Beberapa orang ini benar-benar merasa putus asa sekarang. Yoga hanya memandang Danesh dan yang lainnya dengan tatapan dingin, "Danesh, ini cara kalian melayani masyarakat? Kalau kalian nggak sanggup mengatasinya, terus terang saja padaku. Aku nggak keberatan cari orang lain untuk menggantikan kalian."Ucapan Yoga ini membuat suasana kembali menjadi riuh. Didengar dari perkataannya, ternyata pemuda ini bisa menggantikan posisi Danesh dan yang lainnya dengan mudah? Sial, mana mungkin mereka bisa menang melawan tokoh besar seperti ini?Danesh dan beberapa orang lainnya langsung berkeringat dingin dan gemetaran, "Pak Yoga, ini memang kelalaian kami. Kami pasti akan memperbaiki kesalahan ini.""Sialan, siapa yang memborgol Pak Yoga? Cepat buka borgolnya."Jono langsung berlari ke hadapannya, "Maaf, maaf, akan kubuka sekarang juga ...."Yoga malah membalas dengan nada dingin, "Tadi sudah kubilang, 'kan? Nggak semudah itu mau membuka borgol ini dariku ...."Jono langsung merasa panik. Danesh
"Pak Yoga, maafkan aku. Tadi aku tidak tahu apa-apa, jadi sampai melakukan hal berengsek seperti itu. Aku juga dimanfaatkan orang lain."Yoga hanya tersenyum sinis, "Tapi tadi kamu langsung memborgolku tanpa bertanya lebih dulu."Danesh menimpali, "Lepaskan baju si Jono sialan ini! Kamu nggak pantas pakai baju ini. Niko, bentuk sebuah tim penyelidikan untuk memeriksa Jono."Niko menjawab, "Tenang saja, serahkan padaku."Saking terkejutnya, Jono sampai pingsan di tempat. Rekornya memang buruk selama ini, semuanya akan langsung terbongkar jika diselidiki. Sementara itu, Bisma dan Widya juga ketakutan hingga mengompol. Mereka sama sekali tidak pernah membayangkan kejadiannya akan jadi seperti ini. Mereka tidak ada jalan keluar lagi.Saat Danesh baru saja hendak membawa pergi Widya dan keluarganya, Yoga malah memerintahkan, "Masih ada yang mau kutanyakan pada mereka. Bawa mereka ke dalam rumah sakit dulu."Saat ini Perusahaan Biokimia Naga telah mengincar darah Karina, sedangkan keluarga W
Bagas langsung menyadari bahwa dirinya telah masuk dalam perangkap. Tanpa bicara panjang lebar, dia langsung berbalik dan ingin melarikan diri. Namun, entah sejak kapan Yoga telah menunggunya di depan pintu. Dia membanting pintu itu dengan keras, "Bagas, kamu benar-benar hebat ya."Tubuh Bagas seketika menjadi kaku. "Yoga, kamu ... kenapa kamu di sini?"Yoga menjawab, "Ada yang mengincar jantung Karina, jadi menurutmu kenapa aku bisa di sini?"Bagas menimpali, "Aku nggak mengerti apa maksudmu, cepat minggir." Usai bicara, dia ingin langsung menerobos keluar. Namun, Yoga langsung menendang perut Bagas hingga terlempar dan menabrak papan nama yang tergantung di dinding hingga hancur.Saat terjatuh di lantai, Bagas mulai muntah darah. "Sialan, berani-beraninya kamu memukulku!"Yoga menjawab, "Aku bahkan berani membunuhmu, kamu percaya nggak?""Kamu berani?" tantang Bagas.Yoga hanya mendengus dan tertawa sinis, "Sejujurnya saja, membunuhmu sama mudahnya dengan membunuh seekor semut bagiku
"Hanya orang dari Negara Daruna saja yang bisa terjangkit virus ini, orang asing hanya kemungkinan kecil bisa terjangkit."Ekspresi Yoga perlahan-lahan menjadi semakin muram. "Kenapa kalian mengembangkan virus ini?"Bagas menjawab, "Aku juga nggak tahu. Aku hanya bertugas untuk mengembangkannya, aku nggak tahu hal lainnya."Yoga menggertakkan giginya dengan kejam. Tanpa perlu dipikirkan sekalipun, dia sudah bisa menebak tujuan dari Perusahaan Biokimia Naga. Mereka pasti ingin menyebarkan virus ini untuk menjangkit rakyat Daruna, lalu menjual obat penawarnya dengan harga tinggi.Bahkan jika setiap orang menghabiskan 200 ribu untuk memberi penawarnya saja, perusahaan ini akan mendapatkan keuntungan besar. Bisa-bisanya Panglima Bahari bersekongkol dengan Negara Jepana untuk melakukan hal seperti ini. Ini bahkan lebih parah daripada mengkhianati negara.Sungguh biadab! Yoga menggertakkan gigi dengan kesal memikirkan hal itu.Namun hanya dalam sekejap, dia menenangkan diri dan kembali berta
Bagas sangat putus asa, dia terpaksa mengangguk untuk menyetujuinya. Setelah ini, dia akan jadi alat bagi Yoga. Tatapan Yoga kemudian beralih pada Widya sekeluarga."Kalian sudah banyak berbuat jahat, aku mau kalian menyumbangkan salah satu organ kalian. Nggak keberatan, 'kan?" tanya Yoga.Tentu saja, Widya dan keluarganya tidak berani membantah. Nyawa mereka masih bisa terselamatkan saja sudah cukup beruntung, tidak masalah jika mereka harus menyumbangkan organ.Yoga menimpali, "Baguslah kalau nggak keberatan. Aku akan suruh orang untuk segera lakukan transplantasi jantung."Apa?! Mereka baru sadar bahwa Yoga ternyata menyuruh mereka menyumbangkan jantung. Ini sama saja dengan membunuh mereka. Ketiga orang itu langsung memohon pada Yoga dengan menangis tersedu-sedu. Namun, Yoga tetap tidak berbelaskasihan.Jika dibandingkan dengan mereka yang membunuh orang untuk mengambil jantungnya, keputusan Yoga ini sudah termasuk sangat murah hati. Setelah itu, Yoga berjaga di kamar Karina satu h
Raja Obat juga merupakan salah satu anggota web gelap. Kalimat yang dilafalkan Yoga tadi adalah kode rahasia antara Raja Agoy dan tim farmasi web gelap."Berikan bahan obat tingkat enam padaku,"perintah Yoga."Siap!" Raja Obat langsung menuruti perintah Raja Agoy dan memberikan bahan obat tingkat nam padanya. Tak disangka, Yoga malah tiba-tiba menyerang Raja Obat tanpa ragu-ragu. Meski tenaganya tidak besar, serangan itu cukup untuk melukai organ dalamnya.Yoga berkata, "Ingat, Panglima Bahri yang melukaimu dan merebut bahan obat tingkat enam. Setelah semuanya selesai nanti, aku akan mengobatimu.""Baik, aku mengerti!" balas Raja Obat.Setelah itu, Yoga membawa bahan obat tingkat enam itu dan melarikan diri. Tak lama kemudian, Rian telah kembali. Melihat bahan obat yang berserakan di lantai dan Raja Obat yang tergeletak di lantai, Rian langsung murka, "Sial! Mana bahan obat tingkat enamku? Raja Obat, apa yang terjadi tadi?"Raja Obat memuntahkan darah sambil berkata, "Panglima Bahri ..
"Aku ...." Pada akhirnya, Panglima Bahri terpaksa menyetujui keinginan Andreas karena melihatnya yang begitu menderita. "Sesuai senioritas, Yoga memang termasuk kakakmu. Nggak memalukan kalau kamu berlutut padanya."Dengan bantuan dari para pelayan, Andreas akhirnya berlutut dengan susah payah pada Yoga. "Yoga ... sekarang kamu ... sudah bisa menolongku?"Yoga menggeleng, "Kamu salah paham. Maksudku adalah Panglima Bahri yang berlutut dan minta maaf padaku dan buku."Panglima Bahri langsung menghancurkan meja kayu cendana saking marahnya. "Kamu mimpi saja! Nggak mungkin! Aku ini adalah panglima Negara Daruna, mana mungkin aku akan berlutut pada anak haram sepertimu! Kalau kamu nggak mengobati anakku, aku akan membunuhmu sekarang juga."Di saat Panglima Bahri baru saja hendak turun tangan, Andreas tiba-tiba berteriak sambil memegang dadanya, "Jantungku, hatiku, paru-paruku ... sakit sekali ....""Ayah ... aku nggak bisa bernapas lagi. Cepat ... tolong aku .... Huf ... huf ... huf ....
Rian membawa Raja Obat datang. Begitu masuk, dia langsung berteriak, "Panglima Bahri, keluarlah untuk menerima ajalmu!"Bahri dan Andreas langsung tercengang. Situasi macam apa ini? Kenapa Rian malah mau membunuh mereka?Bahri buru-buru berkata, "Pak Rian, ada apa dengan Anda? Kenapa mau membunuh kami?"Rian mendengus, "Huh! Jangan pura-pura, kamu sudah mencuri bahan obat tingkat enamku."Bahri mulai bingung, "Aku nggak melakukannya, bukan aku yang mencuri bahan obat itu."Raja Obat menimpali, "Panglima Bahri, jangan pura-pura lagi. Aku melihat langsung kamu yang mencuri bahan obat tingkat enam itu. Mana mungkin bisa palsu?"Bahri marah besar, "Aku nggak mencurinya."Raja Obat membalas, "Oh, kalau kamu nggak mencurinya, kenapa penyakit Andreas bisa sembuh? Tanpa bahan obat tingkat enam, penyakitnya nggak mungkin bisa disembuhkan."Andreas buru-buru memberi penjelasan, "Salah paham. Semua ini hanya salah paham. Sebenarnya, Yoga yang menyembuhkanku, bahan obat itu juga dia yang mencuriny