"Dia mencoba melakukan pembunuhan, Anda harus menghukumnya," kata Dilan mengadu. Hukuman untuk tuduhan melukai orang dan mencoba melakukan pembunuhan sangat berbeda jauh. Semua orang beranggapan Yoga sudah pasti akan sial.Jono memelototi Yoga dengan marah, lalu memberi perintah, "Pengawal, borgol dia."Yoga menimpali dengan dingin, "Kamu langsung menangkap orang tanpa menyelidikinya terlebih dulu, siapa yang memberimu kuasa seperti itu?"Jono menantangnya, "Aku adalah penguasa di daerah timur ini, menurutmu siapa yang memberiku kuasa? Cepat borgol dia."Yoga tidak melawan, dia hanya membiarkan mereka memborgol tangannya. "Mudah saja kalau kalian mau memborgolku, tapi nanti nggak akan semudah itu lagi kalian membukanya. Aku mau kalian berlutut sambil membukanya."Jono tertawa terbahak-bahak, "Pahami dulu kondisimu saat ini. Sekarang ini kamu hanya mangsa yang nggak berdaya. Mau menyuruhku berlutut? Mimpi saja kamu.""Bawa pergi," perintahnya lagi. Di saat itu juga, beberapa mobil dinas
Beberapa orang ini benar-benar merasa putus asa sekarang. Yoga hanya memandang Danesh dan yang lainnya dengan tatapan dingin, "Danesh, ini cara kalian melayani masyarakat? Kalau kalian nggak sanggup mengatasinya, terus terang saja padaku. Aku nggak keberatan cari orang lain untuk menggantikan kalian."Ucapan Yoga ini membuat suasana kembali menjadi riuh. Didengar dari perkataannya, ternyata pemuda ini bisa menggantikan posisi Danesh dan yang lainnya dengan mudah? Sial, mana mungkin mereka bisa menang melawan tokoh besar seperti ini?Danesh dan beberapa orang lainnya langsung berkeringat dingin dan gemetaran, "Pak Yoga, ini memang kelalaian kami. Kami pasti akan memperbaiki kesalahan ini.""Sialan, siapa yang memborgol Pak Yoga? Cepat buka borgolnya."Jono langsung berlari ke hadapannya, "Maaf, maaf, akan kubuka sekarang juga ...."Yoga malah membalas dengan nada dingin, "Tadi sudah kubilang, 'kan? Nggak semudah itu mau membuka borgol ini dariku ...."Jono langsung merasa panik. Danesh
"Pak Yoga, maafkan aku. Tadi aku tidak tahu apa-apa, jadi sampai melakukan hal berengsek seperti itu. Aku juga dimanfaatkan orang lain."Yoga hanya tersenyum sinis, "Tapi tadi kamu langsung memborgolku tanpa bertanya lebih dulu."Danesh menimpali, "Lepaskan baju si Jono sialan ini! Kamu nggak pantas pakai baju ini. Niko, bentuk sebuah tim penyelidikan untuk memeriksa Jono."Niko menjawab, "Tenang saja, serahkan padaku."Saking terkejutnya, Jono sampai pingsan di tempat. Rekornya memang buruk selama ini, semuanya akan langsung terbongkar jika diselidiki. Sementara itu, Bisma dan Widya juga ketakutan hingga mengompol. Mereka sama sekali tidak pernah membayangkan kejadiannya akan jadi seperti ini. Mereka tidak ada jalan keluar lagi.Saat Danesh baru saja hendak membawa pergi Widya dan keluarganya, Yoga malah memerintahkan, "Masih ada yang mau kutanyakan pada mereka. Bawa mereka ke dalam rumah sakit dulu."Saat ini Perusahaan Biokimia Naga telah mengincar darah Karina, sedangkan keluarga W
Bagas langsung menyadari bahwa dirinya telah masuk dalam perangkap. Tanpa bicara panjang lebar, dia langsung berbalik dan ingin melarikan diri. Namun, entah sejak kapan Yoga telah menunggunya di depan pintu. Dia membanting pintu itu dengan keras, "Bagas, kamu benar-benar hebat ya."Tubuh Bagas seketika menjadi kaku. "Yoga, kamu ... kenapa kamu di sini?"Yoga menjawab, "Ada yang mengincar jantung Karina, jadi menurutmu kenapa aku bisa di sini?"Bagas menimpali, "Aku nggak mengerti apa maksudmu, cepat minggir." Usai bicara, dia ingin langsung menerobos keluar. Namun, Yoga langsung menendang perut Bagas hingga terlempar dan menabrak papan nama yang tergantung di dinding hingga hancur.Saat terjatuh di lantai, Bagas mulai muntah darah. "Sialan, berani-beraninya kamu memukulku!"Yoga menjawab, "Aku bahkan berani membunuhmu, kamu percaya nggak?""Kamu berani?" tantang Bagas.Yoga hanya mendengus dan tertawa sinis, "Sejujurnya saja, membunuhmu sama mudahnya dengan membunuh seekor semut bagiku
"Hanya orang dari Negara Daruna saja yang bisa terjangkit virus ini, orang asing hanya kemungkinan kecil bisa terjangkit."Ekspresi Yoga perlahan-lahan menjadi semakin muram. "Kenapa kalian mengembangkan virus ini?"Bagas menjawab, "Aku juga nggak tahu. Aku hanya bertugas untuk mengembangkannya, aku nggak tahu hal lainnya."Yoga menggertakkan giginya dengan kejam. Tanpa perlu dipikirkan sekalipun, dia sudah bisa menebak tujuan dari Perusahaan Biokimia Naga. Mereka pasti ingin menyebarkan virus ini untuk menjangkit rakyat Daruna, lalu menjual obat penawarnya dengan harga tinggi.Bahkan jika setiap orang menghabiskan 200 ribu untuk memberi penawarnya saja, perusahaan ini akan mendapatkan keuntungan besar. Bisa-bisanya Panglima Bahari bersekongkol dengan Negara Jepana untuk melakukan hal seperti ini. Ini bahkan lebih parah daripada mengkhianati negara.Sungguh biadab! Yoga menggertakkan gigi dengan kesal memikirkan hal itu.Namun hanya dalam sekejap, dia menenangkan diri dan kembali berta
Bagas sangat putus asa, dia terpaksa mengangguk untuk menyetujuinya. Setelah ini, dia akan jadi alat bagi Yoga. Tatapan Yoga kemudian beralih pada Widya sekeluarga."Kalian sudah banyak berbuat jahat, aku mau kalian menyumbangkan salah satu organ kalian. Nggak keberatan, 'kan?" tanya Yoga.Tentu saja, Widya dan keluarganya tidak berani membantah. Nyawa mereka masih bisa terselamatkan saja sudah cukup beruntung, tidak masalah jika mereka harus menyumbangkan organ.Yoga menimpali, "Baguslah kalau nggak keberatan. Aku akan suruh orang untuk segera lakukan transplantasi jantung."Apa?! Mereka baru sadar bahwa Yoga ternyata menyuruh mereka menyumbangkan jantung. Ini sama saja dengan membunuh mereka. Ketiga orang itu langsung memohon pada Yoga dengan menangis tersedu-sedu. Namun, Yoga tetap tidak berbelaskasihan.Jika dibandingkan dengan mereka yang membunuh orang untuk mengambil jantungnya, keputusan Yoga ini sudah termasuk sangat murah hati. Setelah itu, Yoga berjaga di kamar Karina satu h
Raja Obat juga merupakan salah satu anggota web gelap. Kalimat yang dilafalkan Yoga tadi adalah kode rahasia antara Raja Agoy dan tim farmasi web gelap."Berikan bahan obat tingkat enam padaku,"perintah Yoga."Siap!" Raja Obat langsung menuruti perintah Raja Agoy dan memberikan bahan obat tingkat nam padanya. Tak disangka, Yoga malah tiba-tiba menyerang Raja Obat tanpa ragu-ragu. Meski tenaganya tidak besar, serangan itu cukup untuk melukai organ dalamnya.Yoga berkata, "Ingat, Panglima Bahri yang melukaimu dan merebut bahan obat tingkat enam. Setelah semuanya selesai nanti, aku akan mengobatimu.""Baik, aku mengerti!" balas Raja Obat.Setelah itu, Yoga membawa bahan obat tingkat enam itu dan melarikan diri. Tak lama kemudian, Rian telah kembali. Melihat bahan obat yang berserakan di lantai dan Raja Obat yang tergeletak di lantai, Rian langsung murka, "Sial! Mana bahan obat tingkat enamku? Raja Obat, apa yang terjadi tadi?"Raja Obat memuntahkan darah sambil berkata, "Panglima Bahri ..
"Aku ...." Pada akhirnya, Panglima Bahri terpaksa menyetujui keinginan Andreas karena melihatnya yang begitu menderita. "Sesuai senioritas, Yoga memang termasuk kakakmu. Nggak memalukan kalau kamu berlutut padanya."Dengan bantuan dari para pelayan, Andreas akhirnya berlutut dengan susah payah pada Yoga. "Yoga ... sekarang kamu ... sudah bisa menolongku?"Yoga menggeleng, "Kamu salah paham. Maksudku adalah Panglima Bahri yang berlutut dan minta maaf padaku dan buku."Panglima Bahri langsung menghancurkan meja kayu cendana saking marahnya. "Kamu mimpi saja! Nggak mungkin! Aku ini adalah panglima Negara Daruna, mana mungkin aku akan berlutut pada anak haram sepertimu! Kalau kamu nggak mengobati anakku, aku akan membunuhmu sekarang juga."Di saat Panglima Bahri baru saja hendak turun tangan, Andreas tiba-tiba berteriak sambil memegang dadanya, "Jantungku, hatiku, paru-paruku ... sakit sekali ....""Ayah ... aku nggak bisa bernapas lagi. Cepat ... tolong aku .... Huf ... huf ... huf ....
Dalam sekejap, suasana di medan perang makin tegang. Rasa gelisah makin menjalar di antara semua orang. Bagaimanapun juga, tidak ada yang ingin mati.Mereka datang ke sini hanya untuk membantu Bimo membasmi para Pelindung Kebenaran. Namun sekarang, mereka justru dihadapkan pada situasi yang begitu mencekam."Bunuh!" Para Pelindung Kebenaran makin bersemangat bertarung. Semangat juang mereka sudah makin membara. Pada saat itu, hampir semua orang bisa melihat betapa brutal dan nekatnya para Pelindung Kebenaran.Yoga memandang semua itu dengan tenang. Dia menyaksikan perubahan di medan perang. Tatapannya tajam, tetapi sikapnya tetap acuh tak acuh."Bimo, kamu mulai takut, 'kan? Ini adalah Formasi Domain Darah!""Begitu formasi ini diaktifkan, bahkan kamu yang legendaris 1.000 tahun lalu pun nggak akan mampu mengatasinya!""Formasi kuno ini diciptakan khusus untuk melawan para ahli hebat seperti dirimu. Kamu nggak akan punya peluang kali ini!"Kelima jenderal itu berbicara dengan sombong.
"Ini ... sebenarnya kekuatan tingkat apa?""Nggak mungkin, ini nggak mungkin! Apa dia benar-benar sudah melampaui tingkat kultivator jenderal?""Mana mungkin Bimo punya kekuatan seperti ini? Ini sungguh nggak masuk akal!"Kelima jenderal itu tergeletak di tanah. Mereka memandang ke atas dan menatap siluet Yoga. Tatapan mereka penuh dengan keterkejutan dan ketidakpercayaan. Namun, kenyataan yang ada tidak bisa dibantah. Dengan hanya satu serangan, Yoga telah menjatuhkan mereka semua ke tanah.Yoga perlahan mengangkat tangannya. Sambil menatap mereka dengan tatapan dingin yang menusuk, dia berseru, "Sekarang, kalau kalian nggak punya strategi cadangan, bersiaplah untuk mati!"Pada saat itu, hawa dingin perlahan menyebar ke sekeliling dan membuat suasana menjadi makin mencekam. Kelima jenderal itu menggigil hebat di tempat mereka berdiri. Aura mengerikan yang terpancar dari Yoga membuat mereka kehilangan ketenangan. Rasanya benar-benar menakutkan!Salah satu dari mereka berbicara dengan s
Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa
Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel
Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat
Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep
Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk
Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan
Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend