Widya mengadang di depan ambulans. Dia tidak membiarkan petugas medis menurunkan Karina dari mobil.Sopir ambulans sudah sangat emosi. Dia segera memaki, "Sialan! Dasar idiot! Mau menipu uang, tapi nggak bisa menilai situasi. Apa kamu nggak lihat kami lagi berusaha menyelamatkan orang? Kalau penyembuhan pasien terlambat, kamu harus bertanggung jawab sepenuhnya."Widya menangis lebih keras lagi, lalu membalas, "Selamatkan pasien apanya? Kalian cuma sekelompok dokter gadungan yang mencari keuntungan dengan merugikan orang lain. Apa nggak ada orang yang bisa tegakkan keadilan di sini? Sungguh nggak masuk akal ...."Rumah sakit sedang ramai sekarang. Begitu Widya membuat keributan, tempat ini segera dipenuhi oleh orang-orang. Banyak orang yang membicarakan masalah ini.Sopir itu sangat kesal sehingga berkata, "Ayo, kita singkirkan tukang tipu ini dulu. Selamatkan korban lebih penting."Sopir dan dua petugas medis bergegas menarik Widya ke samping. Pada saat itu, suaminya Widya, Bisma, juga
Dilan langsung mengerti maksudnya dan berteriak, "Mana direktur rumah sakit? Cepat panggil dia." Tak lama kemudian, direktur rumah sakit bernama Doni datang setelah menerima kabarnya."Pak Dilan, Anda sudah datang ya. Silakan masuk ...," ujar Doni mempersilakan.Masuk apanya! Dilan langsung marah, "Gimana kerja rumah sakit kalian ini! Paman dan bibiku dipukul orang di sini, tapi kalian malah pura-pura nggak melihatnya dan nggak ada yang menolongnya. Masih ada etika profesi nggak kalian semua?! Kalau nggak mau kerja lagi, aku bisa tarik semua lisensi kalian."Doni langsung panik, "Hah, mereka ini paman dan bibi Anda?""Cepat bawa ke departemen ortopedi, panggil dokter terbaik untuk mengobati mereka!" perintah Doni.Dilan kembali memakinya, "Sudah sampai begini, mau bawa ke ortopedi apaaan lagi! Langsung bawa ke UGD untuk pertolongan darurat."Doni menyeka keringat dinginnya, lalu berkata, "Pak Dilan, mereka hanya keseleo biasa saja. Dokter ortopedi bisa mengobatinya. Lagi pula, dokter U
"Dia mencoba melakukan pembunuhan, Anda harus menghukumnya," kata Dilan mengadu. Hukuman untuk tuduhan melukai orang dan mencoba melakukan pembunuhan sangat berbeda jauh. Semua orang beranggapan Yoga sudah pasti akan sial.Jono memelototi Yoga dengan marah, lalu memberi perintah, "Pengawal, borgol dia."Yoga menimpali dengan dingin, "Kamu langsung menangkap orang tanpa menyelidikinya terlebih dulu, siapa yang memberimu kuasa seperti itu?"Jono menantangnya, "Aku adalah penguasa di daerah timur ini, menurutmu siapa yang memberiku kuasa? Cepat borgol dia."Yoga tidak melawan, dia hanya membiarkan mereka memborgol tangannya. "Mudah saja kalau kalian mau memborgolku, tapi nanti nggak akan semudah itu lagi kalian membukanya. Aku mau kalian berlutut sambil membukanya."Jono tertawa terbahak-bahak, "Pahami dulu kondisimu saat ini. Sekarang ini kamu hanya mangsa yang nggak berdaya. Mau menyuruhku berlutut? Mimpi saja kamu.""Bawa pergi," perintahnya lagi. Di saat itu juga, beberapa mobil dinas
Beberapa orang ini benar-benar merasa putus asa sekarang. Yoga hanya memandang Danesh dan yang lainnya dengan tatapan dingin, "Danesh, ini cara kalian melayani masyarakat? Kalau kalian nggak sanggup mengatasinya, terus terang saja padaku. Aku nggak keberatan cari orang lain untuk menggantikan kalian."Ucapan Yoga ini membuat suasana kembali menjadi riuh. Didengar dari perkataannya, ternyata pemuda ini bisa menggantikan posisi Danesh dan yang lainnya dengan mudah? Sial, mana mungkin mereka bisa menang melawan tokoh besar seperti ini?Danesh dan beberapa orang lainnya langsung berkeringat dingin dan gemetaran, "Pak Yoga, ini memang kelalaian kami. Kami pasti akan memperbaiki kesalahan ini.""Sialan, siapa yang memborgol Pak Yoga? Cepat buka borgolnya."Jono langsung berlari ke hadapannya, "Maaf, maaf, akan kubuka sekarang juga ...."Yoga malah membalas dengan nada dingin, "Tadi sudah kubilang, 'kan? Nggak semudah itu mau membuka borgol ini dariku ...."Jono langsung merasa panik. Danesh
"Pak Yoga, maafkan aku. Tadi aku tidak tahu apa-apa, jadi sampai melakukan hal berengsek seperti itu. Aku juga dimanfaatkan orang lain."Yoga hanya tersenyum sinis, "Tapi tadi kamu langsung memborgolku tanpa bertanya lebih dulu."Danesh menimpali, "Lepaskan baju si Jono sialan ini! Kamu nggak pantas pakai baju ini. Niko, bentuk sebuah tim penyelidikan untuk memeriksa Jono."Niko menjawab, "Tenang saja, serahkan padaku."Saking terkejutnya, Jono sampai pingsan di tempat. Rekornya memang buruk selama ini, semuanya akan langsung terbongkar jika diselidiki. Sementara itu, Bisma dan Widya juga ketakutan hingga mengompol. Mereka sama sekali tidak pernah membayangkan kejadiannya akan jadi seperti ini. Mereka tidak ada jalan keluar lagi.Saat Danesh baru saja hendak membawa pergi Widya dan keluarganya, Yoga malah memerintahkan, "Masih ada yang mau kutanyakan pada mereka. Bawa mereka ke dalam rumah sakit dulu."Saat ini Perusahaan Biokimia Naga telah mengincar darah Karina, sedangkan keluarga W
Bagas langsung menyadari bahwa dirinya telah masuk dalam perangkap. Tanpa bicara panjang lebar, dia langsung berbalik dan ingin melarikan diri. Namun, entah sejak kapan Yoga telah menunggunya di depan pintu. Dia membanting pintu itu dengan keras, "Bagas, kamu benar-benar hebat ya."Tubuh Bagas seketika menjadi kaku. "Yoga, kamu ... kenapa kamu di sini?"Yoga menjawab, "Ada yang mengincar jantung Karina, jadi menurutmu kenapa aku bisa di sini?"Bagas menimpali, "Aku nggak mengerti apa maksudmu, cepat minggir." Usai bicara, dia ingin langsung menerobos keluar. Namun, Yoga langsung menendang perut Bagas hingga terlempar dan menabrak papan nama yang tergantung di dinding hingga hancur.Saat terjatuh di lantai, Bagas mulai muntah darah. "Sialan, berani-beraninya kamu memukulku!"Yoga menjawab, "Aku bahkan berani membunuhmu, kamu percaya nggak?""Kamu berani?" tantang Bagas.Yoga hanya mendengus dan tertawa sinis, "Sejujurnya saja, membunuhmu sama mudahnya dengan membunuh seekor semut bagiku
"Hanya orang dari Negara Daruna saja yang bisa terjangkit virus ini, orang asing hanya kemungkinan kecil bisa terjangkit."Ekspresi Yoga perlahan-lahan menjadi semakin muram. "Kenapa kalian mengembangkan virus ini?"Bagas menjawab, "Aku juga nggak tahu. Aku hanya bertugas untuk mengembangkannya, aku nggak tahu hal lainnya."Yoga menggertakkan giginya dengan kejam. Tanpa perlu dipikirkan sekalipun, dia sudah bisa menebak tujuan dari Perusahaan Biokimia Naga. Mereka pasti ingin menyebarkan virus ini untuk menjangkit rakyat Daruna, lalu menjual obat penawarnya dengan harga tinggi.Bahkan jika setiap orang menghabiskan 200 ribu untuk memberi penawarnya saja, perusahaan ini akan mendapatkan keuntungan besar. Bisa-bisanya Panglima Bahari bersekongkol dengan Negara Jepana untuk melakukan hal seperti ini. Ini bahkan lebih parah daripada mengkhianati negara.Sungguh biadab! Yoga menggertakkan gigi dengan kesal memikirkan hal itu.Namun hanya dalam sekejap, dia menenangkan diri dan kembali berta
Bagas sangat putus asa, dia terpaksa mengangguk untuk menyetujuinya. Setelah ini, dia akan jadi alat bagi Yoga. Tatapan Yoga kemudian beralih pada Widya sekeluarga."Kalian sudah banyak berbuat jahat, aku mau kalian menyumbangkan salah satu organ kalian. Nggak keberatan, 'kan?" tanya Yoga.Tentu saja, Widya dan keluarganya tidak berani membantah. Nyawa mereka masih bisa terselamatkan saja sudah cukup beruntung, tidak masalah jika mereka harus menyumbangkan organ.Yoga menimpali, "Baguslah kalau nggak keberatan. Aku akan suruh orang untuk segera lakukan transplantasi jantung."Apa?! Mereka baru sadar bahwa Yoga ternyata menyuruh mereka menyumbangkan jantung. Ini sama saja dengan membunuh mereka. Ketiga orang itu langsung memohon pada Yoga dengan menangis tersedu-sedu. Namun, Yoga tetap tidak berbelaskasihan.Jika dibandingkan dengan mereka yang membunuh orang untuk mengambil jantungnya, keputusan Yoga ini sudah termasuk sangat murah hati. Setelah itu, Yoga berjaga di kamar Karina satu h