Share

Bab 11

Author: Vodka
“Baik, Baik.”

Reza menguatkan diri untuk berjalan menghampiri Yoga dan menuangkan segelas penuh anggur untuknya. “Pak … Yoga, aku … aku akan bersulang tiga gelas anggur untuk menghormatimu.”

Yoga bahkan sama sekali tidak melihat ke arah Reza. “Aku nggak minum.”

Reza merasa malu dan tidak enak hati. “Kalau … kalau begitu, aku akan minum tiga gelas ini sendiri. Anggap saja aku melakukannya untuk menghormati Pak Yoga.”

Reza menenggak tiga gelas berturut-turut. Kemudian, dia kembali bersulang untuk Danu dan Pak Iwan.

Selanjutnya giliran Karina.

Karina merasa otaknya kacau. Dia berjalan menghampiri Yoga. Beberapa kali dia mencoba mengatakan sesuatu, tetapi merasa ragu.

Karina bahkan tidak berani menatap Yoga.

Setelah beberapa saat, akhirnya Karina berkata dengan suara pelan, “Pak … Yoga, aku … aku bersulang tiga gelas anggur untukmu.”

Oh!

Yoga menghela napas.

Dia selalu merasa tidak tega melihat Karina berada dalam kesulitan.

Siapa yang sudah membuat Karina menemani dirinya melalui masa-masa paling sulit dalam hidupnya? Melewati rintangan terberat dalam hidupnya?

“Kamu belum sembuh betul. Jangan minum dulu,” kata Yoga. “Aku terima niat baik kalian. Sekarang keluarlah.”

Mereka merasa lega dan buru-buru ‘melarikan diri’ dari ruang pribadi tersebut.

Menit-menit di dalam ruang pribadi tersebut adalah saat-saat tersulit dalam hidup mereka.

Keluar dari ruang pribadi tersebut, mereka terlihat lemas dan lesu. Benar-benar tidak bertenaga dan tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Setelah beberapa saat, Ambar menelan ludah dan bertanya, “Menurut kalian, kenapa Pak Danu dan Pak Iwan begitu menghormati Yoga? Bahkan, Pak Iwan juga memanggil Yoga dengan sebutan ‘Pak’.”

Mereka saling berpandangan dengan ekspresi bingung di wajahnya.

“Kak, apa Yoga pernah punya urusan dengan Pak Iwan dan Pak Danu sebelumnya?” tanya Gatot.

“Memangnya dulu kamu pernah melihat Yoga keluar rumah?” Karina balik bertanya.

Memang benar. Sehari-hari, Yoga hanyalah seorang bapak rumah tangga yang tidak pernah keluar rumah. Bahkan, dia juga tidak pernah keluar dari pintu gerbang. Yoga tidak punya waktu untuk berkenalan dengan Pak Iwan dan Pak Danu.

“Mungkinkah selama ini Yoga menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri?” tanya Ambar.

Ambar merasa agak menyesal sekarang. Jika dia tahu Yoga mengenal dua orang penting ini, bahkan juga diperlakukan sebagai tamu kehormatan, Ambar pasti tidak akan pernah membiarkan Karina menceraikan Yoga.

Namun, Karina merasa cukup lega. Pria yang disukainya ternyata tidak mengecewakannya.

Saat mereka sedang bingung, Yoga dan yang lainnya berjalan keluar. Dia berjalan di tengah, diapit oleh Pak Iwan dan Pak Danu, seakan-akan posisi Yoga jauh lebih tinggi dibanding mereka berdua.

Tanpa sengaja, Yoga dan Karina saling bertatapan. Mereka saling memandang, tetapi tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Untungnya, Yoga tidak mempersulit mereka dan langsung pergi.

Mereka baru saja menghela napas lega, ketika tanpa diduga Mitha berbalik arah.

Mereka kembali merasa tegang. Tanpa sadar, mereka berpikir jika Mitha mencari mereka untuk membuat perhitungan.

Mitha adalah satu-satunya kolonel wanita di Provinsi Sadali. Dia bisa memusnahkan seluruh keluarga mereka, hanya dengan satu kalimat saja.

“Kalian kenal Yoga?” tanya Mitha.

“Kenal. Dia mantan suamiku,” jawab Karina dengan jujur.

“Dia nggak paham ilmu medis, ‘kan?” tanya Mitha lagi.

“Aku belum pernah melihat Yoga belajar ilmu medis sebelumnya. Jadi, bagaimana mungkin dia bisa memahami ilmu medis?” jawab Karina dengan jujur.

Mitha menggertakkan giginya. “Hmph, ternyata Yoga memang benar-benar penipu!”

“Penipu? Apa yang terjadi?”

Mitha pun langsung menjelaskan, “Hmph, Yoga menyebut dirinya sebagai dokter ajaib. Dia bilang, dia bisa menyembuhkan penyakit kakekku dengan segelas anggur. Sekarang, kakekku benar-benar percaya kepadanya. Berani-beraninya dia menipu kakekku. Benar-benar cari mati!”

Semua orang langsung mengerti.

Ternyata Yoga sedang menipu orang dengan menyamar sebagai orang yang hebat. Dia menipu Pak Iwan dan Pak Danu untuk mendapatkan kepercayaan mereka.

“Sudah kubilang, manusia nggak berguna seperti dia, mana pantas berurusan dengan tokoh-tokoh penting seperti Pak Iwan dan Pak Danu.” Reza buru-buru berkata. “Hati-hati, Nona Mitha. Jangan sampai tertipu olehnya. Sebenarnya, Yoga itu hanya seorang pria parasit. Dia dan Karina sudah menikah selama lima tahun. Sepanjang hari, Yoga tidak melakukan apa pun. Dia bodoh dan nggak bisa apa-apa. Yoga nggak pernah menghasilkan uang sepeser pun. Bahkan, dia meminta uang saku dari Karina. Sekarang, Karina sudah menceraikannya. Dia pasti nggak bisa makan. Itu sebabnya dia menipu Pak Iwan.”

Mitha jadi makin membenci Yoga. “Ternyata Yoga juga seorang pria parasit. Dia benar-benar pantas untuk mati. Yoga juga mengatakan kalau penyakit kakekku akan sembuh dalam tiga hari kedepan. Hmph, kalau tiga hari lagi kakekku nggak sembuh, aku akan membuatnya menyesal!” Mitha pergi dengan marah.

Ambar menjadi sangat marah. “Manusia bodoh ini bahkan berani menipu Pak Iwan. Benar-benar bodoh dan sombong!”

Amarah Gatot juga ikut meledak. “Barusan aku hampir percaya kalau dia sangat pandai menyembunyikan kemampuannya dan menahan diri. Aku benar-benar bodoh.”

Karina juga benar-benar kecewa pada Yoga. Sebelumnya, Karina berpikir bahwa meskipun Yoga tidak punya kemampuan, setidaknya dia orang yang tulus dan jujur. Namun, Karina tidak menyangka. Baru saja bercerai, Yoga sudah mulai menipu untuk bertahan hidup. Dia benar-benar salah menilai Yoga. Menceraikan Yoga adalah tindakan yang tepat.

“Karina, saat ini Pak Iwan tengah ditipu oleh Yoga. Kalau sekarang aku meminta undangan makan malam pada Pak Iwan, Yoga pasti akan menghalanginya,” kata Reza. “Tapi, tenang saja. Tunggu tiga hari lagi ketika Nona Mitha membongkar kebusukan Yoga. Setelah Pak Iwan menyadari kalau dia telah ditipu, aku pasti akan membantumu mendapatkan undangan makan malam itu.”

Karina berkali-kali berterima kasih kepada Reza, “Terima kasih, Tuan Muda Reza. Hari ini aku benar-benar merepotkanmu.”

Reza melambaikan tangannya. “Kita ini bukan orang luar. Nggak perlu bersikap sopan seperti itu.”

Gatot juga memanfaatkan kesempatan itu untuk mengajukan permintaannya sendiri, “Kak Reza, bisakah kamu membantuku merebut kembali posisi sebagai sopir? Kalau aku menjadi sopir Bu Nadya, aku bisa membantu Kak Karina menjalin hubungan kerja sama dengan Grup Magani.”

“Hmm, aku juga berpikir seperti itu. Tunggu saja kabar baik dariku,” kata Reza.

“Terima kasih, Kak Reza.”

Sekarang, Ambar merasa makin menyukai Reza setiap kali melihatnya.

Di dalam hatinya, Ambar sudah memutuskan bahwa Reza adalah menantunya.

Malam itu, Reza menghubungi Kak Bondan. Kak Bondan adalah sopir sekaligus pengawal pribadi Nadya.

Setelah Reza menjanjikan imbalan sebesar dua miliar, Kak Bondan dengan senang hati bersedia membantu Reza mengusir Yoga dari Grup Magani.

Tiga hari berlalu dengan cepat. Malam ini, jam delapan tepat, acara makan malam untuk menyambut Raja Agoy yang Perkasa akan diadakan di Grup Magani.

Pagi-pagi sekali, semua karyawan Grup Magani sudah mulai menyiapkan tempat pertemuan. Mereka semua begitu sibuk dan suasananya juga begitu ramai.

Yoga datang lebih awal ke Grup Magani sambil membawa sarapan.

Setelah Raja Agoy yang Perkasa datang ke negara itu, Yoga harus siap sedia kapan pun saat dihubungi. Dia harus mengantarkan Raja Agoy yang Perkasa pergi ke mana pun.

Sebelum Raja Agoy yang Perkasa datang, Yoga tidak punya pekerjaan apa-apa.

Saat sedang makan, tiba-tiba saja Yoga merasa cahaya di depannya terhalang.

Yoga menengadah dan melihat seorang pria bertubuh kekar tengah berdiri di depannya.

Pria bertubuh kekar itu tidak lain adalah sopir pribadi Nadya, Bondan Pramana, atau yang juga dikenal sebagai Kak Bondan …

Tanpa menunggu Yoga angkat bicara, Bondan langsung berkata dengan angkuhnya, “Kamu orang baru, ya?”

Yoga menganggukkan kepalanya. “Benar.”

Bondan memberi perintah. “Pergi, belikan aku sarapan! Susu kedelai di jalan timur, cireng di jalan barat, asinan di jalan selatan, dan bir pletok di jalan utara. Kalau dalam waktu 10 menit sarapanku nggak tersedia, tanggung sendiri akibatnya.”

Tentu saja Yoga tahu kalau Bondan sedang mencari gara-gara dengannya.

Yoga berkata dengan sopan, tetapi tegas, “Maaf, membelikan sarapan untuk orang lain nggak termasuk dalam daftar pekerjaanku.”

Bondan menjadi sangat marah. “Si*lan, berani-beraninya kamu menolak perintahku! Apa kamu tahu siapa aku?”

Teriakan Bondan langsung menarik perhatian semua orang di kantor.

Setelah mengetahui jika Bondan yang mengamuk, suasana di aula kantor langsung terasa tegang dan mencekam.

Meski Bondan hanyalah seorang sopir dan pengawal pribadi Nadya, tetapi statusnya tidak bisa dibilang rendah.

Di perusahaan tersebut, Nadya sendiri menghormati Bondan, apalagi orang lain.

Hal tersebut karena Bondan berasal dari keluarga seni bela diri kuno. Dia memiliki kemampuan yang luar biasa dan berkali-kali menyelamatkan perusahaan juga Nadya dari bahaya.

Lantaran perusahaan bergantung kepadanya, Bondan pun terkadang begitu sombong dan memandang sebelah mata pada Nadya. Namun, demi keamanan perusahaan, Nadya hanya bisa menahan amarahnya.

Yoga tetap bersikap tenang. “Aku nggak peduli siapa kamu. Bu Nadya sekalipun juga nggak punya hak untuk menyuruhku membelikan sarapan.”

“Ber*ngsek!” Bondan mengepalkan tinjunya. “Sepertinya diperlukan kekerasan untuk membuatmu patuh. Aku akan mengabulkan keinginanmu itu.”

Bondan mengambil sarapan Yoga dan menumpahkannya ke tubuh Yoga.

Untuk sesaat, Yoga terlihat seperti tikus kecebur got.

Yoga tetap bersikap tenang dan santai. Dia menyeka sup dari tubuhnya. “Bagus sekali. Kamu sudah berhasil membuatku marah.”
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Kamadi Sihombing
gak masuk akal ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 12

    “Nggak mau menyerah? Ayo pukul aku!” kata Bondan dengan sombong. “Kita lihat siapa yang pukulannya lebih keras.”“Oke.” Yoga melepas jaketnya. “Aku akan memenuhi keinginanmu.”Mereka berdua siap untuk berkelahi.“Berhenti!” Pada saat yang kritis seperti itu, terdengar suara Nadya. Dia buru-buru datang mendekat. Melihat keadaan Yoga yang berantakan, Nadya pun mengerutkan kening. “Apa yang terjadi?”“Nggak ada apa-apa.” Bondan tersenyum dan berkata. “Adik pegawai baru ini nggak sengaja menumpahkan sendiri sarapannya. Aku hanya membantunya bersih-bersih.”“Oh.” Nadya menganggukkan kepalanya sambil berpikir. “Lain kali hati-hati.”Yoga menghela napas. Nadya jelas-jelas melihat jika Bondan sengaja mencari gara-gara. Namun, dia masih pura-pura tidak tahu.Bagaimana bisa seorang presdir yang terhormat takut pada karyawannya sendiri seperti ini?Sudahlah, siapa suruh aku menerima gaji darimu? Hari ini, aku akan membantumu memberi pelajaran pada karyawanmu ini.Yoga pun menampar wajah Bondan de

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 13

    Dengan sangat terpaksa, Nadya berjalan menghampiri Bondan dan berkata, “Kak Bondan, kali ini aku hanya bisa mengandalkanmu. Kalau kamu bisa memenangkan pertarungan ini, aku akan memberimu hadiah yang sangat besar.”Tanpa diduga, Bondan malah menolaknya. “Maafkan aku, Bu Nadya. Barusan aku dihajar oleh pegawai baru itu dan mengalami gegar otak. Aku harus ke rumah sakit. Aku takut, aku nggak bisa bertarung untukmu.”Tentu saja Nadya tahu apa yang dipikirkan oleh Bondan. Dia pun berkata, “Bondan, asalkan kamu mau bertarung, kamu boleh melakukan apa pun pada Yoga. Aku bahkan juga bisa mengeluarkannya dari perusahaan.”Demi Grup Magani, Nadya hanya bisa mengorbankan Yoga sekarang.Paling-paling yang terjadi, dia hanya perlu memberikan ganti rugi yang besar kepada Yoga nanti.Setelah itu, barulah Bondan merasa puas. “Oke. Mendengar kata-kata Bu Nadya ini, aku jadi merasa lega.” Kemudian, Bondan berjalan perlahan-lahan menghampiri Legam dan berkata, “Legam, Legam … Benar-benar seperti namanya

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 14

    Ternyata, bukannya aku yang nggak tertarik pada pria. Hanya saja, nggak ada satu pun dari mereka yang cukup kuat.Nadya merasa seperti sudah menemukan harta karun.Dia berkata kepada Pak Jarot dengan wajah menyesal, “Maafkan aku, Pak Jarot. Anak baru ini nggak tahu aturan. Dia bertindak terlalu berlebihan. Tolong maafkan dia.”Ucapan ‘permintaan maaf’ itu sebenarnya mengandung sindiran. Wajah Pak Jarot langsung tampak muram. “Di tempatmu ini benar-benar terdapat orang hebat yang menyembunyikan kemampuannya. Aku merasa sangat kagum. Selamat tinggal.”Pak Jarot membawa orang-orangnya untuk pergi.Sebelum pergi, Pak Jarot menatap Yoga dengan penuh arti. “Dik, kurasa kita akan segera bertemu lagi.”“Sampai ketemu lagi,” Yoga tersenyum.Setelah orang-orang dari Asosiasi Perdagangan Kota Pergi, Nadya memberikan tepuk tangan untuk Yoga, diikuti oleh semua orang yang ada di aula.Yoga mengenakan sepatunya, seolah tidak tidak terjadi apa-apa.Namun, sepatunya sudah robek total hingga tidak bisa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 15

    Keluarga Karina juga sampai lebih awal di alun-alun, di depan pintu masuk Grup Magani. Mereka sedang menunggu Reza.Di tengah penantian mereka yang penuh harap, Reza pun akhirnya datang terlambat.“Tuan Muda Reza, apa kamu sudah mendapatkan undangan makan malamnya?” tanya Karina dengan tidak sabar.“Jangan khawatir. Tentu saja aku sudah mendapatkannya. Ayahku sudah menyuruh orang untuk mengantarkannya. Seharusnya sebentar lagi dia sampai,” kata Reza.“Bagus.” Keluarga Karina merasa tidak sabar dan antusias.“Coba kalian tebak,” lanjut Reza. “Dini hari tadi, tiba-tiba saja Pak Iwan muntah darah. Nyawanya terancam. Tidak diragukan lagi kalau semua ini karena perbuatan Yoga. Aku dengar sekarang Nona Mitha membawa banyak orang untuk mencari Yoga di seluruh kota. Pada saat kritis, ayahku mengirimkan ginseng gunung berusia 500 tahun milik keluargaku, sehingga nyawa Pak Iwan bisa diselamatkan. Sebagai rasa terima kasih, Pak Iwan bukan hanya memberikan undangan acara makan malam ini. Dia juga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 16

    Tatapan mereka seperti menatap orang yang idiot.“Apa aku nggak salah dengar? Dia berani menyebut dirinya sebagai Raja Agoy yang Perkasa?”“Apa dia nggak takut mati dengan mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa pada situasi dan waktu saat ini?”“Diam, bodoh! Kalau kamu berani menghina idolaku, aku nggak akan lagi segan-segan padamu!”Keluarga Karina menatap Yoga dengan penuh penghinaan dan berkata, “Baj*ngan yang hina ini sedang cari perhatian!”Sekarang, Karina benar-benar kecewa pada Yoga. Ternyata, kecemburuan memang bisa membuat orang berubah total dan mau melakukan apa saja.Demi memfitnah Tuan Muda Reza, Yoga bahkan berani mengaku-ngaku sebagai Raja Agoy yang Perkasa.Karina berseru dengan suara pelan, “Cukup, Yoga! Aku sudah memberimu 10 miliar dan semua itu masih belum cukup untuk dihabiskan? Apakah menyenangkan bagimu untuk menipu orang dengan mengaku-ngaku sebagai orang yang hebat?”Yoga tertegun. “Kapan aku pernah menipu orang?”“Jangan pikir kami nggak tahu. Sebelumny

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 17

    “Kamu salah, Pak Bayu,” kata Karina. “Raja Agoy yang Perkasa memiliki status yang tinggi, sedangkan aku hanyalah seorang pengusaha kecil. Bagaimana mungkin kami bisa saling berhubungan?”Bayu tertawa. “Semua itu memang perintah dari Raja Agoy yang Perkasa. Bagaimana mungkin aku berani melakukan kesalahan?”Pada titik ini, seorang pria tua yang mengenakan kemeja panjang datang mendekat. Dia berkata, “Nona Karina, aku sudah banyak mendengar tentang dirimu.”Pria tua itu adalah Pak Harja . Dia merupakan orang penting di zona abu-abu Provinsi Sadali, yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Dunia Hitam’.Auranya yang kuat menekan Karina, hingga membuat Karina sesak napas.Karina berpura-pura bersikap tenang. “Halo, Pak Harja. Ini pertemuan pertama kita. Mohon bimbingannya.”Namun, Pak Harja malah tertawa dan berkata, “Kita bukan baru pertama kali ini bertemu, Nona Karina. Sebelumnya, beberapa kali perusahaanmu menjadi sasaran dari kelompok abu-abu. Diam-diam aku membantumu melewati semuanya.”Ah!

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 18

    Pria yang menggantungkan hidupnya pada wanita dan dibenci oleh semua orang ini, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa, yang terkenal itu!Dia … kenapa dia masih begitu muda?Memikirkan bagaimana mereka baru saja bergabung untuk melawan Raja Agoy yang Perkasa dan bahkan mencoba untuk mengusirnya, mereka pun langsung merasa ingin mati saja.Oh Langit, apa yang sudah kulakukan barusan?Raja Agoy yang Perkasa pasti nggak akan memaafkan kami begitu saja.Yang paling terkejut dan syok di tempat itu adalah Nadya dan keluarga Karina.Nadya bahkan tidak pernah menyangka jika sopir sombong yang direkrutnya secara sembarangan itu, ternyata adalah Raja Agoy yang Perkasa.Yang lebih penting lagi, sebelumnya Nadya mengatakan kepada Yoga bahwa Raja Agoy yang Perkasa adalah pria tua bejat yang menginginkan kecantikannya. Dia juga memaksa Yoga untuk menjadi pengawalnya …Sekarang, Nadya merasa sangat malu dan hanya ingin mencari lubang di tanah untuk bersembunyi.Keluarga Karina juga mematung di tempa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 19

    Namun, Yoga yang terlibat dalam masalah tersebut, tetap bersikap tenang dan santai.Dalam sekejap, Mitha pun melihat sosok Yoga. Dia langsung menunjuk ke arah Yoga. “Akhirnya aku menemukanmu, Yoga! Siapa pun, cepat tangkap dia!”“Tunggu dulu! Kalau ingin menangkapku, kamu harus memberiku alasan!” kata Yoga dengan dingin.“Hmph, pura-pura bodoh!” balas Mitha. “Setelah Kakek meminum obat yang kamu resepkan, kondisinya menjadi makin memburuk. Bahkan, hari ini Kakek juga muntah darah dan mengalami syok. Sekarang, dia masih nggak sadarkan diri. Apa semua alasan ini sudah cukup? Kamu bahkan membuat Kakek nggak bisa menyambut kedatangan Raja Agoy yang Perkasa. Kesalahanmu bertambah menjadi dua kali lipat!”“Kalau Pak Iwan meminum obatku tepat waktu, wajar saja kalau hari ini dia mengalami muntah dan syok,” kata Yoga. “Muntah darah yang dialami Pak Iwan adalah proses mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuhnya. Dia akan sembuh total setelah semua racunnya keluar. Sedangkan syok yang dialami

Latest chapter

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1243

    Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1242

    "Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1241

    Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1240

    "Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1239

    Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1238

    Jordi muncul di atas menara lonceng dan mengamati ke arah bawah dengan tenang. Tatapannya terlihat datar dan ekspresi tenang, seolah-olah meremehkan segalanya.Dalam sekejap, mata semua orang yang berada di sana membelalak dan melihat ke atas dengan ekspresi tidak percaya."Tuan Jordi, kenapa kamu keluar?""Bimo ini benar-benar luar biasa, kamu harus hati-hati.""Sebagai pusat informasi, kamu adalah sosok yang sangat penting dan nggak boleh terjadi apa-apa padamu."Semua orang segera membujuk Jordi dengan sangat cemas."Singkirkan wajah kalian itu, membuatku merasa jijik," marah Jordi dengan dingin. Dia sudah melihat segalanya tadi, termasuk dengan sekelompok orang ini yang bertindak dengan sangat memalukan demi bertahan hidup. Hal ini sama sekali tidak mencerminkan semangat seorang Pelindung Kebenaran.Mendengar perkataan itu, para tetua dan jenderal besar yang berada di sana semuanya menundukkan kepala. Mereka semua merasa gugup, tetapi mereka juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status