Yoga segera mengakhiri panggilan telepon Gatot, lalu menjawab panggilan dari nomor asing itu, "Halo?"Orang asing itu menyahut, "Kamu Yoga, 'kan? Kalau kamu nggak mau Karina mati, cepat datang ke pabrik telantar di samping Jalan Yasa."Yoga bertanya, "Kamu siapa?"Orang itu langsung mengakhiri panggilan telepon. Sialan! Ternyata Karina diculik! Yoga langsung mengabari Gatot, lalu bergegas pergi ke pabrik telantar itu. Yoga, Ambar, dan Gatot sampai pada saat bersamaan.Begitu masuk ke pabrik telantar, mereka melihat Karina diikat di sebuah pohon. Di wajahnya ada bekas tamparan dan darah mengalir dari sudut bibirnya. Hendrik memegang belati dan mengarahkannya di leher Karina. Di samping Hendrik ada seorang ahli bela diri yang sedang bermeditasi.Melihat situasi ini, Ambar yang marah berseru, "Hendrik, ternyata kamu pelakunya! Karina itu kakak sepupumu. Kenapa kamu menculik Karina? Kamu ini memang nggak berperikemanusiaan! Cepat lepaskan Karina."Hendrik mendengus, lalu menimpali, "Aku ng
Selesai bicara, Indra langsung mengerahkan kekuatannya yang dahsyat. Kekuatan ini membuat Karina dan lainnya merasa sesak. Wajah mereka memucat, ternyata Indra begitu hebat! Apa Yoga bisa melawan Indra?Karina berteriak, "Yoga, cepat pergi dan bawa keluargaku juga. Kamu nggak usah mengurus masalahku."Yoga memandang Karina sembari menimpali, "Maaf, Karina. Ini memang salahku karena gagal melindungimu. Tenang saja, hari ini kita pasti akan baik-baik saja."Kemudian, Indra menginjak tanah dengan kuat sehingga muncul lubang besar. Dia berkelebat dan memelesat ke arah Yoga. Seiring dengan gerakannya, muncul angin kencang yang menerbangkan debu dan bebatuan, bahkan menghancurkan tembok. Indra berdiri di depan Yoga, debu dan bebatuan yang beterbangan mengelilingi mereka berdua sehingga orang lain tidak bisa melihat kondisi mereka.Indra meninju dada Yoga. Kekuatan dan kecepatan tinjuan Indra sangat mengerikan. Saat ini, Yoga baru membalas serangan Indra dengan tinjunya. Bam! Terdengar suara
Belati Hendrik jatuh dan dia juga terduduk lemas di tanah. Dia berusaha untuk berdiri, tetapi gagal.Yoga segera maju, lalu dia menendang Hendrik dan melepaskan tali yang mengikat tubuh Karina. Namun, Karina langsung tumbang. Untung saja, Yoga segera memeluk Karina. Yoga bertanya, "Karina, kamu nggak apa-apa, 'kan?"Tadi, Yoga menyebarkan racun di udara sehingga Karina dan Hendrik terkena racun. Itulah sebabnya mereka berdua menjadi lemas.Karina memberontak. Dia berucap sembari menangis, "Cepat lepaskan aku. Jangan sentuh aku ...."Yoga mengernyit. Mereka baru tidak bertemu beberapa hari, kenapa sikap Karina kepada Yoga langsung berubah drastis? Yoga bertanya, "Karina, kamu kenapa?"Karina menyahut, "Kamu nggak usah pedulikan aku. Cepat lepaskan aku ...."Gatot segera menghampiri Karina, lalu menggendongnya dan berkata, "Kak, sekarang aku bawa kamu ke rumah sakit."Gatot menggendong Karina ke mobil. Yoga berpesan, "Gatot, kakakmu terkena racun. Jangan lupa beri dia minum air lemon unt
Naga Hijau yang marah menampar Indra dengan kuat, lalu berujar, "Waktu itu, jelas-jelas kamu tahu aku difitnah. Tapi, kamu tetap mengusirku! Meskipun aku terus memohon kepadamu, kamu tetap nggak mau membantuku. Kalian yang mengusirku, bukan aku yang mengkhianati Sekte Sembilan Aliran! Kamu yang mempermalukan Sekte Sembilan Aliran."Indra menimpali dengan geram, "Sekalipun aku mati, aku juga nggak akan melepaskanmu begitu saja!"Yoga berucap, "Kalau kamu mau mati, kami akan mewujudkan keinginanmu. Pak Hagi, Naga Hijau, jangan tunda lagi kalau kalian mau balas dendam."Hagi menyahut, "Aku nggak akan membiarkan dia mati begitu mudah. Aku mau mempermainkannya dulu."Yoga bertanya, "Apa yang ingin kamu lakukan?"Hagi menjawab, "Sebarkan kabar bahwa Indra dari Sekte Sembilan Aliran sudah bertobat dan memutuskan untuk bergabung dengan Sekte Hagisana. Indra akan membantuku membangun Sekte Hagisana kembali untuk membalas dendam kepada Sekte Sembilan Aliran."Indra merasa frustrasi setelah mende
Penjaga pintu itu segera melaksanakan perintah Bahri. Kemudian, Bahri meminum air. Dia baru merasa lebih tenang. Bahri berkata, "Santi, sekarang nggak ada cara lain lagi. Kita hanya bisa meminta bantuan ayahmu. Ayahmu itu pemimpin Sekte Sembilan Aliran, dia pasti bisa mengalahkan Yoga dan menghukum Indra si pengkhianat itu."Santi yang bimbang menimpali, "Bahri, kamu sendiri tahu seperti apa watak ayahku. Sekarang, dia terobsesi untuk berlatih ilmu bela diri dan sedang mengasingkan diri. Baginya, ini hanya masalah sepele. Jadi, dia nggak mungkin mau keluar."Bahri merasa pusing. Dia mondar-mandir sambil memikirkan rencana. Setelah beberapa saat, Bahri memukul kepalanya dan berujar, "Santi, aku punya cara untuk meminta ayahmu keluar."Santi kebingungan. Bahri melanjutkan, "Santi, kalau ayahmu tahu kamu dibunuh oleh Yoga dan Indra, apa dia akan keluar?"Santi merasa gugup. Dia bertanya, "Bahri, apa maksudmu?"Bahri mendesah, lalu menyahut, "Santi, maaf. Kita harus berkorban untuk mencapa
Gatot yang kesal langsung melempar Yanti ke tanah dan berujar, "Dasar nggak tahu diri ...."Sebelum Gatot menyelesaikan perkataannya, sebuah mobil truk tiba-tiba melaju ke arah Yanti. Truk itu tidak sempat berhenti sehingga Yanti pun tertabrak dan terpental.Karina terpaku di tempat. Dia tidak menyangka Yanti akan mendapatkan ganjaran begitu cepat....."Raja Agoy yang Perkasa, kami sudah mendapatkan informasi tentang Bu Ayu," lapor Raja Kegelapan.Yoga yang antusias berucap, "Cepat beri tahu aku, apa ibuku masih hidup?"Raja Kegelapan menyahut, "Berdasarkan petunjuk yang kami dapatkan, kemungkinan besar Bu Ayu masih hidup."Yoga sangat gembira. Ini adalah kabar paling bagus yang didapatkan Yoga setelah mengobati ibu asuhnya. Yoga berkata, "Laporkan semua petunjuk yang kalian dapatkan."Raja Kegelapan menjelaskan, "Dari hasil penyelidikan kami, bawahan yang diutus Panglima Bahri untuk mengejar Bu Ayu waktu itu langsung membawa Bu Ayu kepada Panglima Bahri setelah menangkapnya. Sepertin
Di rumah Nadya. Jafar dan Yuli sudah mengabaikan Nadya beberapa hari karena masalah pernikahan terakhir kali. Jadi, sekarang Nadya merasa sangat tenang. Namun, hari ini Jafar mencari Nadya. Jafar berkata, "Nadya, kamu bereskan barangmu dan ikut kami ke kediaman Keluarga Wibowo."Nadya yang merasa gugup bertanya, "Untuk apa aku pergi ke kediaman Keluarga Wibowo? Sekarang aku sibuk sekali."Yuli menyahut, "Apa kamu lupa dengan hari peringatan kematian leluhur Keluarga Wibowo?"Nadya baru ingat sekarang. Itu adalah hari penghormatan leluhur Keluarga Wibowo. Jadi, semua anggota Keluarga Wibowo harus hadir. Nadya berucap, "Nggak masalah kalau aku pergi ke kediaman Keluarga Wibowo. Tapi, kalian harus janji untuk nggak mengungkit masalah pernikahanku dengan Andreas."Andreas memang sudah cacat dan tidak bisa hidup lama lagi, tetapi Jafar dan Yuli tetap bersikeras menikahkan putri mereka dengan Andreas. Bagi mereka, sekalipun Nadya harus menjanda seumur hidup, menjadi besan Bahri adalah transa
Nadya terdiam, dia berusaha menahan air matanya. Dia hanya bisa pasrah mempunyai keluarga yang kejam seperti ini.Melihat pasukan yang mendekat, semua anggota Keluarga Wibowo langsung heboh."Cepat lihat! Seragam yang dipakai pasukan ini mirip sekali dengan seragam khusus Pasukan Kirin!""Astaga! Benar, ternyata Pasukan Kirin datang!""Semua orang tahu bahwa Pasukan Kirin itu termasuk 3 pasukan terhebat di Perbatasan Selatan. Aku nggak menyangka ternyata Rudy memimpin Pasukan Kirin.""Ini berarti kedudukan Rudy di Perbatasan Selatan juga ada di posisi 3 besar.""Komandan Perbatasan Selatan itu Dewa Perang Rinadi. Rudy itu pasti orang kepercayaan Dewa Perang Rinadi.""Sebelumnya, kita terlalu meremehkan kemampuan Rudy. Dia itu kebanggaan Keluarga Wibowo!"Bahkan, ada anggota Keluarga Wibowo yang menangis. Rudy yang memakai seragam militer juga membawa pedang. Dia tampak bangga saat dikelilingi oleh Pasukan Kirin.Jimmy memimpin semua anggota Keluarga Wibowo untuk menyambut Rudy, "Rudy,
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D