Share

Bab 11

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-28 17:02:58
“Baik, Baik.”

Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”

Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”

Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”

Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.

Selanjutnya giliran Karina.

Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.

Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.

Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”

Oh!

Yoga menghela napas.

Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.

Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-masa paling sulit dalam hidupnya? Melewati rintangan terberat dalam hidupnya?

“Kamu belum sembuh betul. Jangan minum dulu,” kata Yoga. “Aku terima niat baik kalian. Sekarang keluarlah.”

Mereka merasa lega dan buru-buru ‘melarikan diri’ dari ruang pribadi tersebut.

Menit-menit di dalam ruang pribadi tersebut adalah saat-saat tersulit dalam hidup mereka.

Keluar dari ruang pribadi tersebut, mereka terlihat lemas dan lesu. Benar-benar tidak bertenaga dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah beberapa saat, Ambar menelan ludah dan bertanya, “Menurut kalian, kenapa Pak Danu dan Pak Iwan begitu menghormati Yoga? Bahkan, Pak Iwan juga memanggil Yoga dengan sebutan ‘Pak’.”

Mereka saling berpandangan dengan ekspresi bingung di wajahnya.

“Kak, apa Yoga pernah punya urusan dengan Pak Iwan dan Pak Danu sebelumnya?” tanya Gatot.

“Memangnya dulu kamu pernah melihat Yoga keluar rumah?” Karina balik bertanya.

Memang benar. Sehari-hari, Yoga hanyalah seorang bapak rumah tangga yang tidak pernah keluar rumah. Bahkan, dia juga tidak pernah keluar dari pintu gerbang. Yoga tidak punya waktu untuk berkenalan dengan Pak Iwan dan Pak Danu.

“Mungkinkah selama ini Yoga menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri?” tanya Ambar.

Ambar merasa agak menyesal sekarang. Jika dia tahu Yoga mengenal dua orang penting ini, bahkan juga diperlakukan sebagai tamu kehormatan, Ambar pasti tidak akan pernah membiarkan Karina menceraikan Yoga.

Namun, Karina merasa cukup lega. Pria yang disukainya ternyata tidak mengecewakannya.

Saat mereka sedang bingung, Yoga dan yang lainnya berjalan keluar. Dia berjalan di tengah, diapit oleh Pak Iwan dan Pak Danu, seakan-akan posisi Yoga jauh lebih tinggi dibanding mereka berdua.

Tanpa sengaja, Yoga dan Karina saling bertatapan. Mereka saling memandang, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Untungnya, Yoga tidak mempersulit mereka dan langsung pergi.

Mereka baru saja menghela napas lega, ketika tanpa diduga Mitha berbalik arah.

Mereka kembali merasa tegang. Tanpa sadar, mereka berpikir jika Mitha mencari mereka untuk membuat perhitungan.

Mitha adalah satu-satunya kolonel wanita di Provinsi Sadali. Dia bisa memusnahkan seluruh keluarga mereka, hanya dengan satu kalimat saja.

“Kalian kenal Yoga?” tanya Mitha.

“Kenal. Dia mantan suamiku,” jawab Karina dengan jujur.

“Dia nggak paham ilmu medis, ‘kan?” tanya Mitha lagi.

“Aku belum pernah melihat Yoga belajar ilmu medis sebelumnya. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa memahami ilmu medis?” jawab Karina dengan jujur.

Mitha menggertakkan giginya. “Hmph, ternyata Yoga memang benar-benar penipu!”

“Penipu? Apa yang terjadi?”

Mitha pun langsung menjelaskan, “Hmph, Yoga menyebut dirinya sebagai dokter ajaib. Dia bilang, dia bisa menyembuhkan penyakit kakekku dengan segelas anggur. Sekarang, kakekku benar-benar percaya kepadanya. Berani-beraninya dia menipu kakekku. Benar-benar cari mati!”

Semua orang langsung mengerti.

Ternyata Yoga sedang menipu orang dengan menyamar sebagai orang yang hebat. Dia menipu Pak Iwan dan Pak Danu untuk mendapatkan kepercayaan mereka.

“Sudah kubilang, manusia nggak berguna seperti dia, mana pantas berurusan dengan tokoh-tokoh penting seperti Pak Iwan dan Pak Danu.” Reza buru-buru berkata. “Hati-hati, Nona Mitha. Jangan sampai tertipu olehnya. Sebenarnya, Yoga itu hanya seorang pria parasit. Dia dan Karina sudah menikah selama lima tahun. Sepanjang hari, Yoga tidak melakukan apa pun. Dia bodoh dan nggak bisa apa-apa. Yoga nggak pernah menghasilkan uang sepeser pun. Bahkan, dia meminta uang saku dari Karina. Sekarang, Karina sudah menceraikannya. Dia pasti nggak bisa makan. Itu sebabnya dia menipu Pak Iwan.”

Mitha jadi makin membenci Yoga. “Ternyata Yoga juga seorang pria parasit. Dia benar-benar pantas untuk mati. Yoga juga mengatakan kalau penyakit kakekku akan sembuh dalam tiga hari kedepan. Hmph, kalau tiga hari lagi kakekku nggak sembuh, aku akan membuatnya menyesal!” Mitha pergi dengan marah.

Ambar menjadi sangat marah. “Manusia bodoh ini bahkan berani menipu Pak Iwan. Benar-benar bodoh dan sombong!”

Amarah Gatot juga ikut meledak. “Barusan aku hampir percaya kalau dia sangat pandai menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri. Aku benar-benar bodoh.”

Karina juga benar-benar kecewa pada Yoga. Sebelumnya, Karina berpikir bahwa meskipun Yoga tidak punya kemampuan, setidaknya dia orang yang tulus dan jujur. Namun, Karina tidak menyangka. Baru saja bercerai, Yoga sudah mulai menipu untuk bertahan hidup. Dia benar-benar salah menilai Yoga. Menceraikan Yoga adalah tindakan yang tepat.

“Karina, saat ini Pak Iwan tengah ditipu oleh Yoga. Kalau sekarang aku meminta undangan makan malam pada Pak Iwan, Yoga pasti akan menghalanginya,” kata Reza. “Tapi, tenang saja. Tunggu tiga hari lagi ketika Nona Mitha membongkar kebusukan Yoga. Setelah Pak Iwan menyadari kalau dia telah ditipu, aku pasti akan membantumu mendapatkan undangan makan malam itu.”

Karina berkali-kali berterima kasih kepada Reza, “Terima kasih, Tuan Muda Reza. Hari ini aku benar-benar merepotkanmu.”

Reza melambaikan tangannya. “Kita ini bukan orang luar. Nggak perlu bersikap sopan seperti itu.”

Gatot juga memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajukan permintaannya sendiri, “Kak Reza, bisakah kamu membantuku merebut kembali posisi sebagai sopir? Kalau aku menjadi sopir Bu Nadya, aku bisa membantu Kak Karina menjalin hubungan kerja sama dengan Grup Magani.”

“Hmm, aku juga berpikir seperti itu. Tunggu saja kabar baik dariku,” kata Reza.

“Terima kasih, Kak Reza.”

Sekarang, Ambar merasa makin menyukai Reza setiap kali melihatnya.

Di dalam hatinya, Ambar sudah memutuskan bahwa Reza adalah menantunya.

Malam itu, Reza menghubungi Kak Bondan. Kak Bondan adalah sopir sekaligus pengawal pribadi Nadya.

Setelah Reza menjanjikan imbalan sebesar dua miliar, Kak Bondan dengan senang hati bersedia membantu Reza mengusir Yoga dari Grup Magani.

Tiga hari berlalu dengan cepat. Malam ini, jam delapan tepat, acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa akan diadakan di Grup Magani.

Pagi-pagi sekali, semua karyawan Grup Magani sudah mulai menyiapkan tempat pertemuan. Mereka semua begitu sibuk dan suasananya juga begitu ramai.

Yoga datang lebih awal ke Grup Magani sambil membawa sarapan.

Setelah Raja Agoy yang Perkasa datang ke negara itu, Yoga harus siap sedia kapan pun saat dihubungi. Dia harus mengantarkan Raja Agoy yang Perkasa pergi ke mana pun.

Sebelum Raja Agoy yang Perkasa datang, Yoga tidak punya pekerjaan apa-apa.

Saat sedang makan, tiba-tiba saja Yoga merasa cahaya di depannya terhalang.

Yoga menengadah dan melihat seorang pria bertubuh kekar tengah berdiri di depannya.

Pria bertubuh kekar itu tidak lain adalah sopir pribadi Nadya, Bondan Pramana, atau yang juga dikenal sebagai Kak Bondan …

Tanpa menunggu Yoga angkat bicara, Bondan langsung berkata dengan angkuhnya, “Kamu orang baru, ya?”

Yoga menganggukkan kepalanya. “Benar.”

Bondan memberi perintah. “Pergi, belikan aku sarapan! Susu kedelai di jalan timur, cireng di jalan barat, asinan di jalan selatan, dan bir pletok di jalan utara. Kalau dalam waktu 10 menit sarapanku nggak tersedia, tanggung sendiri akibatnya.”

Tentu saja Yoga tahu kalau Bondan sedang mencari gara-gara dengannya.

Yoga berkata dengan sopan, tetapi tegas, “Maaf, membelikan sarapan untuk orang lain nggak termasuk dalam daftar pekerjaanku.”

Bondan menjadi sangat marah. “Si*lan, berani-beraninya kamu menolak perintahku! Apa kamu tahu siapa aku?”

Teriakan Bondan langsung menarik perhatian semua orang di kantor.

Setelah mengetahui jika Bondan yang mengamuk, suasana di aula kantor langsung terasa tegang dan mencekam.

Meski Bondan hanyalah seorang sopir dan pengawal pribadi Nadya, tetapi statusnya tidak bisa dibilang rendah.

Di perusahaan tersebut, Nadya sendiri menghormati Bondan, apalagi orang lain.

Hal tersebut karena Bondan berasal dari keluarga seni bela diri kuno. Dia memiliki kemampuan yang luar biasa dan berkali-kali menyelamatkan perusahaan juga Nadya dari bahaya.

Lantaran perusahaan bergantung kepadanya, Bondan pun terkadang begitu sombong dan memandang sebelah mata pada Nadya. Namun, demi keamanan perusahaan, Nadya hanya bisa menahan amarahnya.

Yoga tetap bersikap tenang. “Aku nggak peduli siapa kamu. Bu Nadya sekalipun juga nggak punya hak untuk menyuruhku membelikan sarapan.”

“Ber*ngsek!” Bondan mengepalkan tinjunya. “Sepertinya diperlukan kekerasan untuk membuatmu patuh. Aku akan mengabulkan keinginanmu itu.”

Bondan mengambil sarapan Yoga dan menumpahkannya ke tubuh Yoga.

Untuk sesaat, Yoga terlihat seperti tikus kecebur got.

Yoga tetap bersikap tenang dan santai. Dia menyeka sup dari tubuhnya. “Bagus sekali. Kamu sudah berhasil membuatku marah.”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamadi Sihombing
gak masuk akal ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 15

    Keluarga Karina juga sampai lebih awal di alun-alun, di depan pintu masuk Grup Magani. Mereka sedang menunggu Reza.Di tengah penantian mereka yang penuh harap, Reza pun akhirnya datang terlambat.“Tuan Muda Reza, apa kamu sudah mendapatkan undangan makan malamnya?” tanya Karina dengan tidak sabar.“Jangan khawatir. Tentu saja aku sudah mendapatkannya. Ayahku sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya. Seharusnya sebentar lagi dia sampai,” kata Reza.“Bagus.” Keluarga Karina merasa tidak sabar dan antusias.“Coba kalian tebak,” lanjut Reza. “Dini hari tadi, tiba-tiba saja Pak Iwan muntah darah. Nyawanya terancam. Tidak diragukan lagi kalau semua ini karena perbuatan Yoga. Aku dengar sekarang Nona Mitha membawa banyak orang untuk mencari Yoga di seluruh kota. Pada saat kritis, ayahku mengirimkan ginseng gunung berusia 500 tahun milik keluargaku, sehingga nyawa Pak Iwan bisa diselamatkan. Sebagai rasa terima kasih, Pak Iwan bukan hanya memberikan undangan acara makan malam ini. Dia juga

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 16

    Tatapan mereka seperti menatap orang yang idiot.“Apa aku nggak salah dengar? Dia berani menyebut dirinya sebagai Raja Agoy yang Perkasa?”“Apa dia nggak takut mati dengan mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa pada situasi dan waktu saat ini?”“Diam, bodoh! Kalau kamu berani menghina idolaku, aku nggak akan lagi segan-segan padamu!”Keluarga Karina menatap Yoga dengan penuh penghinaan dan berkata, “Baj*ngan yang hina ini sedang cari perhatian!”Sekarang, Karina benar-benar kecewa pada Yoga. Ternyata, kecemburuan memang bisa membuat orang berubah total dan mau melakukan apa saja.Demi memfitnah Tuan Muda Reza, Yoga bahkan berani mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa.Karina berseru dengan suara pelan, “Cukup, Yoga! Aku sudah memberimu 10 miliar dan semua itu masih belum cukup untuk dihabiskan? Apakah menyenangkan bagimu untuk menipu orang dengan mengaku-ngaku sebagai orang yang hebat?”Yoga tertegun. “Kapan aku pernah menipu orang?”“Jangan pikir kami nggak tahu. Sebelumny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 17

    “Kamu salah, Pak Bayu,” kata Karina. “Raja Agoy yang Perkasa memiliki status yang tinggi, sedangkan aku hanyalah seorang pengusaha kecil. Bagaimana mungkin kami bisa saling berhubungan?”Bayu tertawa. “Semua itu memang perintah dari Raja Agoy yang Perkasa. Bagaimana mungkin aku berani melakukan kesalahan?”Pada titik ini, seorang pria tua yang mengenakan kemeja panjang datang mendekat. Dia berkata, “Nona Karina, aku sudah banyak mendengar tentang dirimu.”Pria tua itu adalah Pak Harja . Dia merupakan orang penting di zona abu-abu Provinsi Sadali, yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Dunia Hitam’.Auranya yang kuat menekan Karina, hingga membuat Karina sesak napas.Karina berpura-pura bersikap tenang. “Halo, Pak Harja. Ini pertemuan pertama kita. Mohon bimbingannya.”Namun, Pak Harja malah tertawa dan berkata, “Kita bukan baru pertama kali ini bertemu, Nona Karina. Sebelumnya, beberapa kali perusahaanmu menjadi sasaran dari kelompok abu-abu. Diam-diam aku membantumu melewati semuanya.”Ah!

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 18

    Pria yang menggantungkan hidupnya pada wanita dan dibenci oleh semua orang ini, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu!Dia … kenapa dia masih begitu muda?Memikirkan bagaimana mereka baru saja bergabung untuk melawan Raja Agoy yang Perkasa dan bahkan mencoba untuk mengusirnya, mereka pun langsung merasa ingin mati saja.Oh Langit, apa yang sudah kulakukan barusan?Raja Agoy yang Perkasa pasti nggak akan memaafkan kami begitu saja.Yang paling terkejut dan syok di tempat itu adalah Nadya dan keluarga Karina.Nadya bahkan tidak pernah menyangka jika sopir sombong yang direkrutnya secara sembarangan itu, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa.Yang lebih penting lagi, sebelumnya Nadya mengatakan kepada Yoga bahwa Raja Agoy yang Perkasa adalah pria tua bejat yang menginginkan kecantikannya. Dia juga memaksa Yoga untuk menjadi pengawalnya …Sekarang, Nadya merasa sangat malu dan hanya ingin mencari lubang di tanah untuk bersembunyi.Keluarga Karina juga mematung di tempa

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 19

    Namun, Yoga yang terlibat dalam masalah tersebut, tetap bersikap tenang dan santai.Dalam sekejap, Mitha pun melihat sosok Yoga. Dia langsung menunjuk ke arah Yoga. “Akhirnya aku menemukanmu, Yoga! Siapa pun, cepat tangkap dia!”“Tunggu dulu! Kalau ingin menangkapku, kamu harus memberiku alasan!” kata Yoga dengan dingin.“Hmph, pura-pura bodoh!” balas Mitha. “Setelah Kakek meminum obat yang kamu resepkan, kondisinya menjadi makin memburuk. Bahkan, hari ini Kakek juga muntah darah dan mengalami syok. Sekarang, dia masih nggak sadarkan diri. Apa semua alasan ini sudah cukup? Kamu bahkan membuat Kakek nggak bisa menyambut kedatangan Raja Agoy yang Perkasa. Kesalahanmu bertambah menjadi dua kali lipat!”“Kalau Pak Iwan meminum obatku tepat waktu, wajar saja kalau hari ini dia mengalami muntah dan syok,” kata Yoga. “Muntah darah yang dialami Pak Iwan adalah proses mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuhnya. Dia akan sembuh total setelah semua racunnya keluar. Sedangkan syok yang dialami

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-28

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1179

    Yoga menunjuk ke satu arah dan berkata dengan tenang, "Sudah mati. Pergi lihat saja sendiri, sekalian ikut mati di sana.""Apa?"Farel menjadi makin marah karena dia tidak bisa menerima kenyataan itu dan memerintahkan kultivator prajurit lainnya, "Bunuh dia!"Ekspresi kultivator prajurit itu menjadi serius dan merasa sangat tegang. Dia menatap Yoga, tetapi dia tidak bisa melihat dengan jelas kekuatan lawannya itu. Seolah-olah ada lapisan kabut tipis yang menyelimuti sosok Yoga."Kamu nggak mungkin bisa membunuh mereka. Hari ini aku akan melihat sendiri apa yang sebenarnya telah terjadi," kata kultivator prajurit itu dengan dingin dan langsung menyerang Yoga. Tidak ada yang percaya Yoga memiliki kekuatan untuk melawan seorang kultivator prajurit."Huh!" Yoga tersenyum dingin dan tatapannya terlihat menyindir. Menghadapi serangan lawan, dia tidak menghindar dan hanya berdiri di tempat dengan diam. Seolah-olah, dia sengaja menunggu lawannya menyerang."Matilah!" teriak kultivator prajurit

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1178

    Farel tersenyum dengan sangat sombong. Dia mengira Sutrisno dan Winola bisa datang ke sini karena melarikan diri. Sementara itu, Yoga sudah ditangkap dan dibunuh dengan kejam oleh tiga kultivator prajurit itu."Farel, aku ini tuan muda Keluarga Salim, kamu cari mati atau ingin membawa bencana bagi Keluarga Husin?" kata Sutrisno dengan nada dingin dan melangkah maju. Bagaimanapun juga, Keluarga Salim adalah keluarga nomor satu di dunia kultivator kuno, sehingga Keluarga Husin tidak bisa menandingi reputasi dan kekuatan mereka. Dia tidak percaya Farel ini berani membunuhnya."Huh! Ini adalah ruang rahasia, kenapa kalau kamu mati? Tempat ini sudah seperti dunia yang terpisah, nggak ada orang yang akan tahu kalau kamu mati. Bukan hanya kamu, Keluarga Bramasta juga begitu. Semuanya harus mati di sini," kata Farel sambil tertawa terbahak-bahak dengan sangat liar. Kata-katanya yang dingin membuat suasana di seluruh makam ini penuh dengan aura membunuh.Ekspresi Sutrisno dan Winola langsung me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1177

    "Jangan menahan diri lagi! Selama orang ini nggak mati, kita semua nggak akan tenang!"Sekejap kemudian, ketiga kultivator prajurit itu serentak menyerang Yoga dengan penuh amarah dan kebencian. Wajah mereka memancarkan kemarahan yang meluap-luap. Setiap langkah mereka dipenuhi dengan niat membunuh.Namun, kekuatan Yoga saat ini sudah mencapai puncak kultivator jenderal tahap jumantara. Dia hanya tinggal selangkah lagi untuk menembus ke tingkat kultivator raja, bahkan bisa dibilang satu kakinya sudah berada di sana. Mana mungkin ketiga kultivator prajurit ini bisa menjadi lawannya?Dengan tenang, Yoga mengangkat tinjunya yang memancarkan kilatan petir terang. Listrik memelesat ke segala arah.Hanya dengan satu pukulan, ketiganya langsung terpental keras ke tanah. Kekuatan penghancur yang dahsyat itu membuat mereka muntah darah. Tubuh mereka dipenuhi luka-luka yang begitu mengerikan hingga membuat siapa pun bergidik ngeri.Ketiga kultivator prajurit itu menatap Yoga dengan wajah penuh k

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1176

    Dalam sekejap, suasana di sekitar mereka menjadi tegang dan mencekam. Udara terasa begitu berat, seperti ditindih sesuatu yang menakutkan.Yoga dan yang lainnya segera menoleh ke arah suara itu dan memandang orang-orang yang baru tiba. Begitu melihat bahwa itu adalah tiga orang kultivator prajurit, mereka langsung mengernyit."Kalian balik lagi?" Yoga dan yang lainnya terkejut. Perlu diketahui, kemunculan sisik hitam sebelumnya yang menyelamatkan mereka dari serangan para kerangka. Fakta bahwa tiga orang ini berhasil sampai di sini pasti berkaitan dengan ledakan besar barusan."Farel di mana? Kenapa dia nggak bareng kalian?" tanya Yoga sambil menatap mereka dengan tenang."Hmph! Membunuhmu cukup dengan kami bertiga. Bersiaplah untuk mati!" ucap salah satu dari mereka dengan dingin sambil langsung menyerang Yoga.Winola dan Sutrisno langsung tertegun. Raut wajah mereka menunjukkan ekspresi kaget. Mereka tidak menyangka, para kultivator prajurit ini begitu tegas dan langsung mengejar mer

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1175

    Semua orang segera bergerak maju karena ingin melihat apa yang tersembunyi di depan. Pada saat yang sama, mereka menemukan sebuah lubang yang dalam di tanah. Itu tepat di lokasi tempat para kerangka tadi berada."Gawat! Mayat Yoga dan yang lainnya nggak ada!" seru Farel. Dia langsung merasakan bulu kuduknya berdiri, seolah menyadari sesuatu.Ketika yang lain melihat situasi itu, mereka juga merasa ngeri dan heran. Di momen itu juga, mereka semua menyadari bahwa Yoga pasti telah melarikan diri."Mana mungkin? Kenapa mereka nggak mati?""Apakah kerangka-kerangka itu sengaja menghindari Yoga dan yang lainnya?""Sialan! Yoga pasti sudah pergi ke tempat lain. Kita nggak boleh membiarkan dia mendapatkan harta karun itu!"Semua orang mulai panik dan marah. Kalau Yoga berhasil menemukan harta itu, siapa yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya?Farel segera memberi perintah sebelum berbalik dan masuk ke dalam lubang, "Kalian kejar Yoga! Aku akan masuk ke dalam lubang ini!"Para kultivator p

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1174

    Yoga menatap Sutrisno dengan ekspresi yang makin aneh. Wajahnya memancarkan campuran rasa bingung dan canggung. Lukisan Masa Pijat? Apakah dua orang senior itu benar-benar melakukan hal yang sekeren itu?Dengan ekspresi muram, Winola berucap dengan nada dingin, "Itu namanya Lukisan Masa Depan! Bukan masa pijat. Lukisan Masa Pijat cuma trik pemasaran dari tempat-tempat pijat itu.""Oh, begitu ya? Aku benar-benar nggak tahu soal itu," jawab Sutrisno dengan raut rajah kebingungan."Kamu diam saja dulu!" seru Yoga yang memberi Sutrisno tatapan tajam. Dia tidak ingin mendengar lagi ucapannya."Lukisan Masa Depan adalah karya mereka berdua. Itu adalah 60 gambar yang meramalkan masa depan. Banyak di antaranya telah terbukti benar-benar terjadi," jelas Winola.Winola menambahkan, "Mereka bahkan menyatakan bahwa sejarah manusia akhirnya akan menuju dunia yang damai, di mana nggak ada lagi perbedaan antara hitam dan putih, utara dan selatan, kota dan desa, aku dan kamu. Semuanya akan bersatu dal

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1173

    Aura kuat yang terpancar dari sosok itu membuat ketiga orang tersebut merasakan getaran dalam hati mereka. Orang itu berada di posisi yang jauh lebih tinggi, bahkan jauh di atas mereka semua.Yoga menatap bayangan itu dengan rasa penasaran yang makin besar. Dia mengerucutkan bibirnya, lalu menunjuk ke arah sosok tersebut dan bertanya dengan penasaran, "Ini ... bukannya ... Tuan Bimo?""Betul sekali!" Winola dan Sutrisno mengangguk bersamaan dengan ekspresi serius.Yoga tiba-tiba menyadarinya. Tidak heran sosok itu terlihat sangat familier. Ternyata, yang tergambar di lukisan itu adalah Bimo. Seribu tahun yang lalu, orang tua ini ternyata begitu terkenal?Yoga meledek, "Lihatlah, begitulah penampilanmu dalam catatan sejarah. Bikin iri deh."Bimo menimpali dengan bangga, "Sekarang, kamu baru sadar lagi berhadapan sama tokoh yang begitu luar biasa, 'kan?"Namun, Yoga langsung membalas, "Tapi ujung-ujungnya tetap kalah, 'kan?"Bimo kehabisan kata-kata. Sebuah kalimat dari Yoga langsung mem

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1172

    "Apa?" tanya Yoga yang terkejut. Dia memandang kedua orang itu dengan tatapan kosong.Sutrisno membalas dengan bingung, "Kamu nggak tahu?""Apa aku seharusnya tahu?" ucap Yoga sambil mengerucutkan bibirnya. Dia merasa bingung sekaligus tak berdaya. Ini pertama kalinya dia mendengar tentang semua ini."Nggak aneh. Hal-hal ini cuma disebutkan di dunia kultivator kuno. Di dunia bela diri kuno, hanya sekte-sekte besar yang punya catatan tentangnya," jelas Winola dengan ekspresi serius dan suara berat."Coba aku lihat!" ucap Yoga. Dia menjadi tertarik dengan apa yang mereka bicarakan. Dia langsung menatap lukisan di dinding dan mulai memeriksanya. Gambar-gambar itu terpahat dengan sangat hidup, meskipun lebih menyerupai fragmen-fragmen peristiwa yang tidak saling berhubungan."Ada yang bisa menjelaskan ini?" tanya Yoga sambil menoleh ke arah keduanya."Biar aku saja!" Sutrisno segera maju, lalu menunjuk gambar pertama dan mulai menjelaskannya kepada Yoga, "Gambar pertama ini menunjukkan awa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1171

    "Apa!" Farel luar biasa terkejut. Matanya dipenuhi rasa tak percaya. Mana mungkin? Anak ini ternyata sekuat itu? Hanya dengan satu serangan?Akan tetapi, Farel tidak mau mengakui kekalahan. Tatapan dinginnya menyapu ke arah Winola dan Sutrisno. Kalau memang harus menghabisi mereka, semuanya harus mati!"Nggak akan ada yang keluar hidup-hidup dari sini hari ini!" ucap Farel dengan dingin.Seketika, Farel bergerak. Dia mengulurkan tangannya dari kejauhan. Kekuatan yang luar biasa tiba-tiba meledak, lalu langsung menarik Winola dan Sutrisno ke arahnya.Berhubung kekuatan mereka tidak cukup, keduanya dengan mudah diseret mendekat. Farel mencengkeram leher mereka dengan kuat. Meski terus meronta, mereka sama sekali tidak bisa melepaskan diri."Yoga, aku mau lihat, apa kamu akan memilih untuk menyelamatkan mereka!" ucap Farel sambil tertawa keras, lalu melemparkan keduanya dengan kasar.Winola dan Sutrisno dilemparkan ke dalam lubang besar. Mereka langsung menuju kumpulan pasukan tengkorak y

DMCA.com Protection Status