Share

Bab 12

Author: Vodka
“Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”

“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”

Mereka berdua siap untuk berkelahi.

“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”

“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”

“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”

Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.

Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?

Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.

Yoga pun menampar wajah Bondan dengan sangat keras.

Plak!

Suara tamparan yang begitu nyaring terdengar tanpa henti di dalam aula.

Nguunggg.

Kepala Nadya dan yang lainnya serasa mau pecah.

Apa yang mereka lihat itu?

Yoga benar-benar menampar Bondan di muka umum.

Tamat sudah! Kali ini, Yoga benar-benar habis!

Nadya sekalipun tidak bisa melindunginya.

Jika Bondan tidak terima, seluruh Grup Magani mungkin akan kena getahnya.

Bondan menutupi wajahnya dengan tidak percaya. “Kamu berani memukulku? Kamu benar-benar berani memukulku?”

“Aku memukulmu demi kebaikanmu sendiri,” kata Yoga.

“Anak TK saja tahu kalau mereka nggak boleh berbohong. Kebiasaanmu yang suka ngomong sembarangan harus diperbaiki mulai sekarang, mengerti?"

Bondan menjadi sangat marah. “Cari mati! Bangs*t, kamu harus mati hari ini!”

Setelah berkata seperti itu, Bondan bersiap untuk menyerang.

“Cukup!” Nadya berteriak dengan marah, “Ini perusahaan, bukan arena perkelahian. Apa-apaan kalian mau bertengkar dan berkelahi di sini!”

Bondan berkata dengan nada setengah mengancam, “Bu Nadya, kamu juga melihatnya sendiri tadi. Kalau kamu memintaku menahan amarah, aku nggak bisa melakukannya. Kecuali kamu memecatku sekarang.”

Tentu saja Nadya tidak mau dan tidak berani memecat Bondan. Dia pun berkata kepada Bondan dengan nada lembut, “Bondan, kamu ingin masalah ini diselesaikan seperti apa, asal jangan menggunakan kekerasan di perusahaan.”

Bondan berpikir sebentar dan berkata, “Suruh dia berlutut dan meminta maaf kepadaku. Lalu, tampar dirinya sendiri 10 kali.”

Nadya merasa berada dalam kesulitan dan berkata, “Tolong hormati aku, Bondan. Lupakan soal berlutut. Biarkan dia minta maaf kepadamu dan menampar sekali.”

Bondan berkata dengan enggan, “Lantaran kamu bosnya, aku akan menghormatimu.”

Nadya merasa lega dan berkata kepada Yoga, “Cepat lakukan seperti yang kukatakan, Yoga.”

“Oke.” Yoga berjalan menghampiri Bondan. Pertama-tama, dia berkata, “Maafkan aku.” Kemudian, tanpa ragu-ragu Yoga kembali menampar Bondan.

Tamparan kali ini bahkan lebih keras dibanding sebelumnya.

Suasana tiba-tiba menjadi hening.

Bondan menutupi wajahnya. Dia benar-benar menduga bahwa dirinya sedang mengalami halusinasi.

Nadya merasa ngeri. Dia tidak pernah menyangka jika Yoga masih berani memukul Bondan.

Apa Yoga sudah bosan hidup?

“Apa yang kamu lakukan, Yoga?” Amarah Nadya meledak.

“Kamu sendiri yang bilang. Pertama-tama aku harus minta maaf, lalu menampar sekali. Aku menuruti kata-katamu,” kata Yoga.

“Aku menyuruhmu untuk menampar dirimu sendiri sekali. Bukannya menampar Bondan.” Nadya tidak bisa berkata-kata untuk sementara waktu.

Bondan yang sudah kembali ke akal sehatnya mengeluarkan belati. “Nak, nggak ada yang bisa menyelamatkanmu hari ini. Tinggalkan pesan terakhirmu.”

Cahaya dingin yang dipantulkan belati tersebut membuat semua orang ketakutan.

Tepat pada saat yang kritis ini, tiba-tiba saja terdengar suara tawa di pintu. “Ramai sekali Grup Madani hari ini. Sepertinya aku datang di saat yang tepat.”

Semua orang langsung melihat ke arah suara tersebut. Begitu melihat siapa yang datang, mereka langsung menjadi waspada.

Bondan sendiri pun terpaksa menahan amarahnya dan menyimpan belatinya untuk sementara.

Orang yang datang tersebut adalah Pak Jarot, wakil ketua Asosiasi Perdagangan Kota.

Asosiasi Perdagangan Kota adalah organisasi terbesar di Kota Pawana. Meski disebut sebagai Asosiasi Perdagangan, organisasi tersebut sebenarnya merupakan sindikat kejahatan yang terorganisir.

Mereka menguasai semua tempat hiburan, perusahaan pengawal, perusahaan penggusuran, dan semua industri zona abu-abu di seluruh kota.

Para pekerja di industri tersebut, semuanya merupakan ‘antek-antek’ dari asosiasi perdagangan ini. Jumlahnya lebih dari 10 ribu orang.

Para preman ini semuanya sangat sombong. Mereka melakukan sesuatu tanpa ragu sedikit pun, kejam, dan tanpa ampun. Mereka juga sudah biasa membunuh orang dan tidak takut pada apa pun. Itu sebabnya, tidak ada seorang pun di Kota Pawana yang berani macam-macam pada orang-orang gila ini.

Pemimpin mereka umumnya mudah untuk dihadapi dan diajak bicara. Namun, bawahannya justru sulit dihadapi dan diajak bicara.

Nadya mengendalikan emosinya dan menyapa sambil tersenyum, “Terima kasih sudah datang kemari, Pak Jarot. Maafkan aku karena nggak menyambutmu dengan baik. Cepat, persilakan Pak Jarot untuk duduk di ruang tamu.”

“Nggak usah.” Pak Jarot melambaikan tangannya dan berkata, “Aku datang kemari untuk memberikan hadiah pada Bu Nadya. Setelah ini aku pergi.”

“Memberikan hadiah?” Nadya tidak mengerti dengan apa yang diinginkan Pak Jarot.

Selama ini, Asosiasi Perdagangan Kota yang selalu mengeksploitasi orang lain. Sejak kapan mereka menjadi bermurah hati dan memberikan hadiah kepada orang lain?

Pak Jarot mengedipkan mata pada anak buahnya. Mereka buru-buru memberikan undangan pada Nadya.

Nadya bertanya dengan rasa ingin tahu, “Pak Jarot, kamu …”

“Aku dengar, Raja Agoy yang Perkasa malam ini akan datang ke Kota Pawana. Bu Nadya akan mengadakan perjamuan makan malam besar untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa,” kata Pak Jarot. “Kebetulan, Kelab Sakuta milikku baru saja dibuka. Aku ingin mengundang Bu Nadya untuk mengadakan acara makan malam di Kelab Sakuta milikku, untuk menunjukkan rasa hormat dan kekagumanku pada Raja Agoy yang Perkasa. Semua ini merupakan niat baik dari Asosiasi Perdagangan Kota. Aku harap Bu Nadya nggak menolaknya.”

Mendengar hal tersebut, di dalam hatinya, diam-diam Nadya mengutuk Pak Jarot sebagai orang yang tercela dan tidak tahu malu.

Semua orang tahu, perjamuan makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa ini akan menaikkan reputasi dalam bisnis. Di mana pun acara tersebut diadakan, pasti akan terkenal di dunia internasional dan tercatat dalam sejarah.

Popularitas ini tidak bisa dibeli dengan uang, berapa pun jumlah.

Pak Jarot ingin mendapatkan popularitas ini secara cuma-cuma, bagaimana mungkin Nadya mau menerimanya?

Nadya meminta maaf. “Maafkan aku, Pak Jarot. Acara makan malam penyambutan ini sudah ditetapkan diadakan di aula utama Grup Magani. Aku khawatir, aku nggak bisa memenuhi keinginanmu.”

Pak Jarot mengerutkan kening. Dia merasa agak kesal. “Bu Nadya, kamu bahkan nggak mau menghormatiku sedikit saja sebagai orang tua?”

“Pak Jarot, lokasi acara makan malam ini sudah diberitahukan kepada Raja Agoy yang Perkasa. Mengubah lokasi makan malam di menit-menit terakhir, sama saja dengan nggak menghormati Raja Agoy yang Perkasa,” kata Nadya.

Pak Jarot menghela napas. “Bu Nadya, kamu sudah menyebabkan masalah besar bagiku. Kalau begitu, begini saja. Mari kita selesai masalah ini menurut peraturan dunia preman, dengan cara berkelahi. Masing-masing dari kita akan mengirimkan satu orang untuk berkelahi. Siapa yang menang, akan menjadi tuan rumah dari acara makan malam itu. Majulah, Legam.”

Setelah berkata seperti itu, seorang pria kekar berkulit hitam keluar dari rombongan Pak Jarot. Meskipun tenang, penampilannya tampak ganas seperti seorang pembunuh.

Nadya bermaksud menolaknya. Namun, Pak Jarot tidak memberinya kesempatan untuk bicara dan berkata, “Kalian semua, kosongkan tempat ini. Tinju dan kaki nggak punya mata. Jangan sampai melukai orang yang nggak bersalah.”

Anak buah Pak Jarot langsung mengeluarkan senjata, yaitu pipa baja, kunci pas, palu, dan lain sebagainya. Mereka mendorong semua orang ke pinggir dan mengelilingi tempat itu membentuk sebuah lingkaran.

Nadya merasa putus asa. Pak Jarot jelas datang dengan persiapan yang matang. Dia ingin menghancurkan tempat ini, sehingga mau tidak mau acara makan malam penyambutan, terpaksa harus dipindahkan ke tempat Pak Jarot.
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aruan Riko
pusing bcanya gk jelas alur ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 15

    Keluarga Karina juga sampai lebih awal di alun-alun, di depan pintu masuk Grup Magani. Mereka sedang menunggu Reza.Di tengah penantian mereka yang penuh harap, Reza pun akhirnya datang terlambat.“Tuan Muda Reza, apa kamu sudah mendapatkan undangan makan malamnya?” tanya Karina dengan tidak sabar.“Jangan khawatir. Tentu saja aku sudah mendapatkannya. Ayahku sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya. Seharusnya sebentar lagi dia sampai,” kata Reza.“Bagus.” Keluarga Karina merasa tidak sabar dan antusias.“Coba kalian tebak,” lanjut Reza. “Dini hari tadi, tiba-tiba saja Pak Iwan muntah darah. Nyawanya terancam. Tidak diragukan lagi kalau semua ini karena perbuatan Yoga. Aku dengar sekarang Nona Mitha membawa banyak orang untuk mencari Yoga di seluruh kota. Pada saat kritis, ayahku mengirimkan ginseng gunung berusia 500 tahun milik keluargaku, sehingga nyawa Pak Iwan bisa diselamatkan. Sebagai rasa terima kasih, Pak Iwan bukan hanya memberikan undangan acara makan malam ini. Dia juga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 16

    Tatapan mereka seperti menatap orang yang idiot.“Apa aku nggak salah dengar? Dia berani menyebut dirinya sebagai Raja Agoy yang Perkasa?”“Apa dia nggak takut mati dengan mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa pada situasi dan waktu saat ini?”“Diam, bodoh! Kalau kamu berani menghina idolaku, aku nggak akan lagi segan-segan padamu!”Keluarga Karina menatap Yoga dengan penuh penghinaan dan berkata, “Baj*ngan yang hina ini sedang cari perhatian!”Sekarang, Karina benar-benar kecewa pada Yoga. Ternyata, kecemburuan memang bisa membuat orang berubah total dan mau melakukan apa saja.Demi memfitnah Tuan Muda Reza, Yoga bahkan berani mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa.Karina berseru dengan suara pelan, “Cukup, Yoga! Aku sudah memberimu 10 miliar dan semua itu masih belum cukup untuk dihabiskan? Apakah menyenangkan bagimu untuk menipu orang dengan mengaku-ngaku sebagai orang yang hebat?”Yoga tertegun. “Kapan aku pernah menipu orang?”“Jangan pikir kami nggak tahu. Sebelumny

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 17

    “Kamu salah, Pak Bayu,” kata Karina. “Raja Agoy yang Perkasa memiliki status yang tinggi, sedangkan aku hanyalah seorang pengusaha kecil. Bagaimana mungkin kami bisa saling berhubungan?”Bayu tertawa. “Semua itu memang perintah dari Raja Agoy yang Perkasa. Bagaimana mungkin aku berani melakukan kesalahan?”Pada titik ini, seorang pria tua yang mengenakan kemeja panjang datang mendekat. Dia berkata, “Nona Karina, aku sudah banyak mendengar tentang dirimu.”Pria tua itu adalah Pak Harja . Dia merupakan orang penting di zona abu-abu Provinsi Sadali, yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Dunia Hitam’.Auranya yang kuat menekan Karina, hingga membuat Karina sesak napas.Karina berpura-pura bersikap tenang. “Halo, Pak Harja. Ini pertemuan pertama kita. Mohon bimbingannya.”Namun, Pak Harja malah tertawa dan berkata, “Kita bukan baru pertama kali ini bertemu, Nona Karina. Sebelumnya, beberapa kali perusahaanmu menjadi sasaran dari kelompok abu-abu. Diam-diam aku membantumu melewati semuanya.”Ah!

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 18

    Pria yang menggantungkan hidupnya pada wanita dan dibenci oleh semua orang ini, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu!Dia … kenapa dia masih begitu muda?Memikirkan bagaimana mereka baru saja bergabung untuk melawan Raja Agoy yang Perkasa dan bahkan mencoba untuk mengusirnya, mereka pun langsung merasa ingin mati saja.Oh Langit, apa yang sudah kulakukan barusan?Raja Agoy yang Perkasa pasti nggak akan memaafkan kami begitu saja.Yang paling terkejut dan syok di tempat itu adalah Nadya dan keluarga Karina.Nadya bahkan tidak pernah menyangka jika sopir sombong yang direkrutnya secara sembarangan itu, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa.Yang lebih penting lagi, sebelumnya Nadya mengatakan kepada Yoga bahwa Raja Agoy yang Perkasa adalah pria tua bejat yang menginginkan kecantikannya. Dia juga memaksa Yoga untuk menjadi pengawalnya …Sekarang, Nadya merasa sangat malu dan hanya ingin mencari lubang di tanah untuk bersembunyi.Keluarga Karina juga mematung di tempa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 19

    Namun, Yoga yang terlibat dalam masalah tersebut, tetap bersikap tenang dan santai.Dalam sekejap, Mitha pun melihat sosok Yoga. Dia langsung menunjuk ke arah Yoga. “Akhirnya aku menemukanmu, Yoga! Siapa pun, cepat tangkap dia!”“Tunggu dulu! Kalau ingin menangkapku, kamu harus memberiku alasan!” kata Yoga dengan dingin.“Hmph, pura-pura bodoh!” balas Mitha. “Setelah Kakek meminum obat yang kamu resepkan, kondisinya menjadi makin memburuk. Bahkan, hari ini Kakek juga muntah darah dan mengalami syok. Sekarang, dia masih nggak sadarkan diri. Apa semua alasan ini sudah cukup? Kamu bahkan membuat Kakek nggak bisa menyambut kedatangan Raja Agoy yang Perkasa. Kesalahanmu bertambah menjadi dua kali lipat!”“Kalau Pak Iwan meminum obatku tepat waktu, wajar saja kalau hari ini dia mengalami muntah dan syok,” kata Yoga. “Muntah darah yang dialami Pak Iwan adalah proses mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuhnya. Dia akan sembuh total setelah semua racunnya keluar. Sedangkan syok yang dialami

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 20

    Apa yang sebenarnya terjadi?Kenapa semua obat yang kuberikan pada Kakek masih terkemas dengan baik?Mungkinkah … Kakek nggak meminumnya sama sekali?Mitha menatap Pak Iwan dengan curiga.“Aku sama sekali nggak meminum obat yang kamu berikan kepadaku. Tiga hari ini, diam-diam aku meminum anggur obat yang diberikan oleh Yoga,” ujar Pak Iwan. “Menurutmu, siapa yang sudah berjasa untuk menyembuhkanku?”Jederrr!Kebenaran akhirnya terungkap.Ternyata memang Yoga yang sudah menyembuhkan penyakit menahun yang diderita oleh Pak Iwan.Penyakit menahun Pak Iwan adalah masalah medis internasional. Penyakit ini dikenal sebagai kanker abadi. Para ahli top di dalam dan di luar negeri tidak berdaya untuk menyembuhkannya.Namun, Raja Agoy yang Perkasa hanya membutuhkan waktu tiga hari untuk dapat menyembuhkan Pak Iwan.Raja Agoy yang Perkasa begitu kaya raya. Dia juga memiliki kemampuan medis yang begitu hebat. Si*lan, hidup ini memang benar-benar tidak adil.Ekspresi wajah keluarga Karina menunjukka

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1243

    Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1242

    "Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1241

    Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1240

    "Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1239

    Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1238

    Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status