Share

Bab 11

Penulis: Vodka
“Baik, Baik.”

Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”

Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”

Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”

Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.

Selanjutnya giliran Karina.

Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.

Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.

Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”

Oh!

Yoga menghela napas.

Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.

Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-masa paling sulit dalam hidupnya? Melewati rintangan terberat dalam hidupnya?

“Kamu belum sembuh betul. Jangan minum dulu,” kata Yoga. “Aku terima niat baik kalian. Sekarang keluarlah.”

Mereka merasa lega dan buru-buru ‘melarikan diri’ dari ruang pribadi tersebut.

Menit-menit di dalam ruang pribadi tersebut adalah saat-saat tersulit dalam hidup mereka.

Keluar dari ruang pribadi tersebut, mereka terlihat lemas dan lesu. Benar-benar tidak bertenaga dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah beberapa saat, Ambar menelan ludah dan bertanya, “Menurut kalian, kenapa Pak Danu dan Pak Iwan begitu menghormati Yoga? Bahkan, Pak Iwan juga memanggil Yoga dengan sebutan ‘Pak’.”

Mereka saling berpandangan dengan ekspresi bingung di wajahnya.

“Kak, apa Yoga pernah punya urusan dengan Pak Iwan dan Pak Danu sebelumnya?” tanya Gatot.

“Memangnya dulu kamu pernah melihat Yoga keluar rumah?” Karina balik bertanya.

Memang benar. Sehari-hari, Yoga hanyalah seorang bapak rumah tangga yang tidak pernah keluar rumah. Bahkan, dia juga tidak pernah keluar dari pintu gerbang. Yoga tidak punya waktu untuk berkenalan dengan Pak Iwan dan Pak Danu.

“Mungkinkah selama ini Yoga menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri?” tanya Ambar.

Ambar merasa agak menyesal sekarang. Jika dia tahu Yoga mengenal dua orang penting ini, bahkan juga diperlakukan sebagai tamu kehormatan, Ambar pasti tidak akan pernah membiarkan Karina menceraikan Yoga.

Namun, Karina merasa cukup lega. Pria yang disukainya ternyata tidak mengecewakannya.

Saat mereka sedang bingung, Yoga dan yang lainnya berjalan keluar. Dia berjalan di tengah, diapit oleh Pak Iwan dan Pak Danu, seakan-akan posisi Yoga jauh lebih tinggi dibanding mereka berdua.

Tanpa sengaja, Yoga dan Karina saling bertatapan. Mereka saling memandang, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Untungnya, Yoga tidak mempersulit mereka dan langsung pergi.

Mereka baru saja menghela napas lega, ketika tanpa diduga Mitha berbalik arah.

Mereka kembali merasa tegang. Tanpa sadar, mereka berpikir jika Mitha mencari mereka untuk membuat perhitungan.

Mitha adalah satu-satunya kolonel wanita di Provinsi Sadali. Dia bisa memusnahkan seluruh keluarga mereka, hanya dengan satu kalimat saja.

“Kalian kenal Yoga?” tanya Mitha.

“Kenal. Dia mantan suamiku,” jawab Karina dengan jujur.

“Dia nggak paham ilmu medis, ‘kan?” tanya Mitha lagi.

“Aku belum pernah melihat Yoga belajar ilmu medis sebelumnya. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa memahami ilmu medis?” jawab Karina dengan jujur.

Mitha menggertakkan giginya. “Hmph, ternyata Yoga memang benar-benar penipu!”

“Penipu? Apa yang terjadi?”

Mitha pun langsung menjelaskan, “Hmph, Yoga menyebut dirinya sebagai dokter ajaib. Dia bilang, dia bisa menyembuhkan penyakit kakekku dengan segelas anggur. Sekarang, kakekku benar-benar percaya kepadanya. Berani-beraninya dia menipu kakekku. Benar-benar cari mati!”

Semua orang langsung mengerti.

Ternyata Yoga sedang menipu orang dengan menyamar sebagai orang yang hebat. Dia menipu Pak Iwan dan Pak Danu untuk mendapatkan kepercayaan mereka.

“Sudah kubilang, manusia nggak berguna seperti dia, mana pantas berurusan dengan tokoh-tokoh penting seperti Pak Iwan dan Pak Danu.” Reza buru-buru berkata. “Hati-hati, Nona Mitha. Jangan sampai tertipu olehnya. Sebenarnya, Yoga itu hanya seorang pria parasit. Dia dan Karina sudah menikah selama lima tahun. Sepanjang hari, Yoga tidak melakukan apa pun. Dia bodoh dan nggak bisa apa-apa. Yoga nggak pernah menghasilkan uang sepeser pun. Bahkan, dia meminta uang saku dari Karina. Sekarang, Karina sudah menceraikannya. Dia pasti nggak bisa makan. Itu sebabnya dia menipu Pak Iwan.”

Mitha jadi makin membenci Yoga. “Ternyata Yoga juga seorang pria parasit. Dia benar-benar pantas untuk mati. Yoga juga mengatakan kalau penyakit kakekku akan sembuh dalam tiga hari kedepan. Hmph, kalau tiga hari lagi kakekku nggak sembuh, aku akan membuatnya menyesal!” Mitha pergi dengan marah.

Ambar menjadi sangat marah. “Manusia bodoh ini bahkan berani menipu Pak Iwan. Benar-benar bodoh dan sombong!”

Amarah Gatot juga ikut meledak. “Barusan aku hampir percaya kalau dia sangat pandai menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri. Aku benar-benar bodoh.”

Karina juga benar-benar kecewa pada Yoga. Sebelumnya, Karina berpikir bahwa meskipun Yoga tidak punya kemampuan, setidaknya dia orang yang tulus dan jujur. Namun, Karina tidak menyangka. Baru saja bercerai, Yoga sudah mulai menipu untuk bertahan hidup. Dia benar-benar salah menilai Yoga. Menceraikan Yoga adalah tindakan yang tepat.

“Karina, saat ini Pak Iwan tengah ditipu oleh Yoga. Kalau sekarang aku meminta undangan makan malam pada Pak Iwan, Yoga pasti akan menghalanginya,” kata Reza. “Tapi, tenang saja. Tunggu tiga hari lagi ketika Nona Mitha membongkar kebusukan Yoga. Setelah Pak Iwan menyadari kalau dia telah ditipu, aku pasti akan membantumu mendapatkan undangan makan malam itu.”

Karina berkali-kali berterima kasih kepada Reza, “Terima kasih, Tuan Muda Reza. Hari ini aku benar-benar merepotkanmu.”

Reza melambaikan tangannya. “Kita ini bukan orang luar. Nggak perlu bersikap sopan seperti itu.”

Gatot juga memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajukan permintaannya sendiri, “Kak Reza, bisakah kamu membantuku merebut kembali posisi sebagai sopir? Kalau aku menjadi sopir Bu Nadya, aku bisa membantu Kak Karina menjalin hubungan kerja sama dengan Grup Magani.”

“Hmm, aku juga berpikir seperti itu. Tunggu saja kabar baik dariku,” kata Reza.

“Terima kasih, Kak Reza.”

Sekarang, Ambar merasa makin menyukai Reza setiap kali melihatnya.

Di dalam hatinya, Ambar sudah memutuskan bahwa Reza adalah menantunya.

Malam itu, Reza menghubungi Kak Bondan. Kak Bondan adalah sopir sekaligus pengawal pribadi Nadya.

Setelah Reza menjanjikan imbalan sebesar dua miliar, Kak Bondan dengan senang hati bersedia membantu Reza mengusir Yoga dari Grup Magani.

Tiga hari berlalu dengan cepat. Malam ini, jam delapan tepat, acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa akan diadakan di Grup Magani.

Pagi-pagi sekali, semua karyawan Grup Magani sudah mulai menyiapkan tempat pertemuan. Mereka semua begitu sibuk dan suasananya juga begitu ramai.

Yoga datang lebih awal ke Grup Magani sambil membawa sarapan.

Setelah Raja Agoy yang Perkasa datang ke negara itu, Yoga harus siap sedia kapan pun saat dihubungi. Dia harus mengantarkan Raja Agoy yang Perkasa pergi ke mana pun.

Sebelum Raja Agoy yang Perkasa datang, Yoga tidak punya pekerjaan apa-apa.

Saat sedang makan, tiba-tiba saja Yoga merasa cahaya di depannya terhalang.

Yoga menengadah dan melihat seorang pria bertubuh kekar tengah berdiri di depannya.

Pria bertubuh kekar itu tidak lain adalah sopir pribadi Nadya, Bondan Pramana, atau yang juga dikenal sebagai Kak Bondan …

Tanpa menunggu Yoga angkat bicara, Bondan langsung berkata dengan angkuhnya, “Kamu orang baru, ya?”

Yoga menganggukkan kepalanya. “Benar.”

Bondan memberi perintah. “Pergi, belikan aku sarapan! Susu kedelai di jalan timur, cireng di jalan barat, asinan di jalan selatan, dan bir pletok di jalan utara. Kalau dalam waktu 10 menit sarapanku nggak tersedia, tanggung sendiri akibatnya.”

Tentu saja Yoga tahu kalau Bondan sedang mencari gara-gara dengannya.

Yoga berkata dengan sopan, tetapi tegas, “Maaf, membelikan sarapan untuk orang lain nggak termasuk dalam daftar pekerjaanku.”

Bondan menjadi sangat marah. “Si*lan, berani-beraninya kamu menolak perintahku! Apa kamu tahu siapa aku?”

Teriakan Bondan langsung menarik perhatian semua orang di kantor.

Setelah mengetahui jika Bondan yang mengamuk, suasana di aula kantor langsung terasa tegang dan mencekam.

Meski Bondan hanyalah seorang sopir dan pengawal pribadi Nadya, tetapi statusnya tidak bisa dibilang rendah.

Di perusahaan tersebut, Nadya sendiri menghormati Bondan, apalagi orang lain.

Hal tersebut karena Bondan berasal dari keluarga seni bela diri kuno. Dia memiliki kemampuan yang luar biasa dan berkali-kali menyelamatkan perusahaan juga Nadya dari bahaya.

Lantaran perusahaan bergantung kepadanya, Bondan pun terkadang begitu sombong dan memandang sebelah mata pada Nadya. Namun, demi keamanan perusahaan, Nadya hanya bisa menahan amarahnya.

Yoga tetap bersikap tenang. “Aku nggak peduli siapa kamu. Bu Nadya sekalipun juga nggak punya hak untuk menyuruhku membelikan sarapan.”

“Ber*ngsek!” Bondan mengepalkan tinjunya. “Sepertinya diperlukan kekerasan untuk membuatmu patuh. Aku akan mengabulkan keinginanmu itu.”

Bondan mengambil sarapan Yoga dan menumpahkannya ke tubuh Yoga.

Untuk sesaat, Yoga terlihat seperti tikus kecebur got.

Yoga tetap bersikap tenang dan santai. Dia menyeka sup dari tubuhnya. “Bagus sekali. Kamu sudah berhasil membuatku marah.”
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Kamadi Sihombing
gak masuk akal ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 15

    Keluarga Karina juga sampai lebih awal di alun-alun, di depan pintu masuk Grup Magani. Mereka sedang menunggu Reza.Di tengah penantian mereka yang penuh harap, Reza pun akhirnya datang terlambat.“Tuan Muda Reza, apa kamu sudah mendapatkan undangan makan malamnya?” tanya Karina dengan tidak sabar.“Jangan khawatir. Tentu saja aku sudah mendapatkannya. Ayahku sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya. Seharusnya sebentar lagi dia sampai,” kata Reza.“Bagus.” Keluarga Karina merasa tidak sabar dan antusias.“Coba kalian tebak,” lanjut Reza. “Dini hari tadi, tiba-tiba saja Pak Iwan muntah darah. Nyawanya terancam. Tidak diragukan lagi kalau semua ini karena perbuatan Yoga. Aku dengar sekarang Nona Mitha membawa banyak orang untuk mencari Yoga di seluruh kota. Pada saat kritis, ayahku mengirimkan ginseng gunung berusia 500 tahun milik keluargaku, sehingga nyawa Pak Iwan bisa diselamatkan. Sebagai rasa terima kasih, Pak Iwan bukan hanya memberikan undangan acara makan malam ini. Dia juga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 16

    Tatapan mereka seperti menatap orang yang idiot.“Apa aku nggak salah dengar? Dia berani menyebut dirinya sebagai Raja Agoy yang Perkasa?”“Apa dia nggak takut mati dengan mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa pada situasi dan waktu saat ini?”“Diam, bodoh! Kalau kamu berani menghina idolaku, aku nggak akan lagi segan-segan padamu!”Keluarga Karina menatap Yoga dengan penuh penghinaan dan berkata, “Baj*ngan yang hina ini sedang cari perhatian!”Sekarang, Karina benar-benar kecewa pada Yoga. Ternyata, kecemburuan memang bisa membuat orang berubah total dan mau melakukan apa saja.Demi memfitnah Tuan Muda Reza, Yoga bahkan berani mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa.Karina berseru dengan suara pelan, “Cukup, Yoga! Aku sudah memberimu 10 miliar dan semua itu masih belum cukup untuk dihabiskan? Apakah menyenangkan bagimu untuk menipu orang dengan mengaku-ngaku sebagai orang yang hebat?”Yoga tertegun. “Kapan aku pernah menipu orang?”“Jangan pikir kami nggak tahu. Sebelumny

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 17

    “Kamu salah, Pak Bayu,” kata Karina. “Raja Agoy yang Perkasa memiliki status yang tinggi, sedangkan aku hanyalah seorang pengusaha kecil. Bagaimana mungkin kami bisa saling berhubungan?”Bayu tertawa. “Semua itu memang perintah dari Raja Agoy yang Perkasa. Bagaimana mungkin aku berani melakukan kesalahan?”Pada titik ini, seorang pria tua yang mengenakan kemeja panjang datang mendekat. Dia berkata, “Nona Karina, aku sudah banyak mendengar tentang dirimu.”Pria tua itu adalah Pak Harja . Dia merupakan orang penting di zona abu-abu Provinsi Sadali, yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Dunia Hitam’.Auranya yang kuat menekan Karina, hingga membuat Karina sesak napas.Karina berpura-pura bersikap tenang. “Halo, Pak Harja. Ini pertemuan pertama kita. Mohon bimbingannya.”Namun, Pak Harja malah tertawa dan berkata, “Kita bukan baru pertama kali ini bertemu, Nona Karina. Sebelumnya, beberapa kali perusahaanmu menjadi sasaran dari kelompok abu-abu. Diam-diam aku membantumu melewati semuanya.”Ah!

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 18

    Pria yang menggantungkan hidupnya pada wanita dan dibenci oleh semua orang ini, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu!Dia … kenapa dia masih begitu muda?Memikirkan bagaimana mereka baru saja bergabung untuk melawan Raja Agoy yang Perkasa dan bahkan mencoba untuk mengusirnya, mereka pun langsung merasa ingin mati saja.Oh Langit, apa yang sudah kulakukan barusan?Raja Agoy yang Perkasa pasti nggak akan memaafkan kami begitu saja.Yang paling terkejut dan syok di tempat itu adalah Nadya dan keluarga Karina.Nadya bahkan tidak pernah menyangka jika sopir sombong yang direkrutnya secara sembarangan itu, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa.Yang lebih penting lagi, sebelumnya Nadya mengatakan kepada Yoga bahwa Raja Agoy yang Perkasa adalah pria tua bejat yang menginginkan kecantikannya. Dia juga memaksa Yoga untuk menjadi pengawalnya …Sekarang, Nadya merasa sangat malu dan hanya ingin mencari lubang di tanah untuk bersembunyi.Keluarga Karina juga mematung di tempa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 19

    Namun, Yoga yang terlibat dalam masalah tersebut, tetap bersikap tenang dan santai.Dalam sekejap, Mitha pun melihat sosok Yoga. Dia langsung menunjuk ke arah Yoga. “Akhirnya aku menemukanmu, Yoga! Siapa pun, cepat tangkap dia!”“Tunggu dulu! Kalau ingin menangkapku, kamu harus memberiku alasan!” kata Yoga dengan dingin.“Hmph, pura-pura bodoh!” balas Mitha. “Setelah Kakek meminum obat yang kamu resepkan, kondisinya menjadi makin memburuk. Bahkan, hari ini Kakek juga muntah darah dan mengalami syok. Sekarang, dia masih nggak sadarkan diri. Apa semua alasan ini sudah cukup? Kamu bahkan membuat Kakek nggak bisa menyambut kedatangan Raja Agoy yang Perkasa. Kesalahanmu bertambah menjadi dua kali lipat!”“Kalau Pak Iwan meminum obatku tepat waktu, wajar saja kalau hari ini dia mengalami muntah dan syok,” kata Yoga. “Muntah darah yang dialami Pak Iwan adalah proses mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuhnya. Dia akan sembuh total setelah semua racunnya keluar. Sedangkan syok yang dialami

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1299

    "Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1298

    Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1297

    Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1296

    Seiring dengan tertidurnya Bimo, tidak ada jawaban sama sekali ketika Yoga memanggilnya dua kali. Dia benar-benar telah tertidur.Yoga bergumam dalam hati. Dia merasa sedikit tidak yakin. 'Satu bulan ... bisakah aku menemukannya?'Benda seperti itu, bahkan ketika Yoga sendiri masuk ke area terlarang, hanya bisa menemukan satu. Sementara dua benda yang tersisa ... dia sama sekali tidak memiliki petunjuk. Selain itu, kini dirinya juga telah menjadi target dari para penjaga gerbang.Setelah berpikir panjang, Yoga menyadari bahwa dia harus mempercepat langkahnya. Setelah melalui berbagai rintangan dalam perjalanan pulang, Yoga akhirnya kembali ke vila.Namun begitu masuk ke dalam, Yoga langsung melihat Sutrisno sudah duduk di ruang tamu. Dia sedang menunggunya dengan ekspresi penuh kegelisahan."Apa itu kamu? Sebenarnya kamu bukan? Apa kamu yang bunuh anggota Keluarga Husin?" tanya Sutrisno dengan nada cemas. Dia terus-menerus menekannya untuk memberikan jawaban.Yoga menghela napas. Dia m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1295

    "Benar! Kita harus rebut kembali obat-obatan. Besi hitam nggak boleh jatuh ke tangan mereka!""Tapi ... di mana manusia hantu lainnya? Bukannya yang ada di sini kebanyakan hanya orang-orang dari Keluarga Husin?" Di tengah kerumunan, seseorang tiba-tiba mengajukan pertanyaan itu.Sutrisno membalas dengan santai, "Apa pedulimu? Mereka memang nggak pernah akur satu sama lain. Mungkin mereka langsung kabur begitu keadaan menjadi genting!"Mendengar itu, orang-orang yang ada di sana pun mengangguk-angguk seakan menerima penjelasan tersebut tanpa banyak berpikir.Winola melirik Sutrisno sekilas. Pikirannya penuh dengan beban berat. Di tempat ini, hanya dia dan Sutrisno yang memiliki hubungan dekat dengan Yoga. Mereka berdua sangat memahami kepribadian Yoga. Kemungkinan besar, Keluarga Husin telah dijebak olehnya.Tak lama setelah itu, orang-orang mulai bergerak. Mereka berpencar untuk mencari keberadaan Keluarga Husin.Saat ini, Yoga duduk bersila dalam meditasi di kejauhan. Setelah beberapa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1294

    "Yang aku inginkan adalah membuat Keluarga Husin benar-benar tunduk sepenuhnya! Rasa takut? Itu nggak ada dalam kamusku!" Suara Yoga penuh dengan keangkuhan dan keyakinan mutlak.Di tempat itu, para manusia hantu hanya bisa terdiam. Mereka semua menatapnya dengan ekspresi kosong. Namun, di mata mereka kini muncul kilatan kekaguman yang makin mendalam.Bagaimanapun juga, orang yang berani bersikap begitu arogan, yang berani berhadapan langsung dengan Keluarga Husin, bukanlah orang biasa. Keberanian seperti ini ... tidak dimiliki oleh semua orang!"Gawat! Ada orang-orang dari tiga kekuatan lain yang datang! Mereka adalah anggota dari tiga keluarga besar lainnya!" Tiba-tiba, suara seseorang menggema.Semua orang di sana langsung tersentak kaget. Mereka segera menoleh ke arah Yoga. Tiga keluarga besar lainnya ... datang juga?Prajna mengusulkan dengan nada tegang, "Apa yang harus kita lakukan? Sebaiknya kita segera pergi!"Yoga tersenyum licik. Sepasang matanya berkilat penuh arti ketika b

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1293

    Kata-kata Yoga langsung membuat Girbet melihat secercah harapan. Dengan penuh kegembiraan, dia merangkak maju dalam posisi berlutut.Segera, Girbet sudah sampai di hadapan Yoga. Dia membenturkan kepalanya ke tanah berkali-kali dengan sekuat tenaga. Dia takut jika terlambat sedikit saja, Yoga akan berubah pikiran.Girbet berkata dengan penuh kegelisahan dan ketergesaan, "Makasih! Makasih banyak! Aku akan segera kembali dan mengambil uangku! Aku janji akan kasih semuanya padamu!"Setelah itu tanpa membuang waktu, Girbet berbalik dan hendak pergi. Namun, tiba-tiba terdengar suara Yoga. "Tunggu!"Hati Girbet seakan berhenti berdetak sejenak. Wajahnya menjadi pucat pasi. Dia ingin berpura-pura tidak mendengar dan terus melangkah pergi. Namun, pada saat berikutnya ... sosok-sosok aneh bermunculan di sekelilingnya.Mereka semua memiliki penampilan yang mengerikan. Ternyata itu adalah para manusia hantu dari area terlarang."Bos sudah menyuruhmu berhenti, apa kamu tuli?" Suara dingin Prajna me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1292

    "Kenapa bisa begini?" Ekspresi Alex menjadi makin tegang. Kegelisahannya juga makin menjadi-jadi.Meskipun Jam Penciptaan ini hanya sebuah tiruan, tetap saja seharusnya benda sehebat ini tidak mungkin bisa ditaklukkan dengan begitu mudah oleh pemuda itu."Nggak ada yang istimewa dari barang ini," ucap Yoga. Dia menatap Jam Penciptaan sambil merabanya ke atas dan ke bawah. Dalam sekejap, dia langsung melihat kelemahan jam tersebut.Jam ini memang dirancang dengan sangat cermat, bahkan kekuatannya melampaui senjata ajaib tingkat jumantara. Dari sini saja, bisa dibayangkan betapa luar biasanya kekuatan Jam Penciptaan yang asli. Namun pada akhirnya ... jam ini hanyalah barang tiruan!Seiring dengan suara yang tajam, Yoga langsung merobek Jam Penciptaan menjadi dua bagian. Dengan tubuh fisiknya yang luar biasa kuat, juga dengan kekuatan yang melampaui batas, benda palsu seperti ini baginya tidak berbeda dengan selembar kertas yang bisa dirobek kapan saja.Alex terperanjat. Matanya terbelala

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1291

    Bisa-bisanya Girbet ingin melawan orang sehebat ini. Sungguh konyol! Dia tiba-tiba mendongak, lalu menatap Jam Penciptaan di langit dengan sedikit kehilangan fokus. Apakah Alex akan menang?....Pada saat ini, aura dari Jam Penciptaan menyebar ke sekeliling dan menutupi seluruh area dengan tekanan yang luar biasa. Banyak orang yang memperhatikan pemandangan ini. Semuanya menunjukkan ekspresi keterkejutan."Ini ... ini adalah aura dari Jam Penciptaan milik Keluarga Husin! Astaga, mereka sudah bergerak secepat ini?""Sampai-sampai menggunakan Jam Penciptaan .... Apa para manusia hantu ini benar-benar telah memaksa Keluarga Husin sampai ke titik ini?""Keberadaan Jam Penciptaan adalah simbol dari warisan yang luar biasa kuat. Jangan-jangan Keluarga Husin sudah kehabisan cara untuk bertahan?"Dalam sekejap, banyak orang mulai berdiskusi dengan penuh semangat. Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa situasi akan berkembang hingga ke tahap yang begitu ekstrem.Di dalam kelompok Keluarga Bra

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status