Share

Bab 181

Penulis: Vodka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-06 14:25:19
"Aku sejak awal sudah memberi tahu Tetua Indra untuk datang mengobati Andreas," lanjut Santi

Bahri yang tidak bisa menyembunyikan kegembiraannya berucap, "Santi, terima kasih, ya."

Setelah satu hari satu malam, Tetua Indra dari Sekte Sembilan Aliran akhirnya tiba. Ketika memeriksa keadaan Andreas, raut wajahnya tampak muram.

Jantung Santi seketika berdetak dengan kencang. Dia bertanya dengan gelisah, "Tetua Indra, apa kamu bisa mengobatinya?"

Indra menarik napas dalam-dalam, lalu menyahut, "Nona, Tuan Muda terkena Teknik Pemutus Keturunan milik Sekte Hagisana. Kondisinya hanya bisa diobati oleh orang-orang Sekte Hagisana. Aku minta maaf karena nggak bisa berbuat apa-apa."

Ayahnya Santi adalah ketua Sekte Sembilan Aliran. Jadi, Indra memanggil Santi dengan sebutan "Nona" dan memanggil Andreas dengan sebutan "Tuan Muda".

Santi bertanya, "Bukankah Sekte Hagisana sudah lama hancur? Bagaimana mungkin masih ada orang yang menguasai teknik dari Sekte Hagisana?"

Indra membalas, "Saat itu, ketu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 182

    "Bu, Perusahaan Farmasi Sehat Abadi itu Perusahaan Farmasi Kusuma kita yang dulu. Tenang saja, aku akan membuat perusahaan kita kembali berjaya," ucap Yoga.Ayu berkata dengan senang, "Yoga, Lili, Ibu hanya berharap kalian berdua sehat dan bahagia. Ibu nggak peduli hal yang lain."Setelah Lili selesai menyuapi sup ginseng, Yoga berucap, "Lili, kamu sudah begadang kemarin malam. Pergilah istirahat. Aku mau berbicara dengan Ibu.""Baik," sahut Lili sembari pergi dengan berat hati.Setelah Lili pergi, Yoga berujar, "Bu, sebenarnya selama ini aku terus menyelidiki fakta kasus pembantaian saat itu. Aku sudah menyingkirkan 2 dari 4 dalang utamanya. Selain itu, aku juga menemukan bahwa ayah kandungku bukan Ayah, tapi Bahri. Apa Ibu bisa menceritakan padaku tentang kejadian saat itu?"Yoga memberitahukan semua yang dirinya selidiki kepada ibunya. Namun, dia tentu saja juga menyembunyikan banyak hal, salah satunya tentang membunuh orang. Dia tidak ingin membuat ibunya khawatir.Ayu awalnya terk

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 183

    Ayu menambahkan, "Ibumu merasa putus asa dan menyerahkanmu pada kami. Dia menyuruh kami bersembunyi, lalu menarik perhatian para pembunuh sendirian. Selanjutnya, kamu juga sudah tahu. Aku bersembunyi di Kota Pawana, menikah dengan ayahmu, dan menyembunyikan identitas. Demi mengenang ibumu dan supaya kamu nggak melupakannya, aku menggunakan namanya, Ayu."Setelah mendengar cerita Ayu, Yoga mengepalkan kedua tangannya. Niat membunuhnya seketika melonjak. Dia mematri dua nama di dalam benaknya, lalu menggerutu di dalam hati, 'Bahri! Santi! Aku akan membunuh kalian! Nyawa harus dibayar dengan nyawa!'Hagi menyalahkan diri sendiri. Dia berkata, "Semua salahku yang nggak berguna ini. Aku gagal melindungi ibumu. Aku merasa sangat malu dengan leluhur Sekte Hagisana." Selama ini, Hagi selalu hidup dengan rasa bersalah karena tidak bisa menyelamatkan Ayu.Ayu menghibur, "Pak Hagi, jangan menyalahkan diri sendiri. Kalau bukan karena dirimu, Yoga mungkin sudah mati saat masih kecil."Yoga berucap,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 184

    Ayu memperlakukan Karina seperti putrinya sendiri. Karina tentu saja sangat gembira saat mendengar kabar ini. Setelah memutuskan panggilan, Karina mengabari ibunya dan Gatot terlebih dulu, lalu bergegas menemui ibunya Yoga.Tidak lama setelah Karina melajukan mobilnya, sebuah mobil Volkswan mengadang jalannya. Terlihat Hendrik yang turun dari mobil itu dengan ekspresi panik.Melihat ini, Karina membentak, "Hendrik, apa yang kamu lakukan? Cepat minggir!"Hendrik berkata sambil terisak, "Kak, ibuku kecelakaan. Sekarang, dia sedang dirawat di ICU dan masih dalam masa kritis. Aku nggak punya uang, juga nggak punya kenalan di rumah sakit. Kamu bisa membantuku nggak? Kalau kamu nggak ke sana, ibuku mungkin nggak akan selamat.""Kecelakaan?" Karina sontak terkejut. Dia berucap, "Cepat! Antar aku ke rumah sakit."Nyawa lebih penting. Karina sejak awal sudah melupakan konflik di antara kedua keluarga mereka. Dia hanya ingin menyelamatkan nyawa orang."Oke, masuklah ke mobil," sahut Hendrik. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 185

    Yoga segera mengakhiri panggilan telepon Gatot, lalu menjawab panggilan dari nomor asing itu, "Halo?"Orang asing itu menyahut, "Kamu Yoga, 'kan? Kalau kamu nggak mau Karina mati, cepat datang ke pabrik telantar di samping Jalan Yasa."Yoga bertanya, "Kamu siapa?"Orang itu langsung mengakhiri panggilan telepon. Sialan! Ternyata Karina diculik! Yoga langsung mengabari Gatot, lalu bergegas pergi ke pabrik telantar itu. Yoga, Ambar, dan Gatot sampai pada saat bersamaan.Begitu masuk ke pabrik telantar, mereka melihat Karina diikat di sebuah pohon. Di wajahnya ada bekas tamparan dan darah mengalir dari sudut bibirnya. Hendrik memegang belati dan mengarahkannya di leher Karina. Di samping Hendrik ada seorang ahli bela diri yang sedang bermeditasi.Melihat situasi ini, Ambar yang marah berseru, "Hendrik, ternyata kamu pelakunya! Karina itu kakak sepupumu. Kenapa kamu menculik Karina? Kamu ini memang nggak berperikemanusiaan! Cepat lepaskan Karina."Hendrik mendengus, lalu menimpali, "Aku ng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 186

    Selesai bicara, Indra langsung mengerahkan kekuatannya yang dahsyat. Kekuatan ini membuat Karina dan lainnya merasa sesak. Wajah mereka memucat, ternyata Indra begitu hebat! Apa Yoga bisa melawan Indra?Karina berteriak, "Yoga, cepat pergi dan bawa keluargaku juga. Kamu nggak usah mengurus masalahku."Yoga memandang Karina sembari menimpali, "Maaf, Karina. Ini memang salahku karena gagal melindungimu. Tenang saja, hari ini kita pasti akan baik-baik saja."Kemudian, Indra menginjak tanah dengan kuat sehingga muncul lubang besar. Dia berkelebat dan memelesat ke arah Yoga. Seiring dengan gerakannya, muncul angin kencang yang menerbangkan debu dan bebatuan, bahkan menghancurkan tembok. Indra berdiri di depan Yoga, debu dan bebatuan yang beterbangan mengelilingi mereka berdua sehingga orang lain tidak bisa melihat kondisi mereka.Indra meninju dada Yoga. Kekuatan dan kecepatan tinjuan Indra sangat mengerikan. Saat ini, Yoga baru membalas serangan Indra dengan tinjunya. Bam! Terdengar suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 187

    Belati Hendrik jatuh dan dia juga terduduk lemas di tanah. Dia berusaha untuk berdiri, tetapi gagal.Yoga segera maju, lalu dia menendang Hendrik dan melepaskan tali yang mengikat tubuh Karina. Namun, Karina langsung tumbang. Untung saja, Yoga segera memeluk Karina. Yoga bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Tadi, Yoga menyebarkan racun di udara sehingga Karina dan Hendrik terkena racun. Itulah sebabnya mereka berdua menjadi lemas.Karina memberontak. Dia berucap sembari menangis, "Cepat lepaskan aku. Jangan sentuh aku ...."Yoga mengernyit. Mereka baru tidak bertemu beberapa hari, kenapa sikap Karina kepada Yoga langsung berubah drastis? Yoga bertanya, "Karina, kamu kenapa?"Karina menyahut, "Kamu nggak usah pedulikan aku. Cepat lepaskan aku ...."Gatot segera menghampiri Karina, lalu menggendongnya dan berkata, "Kak, sekarang aku bawa kamu ke rumah sakit."Gatot menggendong Karina ke mobil. Yoga berpesan, "Gatot, kakakmu terkena racun. Jangan lupa beri dia minum air lemon unt

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 188

    Naga Hijau yang marah menampar Indra dengan kuat, lalu berujar, "Waktu itu, jelas-jelas kamu tahu aku difitnah. Tapi, kamu tetap mengusirku! Meskipun aku terus memohon kepadamu, kamu tetap nggak mau membantuku. Kalian yang mengusirku, bukan aku yang mengkhianati Sekte Sembilan Aliran! Kamu yang mempermalukan Sekte Sembilan Aliran."Indra menimpali dengan geram, "Sekalipun aku mati, aku juga nggak akan melepaskanmu begitu saja!"Yoga berucap, "Kalau kamu mau mati, kami akan mewujudkan keinginanmu. Pak Hagi, Naga Hijau, jangan tunda lagi kalau kalian mau balas dendam."Hagi menyahut, "Aku nggak akan membiarkan dia mati begitu mudah. Aku mau mempermainkannya dulu."Yoga bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Hagi menjawab, "Sebarkan kabar bahwa Indra dari Sekte Sembilan Aliran sudah bertobat dan memutuskan untuk bergabung dengan Sekte Hagisana. Indra akan membantuku membangun Sekte Hagisana kembali untuk membalas dendam kepada Sekte Sembilan Aliran."Indra merasa frustrasi setelah mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 189

    Penjaga pintu itu segera melaksanakan perintah Bahri. Kemudian, Bahri meminum air. Dia baru merasa lebih tenang. Bahri berkata, "Santi, sekarang nggak ada cara lain lagi. Kita hanya bisa meminta bantuan ayahmu. Ayahmu itu pemimpin Sekte Sembilan Aliran, dia pasti bisa mengalahkan Yoga dan menghukum Indra si pengkhianat itu."Santi yang bimbang menimpali, "Bahri, kamu sendiri tahu seperti apa watak ayahku. Sekarang, dia terobsesi untuk berlatih ilmu bela diri dan sedang mengasingkan diri. Baginya, ini hanya masalah sepele. Jadi, dia nggak mungkin mau keluar."Bahri merasa pusing. Dia mondar-mandir sambil memikirkan rencana. Setelah beberapa saat, Bahri memukul kepalanya dan berujar, "Santi, aku punya cara untuk meminta ayahmu keluar."Santi kebingungan. Bahri melanjutkan, "Santi, kalau ayahmu tahu kamu dibunuh oleh Yoga dan Indra, apa dia akan keluar?"Santi merasa gugup. Dia bertanya, "Bahri, apa maksudmu?"Bahri mendesah, lalu menyahut, "Santi, maaf. Kita harus berkorban untuk mencapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1217

    Tampaknya dalam sekejap, Yoga akan tercabik-cabik oleh kekuatan dahsyat itu. Namun saat berikutnya, dia perlahan mengangkat tangan.Dengan gerakan yang terlihat seperti membelah ombak, Yoga melambaikan tangannya secara vertikal. Seketika, kekuatan dahsyat keluar dari tubuhnya dan langsung merobek segala sesuatu.Formasi besar yang digunakan untuk menyerangnya sontak menjadi tidak berguna dan hancur total. Kekuatan Yoga telah mencapai tingkatan semi kultivator raja. Formasi ini sama sekali bukan ancaman baginya.Yoga membiarkan kelima jenderal itu tetap hidup hanya karena satu alasan. Dia ingin melihat apakah di sekitar mereka masih ada sisa-sisa Pelindung Kebenaran yang bersembunyi."Apa? Formasi ini bisa dihancurkan?""Nggak mungkin! Kenapa dia bisa sekuat ini?""Bimo sebelumnya nggak begitu ahli dalam menghadapi formasi. Gimana dia bisa menghancurkannya secepat ini?"Kelima jenderal itu melongo. Wajah mereka penuh keterkejutan dan rasa tidak percaya. Tatapan mereka bahkan terlihat sa

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1216

    Saat ini, Yoga berdiri dengan penuh wibawa. Suaranya menggema di seluruh area. Pada saat ini, bahkan orang-orang dari empat keluarga besar di sekitarnya ikut merasakan kegembiraan yang membara. Setiap orang begitu bersemangat. Satu per satu dari mereka berteriak dengan lantang."Luar biasa. Hahaha! Para Pelindung Kebenaran ternyata nggak sekuat itu!""Tuan Bimo memang perkasa dan penuh wibawa! Inilah sosok seorang yang benar-benar kuat!""Orang-orang payah ini sungguh nggak tahu diri!"Orang-orang mengejek para Pelindung Kebenaran dengan gembira, tanpa sedikit pun rasa takut. Mereka sangat yakin bahwa dengan Bimo turun tangan, semua Pelindung Kebenaran pasti akan dilenyapkan."Ini nggak mungkin! Apa Bimo sudah memulihkan kekuatannya ke puncak kejayaan?" tanya seorang jenderal sambil mengernyit. Ekspresinya menjadi makin dingin. Dengan penuh ketegangan, dia terus menatap Yoga tanpa berkedip.Yoga mencibir dan berucap dengan suara dingin, "Puncak kejayaan? Apa kamu benar-benar pernah mel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1215

    Ekspresi pria itu terlihat ganas dan satu tangannya langsung menyerang Yoga. Jari-jarinya langsung berubah menjadi cakar elang. Melihat Yoga yang saat ini sudah terkepung, mereka tahu Bimo pasti akan mati.Namun, pada detik berikutnya, Yoga tiba-tiba melepaskan aura yang sangat kuat.Boom!Yoga tiba-tiba maju dan langsung meninju cakar elang pria itu.Krak!Hanya dengan satu pukulan, Yoga berhasil menghancurkan cakar itu sepenuhnya. Bukan hanya telapak tangan, bahkan lengan pria itu juga ikut hancur."Argh!" Pria itu langsung terjatuh ke tanah dan terus merintih, lalu berguling-guling dengan tangan yang sudah cacat total.Ekspresi keempat jenderal besar di sekeliling juga terlihat terkejut. Mereka segera mundur dan takut mendekat dengan Yoga."Hanya dengan satu pukulan? Bimo tadi hanya menggunakan satu pukulan saja?""Nggak mungkin, Bimo nggak sekuat ini.""Ada yang nggak beres, dia nggak mungkin punya kekuatan seperti ini."Dalam sekejap, semua orang yang berada di tempat itu terlihat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1214

    Yoga menyamar sebagai Bimo dan berusaha melepaskan aura yang sangat kuat. Saat ini, semua mata tertuju padanya. Mereka terkejut saat merasakan kekuatan dari Bimo, tetapi itu sebenarnya adalah Yoga."Semuanya cepat bersujud dan bersiap untuk mati," kata Yoga dengan nada yang dingin aura yang mengesankan.Setelah merasakan aura yang begitu kuat, orang-orang dari empat keluarga besar tidak bisa menahan diri mereka dan bersorak."Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!""Tuan Bimo sangat perkasa!"Suara-suara itu bergema di langit, menunjukkan betapa hormatnya orang-orang dari empat keluarga besar ini pada Bimo. Mereka sangat bersemangat dan ingin bertempur bersamanya. Yoga berhasil mengubah suasana di lokasi menjadi makin panas dengan kekuatannya sendiri sampai semangat bertempur mereka bangkit dan menatap musuh mereka dengan tajam.Ekspresi Yoga terlihat dingin dan menatap para Pelindung Kebenaran itu dengan tajam. Dia mengangkat tangannya perlahan-lahan dan menunjuk ke dep

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1213

    Yoga berkata, "Waktunya sudah hampir tiba, Pelindung Kebenaran itu akan datang."Prajna menjawab, "Jadi, apa yang harus kita lakukan?"Yoga menjelaskan, "Kalian hanya perlu menjaga di luar. Usahakan untuk mengepung para Pelindung Kebenaran itu, jangan biarkan mereka melarikan diri."Ekspresi Prajna terlihat terkejut dan menatap Yoga dengan bingung. Dia tersenyum pahit dan berkata dengan ragu, "Bos, kamu nggak sedang bercanda, 'kan? Apa kita sanggup bertahan?"Yoga membalas, "Aku akan berusaha sebisa mungkin agar para Pelindung Kebenaran yang ingin melarikan diri itu yang lemah atau yang sudah terluka parah."Prajna dan yang lainnya saling memandang dengan ekspresi bingung, lalu pada akhirnya menganggukkan kepala dan menyetujuinya. "Baiklah."Setelah mendapatkan jawaban, Yoga pun kembali ke puncak gunung. Dia melihat ke sekeliling dengan ekspresi yang makin serius. Aura dari Pelindung Kebenaran di sekitarnya mulai terasa sangat kuat dan formasi yang sangat berbahaya juga mulai terbentuk

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1212

    Pelindung Kebenaran mempersiapkan formasi ini khusus untuk menghadapi empat keluarga besar. Sejak meninggalkan Kota Pawana, empat keluarga besar itu sudah diawasi mereka.Sosok-sosok itu terus bergerak dengan cepat di kegelapan malam. Tujuan mereka adalah untuk membunuh seluruh empat keluarga besar itu.Seiring dengan pergerakan Pelindung Kebenaran ini, sebuah formasi pun perlahan-lahan muncul. Mereka bergerak menggunakan aura Bimo sebagai pusat dan terus memperkecil jaraknya, sehingga formasinya makin solid.Pada saat yang bersamaan, Yoga yang sedang berada di puncak gunung sengaja melepaskan semua aura BimoSaat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo. "Mereka sudah datang."Yoga membuka matanya dan melihat ke sekeliling sambil mengernyitkan alis. Dia bisa merasakan sesuatu yang aneh. Dia pun berkata, "Sepertinya jumlah mereka cukup banyak."Bimo berkata, "Selain itu, mereka juga sudah mempersiapkan semuanya. Sepertinya kali ini mereka bertekad untuk membunuhmu."Yoga menegaskan, "Bukan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1211

    Semua orang dari empat keluarga besar tidak memiliki pilihan lain dan hanya bisa menyetujuinya karena perintah sudah disampaikan dengan jelas."Kalau semuanya sudah berkumpul, bersiaplah untuk berangkat," kata Yoga dengan tenang dan ekspresi yang datar. Dia tidak yakin apakah orang-orang dari empat keluarga besar akan bekerja dengan sepenuh hati. Namun, para manusia hantu ini pasti akan patuh karena Prajna dan yang lainnya masih berada di bawah pengaruh racun.Oleh karena itu, semua orang berangkat bersama-sama di bawah komando Yoga."Tuan Bimo nggak ikut kita berangkat?" tanya Sutrisno dengan hati-hati setelah mendekat. Dia sudah melihat ke sekeliling, tetapi tidak menemukan keberadaan Bimo.Orang-orang lainnya juga menatap Yoga karena ingin tahu jawabannya. Bagaimanapun juga, hingga saat ini, belum ada seorang pun yang pernah bertemu dengan Bimo secara langsung."Tuan Bimo sudah berangkat, kita harus segera menyusulnya," teriak Yoga dengan lantang.Semua orang merasa kecewa saat mend

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1210

    Setelah masuk, Sutrisno menelepon Yoga. Tak lama kemudian, Yoga pun datang.Sutrisno berkata, "Barangnya sudah dipersiapkan semuanya, sekarang hanya tinggal menunggu perintah dari Tuan Bimo."Yoga membalas, "Tuan Bimo bilang tunggu sebentar lagi."Sutrisno bertanya, "Tunggu? Tunggu apa?"Dia berpikir sudah di saat seperti ini, mengapa harus menunggu lagi?Yoga menjawab, "Kamu tunggu saja. Kenapa begitu terburu-buru?"Sutrisno hanya bisa menggelengkan kepala dengan tak berdaya. Dia juga tidak tahu apa lagi yang ditunggu Bimo sekarang, bukankah lebih baik langsung bergerak saja? Dengan perasaan yang enggan, dia pun menyampaikan pesan itu pada yang lainnya.Ekspresi semua orang terlihat bingung dan merasa sangat curiga. Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang sebenarnya mereka tunggu.Satu jam kemudian, akhirnya ada beberapa orang lagi yang datang.Saat melihat orang yang datang, ekspresi semua orang dari empat keluarga besar terlihat kesal dan tatapan mereka menjadi makin serius.Yang d

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1209

    Tidak ada satu pun yang boleh bertindak sewenang-wenang. Jika tidak, orang itu akan menerima sanksi dan dibunuh yang lainnya. Inilah alasannya mengapa organisasi Pelindung Kebenaran bisa bertahan selama ribuan tahun."Tuan Jordi, kamu juga nggak tahan lagi dan ingin membunuh orang itu ya?""Jangan ragu lagi. Orang ini sudah bersekongkol dengan Farel untuk mendapatkan harta karun itu, dia sudah mengkhianati kepercayaan dan kita semua.""Segera lakukan perhitungannya sekarang, selidiki masalah ini. Kita pasti bisa segera menemukan kebenarannya."Semua orang mulai mendesak dengan cemas. Mereka tahu betul harta karun itu baru bisa ditemukan jika kebenarannya terungkap."Harta karun Pil Ketenangan Jiwa ini mungkin benar-benar bisa membuat kita jadi lebih kuat dan bisa membunuh Bimo. Tapi, nggak ada tahu harta yang bisa menyatukan dunia ini sebenarnya apa, semuanya hanya bisa terus membahasnya saja. Apa kalian pernah berpikir mungkin saja ini taktik dari empat keluarga besar untuk memecah be

DMCA.com Protection Status