot meladeni mereka dan ingin pergi.

Namun, tanpa diduga Gatot mengenali Yoga. “Hmm? Ternyata kamu Yoga. Berhenti!”

Yoga menghentikan langkahnya dengan enggan. “Ada apa?”

Cara Gatot bertanya seperti sedang menginterogasi penjahat, “Aku dengar kakakku memberimu 10 miliar sebagai biaya perceraian? Kamu sudah tinggal gratis di rumahku selama lima tahun. Berani-beraninya kamu menerima uang ini? Berikan uangnya padaku sekarang!”

“Kakakmu yang memberikan uang itu. Sekalipun aku mengembalikannya, aku akan memberikan uang itu pada kakakmu, bukan kepadamu,” kata Yoga dengan sopan.

“B*rengsek!” Gatot mengumpat. “Kamu si orang yang nggak berguna ini, berani melawan ya?”

“Sudahlah, Gatot. Biarkan dia pergi sekarang. Kita buat perhitungan dengannya nanti,” kata Rina. “Yang terpenting sekarang adalah pergi wawancara untuk posisi sopir. Jangan sampai ketinggalan!”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ompe Ohorella
baru baca 5 bab.. blm bisa kasi komentar..
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 7

    Gatot menatap Yoga dengan tajam. “Hmph, anggap saja kamu sedang beruntung, Nak.”Pada saat yang bersamaan, ponsel Gatot berdering. Dia menjawab telepon tersebut. “Halo, Kak Bondan. Aku sudah sampai di perusahaan dan akan segera melakukan wawancara. Apa? Ada yang lebih dulu melamar sebagai sopir dan berhasil? Siapa? Yoga Kusuma? Si*lan, jangan-jangan Yoga si manusia tidak berguna itu?”Setelah menutup teleponnya, Bondan berlari beberapa langkah dan menghentikan Yoga. “Yoga, apa kamu datang kemari untuk ikut wawancara sebagai sopir?”Yoga menganggukkan kepalanya.Amarah Gatot langsung meledak. “Si*lan, berani-beraninya kamu merebut pekerjaanku. Nyalimu besar sekali! Undurkan diri sekarang juga. Serahkan pekerjaannya padaku. Kalau nggak, kamu akan menyesal.”Tika juga marah besar. “Dasar ber*ngsek! Apa kamu tahu, berapa banyak yang sudah kami lakukan untuk mendapatkan kesempatan kerja ini? Kamu sudah merusak rencana kami. Aku perintahkan padamu untuk segera berhenti kerja. Sekarang juga!”

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 8

    Nguunngg!Otak Karina langsung meledak.Ternyata Grup Magani benar-benar memasukkannya ke dalam daftar hitam.Entah berapa banyak usaha yang sudah dilakukannya, berapa banyak orang yang dihubunginya, dan berapa banyak koneksi yang dijalinnya untuk membangun hubungan kerja sama dengan Grup Magani.Sekarang, semua usaha dan pengorbanan yang dilakukan Karina tersebut sia-sia, hanya karena kata-kata yang diucapkan oleh Yoga.Yang paling penting, besok akan diadakan acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa. Grup Magani akan memilih tamu di antara para mitranya untuk menghadiri acara makan malam tersebut.Sekarang, Karina juga kehilangan kesempatan untuk bertemu dengan Raja Agoy yang Perkasa.Praktis, Yoga sudah menghancurkan hidup Karina.Karina tidak bisa menerima pukulan seperti itu. Dia langsung jatuh lemas.Setelah itu, dari pagi hingga matahari terbenam, Karina berbaring di tempat tidur dengan tatapan kosong. Dia tidak mau makan, minum, dan bicara.Karina benar-benar ti

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 9

    Orang yang kalian sanjung dan puji itu, tidak lebih dari sekadar cecunguk di mataku.Selain itu, ‘orang penting lainnya’ yang kamu maksud adalah aku.“Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku nggak pantas menerimanya. Seseorang mengundangku makan malam. Aku pergi dulu.” Yoga melangkah pergi.“Kamu …” Karina berkata dengan kesal. “Apa kamu akan terus menjadi sopir seumur hidup? Kamu nggak bisa jadi sukses, karena kamu nggak punya kemampuan!”Karina merasa sangat kecewa pada Yoga. Yoga, Yoga … kalau saja kamu sedikit saja seperti Reza, punya sedikit ambisi. Aku pasti nggak akan pernah menceraikanmu.Melihat Yoga pergi, Gatot merasa tidak tahan lagi. “Yoga, berhenti di situ! Apa aku mengizinkanmu untuk pergi?”Reza buru-buru menghalangi Gatot, “Biarkan saja dia pergi, Gatot. Nanti, kita adukan dia depan tiga orang penting itu. Aku jamin dia nggak akan punya tempat lagi di Kota Pawana ini.”Gatot langsung mengangguk setuju. “Kak Reza memang benar. Hmph, bukankah Yoga hanya mengandalkan sta

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 10

    Mereka bertiga tercengang. Pak Iwan mengira jika dirinya sudah salah mengerti. “Yoga, maksudmu kamu menyuruhku untuk minum?”Yoga menganggukkan kepalanya. “Harus minum tiga kali sehari. Nggak boleh kurang satu gelas pun.”Mitha langsung menjadi cemas. “Yoga, aku rasa kamu jelas-jelas nggak bermaksud baik. Dengan kondisi fisik kakekku, segelas alkohol saja mungkin bisa … apa yang sebenarnya kamu inginkan?”“Resep yang kuberikan seperti ini. Kalau nggak percaya, nggak perlu meminumnya,” kata Yoga.“Aku percaya!” Pak Iwan mengambil gelas anggurnya dan langsung meminumnya sekaligus. Mitha tidak kuasa untuk menghentikannya, meski dia sebenarnya ingin melakukannya.Mitha tercengang dan tidak tahu harus berbuat apa. Dia berkata, “Kek, Kakek … Kakek sedang kacau. Begitu banyak dokter terkenal yang menyuruh Kakek untuk nggak minum alkohol, tapi Kakek malah melupakannya. Cepat, cepat telepon ambulans! Pergi ke rumah sakit dan pompa perutnya.”Mitha mengeluarkan ponselnya dengan gugup dan ingin m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 11

    “Baik, Baik.”Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.Selanjutnya giliran Karina.Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”Oh!Yoga menghela napas.Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-mas

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1269

    Siapa yang tidak menyukai dunia yang normal?Namun, pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara seseorang."Berani-beraninya manusia hantu ini muncul di siang bolong seperti ini. Kalian semua ingin mati ya?"Terlihat sekelompok orang yang perlahan-lahan keluar dan mendekati Yoga dan yang lainnya. Mereka mengenakan serangan yang sama yang terlihat mewah dan indah. Satu per satu mengamati Yoga dan yang lainnya dengan ekspresi yang sangat angkuh."Eh? Ada satu di sini yang masih belum bermutasi jadi manusia hantu. Sungguh langka!""Bagus sekali. Tangkap dia dan lempar ke area terlarang. Kita lihat bagaimana dia berubah menjadi manusia hantu.""Aku dengar prosesnya agak lambat. Bagaimana kalau kita langsung mengirimnya ke area yang lebih dalam?"Semua orang tertawa terbahak-bahak dan terus menyindir. Mereka semua menatap Yoga dengan penuh semangat dan membuat ekspresi Yoga langsung menjadi muram."Bos, apa yang aku katakan nggak salah, 'kan? Kemunculan kita pasti akan membuat mereka merasa ng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1268

    Yoga melihat ke sekeliling, lalu menyipitkan matanya. Dia bisa merasakan ada sebuah kutukan yang sangat kuat muncul di wilayah di depannya. Ada kekuatan yang sulit untuk dijelaskan di dalam kutukan itu yang bisa memengaruhi tubuh manusia.Yoga berkata, "Ternyata ini adalah kekuatan yang kalian terima selama ini."Saat mengatakan itu, tatapan Yoga terlihat penuh dengan belas kasihan. Para manusia hantu itu semuanya tadinya adalah manusia, tetapi mereka didesak dan dikucilkan sampai terpaksa datang ke area terlarang ini. Pada akhirnya, mereka malah menjadi orang yang terkutuk.Prajna membalas, "Bos, apa kutukan ini bisa dihilangkan?"Semua orang menatap Yoga dengan penuh harapan karena mereka semua berharap bisa kembali seperti semula.Namun, Yoga tetap menggelengkan kepala, lalu berkata dengan nada yang muram, "Kekuatan dari kutukan ini terlalu hebat, bahkan aku pun hanya bisa menahannya dengan susah payah."Ekspresi Prajna dan yang lainnya langsung menjadi muram dan perlahan-lahan menu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1267

    Sangat jelas, perbedaannya hanya pada lokasi. Yoga menyeringai dingin dan menunjukkan ekspresi penuh kejutan.Yoga menarik napas dalam-dalam, lalu mengeluarkan sebuah kotak kecil dari sakunya. Setelah membukanya, terlihat seekor serangga kecil berwarna putih di dalamnya.Yoga meletakkan serangga itu di tanah. Serangga kecil itu perlahan merangkak keluar, lalu mengangkat kepalanya sedikit, seolah-olah sedang memanggil sesuatu.Tak lama kemudian, terdengar suara langkah-langkah yang mendekat. Siluet-siluet mulai bermunculan satu per satu, lalu berkumpul di tempat itu.Di antara kerumunan itu, pemimpinnya adalah Prajna. Begitu melihat Yoga, ekspresinya berubah drastis. Dia bertanya dengan kaget, "Bos, kamu benar-benar datang?" Tatapan terkejut mereka terus mengamati Yoga, seakan-akan tidak percaya apa yang mereka lihat."Ya," jawab Yoga dengan tenang. Suaranya datar tanpa emosi.Yoga telah menanamkan serangga anak di tubuh mereka sebelumnya. Dengan serangga induk putih di tangannya, dia d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1266

    Setelah selesai membaca sebuah buku, Yoga perlahan menutupnya. Matanya berkilat dengan ekspresi penuh tanda tanya. Dia terdiam, sementara pandangannya tertuju pada halaman pertama buku itu.Tiba-tiba, suara Bimo terdengar kembali di pikirannya. Dia bertanya, "Gimana perasaanmu setelah membaca?""Sulit diungkapkan ... tapi aku merasa ada sesuatu yang nggak beres!" ucap Yoga.Itulah yang dirasakan Yoga. Sejarah dunia kultivator kuno yang diklaim sudah berlangsung ribuan tahun hanya diceritakan secara sepintas. Banyak peristiwa penting bahkan sama sekali tidak disebutkan. Semua yang tercatat terkesan terlalu biasa, seperti tidak ada apa-apa.Hal ini membuat Yoga merasa, ada banyak hal yang sengaja disembunyikan dari sejarah tersebut. Dia pun merenungkan kata-kata Bimo yang terus terngiang di pikirannya. Apa yang Yoga lihat hanyalah apa yang mereka izinkan untuk dia lihat!"Sudahlah, nggak usah baca lagi!" Yoga akhirnya membuat keputusan itu sambil menghela napas kecil. Dia merasa kecewa.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1265

    Yoga memberi tahu, "Aku lagi berada di vila Sutrisno. Untuk sementara, seharusnya nggak akan ada bahaya."Winola mengingatkannya, "Tapi kamu tetap harus berhati-hati. Ingat baik-baik, jangan biarkan besi hitam itu terlihat lagi. Kalau nggak, kamu akan menghadapi lebih banyak bahaya."Yoga bertanya dengan serius, "Menurutmu, apa tiga barang itu bisa ditemukan dengan mudah?""Di mana ada hadiah besar, pasti ada orang yang berani mengambil risiko. Harusnya bisa ditemukan! Jangan terlalu khawatir, aku juga akan membantumu mencarinya secepat mungkin!" ucap Winola."Makasih," jawab Yoga dengan tulus.Kemudian, Winola bertanya, "Apa Tuan Bimo datang?"Yoga menjawab dengan samar, "Dia bisa datang." Jawaban ini penuh arti, tidak langsung mengiakan tetapi juga tidak membantah.Winola bertanya dengan penuh harap, "Kalau begitu ... bisakah kamu memintanya untuk datang?"Bagaimanapun, Winola pernah meminta hal ini kepada Yoga sebelumnya saat masih di dunia bela diri kuno. Jika Bimo bisa datang, dia

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1264

    Yoga sangat percaya diri dengan penyamarannya. Dengan pakaian serba tertutup seperti itu, mana mungkin ada yang bisa mengenalinya? Begitu pakaian tersebut dilepas, semua urusan akan seolah tak ada hubungannya dengan dirinya."Aduh!" Sutrisno kembali menghela napas panjang. Wajahnya dipenuhi ekspresi tak berdaya dan kesedihan yang mendalam. Tidak disangka, orang yang berada di satu perahu dengannya ini malah menjadi orang pertama yang memunculkan bahaya.Yoga berucap dengan santai, "Sudahlah, berhenti mengeluh. Kamu nggak percaya padaku?"Sutrisno membalas, "Aku terlalu mengenalmu. Setiap kali muncul, kamu nggak pernah bisa duduk diam!"Benarkah? Yoga merenung sejenak dan merasa bahwa itu tidak benar. Menurutnya, dia selalu bersikap sangat tenang dan patuh.Sutrisno akhirnya menutup telepon dengan hati yang gelisah. Dia berharap semuanya tidak akan bertambah buruk. Tepat saat itu, sebuah panggilan telepon masuk lagi ke ponsel Yoga. Kali ini dari Winola. Nada suara Winola terdengar sanga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1263

    Burhan tersenyum tipis, lalu mengangkat tangan sedikit untuk memberi isyarat kepada pria muda itu. Orang itu segera membawa besi hitam dengan hati-hati. Dia memegangnya seperti benda paling berharga, lalu beranjak pergi.Pandangan semua orang masih terpaku pada pria muda tersebut. Mereka mengikuti setiap gerakannya dengan penuh perhatian."Semuanya!" Burhan tiba-tiba bertepuk tangan perlahan dan tersenyum. Dalam sekejap, semua orang tak punya pilihan selain mengalihkan pandangan kembali ke arah Burhan. Ekspresi mereka sedikit berubah, sementara raut wajah mereka penuh keterkejutan.Dengan mata terbelalak, mereka menatap Burhan tanpa berkedip, seolah tatapan mereka seperti kail yang mencengkeram sosoknya dengan erat."Pak Burhan, kenapa cepat sekali dibawa pergi? Kami bahkan belum puas melihatnya!""Benar banget! Dari mana kalian mendapatkan besi hitam itu? Kalau kalian ingin menukarnya, apa yang kalian inginkan sebagai gantinya?""Apa pun yang kalian inginkan, katakan saja! Aku akan pa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1262

    Di samping, pria muda yang tadi melayani Yoga berbicara dengan sorot mata berkilat dingin, "Pak, apa kita perlu melacak anak muda itu? Kelihatannya dia masih sangat muda. Mungkin saja dia mendapatkan besi hitam secara kebetulan dari suatu tempat."Tatapan matanya penuh perhitungan. Dalam sekejap, dia sudah memikirkan berbagai rencana untuk mendapatkan lebih banyak besi hitam dari Yoga.Mata pria tua itu menajam dingin seperti pisau. Dia menatap pria muda itu penuh peringatan, lalu berucap, "Jangan cari masalah!"Pria muda itu langsung tertegun. Kepalanya tertunduk dan wajahnya berubah pucat. Dia sadar, dirinya telah salah berbicara. Setelah memastikan pemuda itu diam, pria tua itu menarik napas panjang dan memandang jauh ke depan dengan tatapan berat.Pria tua itu memberi tahu, "Orang itu bisa sampai di tempat ini. Apa menurutmu dia nggak punya dukungan di belakangnya? Aku bahkan nggak bisa menilai kekuatannya. Itu sudah cukup untuk membuktikan bahwa dia luar biasa!""Kalau kita menyin

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1261

    Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status